Anda di halaman 1dari 13

Mata Kuliah

: Audio Visual

Dosen Pengampu

: Imanuel Bambang

Prog / Kelas

: D3 Teknik Komputer / 3A

Di susun oleh

1.
2.
3.
4.
5.

Esti Rizkiana
M. Sugiharto
Shandy Utomo Wiranegara
Udi Setiawan
Syifa Nur Fitriana

13040115
13040059
13040215
13040194
13040220

KATA PENGANTAR
Puji syukur kami haturkan kepada Tuhan YME atas berkat dan anugrahNya kami dapat
menyelesaikan penyusunan Laporan Audio Visual.
Laporan ini disusun untuk membantu mahasiswa dalam pembelajaran Audio Visual di
Jurusan D3-Teknik Komputer Politeknik Harapan Bersama Tegal, sebagian besar isi laporan
ini merupakan hasil penugasan mahasiswa yang mengambil matakuliah Audio Visual
semester 3 tahun 2014/2015 setelah didiskusikan oleh tim penyusun
Penyusun menyadari bahwa penulisan laporan ini masih jauh dari sempurna, oleh karena
itu kritik dan saran akan selalu diterima dengan hati terbuka untuk bahan masukkan pada
perbaikan makalah yang akan datang.

Tegal, 2 November 2014


Tim Penyusun Laporan Audio Visual

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ..................................................................................................................... i


KATA PENGANTAR................................................................................................................... ii
DAFTAR ISI ................................................................................................................................ iii
BAB I. PENDAHULUAN
I.1 LATAR BELAKANG ...................................................................................................... 1

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AUDIO VISUAL

I.2 RUMUSAN MASALAH ................................................................................................. 4


I.3 TUJUAN ........................................................................................................................... 4
BAB II. PEMBAHASAN
A. TENTANG PINNACLE STUDIO 17.5 ........................................................................... 5
B. CARA PENGOPERASIAN PINNACLE STUDIO17.5 .................................................. 6
1. LANGKAH MENGEDIT VIDEO
2. MENGATUR SKALA / UKURAN TIMELINE (GARIS ATUR WAKTU)
3. MEMASUKKAN EFEK TRANSISI DALAM VIDEO
4. MENAMBAHKAN JUDUL PADA TRACK VIDEO
5. MEMASUKKAN DAN MENGATUR MUSIC PADA VIDEO
6. MEMASUKAN REKAMAN SUARA / DUBBING VIDEO
7. MENYIMPAN DALAM BENTUK FILM

BAB III. PENUTUP


A. KESIMPULAN .................................................................................................................... 12
B. DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................... 13

BAB I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang

SEJARAH DAN PERKEMBANGAN AUDIO VISUAL

Perkembangan Munculnya radio ternyata mengilhami terciptanya media yang lebih


kompleks. Yaitu dengan menggabungkan gambar dan suara yang kemudian disebut film.
Awalnya masih diputar di bioskop berupa film bisu hingga bersuara. Sampai akhirnya tercipta
televisi, beserta alat-alat perekam (camera), pemutar (CD/VCD/DVD Player) dan penyimpannya
(VHS/CD) dari film dan musik (gambar dan suara).

MEDIA AUDIO / RADIO

AUDIO / RADIO | 1
Perkembangan
Audio
Radio
Teknologi rekaman accuistic pertama dikembangkan pada tahun 1877 oleh Thomas Edison. Dia
memproduksi suku cadang phonogrph yang memainkan kembali ritme lagu Mary Had a
Little Lamb dari rotasi silinder. Tahun 1882 Emilie Berliner menciptakan gramophon, yang
menggunakan flat-disk yang disebut rekam (record) termasuk silinder. Edison dan Berliner
berlomba pada industri rekaman.
Guglielmo Marconi, seorang pemuda Italia penerima nobel, sukses mengkreasikan Wirelles
telegraph menggunakan gelombang radio untuk menyampaikan pesan dalam sandi menggunakan
ledakan panjang dan pendek pada gangguan radio. Teknik ini menggunakan praktis awal
menggunakan radio, sebuah langkah utama dalam mengembangkan radio. Pada tahun 1890,
Marconi mencoba mempromosikan untuk menggunakan telegrap untuk bisnis dan militer pada
penduduk asli Italia, tetapi pemerintah negaranya tidak tertarik. Marconi lebih sukses di Inggris,
di sini Marconi mendapat pengakuan pada tahun 1896 dan di US pada tahun 1904, bakat
bisnisnya mendominasi pemakaian pertama radio telegraph untuk dua cara berkomunikasi di
tempat Marconi bekerja. Jenis radio ini pertama digunakan untuk mengkordinasikan pelayaran
samudra antara negara-negara. Dimana kawat telegraph betul-betul tidak sampai. Perusahaan
Telegraph Marconi mendirikan stasion radio, untuk menerima dan mengirimkan kembali signal
telegrap samudra dari pelayaran atau perkapalan. Perusahaannya juga menghasilkan dan
mengoperasikan peralatan untuk mengirim dan menerima pesan radio telegrap. Tahun 1913,
Marconi mendominasi radio di Eropa dan United State.

Perkembangan yang menerima kesuksesan radio dengan audiens berkembang pada radio FM
pada tahun 1960. FM memiliki ketelitian rekaman suara yang tinggi, tetapi secara esensial hanya
dalam pemancar radio. Rekaman FM dan 331/3 rpm dipindahkan ke dalam suara stereo (dua
bagian mengkoordinasikan saluran musik pada tahun 1960. Lagu-lagu panjang dimainkan,
dengan mulai mempengaruhi jenis-jenis lagu yang direkam. Tetapi pertengahan sampai akhir
1960 banyak kelompok-kelompok musik populer merekam lagu-lagu yang lebih panjang dari
pada typikal single sepanjang 2-3 menit. Kadang-kadang lagu-lagu itu diselipkan pada rekaman
45 rpm, tetapi sebagian besar penggemar kelompok mulai membeli album yang berisikan lagulagu hits.
Hak cipta musik, syndicat talk show dan intellectual property lainnya menjadi topik utama baik
radio maupun rekaman. Ketika artis-artis merekam musik yang ditulis oleh seseorang, baik untuk
menjual langsung sebagai rekaman atau siaran radio, mereka mendapatkan ijin dan membayar
royalti, biaya bagi penulis-penulis yang menggunakan intellectual property. Distribusi musik atas
internet memunculkan kesulitan hak cipta dan masalah intellectual property. Sebenarnya
rekaman digital yang sempurna ditransmisikan ke internet, tape-digital, disc or CD yang dapat
merekam. Mencari solusi untuk mencegah peng-copan dan transmisi illegal, sementara
memungkinkan menjual musik secara legal melalui internet. Aturan hak cipta memerlukan
pembayaran hak cipta oleh artis, termasuk pemutaran rekaman pada radio. Dua kelompok lisensi
musik dunia The American Sociaty of Composer, Author, anf Publisher (ASCAP) dan Broadcast
Music Incorporated (BMI) sebagai perantara antara rekaman artis dan stasion-stasion radio.
Stasion-stasion memperoleh lisensi musik yang didengarkan oleh kelompok lisensi musik dalam
keuntungan biaya. Biasanya pendapatan stasion-stasion besar satu sampai dua persen. ASCAP
atau BMI membayar hak cipta, menurut frekuensi lagu yang diputar.
TELEVISI/ VIDEO | 2
Televisi
Saat radio tengah berkembang sebagai media penyiaran utama di akhir tahun 1920-an dan filmfilm tengah dicoba dengan diperbincangkan, beberapa orang mulai memikirkan tentang
bagaimana radio dan gambar jika disatukan. Para pemirsa menyukai film-film bergambar sama
seperti mereka menyukai radio pada tahun 1920-1940. Muncul ide untuk menggabungkan
keduanya.
Pada tahun 1920 dan 1930 teknologi televisi berkembang tahap demi tahap. Dan pada dekade
selanjutnya, siaran televisi diputar di seluruh dunia. Penyiaran pertama di Inggris tahun 1935. Di
Amerika pertama kali menyiarkan pertandingan base ball Columbia melawan Yale tahun 1939.
TV
Kabel
Akhir tahun 1970 dan awal tahun 1980, industri film memulai meningkatkan keuntungan pada
TV kabel dan sewaan videotape sebagai distribusi saluran baru. TV kabel sebagai sumber
alternatif jaringan televisi, terutama untuk memperluas layanan oleh Home Box Office (HBO)
tahun 1975. Saluran-saluran seperti HBO secara eksklusif banyak pada isi film yang akan
datang. Satelit baru didasarkan Superstation kabel WGN dan WTASWOR, menggunakan filmfilm tua
VCRS
Videocassete recorders (VCRS) meluas di rumah-rumah orang Amerika pada tahun 1980.
Menggunakan VCRS sangat cepat. Orang menggunakan VCRS untuk merekam dan memutar
pertunjukkan-pertunjukkan favorit di televisi beberapa film yang disewakan dari toko-toko
video.
Bisnis penyewaan video dimulai dengan toko-toko penyewaan kecil yang tidak bergantung pada
apapun, yang membeli stok video dari distributor. Akhirnya dikonsolidasikan secara meyakinkan

dengan beberapa supermarket dan toko-toko lain yang menyewakan video, dan dengan
penyewaan video yang meluas, seperti Blockbuster dan Hollywood video, memberikan banyak
peluang bisnis.
Umumnya, industri film mulai memproduksi yang difokuskan pada kedekatan audiens. Setelah
massa audiens berpindah ke TV, film mempunyai tujuan pada kelompok yang lebih spesifik.
Untuk distribusi pertunjukkan pertama film bioskop, kebanyakan target film-film itu
ditinggalkan khusus pada audiens, yang berumur 18-25 tahun yang masih keluar untuk ke
bioskop.
Tentu, sebagaimana kita ketahui, sejarah film itu tidak berakhir dengan George Lucas. Akhir
tahun 1990, industri film ditransformasikan oleh teknologi baru dan kekuatan pasar. Home video
memiliki tenaga penggerak dengan pajak dari toko yang menyewakan video dan penjualan
langsung video (terkenal sebagai sell through) melebihi penerimaan box office dua ke satu.
Penyewaan video yang besar meminta pergantian keuntungan dari pembuat film. Biaya
memproduksi film-film utama, sebagai produser berlomba melakukan yang lainnya dengan
pengaruh khusus computer, dengan perkembangan biaya yang besar diharapakan audiens besar
pula. Film membuat studio utama mulai bereaksi terhadap aliran-aliran (ad. Pengetahuan tentang
fiksi, aksi petualangan) yang dapat diterjemahkan antar budaya. Tetapi diluar itu studio-studio
utama, itu merupakan kebangkitan kembali kebebasan pembuatan film, sebagai teknologi
komputer biaya small film dan menawarkan prospek pembuatan film terlepas dari tekanan
keuangan.
Umumnya audiens film tidak lama menonton di rumah. Film merupakan tontonan utama pada
televisi, kabel, atau video. Rata-rata jumlah waktu yang digunakan menonton film pada video
telah berkembang dalam dekade akhir ini. Lebih 4/5 orang Amerika memiliki VCR di rumah.
Lebih 3/5 orang Amerika menyewa video tape. Orang dewasa muda, khususnya keluarga usia
muda, yang menyewa film yang berperan jahat, dan video anak-anak yang aliran/gayanya sangat
populer. Rata-rata ibu rumah tangga mengeluarkan lebih $170 pertahun untuk menyewa dan
membeli video caset. Menonton film di teater sekarang disenangi orang yang berumur antara 15
sampai 24, 1/3 yang ke bioskop paling kurang sekali sebulan, dibandingkan 1/5 dari semua orang
dewasa. Meskipun proporsi orang dewasa muda lebih kecil yang menghadiri bioskop pada tahun
sebelumnya, jumlah orang dewasa muda berkembang sebagai seorang baby sangat
berkembang hebat, sehingga pembuat film terus menerus dipengaruhi oleh audiens muda.
FILM/SINEMATOGRAFI|3
Di era film bisu (1903 sampai 1917), film cerita sejarah sangat berkembang. Film hitam putih
yang dan masih bisu, tetapi ini tidak membatasi mereka berkreasi dan menghentikan untuk
menceritakan sejarah. Justru membuat penonton mempergunakan imajinasi mereka. Musik di
film dahulu ditampilkan oleh organist, yang bermain musik untuk mengarang lagu yang sesuai
dengan komposisinya. Film-film sering meminjam atau alur cerita diadaptasikan dari novel.
Kebanyakan usaha-usaha awal pembuatan film membuat film cerita bergambar. Edison
memikirkan bahwa orang-orang butuh gambar untuk mendengar rekaman suara. Asisten Edison
yaitu Thomas Dickson mengadakan percobaan dengan film bersuara sebelum tahun 1895.
Kebanyakan sistem sebelumnya menggantungkan player rekaman dikoordinasikan dengan film.
Studio-studio tersebut pada awalnya enggan menginvestasikan ke dalam teknologi suara,
sebagaimana film yang diproduksi di rumah-rumah. Studio kecil, Warner bersaudara, membuat
komitmen untuk mengembangkan teknologi suara dan mendapat bantuan AT & TIS Western
Eleectric Company. Mereka berhasil menciptakan film cerita pendek yang disebut The
Vitaphone Preludes. Film-film Utaphone ke-4 mampu malampaui ketenaran The Jazz Singer
pada tahun 1927.

Masa krisis aktor dan studio-studio digunakan untuk pembuatan film-film bisu yang ada ke
dalam musik klasik Singing In The Rain (1952). Meskipun penonton merasa senang terhadap
potensi-potensi baru film yang bersuara dan musik, beberapa artis belum terbiasa. Mereka
merasa akting kurang mendapat penekanan. Saat kualitas vokal aktor mendapat kritikan. Tiba
studio-studio terampil menggunakan pengaruh suara dan musik. Beberapa aktor dan aktris,
seperti Suitney Greta Garbo, membuat transisi vokal.
Menurut survey, kebanyakan orang pergi ke Bioskop paling sedikit setiap minggu (sekali
seminggu), kadang-kadang lebih. Setiap minggu mereka mendapatkan informasi dari warta
berita, seperti berita-berita Foxs Movietone News dan March of Time, yang menyediakan
informasi tentang hiburan di dunia. Mereka menanti dari minggu ke minggu untuk menyaksikan
apa yang akan terjadi pada Flash Gordon berikut atau serial pahlawan-pahlawan yang dimainkan
sebelum film utama.
Kehadiran bioskop menghasilkan banyak uang, bioskop (gambar hidup) menjadi bisnis yang
menguntungkan, depresi yang besar mematikan produser-produser kecil dan hampir 5000
bioskop teater. Secara aktual ketidakberuntungan memperkuat situasi ekonomi dan mengontrol
beberapa studio besar, dan keputusan kebijakan produksi ada ditangan para eksekutif studio.
Tahun 1930, muncul pula organisasi studio yang agak bagus, munculnya 5 studio utama.
Paramount, Locws / MGM, Warner Brothers, Fox dan RKO. Studio-studio ini milik para
eksekutif itu sendiri, mereka mendistribusikan pada bioskop teater, mengontrol produksi,
distribusi dan pameran memungkinkan studio-studio yakin bahwa gambar hidup didistribusikan
dan dimainkan secara luas, tetapi bentuk dikonstitusikan pada integrasi vertikal yang pada
akhirnya menggambarkan perhatian bagi federal regulators concerned tentang kekuatan
konsentrasi di studio-studio.
Hingga akhirnya sampai sekarang bermunculan film-film dengan genre yang beragam mulai
drama, action, horor, komedi, dan yang lainnya. Selain itu muncul juga trend-center di bidang
perfilm-an seperti Hollywood, Bollywood, Film eropa (inggris dan Perancis), Asia, dll. Masingmasing pusat memiliki gaya dan ciri masing-masing. Jika dahulu kita begantung hanya di
bioskop jika ingin menikmati film dengan layar lebar, maka kini telah tercipta home-teather
yang memungkinkan kita untuk dapat menikmatinya di rumah. Alat-alat canggih-pun telah
ditemukan dan diciptakan guna mengakomodasi perkembangan media audio visual ini.

I.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang di atas, maka dapat diambil beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apa yang dimaksud dengan Audio Visual ?
2. Bagaimana perkembangan di dalam Audio Visual ?

I.3 Tujuan
Pembuatan makalah ini mempunyai beberapa tujuan, yaitu :
1. Mengetahui tentang Pinnacle Studio 17.5
2. Mengetahui tentang tata cara pengoperasian Pinnacle Studio 17.5

BAB II. PEMBAHASAN


A. TENTANG PINNACLE 17.5

Pinnacle Studio 17.5 adalah salah satu software yang di gunakan dalam video editing. Pinnacle
Studio 17.5 merupakan software yang mudah di gunakan dengan fasilitas menu-menu yang
lengkap. Tapi yang harus diperhatikan dalam mengedit video harus sabar ya.. Jangan keburu-buru .
Biar hasil editan videonya bisa bagus. Untuk lebih tahu tentang Pinnacle Studio 17.5 , mari kita
pelajari lebihlanjut....
A. Tampilan Pinnacle Studio 17.5
Keterangan:
-

Layar Tampilan

Album Video

Alur Video / storyboard

Untuk melakukan perintah capture, menggunakan webcam atau kamera digital maupun analog.

Untuk Mengatur bentuk dan tempat penyimpanan video yang telah diedit.

Layar diatas berfungsi untuk melihat tampilan proses dan hasil pengeditan video.

Menu ini digunakan untuk memainkan, menghentikan, memutar video selanjutnya, dan video
sebelumnya.

B. CARA PENGOPERASIAN PINNACLE STUDIO 17.5


1. LANGKAH MENGEDIT VIDEO
Memasukkan potongan video dan mengatur penempatannya dalam video anda :

KlikEdit

Pilihlah Show Photos and Frame Grab, untukmengimportgambar.

Klik select and different folder.

Dan pilih gambar atau video yang akan anda masukkan.

Drag, atau klik kiri dan tarik gambar secara cepat dan masukkan ke track video

timeline, dan

lakukan langkah ini untuk mengatur penempatan beberapa gambar lain.

Arahkan kursor pada tepi kanan gambar pada track, hingga muncul anak panah dan klik

kiri, lalu tarik kearah kanan, untuk memperpanjang masa tayang gambar.
2. MENGATUR SKALA / UKURAN TIMELINE (GARIS ATUR WAKTU)
Arahkan kursor pada skala waktu dan atur waktu tampilan tiap video. Untuk memperpanjang atau
mempersingkat waktu, digunakan kursor anak panah kekanan dan kekiri. Dan hanya dapat
dilakukan dengan drag klik kiri.
3.

4.

MEMASUKKAN EFEK TRANSISI DALAM VIDEO


1.

Pilih Transition pada menu tampilan album ( edit ) sebelah kiri.

2.

Drag efek transisi yang anda pilih, dan masukkan dalam kotak efek pada track timeline.

3.

Atur lama efek transisi yang anda pilih, dengan drag anak panah di tepi Transisi.

MENAMBAHKAN JUDUL PADA TRACK VIDEO


1.

Pilih Title pada menu tampilan album sebelah kiri.

2.

Setelah mengklik pada logo title, pilih jenis dan bentuk font, serta atur tulisannya,

untuk video anda.


3.

Setelah yakin, klik dua kali pada track yang diberi judul, lalu klik play untuk

menampilkan.

5. MEMASUKKAN DAN MENGATUR MUSIC PADA VIDEO

1.

Klik logo music pada menu sebelah kiri layar.

2.

Pilih select and different folder, dan masukkan lagu yang anda pilih.

3.

Kemudian drag, ke bawah, letakkan pada timeline untuk music track.


Kita bisa mengatur dan memotong music dengan drag pada anak panah diujung file
music tersebut, dengan aturan ke kanan semakin panjang, dan kekiri semakin pendek.

4.

Untukmengatur volume musikdalam track timeline, andadapatmenggunakantitik

titikwarnabirupadagaris volume yang terletak di Music Track dalam timeline.


Untukmengecilkan volume speaker, klik kiri, lalu drag kebawahpadatitik titik volume
tersebut. Dan untukmembesarkan volume speaker, drag keatas.

6. MEMASUKAN REKAMAN SUARA / DUBBING VIDEO


1.

Klik pada toolbox, pilih Voice-over track.

2.

Maka, jendela Voice-over track akanmuncul.

3.

Klik Record untuk memulai merekam.


Ketika proses perekaman sedang berjalan, butuh waktu 3 detik untuk mempersiapkan
perekaman, hingga muncul isyarat mulai perekaman

4.

Klik stop untuk menghentikan proses perekaman.

7. MENYIMPAN DALAM BENTUK FILM

1.

Pilih / klik dua kali pada ikon Make Movie

2.

Pilih jenis penyimpanan dalam format AVI

3.

Pilih folder penyimpanannya, dan beri nama film sesuai selera anda.

4.

Klik OK

BAB III. PENUTUP


A. KESIMPULAN
Audio Visual adalah cara memproduksi dan menyampikan bahan dengan menggunakan
peralatan dan elektronis untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual.
Dalam perkembangan zamannya media Teknologi Audio Visual sangat berkembang pesat. Mulai
dari perkembangan para ilmuan ataupun penemunya. Sampai sekarang media teknologi semakin
maju dan beberapa mengalami persaingan yang cukup ketat guna untuk menarik pengguna untuk
memakai media Audio dan Visual tersebut
Pinnacle Studio 17.5 adalah salah satu software yang di gunakan dalam video editing.
Pinnacle Studio 17.5 merupakan software yang mudah di gunakan dengan fasilitas menu-menu
yang lengkap. Dan berbagai macam cara yang mudah untuk mengedit video.

B. DAFTAR PUSTAKA

Mangunhardjana, A Mardija. 1976. Mengenal Film. Yogyakarta: Kanisius

Boggs, Joseph M. 1986. The Art of Watching Film.

Subroto, Darwanto Sastro. 1994. Produksi Acara Televisi. Yogyakarta: Duta Wacana University
Press

Smaldino, Sharon E. ..(et al). 2005. Instructional Technology and Media for Learning (8th ed). New
Jersey: Pearson Merril Prentice Hall

Romli, Asep Syamsul M. 2004. Broadcast Journalism. Bandung: Nuansa.

Anda mungkin juga menyukai