Crumbley (1973) Mendesak akademisi pajak untuk terlibat dalam studi tentang implikasi perilaku hukum pajak dan kebijakan pajak.
Terlepas dari skeptisisme dari beberapa penelitian perilaku
akuntansi terhadap spesialis pajak terlibat dalam penelitian perilaku (Ashton, 1974), akademisi pajak mulai meneliti perilaku pajak.
ONeil (1982) menggunakan
analisis conjoint untuk menganalisis dampak dari target kredit pekerjaan pada proses keputusan pekerjaan Model statistik untuk mengukur sensitivitas pajak tunjangan tertentu (Putih, 1983) dan kerangka keadilan distributif untuk mengukur pembayar pajak persepsi keadilan hukum pajak (Porcano, 1984)
Shields, Solomon dan Jackson, 1995:
mempelajari pajak praktisi JDM adalah pengaruh yang kuat dari profesional yang juga memiliki posisi sebagai pelapor wajib pajak. Jika praktisi sangat pro tax payer atau propemerintah pada posisi pelaporan pajak, ada implikasi keuangan yang berpotensi penting bagi pembayar pajak dan pemerintah. Hal ini tidak mengherankan, karena merupakan isu yang populer.
Cuccia, Hackenbrack & Nelson 1995, Cloyd
1995, Schisler 1994 menemukan bahwa preferensi risiko klien (agresif atau concervative) mempengaruhi praktisi. Cloyd dan Spilker (1999) menemukan hasil yang sama dengan menetapkan posisinya keuntungan untuk klien, tanpa mengatasi sikap risiko
Carner, Harwood dan Sawyers (1996b)
dan Schisler (1994, 1995), menemukan bahwa sikap risiko praktisi (ukuran pada skala yang dilaporkan sendiri) yang sangat berpengaruh dalam keputusan untuk mengambil posisi pro-klien berisiko. Studi ini menekankan pentingnya perbedaan kepribadian individu dalam JDM.
Mengingat kompleksitas hukum pajak, peneliti JDM
dibatasi oleh waktu untuk membatasi jumlah informasi yang diberikan kepada subyek. Hal ini menciptakan kemungkinan bahwa respon subjek dipengaruhi oleh pengetahuan mereka sebelumnya. Para peneliti selanjutnya perlu untuk mengontrol untuk faktor ini, dan mengembangkan metrik lebih canggih daripada skala laporan diri untuk mengukur pengetahuan.
Roberts (1998) menyarankan penggunaan tes objektif singkat untuk mengukur pengetahuan yang relevan tugas.
Ada dua implikasi untuk penelitian masa depan, yang
pertama adalah bahwa para peneliti harus menggunakan beberapa kasus, untuk menghindari pelaporan hasil sebagai general, yang pada kenyataannya kasus-dependen. Kedua, studi harus dirancang untuk menjelaskan penyebab respon tergantung kasus. Apa faktor yang menyebabkan seorang praktisi untuk mengambil posisi yang lebih pro wajib pajak dalam satu situasi daripada yang lain
Kekurangan utama dalam penelitian-penelitian tersebut
adalah permasalahan validitas konstruk yang membentuk variabel dependen, yaitu sikap agresif (kecenderungan praktisi pajak untuk mengambil posisi pro-pembayar pajak). Kebanyakan penelitian tersebut tidak mendefinisikan konstuk tersebut, namun secara implisit mengukur sikap agresif berdasarkan skala tertentu dan menggunakan ukuran tertentu.