Anda di halaman 1dari 13

Acquired Immune Defficiency Syndrome

Blok 14 (Penyakit Tropis)


Tutorial G angkatan 2012
122010101053 - Hans Kristian Owen

Definisi
Menurut Depkes RI :
Dampak / efek dari perkembangan HIV dalam tubuh sehingga
menimbulkan penurunan sistem imunologis.
Menurut WHO :
Kumpulan gejala yang menandakan penurunan sistem imun
manusia yang diakibatkan infeksi HIV.

Etiologi
AIDS merupakan kelanjutan dari infeksi HIV kronis.
HIV merupakan retrovirus dan anggota genus lentivirus.
Terdapat 2 macam virus HIV yang berbeda secara genetik tetapi
memiliki antigen dan dampak yang sama yaitu HIV-1 dan HIV-2. HIV-1
memiliki struktur yang lebih komples daripada HIV-2. HIV-1 juga lebih
cepat bereplikasi dan lebih cepat merusak daripada HIV-2.
HIV-1 tersebar di seluruh dunia sementara HIV-2 hanya dominan pada
Afrika Barat.
Cara penularan HIV melalui cairan darah, cairan seksual, dan hubungan
langsung (ibu ke bayi). Intinya penularan berasal dari hal yang dapat
mengirimkan informasi genetik (DNA-RNA) dari penderita. Air liur,
urine, dan keringat masih tergolong aman tetapi tidak menutup
kemungkinan ada darah terkandung di dalamnya.

Faktor Resiko
Semua orang tanpa terkecuali dapat terkena infeksi HIV.
Semua kegiatan yang berhubungan / memungkinkan terkena
cairan tubuh seseorang dapat meningkatkan kesempatan
tertular.

Patofisiologi (1)
Dasar utama terjadinya AIDS adalah kurangnya jenis limfosit T
helper/induser yang mengandung marker CD 4 (sel T 4) dimana
limfosit T 4 merupakan pusat dan sel utama yang terlibat
secara langsung maupun tidak langsung dalam menginduksi
fungsi-fungsi imunologis.
Saat HIV mulai masuk, HIV tidak langsung menyerang sel
target (CD 4) melainkan mengikat diri pada molekul CD 4 lalu
virus masuk kedalam target dan ia melepas bungkusnya
kemudian dengan enzym reverse transcryptae ia merubah
bentuk RNA agar dapat bergabung dengan DNA sel target.
Selanjutnya sel akan memproduksi bahan virus dan mulai
bereplikasi seumur hidup dan itu bersifat irreversibel.

Patofisiologi (2)
HIV akan semakin banyak mengubah sel limfosit T4 sampai
dimana jumlah sel limfosit T4 tidak dapat memenuhi fungsi
imunologis dan membuat fungsi imun penderita melemah
progresif. Saat itu terjadi maka gejala klinis baru akan muncul
dan langsung ke tahap berat disebut tahap AIDS.
Pada tubuh yang terinfeksi HIV, seluruh DNA pada tubuh akan
mengandung pertikel HIV sehingga semua hal yang mengandung
DNA akan menjadi pengantar infeksi HIV.

Manifestasi Klinis
Tidak ada gejala khas pada AIDS, hanya gejala umum penyakit
sederhana. Terbagi Mayor dan Minor :
Mayor : Berat badan menurun lebih dari 10% dalam 1 bulan
Diare kroniks yang berlangsung lebih dari 1 bulan
Demam berkepanjangan lebih dari 1 bulan
Penurunan kesadaran dan ganggguan neurologis
Ensefalopati HIV

Minor : Batuk menetap lebih dari 1 bulan


Dermatitis generalisata
Herpes zoster multisegmental berulang
Kandidiasis orofaringeal
Herpes simpleks kroniks progresif
Limfadenopati generalisata
Infeksi jamur berulang pada alat kelamin wanita
Retinitis oleh virus sitomegalo

Diagnosis & Pemeriksaan Penunjang (1)


Dilihat dari fisik hanya berupa banyak macam infeksi dan
berulang serta sulit sembuh.
Gejala klinis menyerupai gejala penyakit lain sehingga bukan
merupakan bukti pasti.
Tes untuk diagnosa pasti Infeksi HIV/AIDS :
A. ELISA (sensitifitas 96-100 %)
Untuk mengidentifikasi antibodi terhadap HIV. Tes ELISA
sangat sensitif tetapi tidak spesifik. Penyakit autoimun atau
infeksi berat dapat menyebabkan inteprentasi positif.

Diagnosis & Pemeriksaan Penunjang (2)


B. Western Blot (sensitifitas 99-100 %)
Pemeriksaan tergolong mahal, sulit, dan lama.
C. PCR [Polymerase chain reaction]
PCR untuk DNA dan RNA virus HIV sangat sensitif dan spesifik
untuk infeksi HIV. Tes ini sering digunakan bila hasil tes yang
lain tidak jelas.

Terapi (1)
1. Reverse Transcriptase Inhibitor (RTI)
Fungsinya menghalang penciptaan DNA virus dari RNA dengan membuat
sel tiruan yang mengganggu proses ini.
Contoh obatnya: Zidovudine, Didanosine, Zalcitabine, Stavudine.
2. Non-nucleoside reverse transcriptase inhibitor
Fungsinya mengikat enzim reverse transciptase dan menghalangi
kegiatannya.
Contoh obatnya: Saquinavir, Indinavir, Nelfinavir
3. Protease inhibitor
Menghalang kegiatan protease, sebuah enzim yang memotong rantai
protein HIV menjadi protein tertentu yang diperlu untuk membuat
replika virus yang baru.
4. Attachment dan Fusion Inhibitor
Fungsinya mencegah pengikatan HIV pada sel.
5. Immune Stimulator
Fungsinya untuk meningkatkan imun, mengurangi kesempatan terinfeksi
/ berusaha melawan infeksi yang ada.

Terapi (2)
Terapi supportif :
+ Mencegah terinfeksi bakteri, virus, dan parasit.
+ Mengobati infeksi yang terjadi.
+ Dukungan mental ke penderita.
+ Membuat suasana hati penderita tetap stabil supaya keadaan
mental penderita tidak memperparah status imun.

Prognosis
HIV/AIDS masih belum ada terapi pasti untuk menyembuhkannya.
Terapi yang diberikan hanya suportif untuk mempertahankan infeksi
tidak meluas (memperpanjang waktu hidup).
Menurut konferensi Internasional AIDS 2014 di Melbourne, Australia :
Lama waktu bertahan penderita AIDS rata-rata 10 tahun tergantung
cara perawatan dan obat yang dipakai. Tidak menutup kemungkinan usia
penderita AIDS mencapai 15 tahun pasca didiagnosis AIDS.
Sepanjang sejarah medis ada 3 orang yang bisa sembuh total dari
AIDS terbukti secara medis dan ketiganya mendapatkan terapi berupa
cangkok sum sum tulang belakang.

Daftar Pustaka
Kandal, B.K. dkk., Penyakit Infeksi Edisi ke-6, Erlangga,
Jakarta. 2004.
Nasronudin, Penyakit Infeksi di Indonesia & Solusi Kini
Mendatang edisi 2, Erlangga, Jakarta. 2011.
Nasronudin, HIV & AIDS Pendekatan Biologi Molekuler, Klinis,
dan Sosial Edisi 2, Erlangga, Jakarta. 2013.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai