BERSAMA
( PKB )
Persero
PT. WASKITA KARYA
BAB I
PIHAK-PIHAK YANG MENGADAKAN
PERJANJIAN KERJA BERSAMA
PT. Waskita Karya yang diwakili oleh Ir. Bambang E. Marsono, MM. sebagai
Direktur yang diangkat berdasarkan Surat Keputusan Menteri Negara Badan Usaha
Milik Negara Nomor : KEP-126/MBU/2008 tanggal 24 Juni 2008, yang selanjutnya
disebut : Perusahaan
dengan
Serikat Pekerja Waskita, yang tercatat di Suku Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kodya Jakarta Timur sesuai No. Bukti Pencatatan : 506/IV/P/V/2005 tanggal 18 Mei
2005, yang diwakili oleh Ir. Kristadi Juli Harjanto sebagai Ketua Umum yang
diangkat berdasarkan hasil Munas Serikat Pekerja Waskita tanggal 6 – 7 Juni 2007,
yang selanjutnya disebut : Serikat Pekerja
Dengan ini Perusahaan dan Serikat Pekerja bersama-sama menyetujui membuat Revisi
Perjanjian Kerja Bersama periode tahun 2008-2010 antara PT. Waskita Karya
dengan Serikat Pekerja Waskita, dengan ketentuan-ketentuan sebagai berikut :
Pasal 1
Istilah
Pasal 2
Peraturan Pemerintah Tentang Persero
Pasal 38 Peraturan Pemerintah No.12 tahun 1998 tentang Persero, menyebutkan bahwa
Pegawai Persero adalah Pekerja Persero yang pengangkatan dan pemberhentian,
kedudukan, hak, serta kewajibannya ditetapkan berdasarkan Perjanjian Kerja sesuai
dengan Peraturan Perundang – Undangan dibidang Ketenagakerjaan.
Pasal 3
Lingkup Kesepakatan
(1) Perusahaan dan Serikat Pekerja Waskita sepakat bahwa Perjanjian Kerja Bersama
ini berlaku dan mengikat bagi Perusahaan dan seluruh Pegawai PT. Waskita Karya.
(2) Perusahaan dan Serikat Pekerja Waskita sepakat bahwa disamping Perjanjian Kerja
Bersama ini, Perusahaan dan Serikat Pekerja Waskita tetap memiliki hak-hak lainnya
yang diatur dan dilindungi Undang-Undang dan Peraturan Perundang-undangan
lainnya.
(3) Dalam hal Perusahaan atau Serikat Pekerja Waskita mengadakan perubahan nama
atau penggabungan dengan badan atau bentuk lain, maka ketentuan dalam
Perjanjian Kerja Bersama ini tetap berlaku bagi Pegawai dan Perusahaan, sampai
dengan berakhir masa berlakunya Kesepakatan ini, kecuali apabila sebelum itu ada
perubahan yang disepakati bersama oleh Perusahaan dan Serikat Pekerja Waskita.
Pasal 4
Kewajiban Serikat Pekerja Waskita
(1) Mendukung Perusahaan dalam mengatur dan mengawasi Pegawai yang menjadi
anggotanya sesuai dengan kebijakan Perusahaan, dengan tetap mengindahkan
Peraturan Perundang-undangan yang berlaku, dan menghormati serta tidak
mencampuri urusan Perusahaan di luar bidang kepegawaian, sepanjang tidak
merugikan kepentingan Pegawai.
(2) Menyelesaikan masalah ketenagakerjaan dengan Perusahaan secara Bipartit
(Perusahaan dan Serikat Pekerja Waskita).
(3) Turut serta menegakkan dan memelihara disiplin kerja, tanggung jawab, dan
Pasal 5
Kewajiban Perusahaan
(1) Mengakui bahwa Serikat Pekerja Waskita adalah merupakan organisasi pekerja
yang sah mewakili anggotanya dilingkungan Perusahaan, dan bersama–sama
Serikat Pekerja Waskita memasyarakatkan isi, maksud, dan tujuan dari PKB beserta
ketentuan – ketentuan pelaksanaannya.
(2) Menerima, memperhatikan dan menyelesaikan setiap permasalahan
ketenagakerjaan yang disampaikan oleh Serikat Pekerja Waskita menurut prosedur
yang berlaku, baik secara formal maupun informal.
(3) Berkewajiban menghormati dan tidak mencampuri urusan intern organisasi Serikat
Pekerja Waskita, sepanjang kegiatannya tidak melanggar Undang-undang dan
Peraturan yang berlaku, yang dapat merugikan dan/atau menjatuhkan citra
Perusahaan.
(4) Dalam hal terjadi mutasi pada Pegawai yang menduduki pengurus Serikat Pekerja,
maka Perusahaan wajib bermusyawarah terlebih dulu dengan Pengurus Serikat
Pekerja Waskita.
Pasal 6
Hak Serikat Pekerja Waskita
(1) Mengadakan kegiatan organisasi dengan para anggotanya, dan organisasi lain yang
ada hubungannya dengan Serikat Pekerja, keluar maupun kedalam.
(2) Mewakili anggotanya dalam setiap perundingan penyelesaian permasalahan
kepegawaian dengan Perusahaan sesuai dengan Peraturan Perundang-undangan
yang berlaku.
(3) Mendapatkan perlindungan dari segala intimidasi dalam bentuk apapun terhadap
pengurus Serikat Pekerja sesuai Undang- undang No. 21 tahun 2000 tentang
Serikat Pekerja.
Pasal 7
Hak Perusahaan
Pasal 8
Fasilitas Serikat Pekerja Waskita
Pasal 9
Status Pegawai
(2) Format dan isi PKWTT dan PKWT sesuai dengan contoh yang tertera pada
Lampiran-1 dan Lampiran-2.
Pasal 10
Pengangkatan Pegawai
Pasal 11
Batas Usia Kerja/Pensiun
BAB IV
KEWAJIBAN PEGAWAI
Pasal 12
Kewajiban
Hari dan jam kerja Perusahaan yang berlaku di lingkungan Kantor Pusat dan Kantor Unit
Bisnis, ditetapkan sebagai berikut :
- Senin sd. Jum’at : pk. 08.00 sd. 17.00 waktu setempat.
- Istirahat 1 jam, kecuali hari Jum’at istirahat 2 jam.
- Sabtu & Minggu : libur
(2) Hari dan jam kerja Proyek ditentukan oleh Kepala Unit Bisnis, dengan ketentuan
jumlah jam kerja efektif tidak melebihi 8 (delapan) jam per-hari dan 40 (empat
puluh) jam per-minggu.
(3) Untuk memberi toleransi mengganti waktu keterlambatan hadir ditempat tugas
menurut jam kerja normal, maka Unit Kerja menggunakan Sistem Jam Kerja
Fleksibel, maksimal 60 (enam puluh) menit sesudah jam kerja normal pada hari
yang sama.
(4) Kepala Unit Bisnis diberi kewenangan untuk menetapkan Sistem Jam Kerja Fleksibel
dilingkungan kerjanya masing-masing.
(5) Waktu keterlambatan hadir ditempat tugas yang tidak tergantikan pada kejadian
seperti pada ayat 3 diatas akan diperhitungkan dalam menghitung Tunjangan
Kehadiran bulan terkait.
(6) Hari dan jam kerja tersebut ayat (1) dan (2) dapat berubah karena :
a. Adanya ketentuan jam kerja yang diatur oleh Peraturan Pemerintah Daerah.
b. Terjadinya penurunan kegiatan usaha Perusahaan.
c. Terjadinya perubahan situasi politik, ekonomi dan sosial setempat.
d. Sebab-sebab lain yang berkaitan dengan Kegiatan Usaha yang ditetapkan oleh
Direksi atau Pejabat yang berwenang dengan terlebih dahulu bermusyawarah
dengan Serikat Pekerja Waskita.
(7) Khusus untuk jam kerja di Proyek, karena ketatnya jadual pelaksanaan kerja
sehingga memaksa dilakukan kerja malam hari, maka Kepala Proyek diperkenankan
mengatur jam kerja secara “shift” (giliran), untuk mengantisipasi adanya
pergeseran jam kerja sesuai dengan kondisi pekerjaan di lapangan, dengan
ketentuan bahwa jumlah jam kerja efektif tidak boleh lebih dari 8 (delapan) jam
per-hari dan 40 jam per minggu.
(8) Perusahaan memberikan libur pada hari-hari libur resmi yang ditetapkan
Pemerintah.
Pasal 14
Cuti
(1) Pegawai yang telah bekerja selama 12 (dua belas) bulan terus menerus, berhak
atas cuti tahunan selama 12 (dua belas) hari kerja.
(2) Cuti tahunan tersebut pada ayat (1) adalah pembebasan tugas pada hari-hari kerja
(tidak termasuk hari libur) yang disetujui oleh Direksi atau Atasan yang berwenang.
(3) Cuti tahunan tersebut pada ayat (1) dapat diambil/digunakan sekaligus atau secara
bertahap, sesuai dengan kebutuhan pegawai.
(4) Hak cuti tahunan menjadi gugur apabila pegawai tidak mengambil/
menggunakannya paling lambat 6 (enam) bulan pertama pada tahun berikutnya.
(5) PT/PTU yang telah bekerja selama 6 (enam) tahun terus menerus, berhak atas
istirahat panjang/ cuti besar selama 25 (dua puluh lima) hari kerja secara terus
menerus dengan tetap mendapatkan penghasilan penuh.
(6) Pada saat pegawai menggunakan cuti besarnya, maka cuti tahunan pegawai pada
tahun yang sama menjadi gugur (sesuai Pasal 3 ayat 1 Kepmenakertrans RI No. :
Kep.51/MEN/IV/2004).
(7) Istirahat panjang/cuti besar sesuai ketentuan Pasal 79 ayat d Undang-Undang
Ketenagakerjaan RI No. 13 tahun 2003 akan timbul lagi 6 tahun setelah hak
istirahat panjang /cuti diambil.
(8) Penundaan cuti besar yang diajukan oleh pegawai hanya bisa ditunda maksimal 6
bulan sampai 2 (dua) kali, pengajuan yang ke 3 (tiga) wajib disetujui perusahaan.
Hak cuti besar berikutnya dihitung 6 tahun sejak hak istirahat panjang telah
disetujui dan dijalankan.
(9) Hak istirahat panjang gugur apabila dalam waktu 6 (enam) bulan sejak hak istirahat
panjang (besar) berikutnya timbul Pegawai tidak mempergunakan haknya.
(10) Hak cuti tahunan dan istirahat panjang/cuti besar yang tidak dapat diambil yang
disebabkan karena kepentingan Perusahaan, maka kepada Pegawai akan diberikan
cuti pengganti pada hari-hari yang lain.
(11) Cuti sakit, adalah cuti bagi Pegawai yang menjalani rawat inap, termasuk rawat
jalan sesudahnya, berdasarkan Surat Keterangan Dokter.
(12) Cuti bersalin, diberikan berdasarkan Surat Keterangan Dokter, maksimal selama 3
(tiga) bulan dan waktunya diatur 1,5 bulan sesuai perhitungan Dokter ahli
kandungan/bidan sebelum dan 1,5 bulan sesudah melahirkan. Apabila yang
bersangkutan menghendaki lain, maka segala resiko yang timbul menjadi tanggung
jawab yang bersangkutan.
(13) Cuti gugur kandungan adalah cuti bagi Pegawai wanita yang mengalami keguguran
kandungan berdasarkan Surat Keterangan Dokter, maksimal selama satu setengah
Pasal 15
Ijin Tidak Masuk Kerja
(1) Pegawai dapat diberikan ijin tidak masuk kerja untuk kepentingan :
a. Pegawai menikah : 3 hari
b. Anak Pegawai menikah : 2 hari
c. Isteri melahirkan atau gugur kandungan : 2 hari
d. Mengkhitankan anak/Membaptiskan anak : 2 hari
e. Suami/Istri, anak atau orang tua/mertua meninggal dunia : 2 hari
f. Anggota keluarga dalam satu rumah meninggal dunia : 1 hari
g. Ijin sakit berdasarkan surat dokter maksimal 3 kali atau maksimal 6 hari
dalam sebulan.
(2) Lama ijin tidak masuk kerja pada ayat (1) a s/d f pasal ini tidak termasuk waktu
perjalanan, yang diperhitungkan maksimum 2 hari kerja.
(3) Penggunaan ijin tidak masuk kerja tersebut ayat (1) pasal ini, tidak diperhitungkan
dengan hak cuti tahunan Pegawai.
(4) Pegawai dapat diberikan ijin tidak masuk kerja untuk menunaikan ibadah
keagamaannya ke Tanah Suci hanya sekali selama bekerja di Perusahaan, maksimal
selama 45 hari kalender, dengan ketentuan hak cuti tahunannya pada tahun yang
sama menjadi gugur.
Pasal 16
Tata Cara Cuti/Ijin Tidak Masuk Kerja
(1) Permohonan cuti dan/atau ijin tidak masuk kerja diajukan Pegawai kepada
Atasannya yang berwenang, dengan menggunakan formulir sebagaimana tertera
pada Lampiran 3.
(2) Pejabat yang berwenang memberi ijin cuti dan/atau ijin tidak masuk kerja, adalah :
di Kantor Pusat : Direksi/Kepala Biro
di Unit Bisnis : Kepala Wilayah/ Divisi/ Cabang/ Proyek
di Proyek : Kepala Proyek
(3) Cuti tahunan hanya dapat ditunda oleh atasan yang berwenang maksimal 2 (dua)
kali.
(4) Cuti dan/atau ijin tidak masuk kerja untuk Karo/Kawil/Kadiv/Wakawil/Wakadiv/
BAB VI
MUTASI DAN DETASIR
Pasal 17
Biaya Mutasi
(1) Perjalanan Mutasi ialah Perjalanan dari tempat tugas lama ke tempat tugas baru
sesuai surat Keputusan Direksi atau Pejabat yang berwenang.
(2) Bagi pegawai yang melaksanakan perjalanan mutasi dengan keluarganya, diberi
biaya mutasi yang terdiri dari :
a. Biaya angkutan bagi pegawai dan keluarganya, sebagaimana tertera pada
Lampiran 4.
b. Uang harian bagi pegawai dan keluarganya, sebagaimana pada Lampiran 5.
c. Biaya pengepakan dan angkutan barang/ perabot rumah tangga, sebagaimana
tertera pada Lampiran 6.
d. Bantuan biaya pindah sekolah anak, sebagaimana tertera pada Lampiran 7.
e. Biaya mutasi dapat dibayarkan apabila :
i. Apabila pegawai pindah tugas dari tempat tugas lama ke tempat tugas baru
dalam Unit Bisnis dengan memenuhi ketentuan :
- Pindah domisili antar daerah/kota ; dan
- Waktu penugasan lebih dari 6 (enam) bulan ; dan
- Membawa keluarga ke tempat tugas baru.
ii. Apabila pegawai pindah tugas dari tempat tugas lama ke tempat tugas baru
antar Unit Bisnis berdasarkan Surat Keputusan Direksi, dengan memenuhi
ketentuan sbb :
- Pindah domisili antar daerah/kota ; dan
- Waktu penugasan diperkirakan lebih dari 6 (enam) bulan ; dan
- Membawa keluarga.
iii. Bagi pegawai yang tidak membawa keluarga yang ditugaskan di proyek lebih
dari 3 (tiga) bulan, diberikan fasilitas untuk menengok keluarga atas biaya
Perusahaan, maksimal selama 5 hari kerja (diluar waktu perjalanan).
(3) Bagi pegawai yang melaksanakan perjalanan mutasi bersama keluarganya,
Perusahaan menyediakan tunjangan domisili dalam bentuk sewa/kontrak selama
maksimal 2 tahun, dengan nilai sewa/kontrak (pertahun) sebagaimana tertera pada
Lampiran 8.
(4) Pegawai yang menempati rumah tersebut ayat (3), tidak diberikan lagi tunjangan
domisili bulanan dalam Paket Kompensasi yang bersangkutan.
(5) Setiap anggota keluarga yang ikut dalam perjalanan mutasi bersama pegawai,
harus diterangkan nama dan umur masing-masing dalam Surat Tugas dan Surat
Perintah Jalan.
Pasal 18
Detasir
(1) Detasir ialah penugasan sementara bagi pegawai yang mempunyai keahlian khusus
dari tempat tugas pegawai ketempat tugas baru diluar unit kerjanya yang berjarak
75 Km, dengan jangka waktu minimal 3 (tiga) bulan dan dapat diperpanjang
1 (satu) kali maksimal 3 (tiga) bulan yang ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
(2) Bagi pegawai yang melaksanakan tugas Detasir, berhak mendapatkan:
a. Biaya Angkutan.
b. Uang Harian perjalanan.
c. Akomodasi / penginapan.
d. Uang Harian Detasir.
(3) Biaya Angkutan dan uang harian perjalanan dibayar oleh unit kerja asal dan
dibebankan (R/K) kepada unit kerja penerima detasir, ditetapkan masing-masing
sebagaimana tertera pada Lampiran 4 dan 5.
(4) Akomodasi / penginapan disediakan oleh unit kerja penerima detasir.
(5) Uang harian detasir dibayar oleh Unit Kerja penerima detasir, ditetapkan
sebagaimana tertera pada Lampiran 9.
Pasal 19
Kompensasi Pegawai
Pasal 20
Penghasilan Pegawai
Penghasilan Pegawai adalah imbal jasa yang diberikan oleh Perusahaan kepada pegawai
pada setiap akhir bulan, terdiri :
(1) Gaji Pokok
(2) Tunjangan
Pasal 21
Gaji Pokok
Gaji Pokok adalah komponen imbal jasa dasar/langsung yang diberikan oleh Perusahaan
kepada Pegawai sesuai dengan sesuai dengan grade yang diduduki, dengan rumusan
sebagai berikut :
Gaji pokok = IG x HT
dimana :
IG = Indeks Grade, besaran (angka) yang tertera dalam Matriks Grade Pegawai.
HT = Harga Tetap, suatu konstanta yang nilainya ditetapkan oleh Direksi,
berdasarkan kemampuan Perusahaan.
Pasal 22
Tunjangan
(1) Tunjangan adalah komponen imbal jasa tambahan/tidak langsung yang diberikan
oleh Perusahaan kepada pegawai berupa uang dan dimaksudkan guna memenuhi
kebutuhan pegawai sesuai dengan peran dan tanggung jawab dalam melaksanakan
pekerjaannya.
(2) Tunjangan diberikan secara bersamaan dan menjadi bagian dari penghasilan
pegawai.
(3) Komponen tunjangan terdiri dari :
a. Tunjangan Pendidikan
b. Tunjangan Kehadiran
c. Tunjangan Tempat Tinggal
d. Tunjangan Jabatan
e. Tunjangan Fiskal
Pasal 23
Fasilitas
(1) Fasilitas diberikan guna memenuhi rasa aman dan tenteram bagi pegawai dan
keluarganya selama pegawai menjalankan tugas. Semua komponen fasilitas bukan
merupakan bagian dari Penghasilan Pegawai.
(2) Besarnya Tunjangan ditetapkan tersendiri dengan Keputusan Direksi, terdiri dari :
a. Allowance Keahlian
b. Allowance Lokasi
c. Penggantian Biaya Perawatan Kesehatan
d. Medical Check Up
e. Bantuan Biaya Telepon Pejabat
f. Pakaian Seragam Kerja
g. Tunjangan Hari Raya Keagamaan
h. Bantuan penggantian kaca mata/alat bantu dengar
i. Bantuan bagi pegawai/keluarga pada saat meninggal dunia.
(2) Allowance Keahlian adalah suatu penghargaan yang diberikan kepada pegawai
berupa uang atas keahlian profesi yang dimiliki yang ditujukan dengan kepemilikan
Sertifikat Keahlian (SKA) yang dikeluarkan oleh Asosiasi Profesi terakreditasi, atau
adanya pengakuan oleh Perusahaan atas keahlian khusus yang dimiliki pegawai.
(3) Allowance Lokasi merupakan allowance untuk menyesuaikan penghasilan pegawai
dengan kondisi lokasi tempat tugas yang beragam di seluruh wilayah operasi
Perusahaan, dalam aspek biaya hidup (living cost), transportasi dari tempat tugas
ke home base (tempat tinggal keluarga/Kantor Unit Kerja yang menugasi), serta
kompensasi bila pegawai ditugaskan di daerah yang mengandung risiko keamanan
tinggi.
(4) Bidang keahlian dan keahlian khusus yang memperoleh allowance serta besarnya
allowance Keahlian dan Lokasi diatur dalam Keputusan Direktur yang membidangi
Sumber Daya Manusia.
Pasal 24
Asuransi Jiwa untuk Daerah Konflik
(1) Asuransi Jiwa dalam bentuk polis diberikan kepada pegawai yang bekerja pada
daerah-daerah yang mengalami kerawanan keamanan seperti : pemberontakan,
pertikaian, peperangan, dan sebagainya.
(2) Penetapan daerah rawan keamanan tersebut ayat (1) ditetapkan dengan Keputusan
Direksi.
(1) Tunjangan Fiskal diberikan kepada Pegawai yang jumlah penghasilan bulanannya
terkena kewajiban pemotongan Pajak Penghasilan Pegawai (PPh pasal 21) sesuai
dengan Peraturan Perpajakan yang berlaku.
(2) Tunjangan Fiskal tersebut ayat (1), digunakan untuk membayar Pajak Penghasilan
Pegawai (PPh Pasal 21) yang akan disetorkan oleh Perusahaan setiap bulan ke Kas
Negara setempat, dan Pegawai akan menerima Bukti Penyetoran PPh Pasal 21
tersebut dari Perusahaan pada akhir tahun fiskal.
Pasal 26
Perawatan Kesehatan
(1) PT/PTU dengan keluarganya dan PTT/PTTU tanpa keluarganya, berhak atas fasilitas
perawatan kesehatan, berupa :
a. Penggantian biaya rawat inap (opname) di Rumah Sakit, Poliklinik atau
Puskesmas yang disetujui oleh Perusahaan, maksimal selama 6 (enam) bulan
dalam setahun, kecuali bagi Pegawai yang dirawat akibat kecelakaan kerja.
b. Penggantian biaya bersalin maksimal 3 x (tiga kali) melahirkan bagi Pegawai
Wanita/Istri Pegawai yang telah memiliki masa kerja minimal 2 (dua) tahun, di
Rumah Sakit, Poliklinik, atau Puskesmas rujukan yang disetujui oleh Perusahaan.
c. Penggantian biaya rawat jalan pasca rawat inap atas saran dan/atau petunjuk
Dokter, yang dilakukan di Rumah Sakit yang disetujui Perusahaan atau Rumah
Sakit lain yang disetujui Perusahaan maksimal selama 6 bulan.
d. Penggantian biaya rawat di Unit Gawat Darurat (UGD) atau menjalani operasi
kecil tanpa rawat inap berdasarkan petunjuk dokter dan dilakukan di Rumah Sakit
yang disetujui oleh Perusahaan.
(2) PTT/PTTU yang telah memiliki masa kerja 2 tahun, keluarganya berhak atas fasilitas
perawatan kesehatan berupa penggantian biaya rawat inap (opname) di Rumah
sakit, Poliklinik atau Puskesmas yang disetujui Perusahaan, maksimal selama 3 (tiga)
bulan dalam setahun.
(3) Fasilitas rawat inap atau bersalin tersebut ayat (1) & (2) ditetapkan sebagai standar
biaya Rumah Sakit Mitra Internasional sbb :
3 Kasi C
Pelaksana Madya/Muda II
Grade 5 – 8
4 Grade 1 – 4 III
(4) Apabila Pegawai di rawat diluar rumah sakit Mitra International, diberikan fasilitas
setara dengan harga kelas sesuai tabel diatas.
(5) Biaya rawat inap tersebut pada ayat (3) diganti/dibayar penuh oleh Perusahaan,
apabila memenuhi persyaratan sebagai berikut:
a. Ada surat keterangan Dokter yang menerangan bahwa Pegawai dan/atau
keluarganya harus menjalani rawat inap.
b. Memberitahukan kepada Pimpinan Unit Kerja, dalam hal ini pejabat yang
menangani bidang Sumber Daya Manusia, paling lambat dalam jangka waktu 3 x
24 jam.
c. Dirawat di Rumah Sakit/Poliklinik/Puskesmas yang ditunjuk oleh Perusahaan, atau
Rumah Sakit/Poliklinik lain, dengan biaya maksimal sebesar biaya Rumah Sakit
Mitra Keluarga di Jakarta.
d. Penggantian biaya rawat inap yang diajukan belum kadaluwarsa, yaitu tidak lebih
dari 3 (tiga) bulan setelah selesai menjalani rawat inap.
(6) Apabila kelas yang ditentukan tersebut pada ayat (3) menurut Pimpinan Rumah
Sakit/Poliklinik sedang penuh, sehingga Pegawai atau keluarganya dirawat dalam
kelas yang lebih tinggi tanpa persetujuan Perusahaan, maka selisih biaya rawat
inapnya ditanggung oleh Pegawai sendiri.
(7) Bagi Istri/Suami Pegawai yang bekerja pada Instansi lain, yang biaya rawat inapnya
ditanggung oleh Instansi tersebut, maka Perusahaan tidak membayar biaya rawat
inap bagi pegawai tersebut.
Pasal 27
Kaca Mata, Lensa Lunak dan Alat Bantu Pendengaran
(1) Penggantian biaya pembelian kaca mata/lensa lunak dapat diberikan kepada
Pegawai, berdasarkan resep Dokter Ahli Mata/Refraksionis, untuk lensa maksimal
Sekali dalam Satu Tahun Kalender, untuk gagang maksimal Sekali dalam Dua Tahun
Kalender, yang besarnya tertera dalam Lampiran 10.
(2) Penggantian biaya pembelian alat Bantu pendengaran dapat diberikan kepada
Pegawai Sekali dalam Satu Tahun Kalender, berdasarkan resep dari Dokter Ahli
Telinga, Hidung dan Tenggorokan (THT) yang besarnya tertera dalam Lampiran 10.
(1) Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical Check Up) atas biaya Perusahaan diberikan
Sekali dalam Satu Tahun Kalender kepada PT/PTU dan PTT/PTTU.
(2) Pemeriksaan Kesehatan Berkala (Medical Check Up) untuk pekerjaan tertentu yang
memerlukan pemeriksaan khusus ditetapkan dengan Keputusan Direksi.
(3) Paket fasilitas pemeriksaan kesehatan berkala tersebut ditetapkan berdasarkan
jabatan, grade, tingkat risiko dan beban pekerjaan.
(4) Apabila hasil Medical Check Up mengindikasikan adanya penyakit serius yang
memerlukan tindak lanjut dan pemeriksaan secara intensif yang dibuktikan dengan
surat keterangan dokter ahli, maka biaya pemeriksaan ditanggung oleh Perusahaan.
Pasal 29
Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(1) Perusahaan menyediakan alat-alat Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan
(K3L) sesuai dengan ketentuan Undang-Undang No. 1 tahun 1970 tentang
Keselamatan & Kesehatan Kerja dan Lingkungan serta Peraturan Pemerintah yang
berlaku.
(2) Pegawai berhak memperoleh fasilitas kerja, dan alat-alat K3L sesuai dengan sifat
tugas dan lokasi kerja.
(3) Pegawai wajib memakai dan memelihara alat-alat K3L yang disediakan oleh
Perusahaan, yang merupakan pinjaman, dan tidak dibenarkan untuk dimiliki,
disalahgunakan, atau dipindahtangankan kepada pihak yang tidak berhak.
(4) Perusahaan dapat membebankan ganti rugi sebagian atau seluruhnya kepada
Pegawai, yang karena kelalaian atau kesengajaannya mengakibatkan hilang atau
rusaknya alat-alat K3L yang dipakainya.
(5) Pegawai wajib ikut aktif ambil bagian dalam usaha pencegahan dan penanggulangan
kecelakaan/kebakaran dan pencemaran dilingkungan kerjanya.
(6) Pegawai wajib melaporkan setiap kecelakaan/kebakaran yang terjadi dilingkungan
kerjanya, dan wajib memberikan keterangan yang benar kepada petugas yang
ditunjuk Perusahaan untuk menyelidiki peristiwa dimaksud.
(7) Demi kepentingan Perusahaan dan diri pribadinya, Pegawai wajib mematuhi/mentaati
semua Peraturan Perundangan tentang K3L di Perusahaan.
Pasal 30
Pakaian Seragam Kerja
(1) Perusahaan memberikan pakaian seragam kerja 2 (dua) pasang setiap tahun, yang
diberikan pada setiap awal tahun sesuai instruksi Direksi.
(2) Pakaian seragam kerja wajib dipakai pada hari kerja yang ketentuan harinya
ditetapkan dengan keputusan Direksi.
(1) Pegawai diberikan bantuan makan siang secara natura pada setiap hari kerja.
(2) Pelaksanaan makan siang tersebut ayat (1) diatur oleh masing-masing Unit Kerja/ Bisnis.
Pasal 32
Bantuan Biaya Telepon
Biaya telepon di rumah pejabat tertentu ditanggung sebagian oleh Perusahaan dalam
batas maksimal yang tertera dalam Lampiran 11.
Pasal 33
Kegiatan Sosial dan Olah Raga
Pasal 34
Lembur
(1) Pegawai yang karena tugasnya diwajibkan bekerja lembur melebihi ketentuan jam
kerja Perusahaan diluar ketentuan jam kerja fleksibel, diberikan uang lembur sesuai
dengan Keputusan Menteri Tenaga Kerja yang berlaku, atau Peraturan
penggantinya, sebagaimana tertera pada Lampiran 12.
(2) Surat Perintah Kerja Lembur (SPKL) harus dibuat sebelum kerja lembur dilakukan,
dengan menetapkan waktu dimulainya dan berakhirnya kerja lembur secara jelas,
ditandatangani oleh atasan yang berwenang, sesuai dengan contoh yang tertera
pada Lampiran 13.
(3) Kerja lembur lebih dari 3 (tiga) jam pada hari kerja, Surat Perintah Kerja Lembur
(SPKL) harus ditanda tangani oleh pimpinan Unit Kerja/Bisnis.
(4) Pegawai yang karena tugasnya diwajibkan bekerja lembur diluar jam kerja minimal
selama 3 jam atau lebih, diberikan makan secara natura yang nilainya ditentukan
oleh masing-masing Unit Kerja/Bisnis.
(5) Pegawai wanita yang karena tugasnya diwajibkan bekerja lembur sampai dengan
pukul 21.00 atau lebih, disediakan transport pulang dari tempat kerja Pegawai ke
tempat tinggalnya.
(6) Pimpinan Unit Kerja/Bisnis dapat mengatur waktu jam kerja pegawainya secara
“shift” (giliran), apabila diperkirakan pekerjaan tidak akan selesai dengan kerja
lembur diatas 3 (tiga) jam per hari.
Pasal 35
Imbalan Jasa Penulis Makalah dan Instruktur/Pengajar
Pasal 36
Jasa Produksi
(1) Jasa produksi diberikan kepada Pegawai sebagai kompensasi atas Laba Usaha yang
telah dicapai Perusahaan.
(2) Besarnya pembagian Jasa Produksi Unit Kerja/Bisnis ditetapkan dengan Keputusan
Direksi.
Pasal 37
Tunjangan Hari Raya Keagamaan
Pasal 38
Penghasilan Pegawai Tidak Aktif
Pasal 39
Penghasilan Pegawai Pada Saat Kegiatan Usaha Menurun
Apabila kegiatan usaha Perusahaan mengalami penurunan sebagai akibat krisis ekonomi
atau sebab lain yang mendesak, setelah melalui musyawarah antara Perusahaan dengan
Serikat Pekerja Waskita, maka penghasilan pegawai dapat disesuaikan dengan
penurunan/perubahan jam kerja.
Pasal 40
Kompensasi Bagi Pegawai/Keluarga Pada Saat Meninggal Dunia
(1) Pegawai yang meninggal dunia bukan akibat kecelakaan kerja, kepada ahli warisnya
diberikan:
a. Penghasilan penuh pada bulan yang bersangkutan meninggal dunia dan 3 (tiga)
bulan berikutnya.
Pasal 41
Santunan Cacat/Meninggal Akibat Kecelakaan Kerja
(1) Pegawai yang mengalami kecelakaan kerja dan menderita cacat tetap berhak
menerima santunan/ganti rugi dari PT. Jamsostek (Persero), yang pengurusannya
dilakukan oleh Perusahaan.
(2) Pegawai yang meninggal akibat kecelakaan kerja, keluarganya menerima
santunan/ganti rugi dari PT. Jamsostek (Persero).
(3) Pegawai yang mengalami kecelakaan kerja, berhak untuk mengajukan pensiun
dipercepat dan diberikan hak-haknya sampai dengan saat diberhentikan.
Pasal 42
Penghasilan Pada Saat Cuti/Ijin Tidak Masuk Kerja
Pasal 43
Maksud
(1) Untuk mempertahankan dan mengembangkan disiplin kerja, harus ada saling
menghormati dan penuh pengertian terhadap hak, kewajiban dan tanggung jawab
antara Pegawai dan Perusahaan.
(2) Perusahaan memberikan petunjuk dan bimbingan kepada pegawai melalui
atasannya demi tegaknya disiplin kerja dan agar Pegawai tidak melakukan
perbuatan yang dilarang.
(3) Pemberian teguran lisan, peringatan tertulis, dan sanksi kepada Pegawai yang
melakukan pelanggaran, berupa perbuatan tidak disiplin dan/atau perbuatan yang
dilarang pada hakekatnya bertujuan untuk memperbaiki dan mendidik dengan
harapan pegawai dapat memperbaiki sikap perilakunya, serta untuk menjaga citra
baik Perusahaan dan melindungi Perusahaan dari kerugian materiil.
Pasal 44
Disiplin kerja dan larangan
Pasal 45
Teguran Lisan
Teguran lisan diberikan oleh atasan Pegawai atas pelanggaran yang dilakukan oleh
Pegawai seperti tersebut dalam ayat (1) sampai dengan ayat (4) Pasal 44.
Pasal 46
Peringatan Tertulis
(1) Peringatan tertulis diberikan oleh Kepala Unit Kerja/Bisnis kepada pegawai dalam
bentuk surat peringatan, apabila melanggar minimal 1 (satu) ayat dari larangan
sebagaimana dimaksud pada ayat (5) sampai dengan ayat (20) Pasal 44 atau
setelah dilakukan teguran lisan sebagaimana tersebut dalam Pasal 45 sebanyak 3
(tiga) kali dan atau melakukan pelanggaran/kesalahan lain yang mengakibatkan
kerugian dan / atau merusak citra perusahaan, yang diberikan kepada pegawai
Pasal 47
Prosedur Penyampaian Surat Peringatan
(1) Surat Peringatan harus disampaikan secepat mungkin kepada pegawai, dan
pegawai yang bersangkutan harus menandatangani salinan surat peringatan
tersebut sebagai tanda terima.
(2) Apabila pegawai menolak menandatangani salinan surat peringatan sebagai tanda
terima, maka atasan pegawai (yang menandatangani surat peringatan)
membacakan isi surat peringatan dihadapan pegawai yang bersangkutan dengan
dihadiri oleh dua orang pegawai lain sebagai saksi.
(3) Atasan yang membacakan isi surat peringatan membuat catatan pada surat
peringatan tersebut bahwa “isi surat telah dibacakan, tetapi ditolak oleh yang
bersangkutan”, dan kemudian menandatanganinya bersama-sama dengan kedua
orang saksi yang hadir dan berlaku sah sebagaimana dimaksud ayat (1) Pasal ini.
(1) Sanksi dikenakan kepada pegawai, sesuai dengan berat/ringan, sifat, dan seringnya
pelanggaran dilakukan.
(2) Pegawai yang mendapat Surat Peringatan I, dikenakan sanksi berupa penundaan
kenaikan kelas kompetensi selama 1 (satu) tahun.
(3) Pegawai yang mendapat Surat Peringatan II, dikenakan sanksi berupa, penurunan
grade 1 (satu) tingkat, penundaan kenaikan kelas kompetensi selama 2 (dua) tahun
dan tidak mendapat promosi jabatan selama 1 (satu) tahun.
(4) Pegawai yang mendapat Surat Peringatan III/terakhir, dikenakan sanksi berupa,
penurunan grade 2 tingkat, penundaan kenaikan kelas kompetensi selama 3 (tiga)
tahun dan tidak mendapat promosi jabatan selama 2 (dua) tahun.
(5) Pegawai yang mendapat Surat Peringatan III/terakhir, tetapi melakukan kembali
suatu pelanggaran, maka yang bersangkutan dapat diberhentikan sementara
(skorsing), atau diberhentikan langsung dari perusahaan.
(6) Catatan-catatan tentang disiplin kerja, surat peringatan dan sanksi, harus disimpan
dengan baik oleh Biro/Bagian/Seksi/Staf yang menangani bidang Sumber Daya
Manusia, dalam catatan pegawai (Personal Record) yang ada di Unit Kerja/Bisnis
dan tembusannya dikirimkan kepada Biro SDM di Kantor Pusat.
(7) Pegawai yang mangkir bekerja minimal selama 5 (lima) hari berturut – turut dan
telah dipanggil oleh atasan langsungnya 2 (dua) kali secara tertulis tetapi pegawai
tidak dapat memberikan keterangan tertulis dengan bukti yang sah, maka
Perusahaan dapat melakukan proses Pemutusan Hubungan Kerja (PHK)
(8) Khusus untuk pelanggaran yang dilakukan Pegawai sehingga terindikasi
menimbulkan kerugian materiil bagi perusahaan, maka Perusahaan membentuk tim
investigasi yang bertugas membuktikan adanya transaksi yang tidak sesuai dengan
prosedur Perusahaan dan/atau tidak dapat dipertanggungjawabkan. Hasil dari tim
investigasi berupa saran rekomendasi kepada Perusahaan untuk ditindaklanjuti.
Apabila hasil tim investigasi pegawai terbukti melakukan transaksi seperti tersebut
diatas, maka selain berlaku sanksi-sanksi tersebut diatas kepada yang bersangkutan
juga dapat dituntut untuk mengembalikan kerugian perusahaan dimaksud sebesar
nilai transaksi yang tidak sesuai dengan prosedur Perusahaan dan/atau tidak dapat
dipertanggungjawabkan seperti tersebut diatas, secara sukarela.
(9) Apabila pegawai tidak bersedia secara sukarela mengembalikan kerugian
perusahaan yang telah ditetapkan, maka perusahaan dapat memperkarakan melalui
jalur hukum.
Pasal 49
Kesempatan Membela Diri
(1) Pegawai diberi kesempatan membela diri secara tertulis disertai bukti-bukti sah
yang membuktikan dirinya tidak melakukan pelanggaran dalam jangka waktu 30
(tiga puluh) hari kalender sejak menerima sanksi tersebut dalam Pasal 48 dan
BAB IX
PEMBEBASAN TUGAS DAN PEMBERHENTIAN PEGAWAI
Pasal 50
Pembebasan Tugas Sementara (Non – Aktif)
Pasal 51
Pemberhentian Sementara
Pasal 52
Pemberhentian Pegawai
Pasal 53
Pemberhentian Karena Kerugian Usaha
Pasal 54
Pemberhentian Massal
Pasal 55
Kriteria Pemberhentian Dengan Hormat
Pasal 56
Kriteria Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Pasal 57
Uang Pesangon, Uang Penghargaan Masa Kerja dan Uang Penggantian Hak
(1) PTT/PTTU yang telah berakhir jangka waktu Perjanjian kerja tidak berhak menuntut
uang pesangon, uang penghargaan masa kerja, ganti kerugian dan lain-lain.
(2) PT/PTU yang diberhentikan karena melakukan kesalahan berat sesuai pasal 44
ayat (5) sampai dengan ayat (20), akan menerima hak-haknya sesuai tersebut
dalam Lampiran 22 butir 1 dan Lampiran 23.
a. Penggantian Perumahan dan Pengobatan serta Perawatan.
b. Ganti kerugian atas cuti tahunan dan/atau cuti besar yang belum diambil,
c. apabila masa kerjanya telah memenuhi syarat untuk mendapatkan hak cuti
tahunan/cuti besar.
d. Angkutan untuk pulang bagi Pegawai dan keluarganya yang betul-betul kembali
ke tempat dimana Pegawai diterima bekerja.
e. Uang Jaminan Hari Tua (JHT) dari PT. Jamsostek.
f. Dan/atau hak lainnya yang akan dibayarkan setelah ada keputusan Pengadilan
atau LPPHI (Lembaga Penyelesaian Perselisihan Hubungan Industrial).
(3) PT/PTU yang diberhentikan karena melakukan kesalahan ringan sesuai pasal 55,
akan menerima hak-haknya sesuai tersebut dalam Lampiran 22 butir 2 dan Lampiran
23.
a. Uang Pesangon dari Perusahaan.
b. Uang Penghargaan Masa Kerja dari Perusahaan, apabila masa kerjanya telah
memenuhi syarat untuk mendapatkan uang Penghargaan Masa Kerja.
c. Penggantian perumahan serta pengobatan dan perawatan.
d. Ganti kerugian atas cuti tahunan dan/atau cuti besar yang belum diambil,
apabila masa kerjanya telah memenuhi syarat untuk mendapatkan hak cuti
tahunan/ cuti besar.
e. Ticket angkutan untuk pulang bagi pegawai dan keluarganya yang betul-betul
kembali ke tempat dimana Pegawai diterima bekerja.
f. Uang Jaminan Hari Tua (JHT) dari PT. Jamsostek.
(4) PT/PTU yang diberhentikan karena ditahan pihak yang berwajib bukan karena
pengaduan perusahaan sesuai pasal 55, akan menerima hak-haknya sesuai
tersebut dalam Lampiran 22 butir 3 dan Lampiran 23
a. Uang penghargaan Masa Kerja dari Perusahaan, apabila masa kerjanya telah
memenuhi syarat untuk mendapatkan Uang Penghargaan Masa Kerja.
b. Penggantian Perumahan dan Pengobatan serta Perawatan.
c. Ganti kerugian atas cuti tahunan dan cuti besar yang belum diambil, apabila
masa kerjanya telah memenuhi syarat untuk mendapatkan hak cuti besar.
d. Ticket angkutan untuk pulang bagi pegawai dan keluarganya yang betul-betul
kembali ke tempat dimana Pegawai diterima bekerja.
e. Uang Jaminan Hari Tua (JHT) dari Jamsostek.
BAB XI
KELUH KESAH
Pasal 58
Maksud
(1) Keluh kesah adalah suatu ungkapan yang timbul karena ada perbedaan pendapat
atau salah pengertian mengenai peraturan dan syarat-syarat kerja yang berlaku di
Perusahaan, yang terjadi antara Pegawai dengan pihak Perusahaan, yang apabila
tidak diselesaikan bisa menjadi sumber keresahan yang dapat menimbulkan rasa
tidak puas, frustasi atau terjadinya perselisihan ketenagakerjaan di Perusahaan.
(2) Pada dasarnya keluh kesah dapat disampaikan secara lisan oleh Pegawai kepada
atasannya, dan akan diselesaikan dengan cepat dan sebaik mungkin agar tetap
terpelihara hubungan baik dan positif antara Pegawai dan Perusahaan.
(3) Titik berat penyelesaian keluh kesah terletak pada Atasan langsung masing- masing
Pegawai, dilakukan melalui dialog langsung antara kedua pihak dalam suasana
kekeluargaan dan sedapat mungkin dijauhkan penyelesaian melalui prosedur resmi.
Pasal 59
Penyampaian Keluh Kesah
BAB XII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 60
Penutup
(1) Perjanjian Kerja Bersama ini berlaku untuk jangka waktu 2 (dua) tahun, terhitung
sejak tanggal ditandatangani oleh kedua belah pihak.
(2) Perjanjian Kerja Bersama (PKB) ini harus disosialisasikan kepada seluruh pegawai
Perusahaan, sedangkan pelaksanaannya dilakukan bersama oleh Manajemen
Perusahaan dengan Serikat Pekerja Waskita paling lambat 3 (tiga) bulan setelah
didaftarkan di Depnakertrans.
(3) Buku Perjanjian Kerja Bersama ini diberikan kepada setiap Pegawai untuk diketahui,
dipahami dan dilaksanakan sebagaimana mestinya.
(4) Semua ketentuan terdahulu yang bertentangan dengan Perjanjian Kerja Bersama
dinyatakan tidak berlaku lagi.
(5) Dalam hal terdapat perbedaaan penafsiran antara Peraturan Perusahaan dengan
Perjanjian Kerja Bersama, sebelum diadakan perbaikan / pembetulan, maka yang
dipakai adalah ketentuan dalam Perjanjian Kerja Bersama.
(6) Dalam hal terdapat perbedaan penafsiran antara Perjanjian Kerja Bersama dengan
Peraturan Perundang-Undangan, sebelum dilakukan perbaikan / pembetulan, maka
yang dipakai adalah Peraturan Perundangan yang berlaku.
(7) Peraturan Perundang-Undangan adalah aturan normatif dan merupakan standar
minimal dalam menentukan hak-hak Pegawai sehingga bilamana terdapat ketentuan
dalam PKB ini yang nilainya lebih rendah dari ketentuan Peraturan Perundang-
undangan yang berlaku, maka yang dipakai adalah Peraturan Perundang-undangan.
(8) Setelah berakhir masa berlaku Perjanjian Kerja Bersama, dinyatakan masih tetap
berlaku, sampai dengan dibuatnya Perjanjian Kerja Bersama yang baru, yang
didaftarkan di Departemen Tenaga Kerja dan Transmigrasi Republik Indonesia.
(9) Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja Bersama, akan diatur
kemudian berdasarkan musyawarah antara pihak Perusahaan dengan Serikat
Pekerja Waskita dan merupakan aturan tambahan yang tidak dapat dipisahkan dari
Perjanjian Kerja Bersama ini.
Pihak-pihak yang mengadakan Revisi Perjanjian Kerja Bersama Periode Tahun 2008-2010 :
SEKRETARIS JENDERAL,
II. Nama :
Tempat / Tanggal Lahir :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Selanjutnya di sebut : PIHAK KEDUA
Dengan ini para pihak bersepakat mengadakan PERJANJIAN KERJA WAKTU TIDAK TERTENTU
(seterusnya disebut PKWTT), sebagai Berikut :
Pasal 1
Pengertian Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja Bersama dalam PKWTT ini adalah Perjanjian Kerja Bersama
yang ditanda tangani antara Perusahaan PT. Waskita Karya dengan Serikat Pekerja Waskita dan
disyahkan oleh Departemen Tenaga Kerja RI.
2. Istilah Perjanjian Kerja Bersama dalam PKWTT ini selanjutnya disebut PKB.
Pasal 2
Status Pegawai
1. PIHAK PERTAMA mengakui bahwa PIHAK KEDUA bekerja sebagai pegawai PT. Waskita Karya
secara tidak terputus sejak tanggal ……………..
2. PIHAK PERTAMA mengakui status kepegawaian PIHAK KEDUA sebagai PT/PTU Perusahaan sesuai
dengan ketentuan awal saat kesepakatan ini sebagai berikut :
a. Status :
b. Terhitung mulai tanggal :
c. Tanggungan Keluarga :
d. Grade :
e. Masa Kerja efektif di PT. WK :
38
Pasal 3
Hak dan Kewajiban
PIHAK PERTAMA memberikan kepada PIHAK KEDUA segala hak-haknya sebagai pegawai dan PIHAK
KEDUA harus mematuhi kewajibannya sebagai pegawai, sebagaimana ketentuan dalam PKB serta
aturan-aturan lain yang berlaku di Perusahaan yang tidak bertentangan dengan PKB dan/atau
peraturan perundangan ketenaga kerjaan yang berlaku.
Pasal 4
Sosialisasi PKB
Dalam pelaksanaan Perjanjian Kerja Waktu Tidak Tertentu ini PIHAK PERTAMA wajib memberikan
penjelasan isi PKB dan PIHAK KEDUA wajib menerima dan berupaya memahami PKB.
Pasal 5
Penyelesaian Perselisihan
Apabila terjadi perselisihan pendapat mengenai pelaksanaan PKWTT ini, akan diselesaikan secara
musyawarah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dan apabila perselisihan tersebut tidak
terselesaikan antara kedua belah pihak, akan diselesaikan secara bipartit antara Perusahaan dengan
Serikat Pekerja Waskita dan apabila perselisihan tersebut tidak selesai secara bipartit akan diselesaikan
secara tripartit dengan pejabat perantara dari Instansi yang membidangi Ketenagakerjaan dan/atau
sesuai dengan ketentuan peraturan perundangan ketenaga kerjaan yang berlaku.
Pasal 6
Penutup
PKWTT ini dibuat pada tanggal ………………………… dalam rangkap 3 (tiga), masing-masing mempunyai
kekuatan hukum yang sama, berkas pertama dan kedua bermeterai cukup, dan ditanda tangani oleh
kedua belah pihak dalam keadaan sadar, sehat, dan tanpa tekanan dari siapapun juga.
( …………………….. ) (……………………..)
39
:
I. Nama :
Jabatan :
Perusahaan :
Alamat :
Selanjutnya disebut : PIHAK PERTAMA
II. Nama :
Tempat / Tanggal Lahir :
Pendidikan Terakhir :
Alamat :
Selanjutnya di sebut : PIHAK KEDUA
Dengan ini para pihak bersepakat mengadakan PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU (seterusnya
disebut PKWT), sebagai berikut:
Pasal 1
Pengertian Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
1. Yang dimaksud dengan Perjanjian Kerja Bersama dalam PKWT ini adalah Perjanjian Kerja Bersama
antara Perusahaan PT.Waskita Karya dengan Serikat Pekerja Waskita periode tahun 2008 – 2010
yang disahkan oleh Departemen Tenaga Kerja RI, atau Perjanjian Kerja Bersama baru sebagai
penggantinya.
2. Istilah Perjanjian Kerja Bersama dalam PKWT ini untuk seterusnya disebut PKB.
Pasal 2
Status Pegawai
PIHAK PERTAMA menerima / mengangkat PIHAK KEDUA sebagai Pegawai Tidak Tetap sesuai dengan
pasal 9 ayat (1 huruf b) PKB, dengan ketentuan dibawah ini :
a. Status : PTT/PTTU
b. Terhitung mulai tanggal :
c. Tanggungan Keluarga :
40
:
Pasal 3
Penempatan dan Penugasan
1. PIHAK PERTAMA memperkerjakan PIHAK KEDUA selama ……… tahun terhitung muai tanggal
……………….. dan berakhir pada tanggal ………………..
Pasal 4
Penghasilan
1. Besarnya penghasilan pegawai PKWT minimal harus memenuhi ketentuan PKB sebesar Rp.
…………………….(…………………………………………………………………………)
2. PIHAK PERTAMA akan membayar penghasilan kepada PIHAK KEDUA pada setiap akhir bulan.
Pasal 5
Fasilitas
PIHAK KEDUA berhak atas fasilitas yang disediakan Perusahaan yang termasuk dalam Hak Pegawai
sesuai dengan ketentuan pasal 19 sd. 31 PKB.
Pasal 6
Kewajiban Pegawai
PIHAK KEDUA wajib mematuhi semua ketentuan dan tata tertib yang ditetapkan oleh Perusahaan,
termasuk mematuhi Kewajiban Pegawai sesuai dengan ketentuan pasal 12 sd. 16 PKB.
Pasal 7
Larangan Bagi Pegawai
PIHAK KEDUA dilarang melanggar semua ketentuan dan tata tertib yang ditetapkan oleh Perusahaan,
termasuk melanggar larangan bagi Pegawai sesuai dengan ketentuan pasal 44 PKB.
Pasal 8
Cuti dan Ijin Tidak Masuk Kerja
PIHAK KEDUA berhak atas cuti dan ijin tidak masuk kerja, sesuai dengan ketentuan pasal 14 dan 15
KKB
41
:
Pasal 9
Penilaian Pelaksanaan Tugas dan Pembinaan Pegawai
PIHAK PERTAMA akan melakukan penilaian pelaksanaan tugas PIHAK KEDUA setiap 6 (enam) bulan,
sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh Perusahaan.
Pasal 10
Disiplin Kerja dan Sanksi
PIHAK PERTAMA akan mengenakan sanksi atas pelanggaran disiplin kerja yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA, sesuai dengan ketentuan pasal 44 sd. 48 PKB.
Pasal 11
Pemberhentian Karena Menurunnya Kegiatan Usaha
Apabila terjadi penurunan kegiatan usaha di Unit Kerja tempat PIHAK KEDUA dipekerjakan sebelum
berakhirnya hubungan kerja, maka PIHAK PERTAMA akan memberhentikan PIHAK KEDUA, dan PIHAK
KEDUA akan menerima ganti rugi sebesar penghasilan penuh, sejak diberhentikan sampai berakhirnya
hubungan kerja.
Pasal 12
Pengunduran Diri Sebelum Berakhirnya Hubungan Kerja
Apabila PIHAK KEDUA mengundurkan diri secara sepihak sebelum berakhirnya hubungan kerja, maka
PIHAK KEDUA wajib membayar ganti rugi kepada PIHAK PERTAMA sebesar penghasilan penuh, sejak
tanggal pengunduran diri sampai dengan tanggal berakhirnya hubungan kerja.
Pasal 13
Pemberhentian Sementara (Skorsing)
PIHAK PERTAMA akan mengenakan pemberhentian sementara (skorsing) terhadap PIHAK KEDUA,
apabila PIHAK KEDUA dikenakan tahanan sementara oleh pihak yang berwajib karena disangka telah
melakukan sesuatu tindak pidana kejahatan, sesuai dengan ketentuan pasal 51 PKB.
Pasal 14
Pemberhentian Dengan Hormat
PIHAK KEDUA dapat diberhentikan dengan hormat oleh PIHAK PERTAMA, apabila hubungan kerja
berakhir sesuai dengan pasal 3 ayat (1), atau memenuhi salah satu alasan tersebut pada pasal 55 PKB.
42
:
Pasal 15
Pemberhentian Tidak Dengan Hormat
Apabila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran sebagaimana dimaksud dalam pasal 56 PKB maka
PIHAK KEDUA akan diberhentikan tidak dengan hormat dari Perusahaan
Pasal 16
Penyelesaian Keluh Kesah
Apabila dalam melaksanakan tugas PIHAK KEDUA merasa tidak puas atas perlakuan dari pihak
Perusahaan, dan setelah menyampaikan keluh kesah tersebut secara lisan kepada Atasannya, menurut
PIHAK KEDUA tidak mendapat tanggapan yang semestinya dan maka PIHAK KEDUA dapat mengajukan
keluh kesah secara tertulis kepada Atasan yang lebih tinggi dari Atasannya itu.
Pasal 17
Berakhirnya Hubungan Kerja
PKWT ini berakhir demi hukum, dan hubungan kerja antara PIHAK KEDUA dan PIHAK PERTAMA putus
dengan sendirinya, apabila jangka waktu tersebut pasal 3 ayat (1) terpenuhi, dan PIHAK KEDUA tidak
berhak menuntut uang pesangon, uang jasa atau ganti rugi apapun kepada PIHAK PERTAMA, sesuai
dengan pasal 57 ayat 1 PKB.
Pasal 18
Pemahaman Isi Kesepakatan Kerja
Sebelum menandatangani PKWT ini, PIHAK KEDUA menyatakan telah membaca, mengerti dan
memahami seluruh isi dan maksud yang terkandung dalam pasal-pasal PKWT ini, termasuk pasal-pasal
yang ada dalam PKB.
Pasal 19
Janji Lain Diluar Kesepakatan
PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA menyatakan bahwa tidak ada janji-janji lainnya selain kesepakatan
yang tertulis dalam pasal-pasal PKWT ini.
Pasal 20
Penyelesaian Perselisihan
Apabila terjadi perselisihan pendapat mengenai pelaksanaan PKWT ini, akan diselesaikan secara
musyawarah antara PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA, dan apabila perselisihan tersebut tidak
terselesaikan antara kedua pihak, akan diselesaikan secara Bipartit antara Perusahaan dengan Serikat
Pekerja Waskita, dan / atau secara Tripartit dengan pejabat perantara dari Departemen Tenaga Kerja
RI.
43
:
Pasal 21
Penutup
PKWT ini dibuat pada tanggal .................................. dalam rangkap 3 (tiga), masing-masing
mempunyai kekuatan hukum yang sama, berkas pertama dan kedua bermeterai cukup, dan ditanda
tangani oleh kedua pihak dalam keadaan sadar, sehat, dan tanpa pengaruh atau tekanan dari siapapun
juga.
Jakarta, .......................
( ................................ ) ( ................................ )
44
Lampiran 3 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
A. 1. Nama : ……………………………………………………..
2. Grade : ……………………………………………………..
3. Jabatan / Tempat Tugas : ……………………………………………………..
4. Maksud cuti / izin : ……………………………………………………..
5. Tujuan / Alamat selama : ……………………………………………………..
Menjalani cuti / izin : ……………………………………………………..
6. Alat angkutan yang digunakan : ……………………………………………………..
7. Cuti / Izin terakhir : ……………………………………………………..
( ………………………………… )
B. Keterangan dari Kepala Biro SDM / Bagian / Seksi P/K tentang cuti / izin yg pernah dijalani :
……………………………………………………………
( ………………………………… )
C. Selama menjalani cuti / izin dari tanggal ………………………. Sd ……………………..
Pekerjaan rutin diserahkan kepada sdr. ………………………
Yang menerima,
( ………………………………… )
D. Catatan Direksi / Kepala Biro / Wilayah / Divisi / Cabang :
Berkeberatan / Tidak Berkeberatan *) ………………………………….
( ………………………………… )
( ………………………)
45
Lampiran 4 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Pelaksana Muda/Madya
Grade 1– 8
Executive AC
II Kelas Ekonomi
*) Dalam hal perjalanan dinas mendampingi Pejabat Pemerintah, Dewan Komisaris, Direksi atau Pemberi Tugas, jiika
tersedia pada penerbangan yang bersangkutan.
46
Lampiran 5: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
KELOMPOK : I KELOMPOK : II
Kepala Unit
Kerja/Bisnis 550.000 200.000 750.000 500.000 200.000 700.000
1 Asisten Direksi
Waka Unit Bisnis
Kepala Proyek Tipe A
Kabag Unit
Kerja/Bisnis
Kacab Utama/Madya/
Muda 450.000 150.000 600.000 400.000 150.000 550.000
2
Kapro Tipe B/C
Kasi Proyek Tipe A/B/C
Kepala Lapangan
Pelaksana Utama
Grade 9 – 11
Pelaksana
Muda/Madya 350.000 125.000 475.000 300.000 125.000 425.000
3 Grade 5 – 8
47
Lampiran 6 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
JARAK (KM)
NO JABATAN
0 – 500 501 - 1000 > 1000
Kabag Unit
Kerja/Bisnis
Kacab Utama/Madya/
Muda 1.500.000 2.000.000 2.750.000
2 Kapro Tipe B/C
Kasi Proyek Tipe A/
B /C
Kepala Lapangan
Pelaksana Utama
Grade 9 – 11
Pelaksana
1.250.000 1.750.000 2.500.000
Muda/Madya
3 Grade 5 – 8
Grade 1 – 4
1.000.000 1.500.000 2.000.000
4
Catatan : Bagi yang belum menikah hanya berhak menerima 50 % dari biaya diatas.
48
Lampiran 7 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
1 2 3
2.500.000 / Anak
1. SLTA
2.000.000 / Anak
2. SLTP
1.500.000 / Anak
3. TK / SD
Keterangan:
a. Bantuan diberikan apabila anak pegawai benar-benar pindah sekolah dengan menunjukkan bukti surat
pindah sekolah.
b. Bantuan dibatasi maksimal untuk 3 (tiga) orang anak.
49
Lampiran 8 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Kepala Unit
Kerja/Bisnis
1 18.000.000 15.000.000
Asisten Direksi
Waka Unit Bisnis
Kepala Proyek Tipe A
Keterangan :
A : Jabodetabek, Bandung, Surabaya, Medan, Batam, Pekanbaru, Balikpapan, Samarinda, Makassar, Denpasar, Ambon
B : Kota-kota di Indonesia selain A
50
Lampiran 9 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Kepala Unit
Kerja/Bisnis 300.000
1
Asisten Direksi
Waka Unit Bisnis
Kepala Proyek Tipe A
Kabag Unit
Kerja/Bisnis
Kacab
Utama/Madya/Muda
200.000
2 Kapro Tipe B/C
Kasi Proyek Tipe A/B
/C
Kepala Lapangan
Pelaksana Utama
Grade 9 – 11
Pelaksana
Muda/Madya 150.000
3
Grade 5 – 8
Grade 1 – 4 100.000
4
51
Lampiran 10 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Pelaksana Muda/Madya
Grade 5 - 11
250.000,- 450.000,- 500.000,- 600.000,-
Grade 1 - 4
250.000,- 350.000,- 500.000,- 600.000,-
Catatan :
1. Penggantian lensa kacamata maksimal sekali setahun.
2. Penggantian gagang frame kacamata maksimal sekali dalam 2 (dua) tahun.
52
Lampiran 11 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
BANTUAN BIAYA
NO JABATAN
PER BULAN
Catatan : Jika biaya telepon melebihi ketentuan diatas, maka biaya selebihnya ditanggung secara pribadi
oleh pejabat ybs.
53
Lampiran 12 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
54
Lampiran 13: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
WAKTU LEMBUR
NAMA PEGAWAI
NO MULAI SELESAI URAIAN PENUGASAN
YANG DITUGASKAN
JAM JAM
( ________________________ ) ( _________________________ )
*) Ditanda tangani oleh atasan pejabat yang menugaskan bila kerja lembur melebihi 3 (tiga) jam dan / atau
kerja lembur pada hari libur.
55
Lampiran 14: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
56
Lampiran 15: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
BESARNYA BANTUAN
NO URAIAN
( Rp )
57
Lampiran 16: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Kepada Yth :
Sdr. …………………….
NP.
Di –
…………………………….
Sehubungan dengan hal tersebut dibawah ini, maka dengan sangat menyesal kami sampaikan
kekecewaan kami kepada Saudara, berkenaan dengan kejadian / pelanggaran disiplin kerja sebagai
berikut :
Atas kelalaian Saudara tersebut, maka kami sampaikan kepada Saudara surat ini, sebagai Surat
Peringatan Pertama.
Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka saudara kami berikan sanksi berupa (misalnya.
pengurangan nilai NPI ..... % selama 1 tahun )
Kami harap Saudara memperhatikan peringatan ini dengan sebaik-baiknya, agar kejadian /
pelanggaran serupa tidak terulang lagi diwaktu yang akan datang.
( ____________________)
( _____________________)
Pegawai ybs.
Tembusan :
1. Direksi.
2. Karo SDM.
3. SPW
4. …………..
58
Lampiran 17: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Kepada Yth :
Sdr. …………………….
NP.
Di –
…………………………..
Perihal : Peringatan Kedua.
Dengan hormat,
Meskipun Saudara telah diberi Surat Peringatan Pertama No. ………………………….. pada tanggal
…………………….. berkenaan dengan kejadian / pelanggaran disiplin kerja (copy terlampir), ternyata
Saudara belum / tidak memperbaiki sikap dan perilaku yang tidak baik tersebut.
Pada tanggal ……………………., Saudara melakukan pelanggaran lagi disiplin kerja berupa
…………………………………………………. (sebutkan jenis, tempat waktu dan dampak pelanggarannya), hal
tersebut sangat kami sesalkan.
Atas kelalaian Saudara, maka kami sampaikan kepada Saudara surat ini, sebagai Surat Peringatan
Kedua.
Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka Saudara kami berikan sanksi berupa (misalnya
pengurangan nilai NPI ..... % selama 2 tahun )
Perlu kami tegaskan lagi, bahwa perbuatan Saudara tersebut di atas merupakan pelanggaran disiplin
kerja yang dapat berakibat pengenaan sanksi yang lebih serius dari Perusahaan.
Diterima oleh :
( ____________________)
( _____________________)
Pegawai ybs.
Tembusan :
1. Direksi.
2. Karo SDM.
3. SPW
4. …………..
59
Lampiran 18: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Kepada Yth :
Sdr, ………………….
NP.
Di –
………………………..
Perihal : Peringatan Ketiga dan Terakhir
Dengan hormat,
Kepada Saudara telah diberikan Surat Peringatan Pertama, dan Kedua, masing-masing No.
……………………………dan No. ………………….pada tanggal ……………..dan ………………..
berkenaan dengan kejadian / pelanggaran disiplin kerja (copy terlampir), ternyata Saudara belum / tidak juga
memperbaiki sikap dan perilaku yang tidak baik tersebut.
Pada tanggal ……………………………., untuk kesekian kalinya Saudara melakukan lagi pelanggaran disiplin kerja
berupa ………………………………………………………( sebutkan jenis, tempat, waktu dan dampak pelanggarannya),
hal tersebut sangat kami sesalkan, dan tidak dapat ditoleransikan lagi.
Sehubungan dengan itu, maka kami sampaikan kepada saudara surat ini, sebagai Surat Peringatan Ketiga, dan
terakhir.
Berdasarkan dengan hal tersebut diatas, maka Saudara kami berikan sanksi berupa (misalnya pengurangan
nilai NPI ..... % selama 3 tahun)
Apabila dikemudian hari ternyata Saudara melakukan pelanggaran disiplin kerja lagi, maka Perusahaan akan
mengambil tindakan tegas, berupa pemberhentian sementara (skorsing), atau secara langsung Saudara
diberhentikan dari Perusahaan.
Kepala Unit Kerja/Bisnis
Diterima oleh :
( _____________________)
( ____________________)
Pegawai ybs.
Tembusan :
1. Direksi.
2. Karo SDM.
3. SPW
4. …………..
60
Lampiran 19 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
Kepada Yth :
Sdr. …………………….
NP.
Di –
……………………………
Dengan hormat,
Selama bulan ………………….. (1 bulan penuh ) Saudara diperkenankan tidak masuk kerja dengan mendapat
penghasilan penuh pada bulan tersebut.
Demikian harap Saudara maklumi, atas usaha dan jasa Saudara selama bekerja di PT. Waskita Karya, kami
ucapkan terima kasih.
( ______________________ ) ( ___________________ )
Pegawai ybs.
Tembusan :
1. Direktur
2. Karo SDM.
3. SPW * Coret / buang yang tidak perlu
61
Lampiran 20 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
SURAT KETERANGAN
NO. ………./SKET/WK/……/…….
Nama : …………………………………….
Jabatan : …………………………………….
Alamat Perusahaan : …………………………………….
Nama : …………………………………….
Tempat / tgl. Lahir : …………………………………….
Pendidikan terakhir : …………………………………….
Tugas / jabatan terakhir : …………………………………….
Telah bekerja dilingkungan perusahaan PT. Waskita Karya, sejak tanggal …………………
dan terhitung mulai tanggal ………………………….. diberhentikan dengan hormat dari Perusahaan
……………………………………………………………………………………………………..*), dengan pengalaman kerja terlampir.
Selama bekerja di PT. Waskita Karya, yang bersangkutan telah menunjukkan kesungguhan kerja dengan
prestasi yang baik.
( ______________________ )
62
Lampiran 21: Perjanjian Kerja Bersama (PKB
Tahun 2008-2010
PENGALAMAN KERJA
Nama : ……………………………………………….
Tempat / tgl. Lahir : ……………………………………………….
Pendidikan terakhir : ……………………………………………….
………………………………….*)
( ____________________ )
63
Lampiran 22 : Perjanjian Kerja Bersama (PKB)
Tahun 2008 - 2010
HAK - HAK
Penghargaan Penggantian Cuti Tahunan Biaya atau ongkos
No. Kriteria Pemutusan Hubungan Kerja
Uang Pesangon Masa Kerja Perumahan dan yang belum pulang dimana Uang Pisah
Pengobatan diambil/gugur pekerja diterima
1 Kesalahan Berat Sesuai UU Sesuai UU v v v
2 Kesalahan Ringan ( ps. 161 ayat 3 ) 1 kali 1 kali v v v
3 Ditahan Pihak yang berwajib bukan karena pengaduan dari Perusahaan (Ps.160) -- 1 kali v v v
4 Pengakhiran Hubungan Kerja dengan Pegawai karena usia pensiun(167.ay.5) 2 kali 1 kali v v v
5 Pengunduran diri pegawai atas Kemauan Sendiri (162 ayat 1 -- -- v v v v
6 Pemutusan Hubungan Kerja karena ( UUK 13/2003 psl 164 ayat 1 ) 1 kali 1 kali v v v
a. Perusahaan tutup karena rugi terus menerus yang dibuktikan
dengan audit oleh akuntan publik paling singkat 2 tahun terakhir
b. Keadaan memaksa (force majeur)
7 Pemutusan Hubungan Kerja karena (UUK No.13/2003 psl. 163 ayat 1 ) 1 kali 1 kali v v v
a. Perubahan Status
b. Perubahan pemilikan perusahaan sebagaian / seluruhnya
c. Perusahaan pindah lokasi dengan syarat-syarat kerja baru yang sama,
64
I PESANGON
a. Masa kerja kurang dari 1 (satu tahun ) 1 (satu) bulan penghasilan *)
b. Masa kerja 1 (satu ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 2 (dua) tahun 2 (dua ) bulan penghasilan
c. Masa kerja 2 ( dua ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 3 (tiga) tahun 3 (tiga) bulan penghasilan
d. Masa kerja 3 ( tiga ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 4 (empat) tahun 4 (empat) bulan penghasilan
e. Masa kerja 4 ( empat) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 5 ( lima ) tahun 5 (satu) bulan penghasilan
f. Masa kerja 5 ( lima ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 6 (enam) tahun 6 (enam) bulan penghasilan
g. Masa kerja 6 (enam ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 7 (tujuh) tahun 7 (tujuh ) bulan penghasilan
h. Masa kerja 7 (tujuh ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 8 (delapan) tahun 8 (delapan) bulan penghasilan
I . Masa kerja 9 (sembilan) tahun atau lebih. 9 (sembilan) bulan penghasilan.
d. Masa kerja 12 (duabelas ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 15 (limabelas) tahun 5 (lima) bulan penghasilan.
e. Masa Kerja 15 (limabelas) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 18 (delapanbelas) tahun 6 (enam) bulan penghasilan.
f. Masa kerja 18 (delapanbelas) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 21 (duapuluhsatu) tahun 7 (tujuh ) bulan penghasilan.
g. Masa kerja 21 (duapuluhsatu ) tahun atau lebih, tetapi kurang dari 24 (duapuluh empat) tahun 8 (delapan) bulan penghasilan.
h. Masa kerja 24 (duapuluh empat) tahun atau lebih. 10 (sepuluh) bulan penghasilan.
Keterangan :
67
LAMPIRAN
Lampiran ini berisikan antara lain Prosedur Rekrutmen SDM, Penilian Karya Pegawai,
Perencanaan Suksesi Pegawai, Pendidikan & Pelatihan, dan Survey Komitmen dan
Kepuasan Pegawai dengan kode dokumen sebagai berikut :
Kode
No Prosedur
Dokumen
Rekrutmen
1. Unit Bisnis/Unit kerja merencanakan Kepala Unit Form. WK-
kebutuhan SDM berdasarkan: Kerja/Bisnis/ SDM-01-01 &
a. Perkembangan Usaha Kacab/Kapro 02
b. RKAP/ RJPP
c. Jumlah SDM yang ada
2. Menganalisa pegawai yang ada dan Karo SDM
rencana kebutuhan SDM Kabag PP/
berdasarkan: Kabag Adm. &
a. Jumlah Kepeg
b. Knowledge
c. Skill, dll
3. Berdasarkan Analisa Kebutuhan Karo SDM
Pegawai, pegawai yang memenuhi
persyaratan dimintakan persetujuan
kepada Direktur Pengembangan &
SDM untuk dimutasi,
4. Kekurangan pegawai diusulkan Karo SDM
kepada Direktur Bidang
Pengembangan & SDM untuk
dilakukan rekrutmen
5. Berdasarkan Analisa Kebutuhan Karo SDM
Pegawai yang dibuat dimintakan
persetujuan kepada Direktur
Pengembangan & SDM, Jika tidak
disetujui hasil analisa akan
diarsipkan.
6. Mengkoordinir pelaksanaan Kabag Adm. &
penerimaan pegawai antara lain Kepeg
melalui:
o Iklan
o Lamaran Langsung
o Depnaker
o Perusahaan penyedia tenaga kerja
Nama Jabatan Tanda Tangan
Lampiran : I
Persero Form.WK-SDM-01-01
Pusat
Unit Kerja/Bisnis : ………………………………
Halaman : dari
RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI
Pemenuhan
Kurang/
No. Unit Kerja Kebutuhan Tersedia Promosi/Mutasi Keterangan
Lebih
Masuk Keluar Jumlah Rekrut
( ……………………………..) ( ……………………………..)
Lampiran : I
Pusat
Wilayah/Divisi : ………………………………
Halaman : dari
RENCANA KEBUTUHAN PEGAWAI
BERDASARKAN KUALIFIKASI & SPESIFIKASI JABATAN
Persyaratan Jabatan Rencana
Uraian Tugas Jumlah Waktu
No. Formasi Jabatan Yang dibutuhkan Peringkat Pengalaman Kerja Bahasa Penempatan Evaluasi
Pokok Kekurangan Penempatan
Pendidikan Tahun Jenis Pek. Inggris P/M/R
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
( ……………………………..) ( ……………………………..)
Lampiran : I
Form.: WK-SDM-01-03
Edisi : 2
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Catatan: Dapat menambahkan form tersendiri apabila tempat yang disediakan tidak
mencukupi
29
Lampiran : I
Form.: WK-SDM-01-03
Edisi : 2
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
30
Lampiran : I
Form.: WK-SDM-01-03
Edisi : 2
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Berikan penilaian dengan angka 1 s/d 4 untuk masing-masing faktor yang dinilai pada
kolom nilai yang tersedia.
Nilai*
No Faktor Yang Dinilai
Baik Sekali Baik Cukup Kurang
1 Pengetahuan
2 Keterampilan
3 Perilaku :
a. Kreatifitas
b. Ketangguhan
c. Kepemimpinan
d. Kerjasama
e. Disiplin
f. Inisiatif
g. Tanggung Jawab
h. Kejujuran
*) Keterangan:
4 = Baik Sekali 3 = Baik 2 = Cukup 1 = Kurang
31
Lampiran : I
Form.: WK-SDM-01-03
Edisi : 2
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………
Menyetujui : Penilai ,
Kepala Unit Kerja/Bisnis Jabatan : ………………………….
__________________________ ___________________________
NP : NP :
Catatan :
Setelah diisi, mohon dikembalikan kepada Kepala Bagian KSDM Divisi atau Wilayah
32
Lampiran : I
Form.: WK-SDM-01-04
Edisi : 2
Nama Penyaji :
Topik Materi :
TOTAL SKORE :
Anda dapat pula menyampaikan keluhan/saran mengenai program Diklat ini kepada Biro SDM
Kantor Pusat PT. Waskita Karya, Telepon : (021)850 8510 Fax : (021)850 8506 atau e-mail
address : waskita@waskita co.id . Homepage : www. waskita.co.id.
Lampiran : II
b a
Lampiran : II
5
Direksi/Kepala Unit Kerja/Bisnis/ 5. Direksi/Kepala Unit Bisnis/Kepala Unit Kabag KSDM Blanko NPI
Kabag/Kapro/Kacab/Kasi merkap Kerja/Kabag/Kapro/Kacab/Kasi merekap & Form. WK-
dan mengevaluasi Nilai Prestasi mengevaluasi Nilai Prestasi Individu (NPI) SDM-10-06
Individu (NPI) untuk semua pegawai diunit kerjanya yang
ditanda tangani oleh Penilai & Yang Dinilai.
6
Kabag KSDM di Unit Bisnis
6. Direksi/Kepala Unit Bisnis /Kepala Unit Kabag KSDM Rekap NPI
membuat Rekap NPI, kemudian di
Kerja/Kabag/Kapro/Kacab/Kasi
serahkan ke Biro SDM sebagai
menyerahkan hasil PKP berupa rekap NPI
kepada Kabag PK-nya masing-masing
untuk diteruskan ke Biro SDM sebagai
7 Laporan PKP untuk diinputkan kedalam
Biro SDM menginput Laporan database pegawai dan proses selanjutnya.
PKP ke dalam SIM SDM, 7. Biro SDM mengolah & mengevaluasi NPI Kabag. PP / SIM SDM
mengolah, mengevaluasi NPI semua pegawai dari data base SIM SDM Kabag. Adm
untuk proses pembinaan & pengembangan Kepeg / Karo.
semua Pegawai.
SDM. SDM
Rencana Evaluasi
Rencana Realisasi (%)
Indikator Formula Bobot Batasan Nilai (X)
(Ra) (Ri) Pencapaian
7=6/5 (Min)
1 2 3 4 5 6 8= 7x3
7=5/6 (Maks)
1 ASPEK OPERASIONAL 80
a. Program TI a1 Jml Updating Prosedur TI 12 Min
a2 Jml Aplikasi program TI 10 Min
b. Litbang b Jml Kajian Litbang 12 Min
c. Manajemen Risiko c Jml Updating Prosedur MR 12 Min
d. Pengembangan Usaha d Jml Kajian Pengembangan Usaha 12 Min
e. Sistem K3LM e Jml Updating Prosedur K3LM 12 Min
f. Sosialisasi & Bimbingan Fungsional f Jml Sosialisasi & Bimbingan Fungsional 10 Min
2 ASPEK DINAMIS 20
a. Ketepatan waktu laporan a1 Ketepatan waktu & Isi Laporan (%) 10 Min
b. Jml Ketidaksesuaian SMK3LM b1 Jumlah temuan minor 5 Maks
b2 Jml insiden fatal, kecelakaan cacat permanen 5 Maks
tdk dapat bekerja kembali atau meninggal
T OT A L 100
(………………………………) (………………………...)
KEY PERFORMANCE INDICATOR Lampiran II
PT. WASKITA KARYA (Persero)
contoh TAHUN ………
Rencana Evaluasi
Rencana Realisasi (%)
Indikator Formula Bobot Batasan Nilai (X)
(Ra) (Ri) Pencapaian
7=6/5 (Min)
1 2 3 4 5 6 8= 7x3
7=5/6 (Maks)
1 ASPEK FINANCIAL & OPERASIONAL 85
2 ASPEK DINAMIS 15
a. Ketepatan waktu laporan a1 Ketepatan waktu & Isi Laporan (%) 7 Min
b. Jml Ketidaksesuaian SMK3LM b1 Jumlah temuan minor 2 Maks
b2 Jml insiden fatal, kecelakaan cacat permanen 2 Maks
tdk dapat bekerja kembali atau meninggal
C. Produktivitas c. Pendapatan Usaha / Jml gaji pokok pegawai 4 Min
T OT A L 100
Rencana Evaluasi
Rencana Realisasi (%)
Indikator Formula Bobot Batasan Nilai (X)
(Ra) (Ri) Pencapaian
7=6/5 (Min)
1 2 3 4 5 6 8= 7x3
7=5/6 (Maks)
1 ASPEK FINANCIAL & OPERASIONAL 85
2 ASPEK DINAMIS 15
a. Ketepatan Laporan a1 Ketepatan waktu & Isi Laporan (%) 7 Min
b. Jml Ketidaksesuaian SMK3LM b1 Jumlah temuan minor 2 Maks
b2 Jml insiden fatal, kecelakaan cacat permanen 2 Maks
tdk dapat bekerja kembali atau meninggal
C. Produktivitas c. Pendapatan Usaha / Jml gaji pokok pegawai 4 Min
T OT A L 100
3 Realisasi diisi sesuai dengan angka pencapaian per akhir periode penilaian (Tahunan)
4 Average debt dalam rumus ROCE, dihitung tahunan berdasarkan : Besarnya beban
bunga dibagi dengan average interest rate.
5 Aspek Dinamis
a Ketepatan waktu dan atau isi laporan dihitung : setiap kekurangan 1 periode
pelaporan dikalikan 0,8 (kelipatan 0,8)
Contoh : - 2 periode tidak tepat waktu = 0,8 x 0,8 = 0,64
- 3 kekurang tepatan =0
- Mendapat teguran tertulis dari Direksi, dikalikan 0,75 dari total nilai KPI
b Temuan minor maksimum dihitung : setiap kelebihan temuan minor dari target,
dikalikan 0,7 (kelipatan 0,7).
Contoh : - 3 temuan diatas target minor diisi = 0,7 x 0,7 x 0,7 = 0,34
- > 3 temuan = 0
c Jumlah insiden fatal ……… dst (jika melampaui target), dihitung = 0
6 NPI dihitung berdasarkan perkalian antara bobot dengan % pencapaian, dan akan
digunakan untuk menetapkan score setelah ditambahkan dengan penilaian rekan
sekerja dan penilaian bawahan.
Lampiran : II
FPI - RS
Form. WK-SDM-10-08
Edisi : 2
PENILAIAN REKAN SEKERJA
Tahun 2009
Nama Grade /
N. P Kelompok Jabatan Mgr Spv Staf
Jabatan Proyek / Kantor
Unit Kerja Masa Penilaian Tahun 2008
Tanggal
FPI - RS
Form. WK-SDM-10-08
Edisi : 2
PENILAIAN REKAN SEKERJA
Tahun 2009
Nama Grade /
N. P Kelompok Jabatan Mgr Spv Staf
Jabatan Proyek / Kantor
Unit Kerja Masa Penilaian Tahun 2008
Tanggal
FPI - BW
Form. WK-SDM-10-08
Edisi : 2
PENILAIAN BAWAHAN
Tahun 2009
Nama Grade /
N. P Kelompok Jabatan Mgr Spv Staf
Jabatan Proyek / Kantor
Unit Kerja Masa Penilaian Tahun 2008
Tanggal
BAWAHAN PENILAI
NO FAKTOR PENILAIAN I II III Jumlah Rata-Rata
1 Hasil Kerja (SKI)
2 Kerja sama
3 Komunikasi/ Koordinasi antar teman sekerja
4 Kepemimpinan/ Keteladanan
5 Pembinaan Pegawai
PERHITUNGAN NPI
Form. WK-SDM-10-08
Edisi : 2
FORMULIR
PENGHITUNGAN NILAI PRESTASI INDIVIDU
Tahun 2009
Nama Grade /
N. P Kelompok Jabatan Mgr Spv Staf
Jabatan Proyek / Kantor
Unit Kerja Masa Penilaian Tahun 2008
Tanggal
PENILAIAN
NO FAKTOR PENILAIAN AL RS BW
1 Hasil Kerja (SKI)
2 Kerja sama
3 Komunikasi/ Koordinasi antar teman sekerja
4 Kepemimpinan/ Keteladanan
5 Pembinaan Pegawai
Jumlah
Rata-rata
Bobot 85% 10% 5%
Revie berikutnya
Kode Dokumen : P5-WK-SDM-03 : 01-04-2014
PROSEDUR WASKITA Maks
DIBIDANG SDM Edisi Ke : 2 Halaman : 1 dari 1
Tanggal Edisi : 02- 04 - 2009
PERENCANAAN SUKSESI PEGAWAI
1. TUJUAN : Untuk memastikan bahwa program suksesi dijalankan secara
transparant & obyektif, sehingga pengisian jabatan struktural
maupun operasional sesuai dengan kebutuhan.
2. RUANG LINGKUP : Pusat, Unit Bisnis, Cabang dan Proyek
3. DEFINISI :
Start
1. Membuat matriks (awal) nilai kinerja Tim Suksesi
pegawai dan kompetensi yang
dimilikinya
Membuat Matriks Awal
1
Kinerja & Kompetensi
2. Menugaskan pegawai yang masuk Direktur,
Menugaskan Pegawai
kategori baik dan baik sekali di proyek Kepala Uint
2 (Kategori Baik Sekali & atau bagian lainnya Bisnis
Baik) CC. Biro
SDM
Memberikan Pelatihan 3. Memberikan pelatihan dan Biro SDM
3 & Pengembangan pengembangan untuk memenuhi
persyaratan jabatan tertentu
Melakukan Evaluasi 4. Melakukan pengukuran/evaluasi kinerja Kepala Unit
4 Kinerja & Kompetensi pada penugasan yang diberikan Kerja/Bisnis,
CC. Biro
5. Memetakan matriks nilai kinerja dan SDM
Memetakan Matriks
5
Kinerja & Kompetensi
kompetensi para calon pimpinan Tim Suksesi
setelah diberikan penugasan
Mengusulkan calon
6 pimpinan kepada 6. Memberikan rekomendasi kepada Ketua Tim
Direksi Direksi tentang para calon pimpinan Suksesi
Menetapkan yang masuk kategori baik dan baik
7 Pimpinan Pada sekali setelah diberikan penugasan-
Jabatan Tertentu penugasan tertentu untuk dipilih pada
jabatan-jabatan tertentu
Selesai
7. Menetapkan pimpinan pada jabatan- Direksi
jabatan tertentu yang dibutuhkan
Perusahaan.
Management
Disetujui
Representative
CHECK LIST
ISTILAH-ISTILAH DALAM
PKB, PW SDM DAN SK
KARO
G : 16-20
G : 12-15
G : 12-13
KABAG DIV
KABAG WIL/WIL LN
G : 12-14
KASI PRO – A
KASI PRO – B KABAG DIV
KABAG WIL/WIL LN
G : 11-12
G : 11-14
KASI PRO – B
KASI PRO – C
G : 9-11
STAF
(S-1 atau D3 Ekonomi, Hukum, Sosial)
G : 4-9 G : 4-11
Catatan : Staf dari SLTA, D-3 Ekonomi dengan entry – point kelas jabatan 2 atau 3, dan jenjang karir tertinggi sampai Kepala
Bagian Unit Bisnis
G = Grade
Lampiran : IV
KJ : 16-20
KARO
KA DIV/WIL LN
KJ : 19-20
KARO
KA DIV/WIL LN
KAWIL
KJ : 18-19
KARO
KA DIV/WIL LN
KAWIL
ASISTEN DIREKSI
KAPRO - A
G : 17-18
G : 14-17
KARO/KAWIL
ASISTEN DIREKSI
KAPRO – A WAKA DIV/WIL LN
KAPRO – B WAKA WIL
G : 14-17 KACAB UTAMA LN
G : 16-17
KACAB. MUDA
PELAKSANA MADYA
KASI-C
G : 8-11 G : 9-11
PELAKSANA MUDA
G : 6-7
STAF
(S-1, D3, STM TEKNIK)
G : 4-9 G : 4-11
Catatan : Staf dari STM & D-3 Teknik dengan entry – point kelas jabatan 2 atau 3, dan jenjang karir tertinggi sampai Kepala
Bagian Divisi/Wilayah
G = Grade
Lampiran V
MATRIKS GRADE
UNIT BISNIS
GRADE UNIT KERJA
WIL. DLM. NEGERI WIL. LUAR NEGERI DIVISI PROYEK-A PROYEK-B PROYEK-C
20
KEPALA UNIT
19
KERJA
KEPALA WILAYAH KEPALA DIVISI
18
KEPALA WILAYAH
17
ASISTEN
DIREKSI
16 WAKAWIL
KEPALA
WAKAWIL WAKADIV
KACAB PROYEK-A
15
KACAB UTAMA
UTAMA
14
KEPALA
BAGIAN KEPALA
13 KASI-A
KACAB KACAB PROYEK-B
KABAG
MADYA MADYA
12 KABAG KABAG
PELKS.
7 STAF GRADE 7 STAF GRADE 7 STAF GRADE 7 STAF GRADE 7 S.G. 7 S.G. 7 S.G. 7
MUDA PELKS. PELKS.
MUDA MUDA
6 STAF GRADE 6 STAF GRADE 6 STAF GRADE 6 STAF GRADE 6 STAF GRADE 6 S.G. 6 STAF GRADE 6
5 STAF GRADE 5 STAF GRADE 5 STAF GRADE 5 STAF GRADE 5 STAF GRADE 5 STAF GRADE 5 STAF GRADE 5
4 STAF GRADE 4 STAF GRADE 4 STAF GRADE 4 STAF GRADE 4 STAF GRADE 4 STAF GRADE 4 STAF GRADE 4
3 STAF GRADE 3 STAF GRADE 3 STAF GRADE 3 STAF GRADE 3 STAF GRADE 3 STAF GRADE 3 STAF GRADE 3
2 STAF GRADE 2 STAF GRADE 2 STAF GRADE 2 STAF GRADE 2 STAF GRADE 2 STAF GRADE 2 STAF GRADE 2
1 STAF GRADE 1 STAF GRADE 1 STAF GRADE 1 STAF GRADE 1 STAF GRADE 1 STAF GRADE 1 STAF GRADE 1
LAMPIRAN : VI
INDEKS GRADE
GRADE 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
20 18366 18485 18604 18723 18842 18961 19080 19199 19318 19437
19 17068 17186 17304 17422 17540 17658 17776 17894 18012 18130
18 15781 15898 16015 16132 16249 16366 16483 16600 16717 16834
17 14505 14621 14737 14853 14969 15085 15201 15317 15433 15549
16 13240 13355 13470 13585 13700 13815 13930 14045 14160 14275
15 11986 12100 12214 12328 12442 12556 12670 12784 12898 13012
14 10754 10866 10978 11090 11202 11314 11426 11538 11650 11762
13 9555 9664 9773 9882 9991 10100 10209 10318 10427 10536
12 8400 8505 8610 8715 8820 8925 9030 9135 9240 9345
11 7300 7400 7500 7600 7700 7800 7900 8000 8100 8200
10 6420 6500 6580 6660 6740 6820 6900 6980 7060 7140
9 5705 5770 5835 5900 5965 6030 6095 6160 6225 6290
8 5100 5155 5210 5265 5320 5375 5430 5485 5540 5595
7 4550 4600 4650 4700 4750 4800 4850 4900 4950 5000
6 4044 4090 4136 4182 4228 4274 4320 4366 4412 4458
5 3571 3614 3657 3700 3743 3786 3829 3872 3915 3958
4 3120 3161 3202 3243 3284 3325 3366 3407 3448 3489
3 2680 2720 2760 2800 2840 2880 2920 2960 3000 3040
2 2251 2290 2329 2368 2407 2446 2485 2524 2563 2602
1 1833 1871 1909 1947 1985 2023 2061 2099 2137 2175
Lampiran : VII
RAHASIA
EVALUASI PENILAIAN JABATAN
I. DATA PEGAWAI
1. No. Pegawai :
2. Nama :
3. Grade :
4. Jabatan :
5. Masa Jabatan :
6. Jabatan ke :
II. EVALUASI / PENILAIAN JABATAN
1. Nilai Prestasi Individu (NPI) Rata-rata selama Masa Jabatan yang
bersangkutan :
..............................................................................................................
(.................................) (................................)
Lampiran : VIII
1. Sertifikat KNIBB.
2. Sertifikat AKLI.
3. Sertifikat IAI.
4. Sertifikat HATHI.
5. Sertifikat HATTI.
6. Sertifikat IAMPI.
7. Sertifikat A2K4.
8. Sertifikat HAMKI.
9. Sertifikat HPJI Bidang Jalan.
10. Sertifikat HPJI Bidang Jembatan.
11. Sertifikat HAKI.
12. Sertfikat PII.
*)
SURAT TUGAS DALAM/LUAR NEGERI
NOMOR : /ST/WK/…....
DIBERIKAN KEPADA :
1. Nama :
2. Grade :
3. Jabatan/Tempat Tugas :
UNTUK :
KETERANGAN LAIN-LAIN
1. Sifat Tugas :
2. Tempat Tujuan :
3. Tanggal Berangkat :
4. Tanggal Kembali :
5. Alat Angkut yang digunakan :
6. Pengikut :
(nama & kelas jabatan)
7. Pembebanan Biaya :
(Pusat/Wilayah/Divisi/
Pegawai ybs.)
8. Biaya perjalanan :
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
( …………………………. )
*)
SURAT PERINTAH JALAN DALAM/LUAR NEGERI
Nomor : /SPJ/WK/ ………
a. Grade a.
3
b. Jabatan/tempat tugas b.
5 Tempat tujuan
a. Tanggal berangkat a.
6
b. Tanggal kembali b.
Pengikut :
8
(Nama & Jabatan/tugas)
Pembebanan Biaya :
9
(Pusat/Wilayah/Divisi/Pegawai Ybs.)
Dikeluarkan di :
Pada tanggal :
( ) ( )
( )
Lampiran : XI
A. ASIA TENGGARA
1. Singapore, Mallaysia, Thailand, Brunei 150 140 125 70 60 60
Darussalam, Philipina.
2. Burma, Laos, Khmer, Vietnam 125 115 100 60 50 50
B. ASIA TIMUR & PASIFIK
1. Korea Utara, Korea Selatan, Macao
2. Taiwan, Hongkong, Jepang, Australia
190 170 150 70 60 60
3. Selandia Baru, Papua Nugini, Fiji, New
Caledonia dan sekitarnya.
1. RRC, Mongolia
2. India, Pakistan, Bangladesh, Sri Langka, 150 140 125 70 60 60
Nepal, Butan, Maladewa.
1. TUJUAN : 1. Untuk memastikan Pendidikan dan Pelatihan pegawai dapat berjalan dengan
baik & lancar sesuai dengan kebutuhan organisasi
2. Untuk memastikan pegawai yang mengikuti Pendidikan dan Pelatihan benar-
benar serius dan berpotensi untuk maju
2. RUANG LINGKUP : Pusat, Unit Bisnis, Cabang dan Proyek
3. DEFINISI : 1. Program Diklat Tahunan : Program Diklat yang dibuat pada awal tahun
yang sudah mengantisipasi kebutuhan Diklat berdasarkan Training Need
Analysis, didalamnya termasuk program intern maupun program
pengkayaan
2. Program Diklat diluar Tahunan : adalah program Diklat diluar tahunan
yang diadakan sewaktu-waktu bila diperlukan dan dilaksanakan sendiri oleh
Perusahaan (In-house training) atau dengan penyertaan pada lembaga
4. PROSEDUR : pendidikan/Diklat lain, baik didalam negeri maupun diluar negeri
Bagan Alir Kegiatan Pen. Jawab Keterangan
Rencana Evaluasi
(%)
Batasan Rencana Realisasi
Indikator Formula Bobot Pencapaian Nilai ( X )
(Ra) (Ri)
7= 6/5 ( Min )
1 2 3 4 5 6 8= 7x3
7= 5/6 ( Maks )
1 ASPEK FINANSIAL & OPERASIONAL 85 0
2 ASPEK DINAMIS 15 0
T O T A L 100 0
(……………………) (………………………)
KEY PERFORMANCE INDICATOR
PT.WASKITA KARYA (Persero)
TAHUN …..
UNIT BISNIS: ….. lihat PW-LAP
Rencana Evaluasi
(%)
Batasan Rencana Realisasi
Indikator Formula Bobot Pencapaian Nilai ( X )
(Ra) (Ri)
7 ( Min )= 6/5
1 2 3 4 5 6 8= 7x3
7 ( Maks )= 5/6
1 ASPEK FINANSIAL & OPERASIONAL 85 0
2 ASPEK DINAMIS 15 -
a Ketepatan Laporan a. Ketepatan waktu dan isi laporan ( % ) 7 Min -
b Jml Ketidak sesuaian SMK3LM b.1. Jumlah Temuan Minor 2 Maks -
Jumlah Insiden fatal, Kecelakaan cacat permanen/ tdk dpt
b.2. 2 Maks -
bekerja kembali atau meninggal .
Rencana Evaluasi
(%)
Batasan Rencana Realisasi
Indikator Formula Bobot Pencapaian Nilai ( X )
(Ra) (Ri)
7= 6/5 ( Min )
1 2 3 4 5 6 8= 7x3
7= 5/6 ( Maks )
1 ASPEK OPERASIONAL 80 -
2 ASPEK DINAMIS 20 0
T O T A L 100 -
(……………………) (………………………)
Penjelasan :
2 Rencana (Target ) yang tercantum dalam " ASPEK FINANSIAL & OPERASIONAL ", diisi dengan angka rencana masing2
Unit Bisnis/ Proyek terkait.
3 Realisasi diisi sesuai dengan angka pencapaian per akhir periode penilaian ( Tahunan )
4 Average debt dalam rumus ROCE, dihitung tahunan berdsrkan : Besarnya beban bunga dibagi dg average interest rate.
5 Aspek Dinamis
a. Ketepatan waktu dan isi laporan dihitung : Setiap kekurangan 1 periode pelaporan, dikalikan 0,8 ( kelipatan 0,8 )
contoh : 2 periode tidak tepat waktu diisi = 0,8 x 0,8 = 0,64
> 5 kekurang tepatan = 0
b. Temuan minnor maksimum dihitung : Setiap kelebihan temuan minnor dari target, dikalikan 0,7 ( kelipatan 0,7 )
Contoh : 3 temuan diatas target minnor diisi = 0,7 x 0,7 x 0,7 = 0,34
> 3 temuan = 0
c. Jumlah insiden fatal……dst, dihitung = 0 jika melampaui target .
6 Nilai ( X ) dihitung berdasrkan perkalian antara Bobot dg % pencapaian, dan akan digunakan utk menetapkan Score
setelah ditambahkan dg penilaian rekan sekerja dan penilaian bawahan.
Lampiran : XII
Form.WK-SDM-03-01
Edisi : 2
Persero
P.T. WASKITA KARYA
PUSAT
CABANG : ..............................................
PROYEK : ..............................................
NAMA
NO JABATAN NAMA PELATIHAN KETERANGAN
PEGAWAI
Tanggal, ..............................
ttd ttd
( nama ) ( nama )
Keterangan :
Kepada : Dari :
Karo SDM Kepala Unit Bisnis :............
USULAN PELATIHAN
Jadwal
NO. Nama Pegawai Jabatan Nama Pelatihan yang diusulkan Triwulan Triwulan Triwulan Triwulan
I II III IV
( Nama )
Lampiran : XII
Form. WK-SDM-03-03
Edisi : 1 Revisi : 1
B Kelompok Fungsional
1
2
3
4
5
SUB TOTAL : - -
GRAND TOTAL : - -
Jakarta,
Form : WK-SDM 03 - 04
Persero
Edisi : 2
PT. WASKITA KARYA
Untuk perbaikan PT.Waskita Karya di masa mendatang, kami mohon kesediaan Anda mengevaluasi
Penyelenggaraan Pelatihan ini dengan memberikan skor (X) pada kotak yang sesuai, Terima kasih
Topik Materi :
1……………………………………… Tanggal : ………………………………………….
2………………………………………
3………………………………………
I. Isi Program
Nama Instruktur
III. Sarana
Untuk mengetahui tingkat pemahaman peserta terhadap pelatihan yang diberikan, kami mohon kesediaan Anda
menilai dengan memberikan skor (X) pada kotak yang sesuai, Terima kasih
II. PreTest
NILAI A B C D E
NILAI A B C D E
Lampiran
Lampiran : XIV
: XII
Form.: WK-SDM-03-06
Edisi : 2
Persero
P.T. WASKITA KARYA
B. Diisi Peserta
Nama
Bagian / Proyek
C. Diisi Peserta
Relevansi topik dan materi pelatihan
Kompetensi pelatihan
Kondisi lingkungan pelatihan
Kegunaan / manfaat pengetahuan /
keterampilan baru yang diperoleh
Penerapan pelatihan yang diperoleh segera/untuk masa yang akan datang **)
EVALUASI PELATIHAN
Komentar lain-lain
Rekomendasi
Dibuat oleh Tanda tangan/Tgl. ...........
TAHUN……….. TAHUN………
NO URAIAN SATUAN KETERANGAN
TARGET REALISASI TARGET REALISASI
1 2 3 4 5 6 7 8
1 Biaya Pelatihan (BP) Juta Rp.
2 Jumlah Pegawai (JP) Orang
3 Jam Pelatihan Rata-rata J/O/th
4 Peserta Pelatihan Orang
5 Pendapatan Usaha (PU) Juta Rp.
6 Beban Kontrak (BK) Juta Rp.
7 Laba Bersih Juta Rp.
8 BK/PU %
9 Produktifitas : PU / JP Rp/Orang
10 BP / PU %
11 Return on Investment (ROI)* %
12 Return on Equity (ROE)** %
* ROI = (Ebit + Penyusutan)/Capital Employed x 100 % Kesimpulan :
** ROE= (EAT)/Modal Sendiri X 100%
Jakarta, ………………………….
Karo SDM/Kepala Unit Bisnis
( ……………………………. )
Lampiran : XII
Form.WK-SDM-03-08
Persero Edisi : 2
P.T. WASKITA KARYA
Kepada : Direktur
Pengembangan dan SDM
Jakarta, ................
Mengetahui / Menyetujui : Kepala Biro SDM
Direktur Pengembangan dan SDM
( ) ( )
Lampiran : XIII
TUNJANGAN KHUSUS
PEGAWAI YANG DITUGASKAN KE CABANG LUAR NEGERI
DAN PROYEK – PROYEK LUAR NEGERI
( Dalam US Dolar )
BESARNYA TUNJANGAN
KHUSUS
NO NEGARA
KELAS JABATAN
16 - 20 11 - 15 8 - 10 6-7
A. ASIA TENGGARA
1. Singapura, Malaysia, Thailand, Brunei
35 30 25 20
Darussalam, Philipina.
Direktur Utama,
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
I. PENGELOLAAN USAHA
(GENERAL MANAGEMENT)
1. Kepala Wilayah
2. Kepala Divisi
3. Wakil Kepala Wilayah
4. Wakil Kepala Divisi
5. Kepala Cabang
JUMLAH I
II. PEMASARAN
1. Karo (Kantor Pusat)*
2. Kabag (Kantor Pusat)*
3. Staf (Kantor Pusat)*
4. Kabag di Wilayah/Divisi
5. Staf di Wilayah/Divisi/Cabang
JUMLAH II
III. P3 / PROYEK
1. Karo (Kantor Pusat)*
2. Kabag (Kantor Pusat)*
3. Staf (Kantor Pusat)*
4. Kabag di Kantor Wilayah/Divisi
5. Kepala Proyek Utama (tipe A)
Kepala Unit Produksi Utama
6. Kepala Proyek Madya (tipe B)
Kepala Unit Produksi Madya
7. Kepala Proyek Muda (tipe C)
Kepala Unit Produksi Muda
8. Pelaksana Utama /
Pengawas Produksi Utama
9. Pelaksana Madya /
Pengawas Produksi Madya
10. Pelaksana Muda /
Pengawas Produksi Muda
11. Kepala Lapangan di Proyek
12. Kasi di Proyek
13. Staf Teknik / Adm. Kontrak
14. Staf KSDM
17. Staf Logistik / Peralatan
Lampiran : XIII
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
JUMLAH III
IV. PEMBINA SUMBER DAYA
1. Karo (Kantor Pusat)*
2. Kabag (Kantor Pusat)*
3. Staf (Kantor Pusat)*
4. Kabag KSDM di Wilayah / Divisi
5. Kasi KSDM di Proyek
6. Staf KSDM
7. Petugas Khusus **)
JUMLAH IV
JUMLAH I + II + III + IV
Jakarta,
Kepala Biro SDM,
( …………………………. )
Lampiran : XIV
Lampiran : XV
Tim Survey
3. Melaksanakan survey.