Anda di halaman 1dari 17

KELOMPOK 4

Dini Nupia Fitriani


Linda Indriani
Sely Siti Aisyah
Tri Ratna SEptiani

Case Study

Case
Seorang pasien hipertensi yang rutin mengkonsumsi
prazosin. suatu saat, ia mengalami reaksi anafilaksis
akibat makan udang, sehingga oleh keluarganya
langsung dibawa ke UGD RS. Oleh petugas kesehatan
pasien tersebut langsung diberikan injeksi epinefrin.

PRAZOSIN

Mekanisme Kerja

Selektif memblokade postynaptic reseptor 1 adrenergik sehingga melebarkan arteriol


dan vena

Indikasi

: untuk pengobatan hipertensi

Kontraindikasi:hipersensitivitas terhadap doksazosin, prazosin


atau terazosin

Efek samping :

Hipotensi ortostatik yang kuat setelah dosis pertama


Retensi air dan Natrium reflekstoris, penambahan berat badan
Blokade -reseptor dimukosa hidung -> pembengkakan mukosa
Gangguan ejakulasi
Tikikardia

Dosis
Dewasa Peroral
Dosis awal : 1mg sehari 2-3kali
Dosis pemeliharaan : 6-20mg/hari dalam dosis terbagi (
maksimal 40mg/hari
Anak-anak Peroral : 0,5-7mg 3 kali sehari

Farmakokinetik
Diabsorpsi dengan baik setelah pemberian oral,
bioavalibilitasnya 50-70%
Obat ini terikat kuat pada protein plasma sebanyak 95%
Waktu paruh plasma sekitar 2-3 jam
Prazosin dimetabolisme secara ekstensif dihati dan
sedikit obat dalam bentuk tidak berubah dieksresi
melalui ginjal
Durasi kerja obat ini biasanya 7-10 jam pada
pengobatan hipertensi

Farmakodinamika
Penurunan resistensi pembuluh darah perifer dan alir balik vena ke
jantung.

Interaksi Obat dan Penanganannya :


Alkohol
Blocker
Verapamil

: peningkatan resiko hipotensi


: peningkatan reaksi hipotensi ortostatik akut setelah
prazosin
: peningkatan kadar prazopin serum dan
meningkatkan hipotensi ortostatik

EPINEFRIN

Mekanisme Kerja
Suatu organ efektor dapat memiliki lebih dari satu reseptor
adrenergik. Misal otot polos, pembuluh darah ,otot rangka
memiliki reseptor 2 dan reseptor . epinefrin bekerja pada
kedua reseptor tersebut dengan afinitas lebih tinggi terhadap
reseptor , sehingga pada kadar normal epinefrin akan
menyebabkan vasodilatasi , sedangkan pada kadar tinggi
epinefrin akan menyebabkan vasokontriksi karena berikatan
dengan reseptor yang jumlahnya lebih banyak

Indikasi :
- Untuk syok anafilaksis , karena epinefrin bekerja dengan
sangat cepat sebagai vasokontriktor dan bronkodilator
- Untuk memperpanjang masa kerja anestesi lokal
- Untuk merangsang jantung pada pasien henti jantung

Dosis :
Dosis dewasa : 0,2-0,5 mg (0,2-0,5 ml larutan 1:1000)

Kontraindikasi
Epinefrin tidak boleh diberikan pada penderita hipertensi,
hipertiroidisme, aritmia, angina pektoris.

Pada pasien yang mendapatkan - bloker non selektif , karena


kerjanya tidak terimbangi pada reseptor yang dapat
menyebabkan hipertensi yang berat dan perdarahan otak.

Efek Samping

Rasa takut
Khawatir
Kegelisahan
Ketegangan
Sakit kepala
Tremor
Rasa lemas
Pusing
Pucat
Palpitasi
Sukar bernafas

Farmakokinetik
a. Absorbsi
- Pada pemberian oral, epinefrin tidak mencapai dosis terapi karena dirusak oleh
enzim COMT dan MAO yang terdapat pada dinding usus dan hati
- Pada penyuntikan subkutan , absorbsi lambat karena terjadi vasokontriksi lokal
- IM : absorbsi cepat
- Inhalasi : efek terutama pada saluran nafas
a. Biotransformasi dan ekskresi
- Epinefrin stabil pada pembuluh darah
- Degradasi terutama terjadi di hati , karena terdapat banyak enzim COMT dan MAO
- Metabolit epinefrin dikeluarkan melalui urine.

Farmakodinamika

kardiovaskular (pembuluh darah) : efek vaskuler epinefrin terutama pada arteriol kecil dan sfingter
prekapiler , tetapi vena dan arteri besar juga dipengaruhi :
a. epinefrin dalam dosis rendah menyebabkan vasodilatasi ( hipotensi)
b. epinefrin dalam dosis tinggi menyebabkan vasokontriksi ( peningkatan tekanan darah)
arteri koroner :
a. terjadi peningkatan aliran darah koroner
b. peningkatan tekanan darah aorta
jantung :
a. aktivasi reseptor 1 di otot jantung, sel pacu jantung dan jaringan konduksi
b. memperkuat kontraksi dan mempercepat relaksasi
c. curah jantung meningkat , namun pemakaian oksigen dan kerja jantung ikut meningkat
sehingga kurang efektif
otot polos
a. saluran cerna : melalui reseptor dan , epinefrin menimbulkan relaksasi otot polos saluran
cerna
b. uterus : bekerja pada reseptor 1 dan 2 . selama kehamilan bulan terakhir dan diwaktu partus
epinefin menghambat tonus dan kontraksi uterus melalui reseptor 2.
dll.

Penyelesaian kasus
Prazosin yang digunakan pasien untuk obat hipertensi
masih bisa diberikan bersamaan dengan injeksi
epinefrin untuk menangani syok anafilaksis ,
walaupun dapat menimbulkan interaksi obat, tetapi
diberikan dalam dosis minimum serta tetap dilakukan
pengawasan terhadap efek hipertensi yang
ditimbulkan.

^-^
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai