Anda di halaman 1dari 4

C.

Kandungan dalam Aspartame


Aspartam merupakan pemanis sintetis (buatan), tanpa karbohidrat, yang terbuat dari dua
asam amino, yakni aspartat dan fenilalanin. Aspartam terbuat dari 40 persen asam
aspartat, 50 persen fenilalanin dan 10 persen metanol.
1. Aspartat
Aspartat adalah merupakan satu dari 20 asam amino penyusun protein. Asam aspartat
bersifat asam, dan dapat digolongkan sebagan asam karboksilat. Diduga, aspartat berperan
dalam daya tahan terhadap kepenatan.
2. Fenilanin
Fenilalanina merupakan senyawa yang berfungsi sebagai pengantar atau penyimpan pesan pada
sistem syaraf otak.
Dalam keadaan normal, fenilalania diubah menjadi tirosina dan dibuang dari tubuh. Gangguan
dalam proses ini (penyakitnya disebut fenilketonuria atau fenilalanimia atau fenilpiruvat
oligofrenia, disingkat PKU) menyebabkan fenilalanina tertimbun dalam darah dan dapat
meracuni otak serta menyebabkan keterbelakangan mental. Penyakit ini diwariskan secara
genetik, tubuh tidak mampu menghasilkan enzim pengolah asam amino fenilalanina, sehingga
menyebabkan kadar finilalanina yang tinggi di dalam darah yang berbahaya bagi tubuh.
D. Manfaat Aspartame
1. Untuk Produsen
a. Menghemat Biaya Produksi
Aspartame dapat mengganti biaya produksi untuk pembelian pemanis alami yang presentasenya
besar. Karena dengan 1 gram pemakaian aspartame, setara dengan 200 gram Pemanis alami.
b. Menambah Keuntungan Penjualan
Aspartame mempunyai cita rasa manis mirip gula, tanpa rasa pahit, menguatkan cita rasa buahbuahan pada makanan dan minuman. Aspartame akan membuat produk menjadi lebih enak di
lidah dan cita rasa yang berbeda dari pemanis alami. Hal ini bisa membuat konsumen menjadi
betah dengan produk yang mengandung Aspartame itu sehingga akan menaikkan penjualan
produsen.
2. Untuk Konsumen
a. Bagi penderita Obesitas dan Diabetes dapat digunakan sebagai pemanis pada makanan atau
minuman pada penderita diabetes.
Seperti banyak peptida lainnya, kandungan energi aspartam sangat rendah yaitu sekitar 4 kCal
(17 kJ) per gram untuk menghasilkan rasa manis sehingga kontribusi kalorinya bisa diabaikan
sehingga menyebabkan aspartam sangat populer untuk menghindari kalori dari gula.
b. Tidak merusak gigi.
Asupan gula (sukrosa) berlebih yang bisa mengakibatkan kerusakan gigi. Aspartame dapat
menjadi pengganti gula untuk mendapatkan rasa manis. Namun karena zat zat yang ada di gula
tidak terkandung dalam Aspartame, maka tidak akan merusak gigi.
E. Bahaya Aspartame bagi Konsumen dalam Jangka Waktu Panjang
1. Pengerasan Otak.

Karena Bahan-bahan kimia penyusun Aspartam, fenilalanin bisa merusak sel-sel otak. Zat ini
mempunyai peranan sebagai pengantar atau penyampai pesan pada sistem syaraf otak. Bila tidak
disaring melalui ginjal, fenilalanin pada aspartam bisa berubah menjadi racun yang merusak
sistem saraf otak. serta menyebabkan keterbelakangan mental karena terjadinya Gangguan
dalam proses fenilalanina yangdiubah menjadi tirosina, sehingga fenilalanina terlalu mengendap
banyak tubuh.
2. Berbahaya Untuk Ginjal
Mengapa Aspartam bahaya untuk ginjal ? Karena, bahan penyusun aspartam yaitu asam
aspartat danfenilalanin, harus diurai dan disaring oleh ginjal. Jika terlalu banyak mengkonsumsi
aspartam, ginjal akan kecapaian sehingga mengalami kerusakan. Jika ginjal rusak, kinerja tubuh
akan berkurang, sehingga tubuh akan semakin mudah terserang penyakit,
3. Bahan Pencetus Kanker
Efek samping Aspartame lainnya bila dikonsumsi berlebih dalam jangka panjang bisa
merupakan bahan pencetus kanker. Gejala lain adalah : sakit kepala berkepanjangan, kejangkejang, mati persendian, mual-mual, kejang otot, dll.
4. Adanya masalah kerusakan intelektual yang berat sehubungan dengan penggunaan produk-produk
aspartame.
Biasanya bermanifestasi dalam susah membaca dan menulis, susah mengingat, sering lupa
waktu, tempat bahkan orang lain yang pernah dia kenal. Banyak efek dari aspartame begitu
serius termasuk kejang-kejang dan kematian. Efek lainnya yaitu: sakit kepala/migraine, pusing,
sakit persendian, mual, mati rasa, kejang otot, kegemukan, gatal-gatal, depresi, kelelahan, lekas
marah, tachycardia, insomnia, kebutaan, ketulian, jantung berdebar, sesak nafas, kecemasan,
gangguan berbicara, kehilangan indra pengecap, telinga berdengung, vertigo, dan lupa ingatan.
F. Dosis yang di anjurkan
Nilai ADI (Acceptable Daily Intake) yang berarti asupan harian yang
diperbolehkan, dari aspartame adalah sebesar 40 mg/kg berat badan manusia. Angka ini setara
dengan 2000 mg per hari untuk manusia yang berat badannya 50 kg. Aspartame umumnya
beredar di pasaran dalam dosis 37 mg per sachet yang manisnya setara dengan 2 sendok teh gula
pasir. Maka, untuk mencapai nilai ADI bagi seseorang dengan berat badan 50 kg, jumlah sachet
yang dikonsumsi adalah 54 sachet dalam 1 hari. Angka ini terlalu tinggi dan tidak mungkin
dilakukan karena umumnya orang minum teh atau kopi maksimal 3 5 x per hari.
Gula sebenarnya tidak berbahaya bagi tubuh jika dikonsumsi dalam batas wajar. Satu
sendok teh gula hanya menyumbang 16 kalori atau sekitar 67 kilojoule pada energi. Yang
menjadi bahaya adalah jika seseorang mengonsumsinya dalam dosis berlebihan. Begitu juga
dengan Aspartame, bila berada di batas kewajaran menggkonsumsi Aspartame tidak terlalu
merisaukan.
G. Faktor-Faktor Yang Mendorong Produsen Memakai Aspartame
Gula merupakan salah satu bahan pemanis yang sering digunakan dalam pembuatan
makanan dan minuman, akan tetapi mengapa industri minuman ataupun makanana lebih memilih
Aspartame di bandingkan dengan gula (Sukrosa), berikut perhitungan ekonomis tentang

perbandingan penggunaan Aspartame dan Pemanis Alami / Gula / Sarkosa:


Perbandingan Ekonomis antara pemakaian Aspartame dan Surkosa :
Harga gula
: Rp 5500 per Kg,
1gram
: Rp5,5 per gram
Harga Aspartam
: Rp 220.000 per kg,
1 gram : Rp 220 per gram
1 gram Aspartame = 200 gram gula
Aspartame
: 1gram x Rp220 = Rp220
Gula
: 200gram x Rp5,5 = Rp1100
Jadi dengan memakai 1 gram Aspartame, produsen dapat menghemat Rp880. Bisa
dibayangkan jika dikalikan dengan Quantitas barang yang di produksi. Keuntungan produsen
dapat berlipat ganda.
Melihat perhitungan diatas, dan dengan alasan ekonomis tidak mengherankan bahwa kebanyakan
industri makanan ataupun minuman lebih memilih menggunakan Aspartam dibandingkan
dengan
gula.
H. Contoh Produk Memakai Aspartame

1.
2.
3.
4.

Extra Joss
M-150
Kratingdaeng
Hemaviton

5. Neo Hormoviton
6. Marimas
7. Hore
8. Frutillo
9. Segar Sari
10. POP ICE
11. Segar Dingin Vit. C
12. Okky Jelly Drink
13. Inaco
14. Adem Sari
15. Nature Gold
16. Aqua Splash Fruit
17. Kopi Susu Gelas
18. Gatorade
Keputusan Kepala Badan POM No. H.K.00.05.5.1.4547 tentang Persyaratan Penggunaan Bahan
Tambahan Pangan Pemanis Buatan dalam Produk Pangan, maka aspartam dapat digunakan secara

aman dan tidak bermasalah bila sesuai takaran yang diperbolehkan. Untuk kategori pangan minuman
berkarbonasi dan non karbonasi, batas maksimum penggunaan Aspartam adalah 600 mg/kg.
Kandungan aspartam pada produk minuman berenergi yang disebutkan pada pesan singkat/SMS
tersebut, jika produk tersebut sudah terdaftar di Badan POM (cek nomor registrasi pada kemasannya),
berarti sudah melalui proses evaluasi terhadap aspek keamanan, manfaat, dan mutunya, berarti
kandungan aspartamnya sesuai dengan kadar yang diizinkan. Yang kemudian akan menjadi masalah
adalah bila seseorang mengkonsumsi produk yang mengandung aspartam secara berlebihan sehingga
jika diakumulasi dapat melebihi kadar asupan harian yang dapat diterima tubuh (acceptable daily
intake/ADI). Nilai ADI Aspartam adalah 50 mg/kg berat badan. Jadi sebaiknya kita tidak mengkonsumsi
produk secara berlebihan.
Di dalam tubuh, Aspartam dipecah menjadi tiga macam senyawa, yaitu metanol, asam aspartat, dan
fenilalanin. Meskipun metanol bersifat toksik bagi tubuh, berdasarkan penelitian diketahui bahwa
konsumsi produk yang mengandung Aspartam tidak mencapai tingkat toksik metanol. Kesimpulan yang
sama juga berlaku bagi asam aspartat. Namun demikian, sejumlah kecil fenilalanin dapat menyebabkan
kerusakan otak berat pada individu yang menderita kelainan genetik fenilketonuria (Phenylketouria/PKU).
Jadi sebaiknya produk yang mengandung Aspartam dihindarkan bagi penderita kelainan tersebut.
Neurotoksisitas aspartam bergantung pada peningkatan kadar aspartam di dalam darah, dan
peningkatan kadar tersebut bergantung pada usia dan individu yang mengalami dan beresiko PKU
(Stegink, 1979). Stegink (1979) menunjukkan bahwa menelan 100-200 mg/kg aspartam oleh orang
dewasa maupun bayi, menghasilkan rata-rata konsentrasi plasma puncak sebesar 49 mol
fenilalanin/100 mL darah pada menit ke 45-90 setelah dicerna. Kadar ini masih di bawah dosis toksik.
Baik AMA (American Medical Association, 1986) dan AAP (American Academy of Pediatrics, 1985)
menyatakan bahwa aspartam aman digunakan untuk orang yang tidak mengidap PKU dan aman untuk
janin pada kadar yang telah ditentukan. American Diabetes Association (ADA) menyetujui bahwa
aspartam aman digunakan.

Anda mungkin juga menyukai