Limbah B3
OLEH
Nama : 1. Ariesta T. Daniarti
2. Angelius A. Matarau
3. Agrefina Netu
4. Florenso Nifu
5. Marsila Kewa
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat dan rahmat-Nya
penulis dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik dan tepat waktu. Penulis juga
mengucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang baik langsung maupun tidak langsung
telah membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini.
Makalah ini berjudul: LIMBAH B3. Di mana, dalam makalah ini akan membahas
lebih banyak tentang barang-barang berbahaya dan yang beracun, yang perlu kita hindari,
serta beberapa pengolahan dari limbah B3, agar tidak mengganggu kesehatan manusia. Pada
makalah ini juga membahas dampak dari limbah B3 bagi lingkungan sekitar.
Penulis menyadari adanya kekurangan-kekurangan dalam penulisan makalah ini,
untuk itu penulis mengharapkan kritikan dan saran yang membangun dari para pembaca
untuk memerbaiki makalah ini. Sekian dan terima kasih.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
KATA PENGANTAR. . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
ii
DAFTAR ISI. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
iii
BAB I
BAB II
BAB III
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.3
Rumusan Masalah. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.4
Tujuan Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
1.5
Metode Penulisan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
PEMBAHASAN
2.1
Defenisi Limbah B3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
2.2
2.3
Jenis-Jenis Limbah B3 . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
2.4
2.5
PENUTUP
3.1
Simpulan. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
3.2
Saran. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
23
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
Latar Belakang
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik
industri maupun domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah
berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah merupakan hasil buangan yang tidak
dibutuhkan lagi, dan apabila tidak di kelola ataupun tidak diatasi dapat mengganggu
ketentraman manusia dan esehatan serta lingkungan tempat manusia tinggal.
Limbah B3 merupakan singkatan dari limbah bahan berbahaya dan beracun.
Limbah B3 adalah sisa suatu dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beacun yang karena sifatnya dan/atau konsentrasinya maupun jumlahnya,
secara langsung maupun tidak langsung hidup manusia dan makhluk hidup lain (PP
No.188 Tahun 1999 dan PP No. 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3).
Bahan berbahaya dan beracun dapat juga kita jumpai di lingkungan sekitar
rumah, bahkan di dalam rumah kita sendiri. Contohnya saja produk-produk yang
sudah kadaluarsa maupun buangan produk yang tidak memenuhi standar yang aman
bagi lingkungan atau sisa bahan maupun tumpahan bahan kimia.
1.2
Rumusan Masalah
1.2.1
1.3
1.2.3
1.2.4
1.2.5
Tujuan
1.3.1. Untuk mengetahui apa itu limbah B3.
1.3.2. Untuk mengetahui tujuan pengelolaan limbah B3.
1.3.3. Untuk mengetahui jenis-jenis limbah B3.
1.3.4. Untuk mengetahui sumber-sumber dari limbah B3.
1.3.5. Untuk mengetahui dampak apa yang akan ditimbulkan dari limbah B3.
1.3.6. Untuk mengetahui cara pengelolaan limbah B3.
1
1.4
Metode
Metode penulisan yang digunakan oleh penulis dalam menyusun makalah ini,
yakni metode browsing.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1
Definisi Limbah B3
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) adalah sisa suatu usaha dan/atau
kegiatan yang mengandung B3. Menurut PP No.188 Tahun 1999 dan PP No. 85 Tahun
1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3, Limbah B3 adalah sisa suatu dan/atau
kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan/atau beacun yang karena sifatnya
dan/atau konsentrasinya maupun jumlahnya, secara langsung maupun tidak langsung
hidup manusia dan makhluk hidup lain.
Definisi limbah atau Bahan Berbahaya dan Beracun (B3) berdasarkan
BAPEDAL (1995) ialah setiap bahan sisa (limbah) suatu kegiatan proses produksi
yang mengandung bahan berbahaya dan beracun (B3) karena sifat (toxicity,
flammability, reactivity, dan corrosivity) serta konsentrasi atau jumlahnya yang baik
secara langsung maupun tidak langsung dapat merusak, mencemarkan lingkungan,
atau membahayakan kesehatan manusia.
Dari definisi diatas, semua limbah yang sesuai dengan definisi tersebut dapat
dikatakan sebagai limbah B3 kecuali bila limbah tersebut dapat mentaati peraturan
tentang pengendalian air dan atau pencemaran udara. Misalnya limbah cair yang
mengandung logam berat tetapi dapat diolah dengan water treatment dan dapat
memenuhi standat effluent limbah yang dimaksud maka, limbah tersebut tidak
dikatakan sebagai limbah B3 tetapi dikategorikan limbah cair yang pengawasannya
diatur oleh Pemerintah.
Limbah B3 dapat berbentuk padat, cair dan gas yang dihasilkan baik dari
proses produksi maupun proses pemanfaatan produksi industri tersebut yang
mempunyai sifat berbahaya dan sifat beracun terhadap ekosistem karena bersifat
korosif, eksplosif, toksik, reaktif, mudah terbakar, menghasilkan bau, radioaktif dan
bersifat karsinogenik terhadap kesehatan manusia dan lingkungan.
Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg,
dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd
dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan
dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta
pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu.
3
2.3
Jenis-Jenis Limbah B3
Menurut jenisnya limbah B3 dibedakan menjadi :
1.
2.
3.
Tetrakloroetilen
Klorobenzen
Karbon tetraklorida
4
Dimetilbenzen
Aseton
Metanol
c. Asam/Basa
d. Yang tidak spesifik lainnya
PCBs
Pelumas bekas
Tekstil
Kertas
Sumber Pencemaran
Proses produksi amonia, urea
Pencemar Utama
- Logam berat (As, Hg)
dll
- Sulfida/seny. amonia
- Logam berat (As, Cd,
Cr, Cu dll)
- Pigmen, zat warna dll
- Pelarut organik
- Logam berat dari
tinta/pewarna
Mudah meledak (explosive) adalah bahan yang pada suhu dan tekanan standar
(25 0C, dan atau 760 mmHg) dapat meledak atau melalui reaksi kimia dan atau
fisika dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan tinggi yang dengan cepat
dapat merusak lingkungan di sekitarnya.
5
2.
3.
4.
Berbahaya (harmful) adalah bahan baik padatan, cairan ataupun gas yang jika
terjadi kontak melalui inhalasi ataupun oral dapat menyebabkan bahaya terhadap
kesehatan sampai tingkat tertentu.
5.
6. Bersifat iritasi (irritant). Bahan baik padatan maupun cairan yang jika terjadi
kontak secara langsung, dan apabila kontak tersebut terus menerus dengan kulit
atau selaput lendir dapat menyebabkan peradangan.
7. Berbahaya bagi lingkungan (dangerous to the environment). Bahaya yang
ditimbulkan oleh suatu bahan seperti merusak lapisan ozon (misalnya CFC),
persisten di lingkungan (misalnya PCBs), atau bahan tersebut dapat merusak
lingkungan.
8. Karsinogenik (carcinogenic) adalah sifat bahan penyebab sel kanker, yakni sel
liar yang dapat merusak jaringan tubuh.
9. Teratogenik (teratogenic) adalah sifat bahan yang dapat mempengaruhi
pembentukan dan pertumbuhan embrio.
10. Mutagenik (mutagenic) adalah sifat bahan yang menyebabkan perubahan
kromosom yang berarti dapat merubah genetika.
11. Oxidant (mudah bereaksi terhadap oksigen).
2.4
Sumber-sumber Limbah B3
Berdasarkan sumbernya, limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi :
Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada pemisahan
awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil dan mudah
menguap.
Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan
flokulasi.
Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan dengan
lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa lumpur dari
hasil proses tersebut.
Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan
digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan
cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.
Berdasarkan studi yang telah dilakukan, ada 9 kelompok besar penghasil
limbah B3: delapan kelompok industri skala menengah dan besar, serta satu kelompok
rumah sakit yang juga memiliki potensi menghasilkan limbah, yakni :
Sedangkan industri tinta menghasilkan limbah terbesar dari pembersihan bejanabejana produksi, baik cairan maupun lumpur pekat. Sementara, timbulnya limbah
beracun dari industri pestisida bergantung pada jenis proses pada pabrik tersebut,
yaitu apakah ia benar-benar membuat bahan atau hanya memformulasikan saja.
Industri Farmasi
Kelompok industri farmasi terbagi dalam dua sub-kelompok, yaitu pembuat bahan
dasar obat dan formulasi dan pengepakan obat. Umumnya di Indonesia, subkelompok kedua tidak begitu membahayankan. Tapi, limbah industri farmasi yang
memproduksi antibiotik memiliki tingkat bahaya cukup tinggi.
Rumah Sakit
Rumah sakit menghasilkan dua jenis limbah padat maupun cair, bahkan juga
limbha gasi, bakteri maupun virus. Limbah padatnya berupa sisa obat-obatan,
bekas pembalut, bungkus obat, serta bungkus zat kimia. Sedangkan limbah
cairnya berasala dari hasil cucian, sisa obat atau bahan kimia laboratorium dan
lain-lain.
2.5
membentuk
senyawa
organomercury.
Methyl
Mercury
(MeHg)
dapat terpajan)
Masyarakat pengkonsumsi ikan yang berasal dari daerah perairan yang
tercemar mercury.
Pemajanan
melalui
inhalasi,
oral,kulit
Dampak
pada
Kesehatan:
Efek toksisitas mercury terutama pada susunan saraf pusat (SSP) dan ginjal,
dimana mercury terakumulasi yang dapat menyebabkan kerusakan SSP dan ginjal
antara lain tremor, kehilangan daya ingat.
Efek pada pertumbuhan :
MeHg mempunyai efek pada kerusakan janin dan terhadap pertumbuhan bayi.
Kadar MeHg dalam darah bayi baru lahir dibandingkan dengan darah ibu
mempunyai kaitan signifikan. Bayi yang dilahirkan dari ibu yang terpajan MeHg
bisa menderita kerusakan otak dengan manifestasi :
Retardasi mental
Tuli
Penciutan lapangan pandang
Buta
Microchephaly
Cerebral Palsy
Gangguan menelan
tinggi
Perumahan yang dibangun diatas bekas landfill, akan terpajan melalui
pernafasan (inhalasi) atau kulit.
Pemajanan melaui :
- Inhalasi terutama pekerja
- Kulit
- Oral : masyarakat pada umumnya
Dampak Kesehatan
Efek Fisiologi :
o Cr (III) merupakan unsur penting dalam makanan (trace essential) yang
mempunyai fungsi menjaga agar metabolisme glucosa, lemak dan
cholesterol berjalan normal.
o Organ utama yang terserang karena Cr terhisap adalah paru-paru,
sedangkan organ lain yang bisa terserang adalah ginjal, lever, kulit dan
sistem imunitas.
Efek pada Kulit :
Dermatitis berat dan ulkus kulit karena kontak dengan Cr-IV.
Efek pada Ginjal :
Bila terhirup Cr-VI dapat mengakibatkan necrosis tubulus renalis.
Efek pada Hati :
Pemajanan akut Cr dapat menyebabkan necrosis hepar. Bila terjadi 20 % tubuh
tersiram asam Cr akan mengakibatkan kerusakan berat hepar dan terjadi
kegagalan ginjal akut.
c. Cadmium (Cd)
Cadmium merupakan bahan alami yang terdapat dalam kerak bumi. Cadmium
murni berupa logam berwarna putih perak dan lunak, namun bentuk ini tak lazim
ditemukan di lingkungan. Umumnya cadmium terdapat dalam kombinasi dengan
elemen lain seperti Oxigen (Cadmium Oxide), Clorine (Cadmium Chloride) atau
belerang (Cadmium Sulfide).
Kebanyakan Cadmium (Cd) merupakan produk samping dari pengecoran
seng, timah atau tembaga cadmium yang banyak digunakan berbagai industri,
terutama plating logam, pigmen, baterai dan plastik.
Pemajanan
Sumber utama pemajanan Cd berasal dari makanan karena makanan menyerap dan
11
mengikat Cd. misalnya : tanaman dan ikan. Tidak jarang Cd dijumpai dalam air
karena adanya resapan dari tempat buangan limbah bahan kimia.
Dampak pada kesehatan
Beberapa efek yang ditimbulkan akibat pemajanan Cd adalah adanya kerusakan
ginjal, liver, testes, sistem imunitas, sistem susunan saraf dan darah.
d. Cupper (Cu) / Tembaga
Tembaga merupakan logam berwarna kemerah-merahan dipakai sebagai
logam murni atau logam campuran (suasa) dalam pabrik kawat, pelapis logam, pipa
dan lain-lain.
Pemajanan
Pada manusia melalui pernafasan, oral dan kulit yang berasal dari berbagai bahan
yang mengandung tembaga. Tembaga juga terdapat pada tempat pembuangan limbah
bahan berbahaya. Senyawa tembaga yang larut dalam air akan lebih mengancam
kesehatan. Cu yang masuk ke dalam tubuh, dengan cepat masuk ke peredaran darah
dan didistribusi ke seluruh tubuh.
Dampak terhadap Kesehatan
Cu dalam jumlah kecil (1 mg/hr) penting dalam diet agar manusia tetap sehat. Namun
suatu intake tunggal atau intake perhari yang sangat tinggi dapat membahayakan. Bila
minum air dengan kadar Cu lebih tinggi dari normal akan mengakibatkan muntah,
diare, kram perut dan mual. Bila intake sangat tinggi dapat mengakibatkan kerusakan
liver dan ginjal, bahkan sampai kematian.
e. Timah Hitam (Pb)
Sumber emisi antara lain dari : Pabrik plastik, percetakan, peleburan timah, pabrik
karet, pabrik baterai, kendaraan bermotor, pabrik cat, tambang timah dan sebagainya.
Pemajanan:
melalui Oral dan Inhalasi
Dampak pada Kesehatan
Sekali masuk ke dalam tubuh timah didistribusikan terutama ke 3 (tiga) komponen
yaitu:
- Darah,
- Jaringan lunak (ginjal, sumsum tulang, liver, otak),
- Jaringan dengan mineral (tulang + gigi).
Tubuh menimbun timah selama seumur hidup dan secara normal mengeluarkan
dengan cara yang lambat. Efek yang ditimbulkan adalah gangguan pada saraf perifer
dan sentral, sel darah, gangguan metabolisme Vitamin D dan Kalsium sebagai unsur
pembentuk tulang, gangguan ginjal secara kronis, dapat menembus placenta sehingga
mempengaruhi pertumbuhan janin.
12
f. Nickel (Ni)
Nikel berupa logam berwarna perak dalam bentuk berbagai mineral. Ni
diproduksi dari biji Nickel, peleburan/ daur ulang besi, terutama digunakan dalam
berbagai macam baja dan suasa serta elektroplating. Salah satu sumber terbesar Ni
terbesar di atmosphere berasal dari hasil pembakaran BBM, pertambangan,
penyulingan minyak, incenerator. Sumber Ni di air berasal dari lumpur limbah,
limbah cair dari Sewage Treatment Plant, air tanah dekat lokasi landfill.
Pemajanan: melalui inhalasi, oral dan kontak kulit.
Dampak terhadap Kesehatan
Ni dan senyawanya merupakan bahan karsinogenik. Inhalasi debu yang mengandung
Ni-Sulfide mengakibatkan kematian karena kanker pada paru-paru dan rongga
hidung, dan mungkin juga dapat terjadi kanker pita suara.
g. Pestisida
Pestisida mengandung konotasi zat kimia dan atau bahan lain termasuk jasad
renik yang mengandung racun dan berpengaruh menimbulkan dampak negatif yang
signifikan terhadap kesehatan manusia, kelestarian lingkungan dan keselamatan
tenaga kerja. Pestisida banyak digunakan pada sektor pertanian dan perdagangan/
komoditi.
Pemajanan melalui : Oral, Inhalasi, Kulit
Dampak pada Kesehatan
Pestisida golongan Organophosphat dan Carbamat dapat mengakibatkan keracunan
Sistemik dan menghambat enzym Cholinesterase (Enzim yang mengontrol transmisi
impulse saraf) sehingga mempengaruhi kerja susunan saraf pusat yang berakibat
terganggunya fungsi organ penting lainnya dalam tubuh. Keracunan pestisida
golongan Organochlorine dapat merusak saluran pencernaan, jaringan, dan organ
penting lainnya.
h. Arsene
Arsene berwarna abu-abu, namun bentuk ini jarang ada di lingkungan. Arsen
di air di temukan dalam bentuk senyawa dengan satu atau lebih elemen lain. Senyawa
Arsen dengan oksigen, clorin atau belerang sebagai Arsen inorganik, sedangkan
senyawa dengan Carbon dan Hydrogen sebagai Arsen Organik. Arsen inorganik lebih
beracun dari pada arsen organik.
Suatu tempat pembuangan limbah kimia mengandung banyak arsen, meskipun
bentuk bahan tak diketahui (Organik/ Inorganik). Industri peleburan tembaga atau
metal lain biasanya melepas arsen inorganik ke udara. Arsen dalam kadar rendah biasa
ditemukan pada kebanyakan fosil minyak, maka pembakaran zat tersebut
13
menghasilkan kadar arsen inorganik ke udara Penggunaan arsen terbesar adalah untuk
pestisida.
Pemajanan
Arsen ke dalam tubuh manusia umumnya melalui oral, dari makanan / minuman.
Arsen yang tertelan secara cepat akan diserap lambung dan usus halus kemudian
masuk ke peredaran darah.
Dampak terhadap Kesehatan
Arsen inorganik telah dikenal sebagai racun manusia sejak lama, yang dapat
mengakibatkan kematian. Dosis rendah akan mengakibatkan kerusakan jaringan. Bila
melalui mulut, pada umumnya efek yang timbul adalah iritasi saluran makanan, nyeri,
mual, muntah dan diare.
Selain itu mengakibatkan penurunan pembentukan sel darah merah dan putih,
gangguan fungsi jantung, kerusakan pembuluh darah, luka di hati dan ginjal.
pernafasan.
turun drastis.
Pemajanan lewat inhalasi, menyebabkan iritasi saluran pernafasan, batuk, rasa
tercekik, kemudian dapat terjadi edema paru, rasa sempit didada, tekanan darah
k. Karbonmonoksida (CO)
Karbonmonoksida adalah gas yang tidak berbau dan tidak berwarna, berasal
dari hasil proses pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar yang mengandung
rantai karbon (C).
Pemajanan pada manusia lewat inhalasi.
14
(COHb),
sehingga
haemoglobine
tidak
mempunyai
kemampuan untuk mengikat oksigen yang sangat diperlukan untuk proses kehidupan
dari pada jaringan dalam tubuh. Hal ini disebabkan karena CO mempunyai daya ikat
terhadap haemoglobine 200 sampai 300 kali lebih besar dari pada oksigen, yang dapat
mengakibatkan gangguan fungsi otak atau hypoxia, susunan saraf, dan jantung,
karena organ tersebut kekurangan oksigen dan selanjutnya dapat mengakibatkan
kematian.
Keracunan kronis
Terjadi karena terpajan berulang-ulang oleh CO yang berkadar rendah atau
sedang. Keracunan kronis menimbulkan kelainan pada pembuluh darah, gangguan
fungsi ginjal, jantung, dan darah.
2.6
Pengolahan Limbah B3
Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:
a. Lokasi pengolahan
Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar
lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:
1. daerah bebas banjir;
2. jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;
Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:
1. daerah bebas banjir;
2. jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;
15
3. jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300
m;
4. jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;
5. dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung)
minimum 300 m.
b. Fasilitas pengolahan
Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:
1. sistem kemanan fasilitas;
2. sistem pencegahan terhadap kebakaran;
3. sistem pencegahan terhadap kebakaran;
4. sistem penanggulangan keadaan darurat;
5. sistem pengujian peralatan;
6. dan pelatihan karyawan.
Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tak
terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang ditangani
adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar terhadap
lingkungan.
c. Penanganan limbah B3 sebelum diolah
Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan
guna menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah
uji analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat
guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan
limbah.
d. Pengolahan limbah B3
16
Concentration thickening
Tahapan ini bertujuan untuk mengurangi volume lumpur yang akan diolah
dengan cara meningkatkan kandungan padatan. Alat yang umumnya
digunakan pada tahapan ini ialah gravity thickener dan solid bowl
centrifuge. Tahapan ini pada dasarnya merupakan tahapan awal sebelum
limbah dikurangi kadar airnya pada tahapan de-watering selanjutnya.
Walaupun tidak sepopuler gravity thickener dan centrifuge, beberapa unit
mikroskopik
Precipitation
Adsorpsi, yaitu proses dimana bahan pencemar diikat secara elektrokimia
pencemar
dengan
diatur
oleh
BAPEDAL
berdasarkan
Kep-
molekul umumnya menentukan bahaya dari suatu zat organic terhadap kesehatan
manusia dan lingkungan. Bila molekul limbah dapat dihancurkan dan diubah
menjadi karbon dioksida (CO2), air dan senyawa anorganik, tingkat senyawa
organik akan berkurang. Untuk penghancuran dengan panas merupakan salah satu
teknik untuk mengolah limbah B3.
Inceneration adalah alat untuk menghancurkan limbah berupa pembakaran
dengan kondisi terkendali. Limbah dapat terurai dari senyawa organik menjadi
senyawa sederhana seperti CO2 dan H2O.
Incenerator efektif terutama untuk buangan organik dalam bentuk padat,
cair, gas, lumpur cair dan lumpur padat. Proses ini tidak biasa digunakan limbah
organik seperti lumpur logam berat (heavy metal sludge) dan asam anorganik. Zat
karsinogenik patogenik dapat dihilangkan dengan sempurna bila insenerator
dioperasikan I.
Incenerator memiliki kelebihan, yaitu dapat menghancurkan berbagai
senyawa organik dengan sempurna, tetapi terdapat kelemahan yaitu operator harus
yang sudah terlatih. Selain itu biaya investasi lebih tinggi dibandingkan dengan
metode lain dan potensi emisi ke atmosfir lebih besar bila perencanaan tidak
sesuai dengan kebutuhan operasional.
21
BAB III
PENUTUP
3.1. Simpulan
Limbah B3 merupakan singkatan dari limbah bahan berbahaya dan beracun.
Limbah B3 adalah sisa suatu dan/atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya
dan/atau beacun yang karena sifatnya dan/atau konsentrasinya maupun jumlahnya,
secara langsung maupun tidak langsung hidup manusia dan makhluk hidup lain (PP
No.188 Tahun 1999 dan PP No. 85 Tahun 1999 Tentang Pengelolaan Limbah B3).
Contoh limbah B3 ialah logam berat seperti Al, Cr, Cd, Cu, Fe, Pb, Mn, Hg,
dan Zn serta zat kimia seperti pestisida, sianida, sulfida, fenol dan sebagainya. Cd
dihasilkan dari lumpur dan limbah industri kimia tertentu sedangkan Hg dihasilkan
dari industri klor-alkali, industri cat, kegiatan pertambangan, industri kertas, serta
pembakaran bahan bakar fosil. Pb dihasilkan dari peleburan timah hitam dan accu.
Logam-logam berat pada umumnya bersifat racun sekalipun dalam konsentrasi
rendah.
Bahan berbahaya ini jika tidak ditangani atau dikelola dengan baik dapat
mengganggu kesehatan manusia.
3.2. Saran
22
Saran saya bagi masyarakat sekitar, yakni: perlu adanya pegelolaan limbah B3 di
tengah-tengah masyarakat, agar tidak mengganggu kesehatan manusia. Saran saya bagi
institusi pendidikan, yakni: perlu adanyaa penyuluhan ataupun seminar tentang
pengelolaan limbah B3 secara tepat, agar masyarakat dapat menangani ataupun
mengelola masalah limbah yang ada dilingkungannya.
DAFTAR PUSTAKA
http://limbahb3-limbahb3.blogspot.com/
http://eskrimsandwich.blogspot.com/2013/12/sumber-limbah-bahan-berbahaya-dan.html
http://id.wikipedia.org/wiki/Limbah
http://lessoninfo.blogspot.com/2012/03/limbah-b3-bahan-beracun-dan-berbahaya.html
http://www.smallcrab.com/kesehatan/729-dampak-b3-terhadap-kesehatan
23