Anda di halaman 1dari 19

KARYA ILMIAH

BUDAYA MEROKOK DI KALANGAN ANAK


REMAJA

Oleh :
1.
2.
3.
4.
5.
6.

Abram Karisma N.
Galang Ihsan H.P
Rykky Wijayanto
Vito Pamungkas
Wendi Agung
Winnedy Arief

(01)
(08)
(21)
(24)
(25)
(27)

SMA NEGERI 2 MALANG


2012

LEMBAR PENGESAHAN
Karya Tulis Ilmiah ini yang berjudul Budaya Merokok di Kalangan Anak
Remaja telah disetujui dan disahkan pada hari Rabu, 16 Mei 2012

Pembimbing

Kepala SMAN 2 Malang

Drs. Sugianto

H.Mussodaqul Umam, S.Pd

KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah swt. atas segala kekuasaanNya matahari diterbitkan di timur dan terbenam di barat, dengan rahmat, taufik serta
hidayah-Nya penulis dapat manyelesaikan karya tulis ini dengan baik.
Karya Tulis yang berjudul Budaya merokok di kalangan anak Remaja dapat
penulis selesaikan atas motivasi, dukungan, bantuan dan kesempatan yang diberikan
kepada penulis. Untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Orang Tua yang telah bersedia memberikan kritik dan saran untuk kami guna
perbaikan dan kesempurnaan Karya Ilmiah yang kami buat.

2. Guru yang telah memotifasi kami untuk bisa belajar lebih banyak tentang Karya
Ilmiah.
3. Teman teman yang telah berpatisipasi membantu kami dalam menyelesaikan
tugas ini.
Harapan kami agar Karya ilmiah yang dibuat dapat bermanfaat bagi pembaca .
Semoga Karya tulis ini dapat memberikan motifasi dan manfaat bagi siapa saja.

Malang, 16 Mei 2012

Penulis

DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...

DAFTAR ISI..

BAB I

BAB II

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang....

1.2 Tujuan.....

1.3 Rumusan Masalah

1.4 Ruang Lingkup

1.5 Manfaat Penelitian...

1.6 Anggapan Dasar (Hipotesis)

KAJIAN PUSTAKA
2.1 Kebiasaan merokok menimbulkan berbagai Penyakit... 6
2.1.1 Dampak terhadap jantung........................................... 6
2.1.2 Dampak terhadap paru paru..................................... 7

BAB III

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


3.1 Penyebab kalangan Remja merokok............................. 9
3.2 Bahaya akibat merokok di kalangan remaja................. 10
3.3 Cara mengatasi merokok.............................................. 12

BAB IV

PENUTUP
4.1 Kesimpulan................................................................... 13
4.2 Saran............................................................................. 14
Lampiran.............................................................................
Daftar Pustaka.....................................................................

BUDAYA MEROKOK DI KALANGAN ANAK


REMAJA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1

Latar Belakang

Penulis mengharapkan anak-anak remaja masa kini menerapkan budaya hidup


sehat tanpa merokok, karena tanpa merokok lingkungan di sekeliling kita menjadi
nyaman, sejuk, segar dan yang terpenting tubuh kita bisa terhindar dari penyakit yang
berbahaya. Oleh karena itu kita sebagai anak-anak remaja harus bisa berusaha untuk
menghindari budaya merokok, karena kita masih mempunyai masa depan yang cerah
dan dapat mengejar cita-cita kita setinggi langit.
Namun kenyataannya budaya merokok dikalangan anak remaja semakin
meluas. Kemudian masih rendah tingkat kesadaran dikalangan remaja untuk
menghindari rokok. Kejadian tersebut dapat dilihat dari banyaknya anak remaja yang
sering terlihat merokok di tempat umum, dan seringkali anak-anak remaja tersebut
mengabaikan tentang bahaya-bahaya yang ditimbulkan akibat merokok. Hal-hal
tersebut terjadi karena sebab-sebab tertentu yaitu pergaulan bebas dan kurangnya
perhatian atau pengawasan dari orang tua. Sehingga timbul dampak dari merokok, salah
satunya adalah tumbuh bibit-bibit penyakit dalam tubuh kita.
Berdasarkan uraian diatas penulis memilih judul tersebut agar kalangan anakanak remaja bisa berpikir positif dengan menerapkan budaya sehat tanpa merokok.

1.2

Tujuan
Tujuan pembahasan karya ilmiah yang berjudul Budaya merokok di kalangan

anak Remaja adalah sebagai berikut :


a. Umum
Untuk memberikan informasi tentang menjamurnya budaya
merokok di kalangan anak Remaja masa kini.
b. Khusus

1.3

Untuk mengetahui penyebab kalangan Remaja mencoba merokok.

Untuk mengetahui bahaya bahaya yang di timbulkan akibat merokok.

Dan juga untuk mengetahui cara mengatasi kebiasaan merokok.

Rumusan Masalah
Karya ilmiah yang berjudul Budaya merokok di kalangan anak Remaja

menjabarkan permasalahan sebagai berikut :


1) Apa yang menyebabkan kalangan Remaja merokok ?
2) Apa saja bahaya merokok bagi kalangan anak Remaja ?
3) Bagaimana cara mengatasi kebiasaan merokok di kalangan Remaja ?

1.4 Ruang Lingkup


1) Penyebab kalangan Remaja mencoba merokok.
2) Bahaya bahaya yang di timbulkan akibat merokok.
3) Cara mengatasi kebiasaan merokok.

1.5 Manfaat Penelitian


Penulis menyimpulkan bahwa hasil penelitian ini dapat bermanfaat untuk :
1) Menerapkan budaya sehat tanpa merokok di kalangan anak Remaja.
2) Menyadarkan kalangan anak Remaja tentang bahaya merokok.
3) Mengajak kalangan Remaja untuk menghindari rokok.

1.6

Anggapan Dasar ( Hipotesis )


Berdasarkan judul Budaya merokok di kalangan anak Remaja penulis dapat

merumuskan anggapan dasar sebagai berikut :


1) Kurang pedulinya anak-anak remaja terhadap bahaya-bahaya yang ditimbulkan
akibat merokok.
2) Semakin meluasnya budaya merokok dikalangan anak remaja

BAB II
KAJIAN PUSTAKA
2.1

Kebiasaan merokok menimbulkan berbagai penyakit


Akibat buruk dari kebiasaan merokok bagi kesehatan menurut salah satu

penelitian kohort prospektif oleh Doll & Hill di Inggris tahun 1951, yang berlangsung
hingga tahun 1990-an. Penelitian melibatkan 34.439 dokter sebagai responden, sepuluh
ribu responden tersebut telah meninggal dunia dalam periode 20 tahun pertama
penelitian (1951-1971).

Sementara 10.000 orang lainnya meninggal dalam 20 tahun kedua (1971-1991)


sejak penelitian itu sampai tahun 1990 ada sekitar 50 juta orang yang meninggal akibat
kebiasaan merokok. Sedangkan dari tahun 1995 sampai tahun 2000 diperkirakan ada
setidaknya 15 juta orang yang meninggal akibat kebiasaan merokok. Doll dan Hill
melaporkan penyakit yang disebabkan oleh merokok: kanker paru, kanker esofagus,
kanker saluran napas lainnya, bronchitis kronik dan emfisema, penyakit jantung paru.

2.1.1 Dampak terhadap jantung


Banyak penelitian telah membuktikan adanya hubungan merokok dengan
penyakit jantung koroner (PJK). Dari 11 juta kematian per tahun di negara industri
maju, WHO melaporkan lebih dari setengah (6 juta) disebabkan gangguan sirkulasi
darah, di mana 2,5 juta adalah penyakit jantung koroner dan 1,5 juta adalah stroke.
Survei Depkes RI tahun 1986
dan 1992, mendapatkan peningkatan kematian akibat penyakit jantung dari 9,7 persen
(peringkat ketiga) menjadi 16 persen (peringkat pertama).
Merokok menjadi faktor utama penyebab penyakit pembuluh darah jantung
tersebut. Bukan hanya menyebabkan penyakit jantung koroner, merokok juga berakibat
buruk bagi pembuluh darah otak dan perifer.
Asap yang diembuskan para perokok dapat dibagi atas asap utama (main stream
smoke) dan asap samping (side stream smoke). Asap utama merupakan asap tembakau

yang dihirup langsung oleh perokok, sedangkan asap samping merupakan asap
tembakau yang disebarkan ke udara bebas, yang akan dihirup oleh orang lain atau
perokok pasif.
Telah ditemukan 4.000 jenis bahan kimia dalam rokok, dengan 40 jenis di
antaranya bersifat karsinogenik (dapat menyebabkan kanker), di mana bahan racun ini
lebih banyak didapatkan pada asap samping, misalnya karbon monoksida (CO) 5 kali
lipat lebih banyak ditemukan pada asap samping daripada asap utama, benzopiren 3
kali, dan amoniak 50 kali. Bahan-bahan ini dapat bertahan sampai beberapa jam
lamanya dalam ruang setelah rokok berhenti.
Umumnya fokus penelitian ditujukan pada peranan nikotin dan CO. Kedua
bahan ini, selain meningkatkan kebutuhan oksigen, juga mengganggu suplai oksigen ke
otot jantung (miokard) sehingga merugikan kerja miokard.
Nikotin mengganggu sistem saraf simpatis dengan akibat meningkatnya
kebutuhan oksigen miokard. Selain menyebabkan ketagihan merokok, nikotin juga
merangsang pelepasan adrenalin, meningkatkan frekuensi denyut jantung, tekanan
darah, kebutuhan oksigen jantung, serta menyebabkan gangguan irama jantung. Nikotin
juga mengganggu kerja saraf, otak, dan banyak bagian tubuh lainnya.

2.1.2 Dampak terhadap Paru paru


Merokok dapat menyebabkan perubahan struktur dan fungsi saluran napas dan
jaringan paru-paru. Pada saluran napas besar, sel mukosa membesar (hipertrofi) dan
kelenjar mucus bertambah banyak (hiperplasia). Pada saluran napas kecil, terjadi radang
ringan hingga penyempitan akibat bertambahnya sel dan penumpukan lendir. Pada
jaringan paru-paru, terjadi peningkatan jumlah sel radang dan kerusakan alveoli.
Akibat perubahan anatomi saluran napas, pada perokok akan timbul perubahan
pada fungsi paru-paru dengan segala macam gejala klinisnya. Hal ini menjadi dasar
utama terjadinya penyakit obstruksi paru menahun (PPOM). Dikatakan merokok
merupakan penyebab utama timbulnya PPOM, termasuk emfisema paru-paru, bronkitis
kronis, dan asma.
Hubungan antara merokok dan kanker paru-paru telah diteliti dalam 4-5 dekade
terakhir ini. Didapatkan hubungan erat antara kebiasaan merokok, terutama sigaret,
dengan timbulnya kanker paru-paru. Bahkan ada yang secara tegas menyatakan bahwa
rokok sebagai penyebab utama terjadinya kanker paru-paru.

Partikel asap rokok, seperti benzopiren, dibenzopiren, dan uretan, dikenal


sebagai bahan karsinogen. Juga tar berhubungan dengan risiko terjadinya kanker.
Dibandingkan dengan bukan perokok, kemungkinan timbul kanker paru-paru pada
perokok mencapai 10-30 kali lebih sering.

BAB III
ANALISIS DAN PEMBAHASAN
3. 1

Penyebab kalangan Remaja merokok.


Merokok mengganggu kesehatan, kenyataan ini tidak dapat kita mungkiri.

Banyak penyakit telah terbukti menjadi akibat buruk merokok, baik secara langsung
maupun tidak langsung.
Kebiasaan merokok bukan saja merugikan si perokok, tetapi juga bagi orang di
sekitarnya.
Asap rokok merupakan polutan bagi manusia dan lingkungan sekitarnya. Bukan
hanya bagi kesehatan, merokok menimbulkan pula problem di bidang ekonomi. Di
negara industri maju, kini terdapat kecenderungan berhenti merokok, sedangkan di
negara berkembang, khususnya Indonesia, malah cenderung timbul peningkatan
kebiasaan merokok.
Melalui resolusi tahun 1983, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah
menetapkan tanggal 31 Mei sebagai Hari Bebas Tembakau Sedunia setiap tahun.
Laporan WHO tahun 1983 menyebutkan, jumlah perokok meningkat 2,1 persen
per tahun di negara berkembang, sedangkan di negara maju angka ini menurun sekitar
1,1 persen per tahun.
Penelitian di Jakarta menunjukkan bahwa 64,8 persen pria dan 9,8 persen
wanita dengan usia di atas 13 tahun adalah perokok. Bahkan, pada kelompok remaja, 49
persen pelajar pria dan 8,8 persen pelajar wanita di Jakarta sudah merokok.
Dalam penelitian yang dilakukan Prof Soesmalijah Soewondo dari Fakultas
Psikologi UI-yang bertanya kepada sejumlah orang yang tidak berhenti merokokdiperoleh jawaban bahwa bila tidak merokok, akan susah berkonsentrasi, gelisah,
bahkan bisa jadi gemuk; sedangkan bila merokok, akan merasa lebih dewasa dan bisa
timbul ide-ide atau inspirasi. Faktor-faktor psikologis dan fisiologis inilah yang banyak
mempengaruhi kebiasaan merokok di masyarakat.
Asap rokok yang dihirup seorang perokok mengandung komponen gas dan
partikel. Partikel yang dibebaskan selama merokok sebanyak 5 x 109 pp. Komponen
gas terdiri dari karbon monoksida, karbon dioksida, hidrogen sianida, amoniak, oksida

dari nitrogen dan senyawa hidrokarbon. Adapun komponen partikel terdiri dari tar,
nikotin, benzopiren, fenol, dan kadmium.

3.2

Bahaya akibat merokok di kalangan Remaja.


Penyebab penyakit paru bisa berasal dari banyak faktor yaitu internal dan

eksternal (lingkungan). Faktor internal banyak dipengaruhi oleh diri sendiri baik itu
genetik maupun dalam tubuh sendiri. Sementara penyebab eksternal banyak berasal dari
polusi udara serta zat-zat kimia yang terhirup terutama dari asap rokok.

Salah satu penyakit yang diakibatkan dari asap rokok dan sering diidap oleh
pasien paru ialah bronkitis. Penyakit ini disebut radang saluran napas dan dikenal dua
jenis, yaitu akut dan kronik.

Menurut dr Ahmad Hudoyo, Sp. P, spesialis paru yang aktif sebagai pengajar di
Departemen Pulmonologi FKUI, bronkitis akut dapat disebabkan oleh infeksi maupun
bahan-bahan yang merangsang, termasuk bahan kimia. Bronkitis kronik sifatnya
ireversibel (menetap atau tidak bisa sembuh) dan progresif, artinya penyakit makin
lama makin berat.

"Penyebab bronkitis kronik adalah bahan iritan, radikal bebas serta gas-gas
yang beracun yang mengiritasi selama beberapa puluh tahun secara terus-menerus. Gasgas berbahaya tersebut terdapat didalam asap rokok," beber dokter yang menyelesaikan
spesialis bidang pulmonologi di FKUI serta training onkologi paru di Toranomon
Tokyo ini.

Menurutnya, mereka yang mengalami penyakit ini dapat dilihat dari gejala
utama alami batuk-batuk. Bila penyebabnya infeksi, batuk akan disertai demam dan
dahak berwarna kuning.

"Batuk berdahak disertai sesak napas adalah gejala yang khas pada bronkitis
kronik. Disebut kronik karena terjadi terus menerus, setiap hari selalu batuk. Bermacam
obat dan dokter yang sudah beranti ganti tetap batuk. Tidak menjadi sembuh tetapi

malah bertambah berat. Bila ditumpangi infeksi, gejala bertambah berat, disertai
demam, dahak yang tadinya putih berubah menjadi kuning," tuturnya panjang lebar.

Diagnosis bronkitis kronik sebenarnya cukup dengan melihat gejala-gajala tadi.


Foto roentgen diperlukan untuk menyingkirkan kemungkinan penyakit lainnya.
Pemeriksaan laboratorium yang perlu adalah pemeriksaan faal paru untuk menilai berat
ringannya derajat sesak napas (obstruksi) nya.

Sebenarnya tidak ada obat yang manjur untuk menyembuhkan penyakit ini.
Tetapi obat-obatan dan oksigen diperlukan untuk meringankan gejalanya saja. Bila ada
tanda-tanda infeksi maka dibutuhkan antibiotika. "Karena penyebab utama penyakit ini
dari rokok, maka kebiasaan merokok harus dihentikan. Pengobatan jangka panjang
adalah pemakaian oksigen dirumah. Bila penyakit bertambah parah dengan sesak napas
yang meninjol, artinya pasien sudah tergantung dengan O2, maka oksigen harus dipakai
terus menerus," saran dokter spesialis paru RS Persahabatan Jakarta ini.
Sama halnya dengan bronkitis, penyebab kanker paru juga diakibatkan oleh
kebiasaan merokok. Penyebaran sering terjadi yaitu ke tukang, hati, otak dan kelenjar
ginjal. Dari 100 orang yang menderita kanker paru, 90 orang di antaranya ternyata
mempunyai riwayat kebiasaan merokok sebelumnya.

"Hubungan yang erat ini juga terbukti dengan dosis-akibat. Bila seseorang
merokok lebih lama, lebih banyak jumlah batang, lebih dalam cara menghisapnya maka
kemungkinan terkena kanker paru lebih tinggi," paparnya.

Ditambahkan olehnya, gejala yang sering dijumpai yaitu batuk-batuk (kering


atau berdahak), sakit dada, sesak napas, batuk darah, nafsu makan berkurang dan berat
badan turun drastis. Pilihan pengobatan tergantung jenis kanker dan stage atau stadium
(derajat).

"Untuk mengetahui jenis biasanya dilakukan biopsi agar dapat membedakan


tumor itu jinak (tumor) atau ganas (kanker). Dengan biopsi,

kita bisa membedakan apakah suatu tumor itu jinak (tumor) atau ganas (kanker),"
terangnya.

3.3

Cara mengatasi merokok.


Merasa sulit berhenti merokok, banyak perokok yang berusaha mengurangi

bahaya rokok dengan beralih ke rokok rendah tar. Mereka menganggap, rokok jenis ini
memiliki risiko yang lebih ringan terhadap kesehatan, atau dengan kata lain, rokok
rendah tar merupakan rokok yang ramah terhadap kesehatan. Tapi benarkah rokok
rendah tar lebih aman? Sejauh ini, belum ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa
rokok rendah tar menurunkan risiko gangguan terhadap kesehatan.
Jadi, apa yang sebaiknya dilakukan? Rasanya, tak ada pilihan yang lebih baik
kecuali berhenti merokok. Karena, banyak manfaat yang akan Anda peroleh jika
berhenti merokok. Salah satunya, kualitas dan kuantitas hidup Anda akan meningkat.
Begitu pun kualitas dan kuantitas hidup orang-orang yang tinggal bersama Anda, akan
meningkat pula.
Ini bisa dipahami karena mereka yang selama ini terpaksa ikut mengisap asap
rokok dari Anda, kini terbebas dari asap berbahaya itu.
Bagi masyarakat, hal itu akan mengurangi pengeluaran biaya pengobatan
penyakit akibat rokok, serta mengurangi mangkir karena sakit akibat rokok.

BAB IV
PENUTUP
4.1

Kesimpulan
Dampak positif dari merokok belum ada ditemukan di dalam sebuah artikel

atau opini publik kecuali keuntungan bagi produsen dan pedagangnya.


Yang ada adalah himbauan dan seruan dari berbagai pihak untuk menghindari
yang namanya rokok. Namun demikian, sampai hari ini, meskipun sudah banyak
himbauan dan peringatan akan bahaya merokok, tetapi tetap saja banyak orang di muka
bumi ini yang merokok.
Padahal, semua orang tahu bahwa dampak negatif dari merokok sangat banyak
dan beragam bagi kesehatan tubuh manusia. Seperti kandungan tar, nikotin, zat dan gas
kimia dalam rokok sudah menjadi rahasia umum berpotensi membenihkan sekian
penyakit. Di bungkusnya saja sudah ada peringatan.
Di pasaran saat ini banyak juga ditemui rokok yang mengklaim produknya
memiliki kandungan tar dan nikotin lebih rendah. Tetapi tetap saja gas yang
ditimbulkan sebagai efek samping merokok berpotensi membahayakan bagi si perokok
(aktif) dan bagi orang disekitamya (pasif).
Menurut penelitian ada 10 tipe kanker yang disebabkan oleh rokok. Selain itu
disebutkan juga bahwa pria perokok akan meninggal 13,2 tahun lebih muda
dibandingkan yang bukan perokok sedangkan wanita perokok meninggal 14,5 tahun
lebih muda.
Merokok dapat menyebabkan kanker mulut, pita suara dan esofagus. Wanita
perokok memiliki kemungkinan 13 kali lebih tinggi kena kanker paru

paru dibanding yang tidak merokok. Sedangkan pria perokok 23 kali lebih tinggi
terkena kanker paru paru dibanding yang tidak merokok.

4.2

Saran
Sudah seharusnya upaya menghentikan kebiasaan merokok menjadi tugas dan

tanggung jawab dari segenap lapisan masyarakat. Usaha penerangan dan penyuluhan,
khususnya di kalangan generasi muda, dapat pula dikaitkan dengan usaha
penanggulangan bahaya narkotika, usaha kesehatan sekolah, dan penyuluhan kesehatan
masyarakat pada umumnya.
Tokoh-tokoh panutan masyarakat, termasuk para pejabat, pemimpin agama,
guru, petugas kesehatan, artis, dan olahragawan, sudah sepatutnya menjadi teladan
dengan tidak merokok.
Profesi kesehatan, terutama para dokter, berperan sangat penting dalam
penyuluhan dan menjadi contoh bagi masyarakat. Kebiasaan merokok pada dokter
harus segera dihentikan. They are important exemplars: they do practise what they
preach.
Perlu pula pembatasan kesempatan merokok di tempat-tempat umum, sekolah,
kendaraan umum, dan tempat kerja; pengaturan dan penertiban iklan promosi rokok;
memasang peringatan kesehatan pada bungkus rokok dan iklan rokok.
Iklim tidak merokok harus diciptakan. Ini harus dilaksanakan serempak oleh
kita semua, yang menginginkan tercapainya negara dan bangsa Indonesia yang sehat
dan makmur.

DAFTAR PUSTAKA

www.google.co.id

http://www.kompas.co.id/kesehatan/news/0306/30/105012.

http://lifestyle.okezone.com/index.php/ReadStory/2008/05/27/27/112900/bahay
a-rokok-bagi-kesehatan-paru

Angket Karya Ilmiah


BAHAYA BUDAYA MEROKOK

1) Apakah anda pernah merokok?


a. Ya
b. Tidak
c. Sering
2) Tahukah anda tentang bahaya merokok?
a. Tahu
b. Sedikit-sedikit
c. Tidak sama sekali
Penjelasan : ___________________________________________________________
___________________________________________________________
3) Menurut anda apakah rokok itu membahayakan bagi kita ?
a. Tidak
b. Iya
c. Menyenangkan
Penjelasan : ___________________________________________________________
___________________________________________________________
4) Menurut anda apakah rokok pantas di konsumsi bagi kalangan remaja ?
a. Pantas
b. Tidak pantas
c. Lain-lain ...
Penjelasan : ___________________________________________________________
___________________________________________________________
5) Bahaya apakah yang dapat ditimbulkan jika mengkonsumsi rokok ?
Jawab :......................................................................................................................................
....................................................................................................................................................
6) Menurut anda bagaimana cara mencegah kecanduan terhadap rokok?
Jawab :........................................................................................................................................
......................................................................................................................................................

Terima kasih atas jawaban anda

Lampiran :

Anda mungkin juga menyukai