Anda di halaman 1dari 76

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN

JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
SUBJEK

: I (PENGUJIAN AGREGAT)

JUDUL

: 1) A. BERAT JENIS & PENYERAPAN AIR AGREGAT HALUS

1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus ini yaitu
diharapkan mahasiswa dapat menentukan berat jenis dan presentase berat air yang
dapat diterapkan agregat halus dihitung terhadap berat kering.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menentukan berat jenis agregat halus dalam keadaan
kering oven.
1.2 Mahasiswa dapat jenis agregat halus dalam jenuh air kering permukaan.
1.3 Mahasiswa dapat menentukan kadar air agregat halus dalam keadaan
kering permukaan jenuh air (SSD).
1.4 Mahasiswa dapat menerangkan kegunaan pemeriksaan ini dalam kaitannya
dengan perhitungan rancangan susunan campuran beton.
1.5 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang dipakai.
2. Dasar Teori
Pengujian ini untuk mendapatkan berat jenis serta penyerapan air Agregat
Halus. Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, baik itu menggunakan bahan,
peralatan, dan prosedur pengujian.
Untuk menentukan pembagian butir atau gradasi agregat halus dengan
menggunakan saringan, tujuannya untuk memperoleh distribusi besaran atau
jumlah persentase butiran. Agregat halus adalah agregat yang ukuran butirannya
lebih kecil dari 4,75mm (saringan no.4).
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 1

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
kemampuan agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan
kondisi jenuh permukaan kering (SSD = Saturated Surface Dry). SSD didapatkan
dari perendaman selama (24+4) jam, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran
partikel) pada suatu temperatur tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas
gelembung dalam volume yang sama pada suatu temperatur tertentu.
Penyerapan air ialah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap
berat agregat kering. Standar laboratorium untuk penyerapan akan diperoleh setelah
merendam agregat yan kering kedalam air selama (244) jam . Agregat yang
diambil dari bawah muka air tanah akan memiliki nilai penyerapan yang lebih besar
bila tidak dibiarkan mengering. Sebaliknya, beberapa jenis agregat mungkin saja
mengandung kadar air yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang pada
kondisi terendam selama 15 jam.
Agregat dikatakan kering ketika telah dijaga pada suatu seluruh temperatur
(1105)oC dalam rentang waktu yang cukup untuk menghilangkan kandungan air
yang ada (sampai beratnya tetap). Untuk agregat yang telah kontak dengan air dan
terdapat air bebas pada permukaan partikelnya, persentase air bebasnya dapat
ditentukan dengan mengurangi penyerapan dari kadar air total.
Acuan Normatif, kebanyakan mengacu dari SNI 03 1970 1990, Metode
pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus. Dan juga tetap berpacu
pada Standar Internasional seperti AASHTO M 132, Terms relating to density and
specific gravity of solids, liquids and gases AASHTO R 1, Use of the international
system of units.
3. Peralatan dan Bahan
3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat halus ini
antara lain :
a. Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 2

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.1 Cawan


b. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat dari
benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.

Gambar 3.2 Timbangan


c. Density Spoon
Density Spoon adalah alat

seperti sendok yang

berguna untuk

mempermudah pengambilan bahan uji (batu pecah, split).

Gambar 3.3 Density Spoon


d. Oven

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 3

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Oven merupakan mesin pemanggang. Dalam pengujian ini oven berfungsi
untuk mengeringkan agreegat didalamnya hingga mencapai berat konstan.

Gambar 3.4 Oven


e. Piknometer
Piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai massa
jenis atau densitas fluida.

Gambar 3.5 Piknometer


f. Majun
Majun merupakan sejenis kain penyerap. Dalam pengujian kali ini selain
berguna untuk mengelap agregat kasar yang basah setelah dicuci juga
berguna untuk mengangkat cawan dari oven.

Gambar 3.6.Majun
g. Kerucut pancung, plat kaca dan penumbuk

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 4

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Kerucut pancung merupakan alat untuk menetapkan SSD-nya pasir. Lalu
plat kaca ini yang akan dijadikan alasnya. Sedangkan penumbuk merupakan
alat pemadat, jadi pasir yang dimasukkan ke dalam kerucut pancung ini
harus dipadatkan dengan cara ditumbuk. Banyak penumbukkan 8 kali per
bagian.

Gambar 3.7 Kerucut pancung, plat kaca dan penumbuk


3.2 Bahan
Bahan

yang

digunakan

pada

pengujian

untuk

menentukan

berat

jenis/penyerapan air ini adalah pasir sebanyak 500 gram dan air secukupnya.

Gambar 3.8 Pasir

Gambar 3.9 Air

4. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan menentukan berat jenis dan penyerapan air agregat
halus antara lain :

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 5

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
1. Terlebih dahulu timbang cawan kosong, lalu letakkan agregat diatasnya
sebanyak 500 gram agregat Halus. Timbang cawan + agregat tersebut.
2. Pada cawan lain, letakkan kaca dibawah permukaan kerucut terpancung.
3. Masukkan agregat halus ke dalam kerucut terpancung tersebut dalam 3 kali
lapisan, yang masing-masing lapisan ditumbuk sebanyak 8 kali, ditambah 1 kali
penumbukkan untuk bagian atasnya (seluruhnya 25 kali tumbukkan).
4. Angkat cetakan kerucut terpancung perlahan-lahan
Perhatikan !
a. Sebelum diangkat, cetakan kerucut terpancung harus bersih dari butiran
agregat yang berada di luar cetakan.
b. Pengangkatan cetakan harus benar-benar vertikal.
5. Periksa bentuk agregat hasil percetakan setelah kerucut terpancung diangkat :
Bentuk agregat, umumnya ada 3, yang masing-masing menyatakan
keadaan kandungan air dari agregat tersebut, yaitu :

Kering

SSD

Basah

Perhatikan !
a. jika keadaan agregat kering , maka agregat perlu ditambah air.
b. jika keadaan agregat basah , maka agregat perlu dikeringkan diudara.
6. Timbang agregat dalam keadaan SSD tersebut pada a seberat 500 gram dan
masukkan kedalam piknometer / gelas ukur.
7. Masukkan air bersih mencapai 90 % isi piknometer , putar sambil di guncang
sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.
8. Setelah itu ditambahkan kembali air mencapai 100 % atau 1000 ml.
9. Lalu timbanglah piknometer yang berisi air beserta agregat tersebut.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 6

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
10. Setelah ditimbang, keluarkan agregat, masukkan ke dalam cawan. Cuci bersih
agregat halus tersebu kemudian masukkan ke dalam oven.
11. Tahap terakhir, isi kembali piknometer dengan air 1000 ml saja kemudian
timbang beratnya.
5. Data-data hasil pembagian dan pengujian
Pengolahan Data Agregat Halus
Pemeriksaan

Sampel 1 (gram)

Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh ( SSD )


BJ
Berat Benda Uji Kering Oven BK
Berat Piknometer + Isi Air B
Berat Piknometer + Benda Uji + Air BT

Pemeriksaan

Berat Jenis Bulk

500,04
482
1331
1584,72

Sampel 1 (gram)

1,956
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( SSD )

=
Penyerapan

2,030
100% =

Laporan Laboratorium Bahan

100%

3,742

Halaman 7

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

6. Pembahasan
Pengujian berat jenis agregat halus sedikit berbeda dengan pengujian
agregat kasar. Pada pengujian ini agregat halus yang diambil dalam kondisi alami
pasir dipercikan air dengan ukuran lembap, dimana tidak basah maupun tidak
kering. Di tes menggunakan kerucut terpancung. Setelah mendapatkan kondisi
SSD, barulah pasir dioven hingga kering, dan dari selisih berat antar keduanya kita
bisa mengetahui penyerapan yang terjadi.
Dari data penyerapan kita bisa mengetahui sebesar apa penyerapan yang
terjadi, sehingga akan membantu terhadap komposisi FAS nantinya. Sedangkan
data berat jenis akan membantu dalam perhitungan berat jenis relaif saat
perencanaan mix design beton. Dalam SNI, hasil pengujian harus dibandingkan
dengan beberapa pengujian lainnya dengan ketentuan Simpangan Baku dan
Rentang antara kedua hasil dengan sample tersebut. Berikut Tabelnya.

Agregat yang memiliki berat jenis dibawah dua, memiliki kekuatan rendah
dimana tidak bisa digunakan untuk beton structural dan juga hanya bisa digunakan
untuk pondasi dengan kekuatan rendah.
7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian di Laboratorium menggunakan peralatan dan bahan yang
sesuai dengan Instruksi Pengujuan maka didapat disimpulkan bahwa nilai dari BJ
kering, Bj jenuh, dan Penyerapan pada Agregat Halus dari percobaan kami adalah :
Berat Jenis Kering
Berat Jenis Kering Permukaan air (SSD)

Laporan Laboratorium Bahan

= 1,956gr
= 2,030gr

Halaman 8

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Penyerapan

= 3,742 %

8. Daftar Pustaka
SNI 03 1970 1990 Analisa Metode Penyerapan Berat Jenis dan Penyerapan
Air Agregat Halus
(http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120813115643.pdf akses
tanggal 10 Januari 2013, pukul 20.35 WIB)
http://blog-beton.blogspot.com/2011/01/pengujian-berat-jenis-agregat-halus.html

(akses tanggal 10 Januari 2013, pukul 20.29 WIB)


http://laporantekniksipil.wordpress.com/2012/06/23/pemeriksaan-berat-jenisagregat-halus/ (akses tanggal 10 Januari 2013, pukul 20.41 WIB)

SUBJEK

: I (PENGUJIAN AGREGAT)

JUDUL

: 2) B. BERAT JENIS & PENYERAPAN AIR AGREGAT KASAR

1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar dan
agregat sedang ini yaitu diharapkan mahasiswa dapat menentukan berat jenis dan
presentase berat air yang dapat diterapkan agregat kasar dan agregat sedang
dihitung terhadap berat kering.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menentukan berat jenis agregat kasar dan agregat sedang
dalam keadaan kering oven.
1.2 Mahasiswa dapat jenis agregat kasar dan agregat sedang dalam jenuh air kering
permukaan(SSD).

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 9

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
1.3 Mahasiswa dapat menentukan kadar air agregat kasar dan agregat sedang
dalam keadaan kering permukaan jenuh air (SSD).
1.4 Mahasiswa dapat menerangkan kegunaan pemeriksaan ini dalam kaitannya
dengan perhitungan rancangan susunan campuran beton.
1.5 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang dipakai.
2. Dasar Teori
Pengujian dilakukan terhadap agregat kasar, yaitu yang tertahan oleh saringan
berdiameter 4,75 mm (saringan no.4); hasil pengujian ini dapat digumakan dalam
pekerjaan:
1) penyelidikan quarry agregat;
2) perencanaan campuran dan pengendalian mutu beto;
3) perencanaan campuran dan pengendalian mutu perkerasan jalan.
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air dengan
volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah kemampuan
agregat untuk menyerap air dalam kondisi kering sampai dengan kondisi jenuh
permukaan kering (SSD = Saturated Surface Dry). SSD didapatkan dari perendaman
selama (24+4) jam, tetapi tidak termasuk rongga antara butiran partikel) pada suatu
temperatur tertentu terhadap berat di udara dari air suling bebas gelembung dalam
volume yang sama pada suatu temperatur tertentu.
Berat jenis digunakan untuk menentukan volume yang diisi oleh agregat. Berat jenis
dari agregat pada akhirnya akan menentukan berat jenis dari beton sehingga secara
langsung menentukan banyaknya campuran agregat dalam campuran beton.
Pengujian ini digunakan untuk menentukan setelah (244)jam di dalam air berat
jenis kering dan berat jenis dalam kondisi jenuh kering permukaan, serta penyerapan
air.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 10

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Penyerapan air ialah prosentase berat air yang dapat diserap pori terhadap berat
agregat kering. Standar laboratorium untuk penyerapan akan diperoleh setelah
merendam agregat yan kering kedalam air selama (244) jam . Agregat yang
diambil dari bawah muka air tanah akan memiliki nilai penyerapan yang lebih besar
bila tidak dibiarkan mengering. Sebaliknya, beberapa jenis agregat mungkin saja
mengandung kadar air yang lebih kecil bila dibandingkan dengan yang pada kondisi
terendam selama 15 jam.
Agregat dikatakan kering ketika telah dijaga pada suatu seluruh temperatur
(1105)oC dalam rentang waktu yang cukup untuk menghilangkan kandungan air
yang ada (sampai beratnya tetap). Untuk agregat yang telah kontak dengan air dan
terdapat air bebas pada permukaan partikelnya, persentase air bebasnya dapat
ditentukan dengan mengurangi penyerapan dari kadar air total.
Acuan Normatif, mengacu pada SNI 03-1969-1990 mengenai Metode pengujian
berat jenis dan penyerapan air agregat kasar.

3. Peralatan dan Bahan


3.1 Peralatan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat kasar ini
antara lain :
a. Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split.

Gambar 3.1 Cawan

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 11

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
b. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat dari
benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.

Gambar 3.2 Timbangan

c. Density Spoon
Density Spoon adalah alat

seperti sendok yang

berguna untuk

mempermudah pengambilan bahan uji (batu pecah, split).

Gambar 3.3 Density Spoon


d. Oven
Oven merupakan mesin pemanggang. Dalam pengujian ini oven berfungsi
untuk mengeringkan agreegat didalamnya hingga mencapai berat konstan.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 12

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.4 Oven

e. Piknometer
Piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai
massa jenis atau densitas fluida.

Gambar 3.5 Piknometer


f. Majun

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 13

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Majun merupakan sejenis kain penyerap. Dalam pengujian kali ini selain
berguna untuk mengelap agregat kasar yang basah setelah dicuci juga
berguna untuk mengangkat cawan dari oven.

Gambar 3.6 Majun

3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah agregat kasar (split)
sebanyak 600 gr dan Air sesuai yg dibutuhkan.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 14

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Gambar 3.7 Batu Pecah (Split)

Gambar 3.8 Air

4. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan menentukan berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar dan agregat sedang antara lain :
1. Terlebih dahulu timbang cawan kosong.
2. Timbang agregat sebanyak 600 gram.
3. Cuci bersih agregat kasar dan sedang untuk mengilangkan debu atau bahanbahan lain yang melekat pada permukaan agregat hingga air cuciannya menjadi
jernih.
4. Keringkan agregat kasar dan sedangg itu pada oven dengan suhu (110

5 ) C.

Cek keadaan agregat tersebut tiap 10-15 menit sampai mendapat berat
tetap/konstan/SSD.
5. Setelah itu rendam agregat yang telah SSD tadi ke dalam air selama selama 24
4 jam.
6. Setelah 24 4 jam, keluarkan agregat dari air, lap dengan kain penyerap (majun)
sampai selaput air dalam permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan
dalam keadaan jenuh air kering permukaan atau SSD).
Perhatikan !
Untuk butiran yang besar, pengeringan dengan lap satu per satu agar benarbenar tidak ada sisa air lagi di permuakaan agregat.
7. Timbang terlebih dahulu berat kosong piknometer.
8. Kemudian masukkan agregat yang sudah di lap tadi ke dalam piknometer. Lalu
timbang agregat + piknometer. Angka hasil berat timbangannya harus lebih
besar dari berat awal (600 gram).

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 15

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
9. Tambahkan air ke dalam piknometer yang berisi agregat tadi hingga benda uji
terendam dan permukaan air pada tanda batas 1000 ml. Timbang agregat +
piknometer + air 1000 ml.
10. Bersihkan piknometer dari agregat atau letakkan agregat yang di dalam
piknometer tadi ke dalam cawan, dan masukkan lagi sampai permuaaknnya ada
pada tanda batas 1000 ml.
11. Dan timbang berat piknometer + air 1000 ml saja.

5. Data-data hasil pembagian dan perhitungan


Data dari pengujian menentukan berat jenis dan penyerapan Agregat Kasar
Pemeriksaan

BATU (gram)

Berat Benda Uji Kering Permukaan Jenuh (SSD)


BJ
Berat Benda Uji Kering Oven BK
Berat Piknometer + Isi Air B
Berat Piknometer + Benda Uji + Air BT

Pemeriksaan
Berat Jenis Bulk

Laporan Laboratorium Bahan

622
597
1306
1706
BATU
(gram)

2,689

Halaman 16

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( SSD )
Penyerapan

2,891
4,187 %

Agregat kasar
Dik :

Ket : A : Agregat kasar awal

= 600 gram

= 597 grm

B : agregat kasar kering

6. Pembahasan
Berat jenis agregat kasar mengalami peningkatan setelah agregat kasar yang
telah kering oven kemudian direndam selama 24 jam. Hal ini disebabkan adanya
penyerapan yang terjadi selama masa perendaman, kondisi disebut SSD (jenuh
kering permukaan), dimana selama perendaman agregat mengalami penyerapan
secara sempurna.
Data hasil perhitungan berat jenis SSD agregat kasar akan digunakan untuk
menghitung berat jenis relative pada saat perencanaan mix design beton.
Dari hasil pengujian penyerapan sebesar 4,187% kita dapat mengetahui
penyesuaian penggunaan air untuk mix design beton, dimana agregat yang telah
kontak dengan air dan terdapat air bebas pada permukaan partikelnya, persentase
air bebasnya dapat ditentukan dengan mengurangi penyerapan dari kadar air total.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 17

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Agregat yang memiliki berat jenis dibawah dua, memiliki kekuatan rendah
dimana tidak bisa digunakan untuk beton structural dan juga hanya bisa digunakan
untuk pondasi dengan kekuatan rendah.
Pengujian kadar air yang dilakukan pada agregat kasar didapat kadar lumpur
yang terkandung dalam agregat kasar adalah sebesar 0,50 %. Dari data hasil
pengujian kadar air ini kita bisa memperkirakan FAS nantinya, dimana bila kadar
air rendah atau kadar air tinggi berarti akan dilakukan penyesuaian komposisi air
pada FAS
7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa

nilai dari BJ

kering, Bj jenuh, dan Penyerapan pada Agregat Kasar adalah :


Berat Jenis Kering
Berat Jenis Kering Permukaan air (SSD)
Penyerapan
Kadar lumpur

= 2,689 gram
= 2,891 gram
= 4,187 %
= 0,5 %

8. Daftar Pustaka
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120813115604.pdf (akses

tanggal 10 Januari 2013, pukul 21.32 WIB)


http://balitbang.pu.go.id/sni/pdf/SNI%2003-1971-1990.pdf
http://www.ferryndalle.com/2011/08/pengujian-kadar-air-agregat-pb-0205-07.html

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 18

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK

: I (PENGUJIAN AGREGAT)

JUDUL

: 3) ANALISA SARINGAN AGREGAT HALUS

1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian analisa saringan agregat halus ini yaitu diharapkan
mahasiswa dapat menghitung perbandingan agregat halus menjadi agregat
gabungan yang mempunyai gradasi yang diinginkan.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menentukan gradasi agregat halus dengan menggunakan
hasil analisa saringan/ayakan.
1.2 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang diperlukan dalam pengujian.
2. Teori Dasar
Metode pengujian jenis ini mencakup jumlah dan jenis-jenis baik agregat
halus maupun agregat kasar. Hasil pengujian analisis saringan agregat halus dapat
digunakan pada perencanaan campuran clan pengendalian mutu beton.Agregat
halus terdiri dari butiran-butiran tajam dan keras, bersifat kekal dalam arti tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 19

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
.
Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5% terhadap
jumlah berat agregat kering. Apabila kandungan lumpur lebih dari 5%, agregat
halus harus dicuci terlebih dahulu.
Agregat halus juga tidak boleh mengandung bahanbahan organik terlalu
banyak. Hal demikian dapat dibuktikan dengan percobaan warna dari Abrams
Harder dengan menggunakan larutan NaOH.
Agregat halus terdiri dari butiran-butiran yang beranekaragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1 (PBI
1971), harus memenuhi syarat sebagai berikut:
1. Sisa di atas ayakan 4 mm, harus minimum 2% berat.
2. Sisa di atas ayakan 1 mm, harus minimum 10% berat.
3. Sisa di atas ayakan 0,25 mm, harus berkisar antara 80%-90% berat
Dalam

campuran

beton

diperlukan

agregat

halus

sebagai

bahan

pencampurnya, dan diperlukan agregat yang bagus maka dilakukan pengujian


untuk didapatkan agregat yang sesuai dan pengujian ini dilakukan untuk
mengetahui susunan butiran dari pasir dan MHB.
Tujuan pengujian adalah untuk mengetahui susunan diameter butiran pasir
dan prosentase modulus kehalusan butir yaitu menunjukkan tinggi rendahnya
tingkat kehalusan butir dalam suatu agregat.
MHB adalah indeks yang dipakai untuk mengukur kehalusan atau
kekasaran suatu butir-butir agregat hal ini dimaksudkan untuk mengetahui besar
kecil diameter suatu agregat yang dipakai untuk mencari perbandingan dari
campuran agregat karena ukuran agregat juga mempengaruhi kekuatan beton.
Makin besar nilai MHB suatu agregat berarti semakin besar butir agregatnya.
Umumnya agregat halus mempunyai nilai MHB sekitar 1.50 3.8.
Modulus kehalusan butir:
Dimana: A = jumlah prosentase berat pasir yang tertinggal kumulatif tanpa berat
pasir dalam pan.
B = jumlah prosentase berat pasir yang tertinggal.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 20

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Dalam praktikum ini menggunakan bahan uji agregat halus yaitu pasir,
sedangkan benda uji yang digunakan yaitu berupa ayakan yang mempunyai
diameter tertentu pada setiap ayakan.
Umumnya agregat halus mempunyai MHB sekitar 1,50 3,80. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa nilai MHB 1,50 < MHB < 3,0. Umumnya
menghasilkan beton mutu tinggidengan FAS yang rendah dan mempunyai kekuatan
tekan dan kebecekan yang optimal.
Pasir di dalam campuran beton sangat menentukan kemudahan pengerjaan
(workability), kekuatan (strengh), dan tingkat keawetan (durability) dari beton yang
dihasilkan. Untuk memperoleh hasil beton yang seragam, mutu pasir harus benarbenar dikendalikan. Oleh karena itu, pasir sebagai agregat halus harus benar-benar
memenuhi gradasi dan persyaratan yang ditentukan.
Gradasi atau dapat dikatakan distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran
agregat. Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa saringan dengan menggunakan
satu set saringan, dimana saringan yang paling kasar diletakkan paling atas dan
yang paling bawah adalah untuk yang paling halus, satu set saringan dimulai dari
pan dan diakhiri dengan tutup. Gradasi dari jenis agregat dibedakan atas 3 (tiga)
yaitu :
a. Gradasi seragam / uniform graded yaitu agregat dengan ukuran sama atau
seragam atau agregat yang memiliki sedikit agrerat halus sehingga tidak
bisa mengisi rongga antar agregat.
b. Gradasi rapat / menerus / dense graded yaitu agregat memiliki semua
ukuran butir atau campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang
berimbang, sehingga dinamakan juga dengan agregat bergradasi baik (well
graded). Agregat dinamakan bergradasi baik jika persen yang lolos saringan
lapis dari sebuah gradasi memenuhi.
c. Gradasi sela /gap gradation/ buruk / poorly graded yaitu salah satu atau
lebih ukuran butir agregat tidak ada atau campuran agregat dengan / fraksi
hilang/ fraksi sedikit sekali. Sering disebut dengan gradasi senjang.
Analisa Saringan Ageregat adalah penentuan presentase berat butiran agregat
yang lolos dari satu set saringan kemudian angka angka presentase digambarkan

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 21

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
pada grafik pembagian butir. Dalam pratikum ini punguji akan menguji analisa
saringan agregat halus. Bahan uji pratikum ini adalah agregat kasar berupa pasir.
Acuan Normatif dari pengujian ini mengacu pada SNI-03-1968-1990.
3. Peralatan dan Bahan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat halus ini
antara lain:
Peralatan
a. Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split.

Gambar 4.1.1 Cawan


b. Density Spoon
Density Spoon adalah alat

seperti sendok yang

berguna untuk

mempermudah pengambilan bahan uji (batu pecah, split).

Gambar 4.1.2 Density Spoon


c. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat dari
benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 22

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 4.1.3 Timbangan


d. Saringan (Ayakan)
Saringan (ayakan) merupakan alat penyaring agregat yang biasanya disusun
berdasarkan nomor ayakan. Susunan nomor ayakan ini dimulai dari yang
besar sampai yang kecil. Dimulai dari nomor ayakan 4.75 mm, 2.36 mm,
1.18 mm, 0.15 mm, 0.075 mm hingga ke pan.

Gambar 4.1.4 Saringan (ayakan)


e. Kuas
Kuas merupakan alat yang dibuat dari bulu pada bagian atasnya dan kawan
tembaga sebagai pegangan. Kuas berguna untuk membersihkan dan
merapikan sisa-sisa agregat yang ada pada cawan atau saringan.

Gambar 4.1.5 Kuas


f. Mesin Penggetar
Mesin penggetr ini merupakan mesin yang berfungsi untuk menggetarkan
agregat dan akan mempermudah pengayakan pada agregat. Jadi agregat

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 23

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
yang dimasukkan pada ayakan ini kemudian diletakkan pada mesin
penggetar.

Gambar 4.1.6 Mesin Penggetar

Bahan
a. Pasir
Pasir merupakan jenis agregat halus. Pasir pada pengujian ini harus lolos
ayakan no. 2,36 mm.

Gambar 3.7 Pasir


4. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan analisa saringan agregat halus antara lain :
1. Terlebih dahulu kita perlu menimbang cawan dalam keadaan kosong.
2. Lalu ambil Agregat sebanyak 500 gram dengan menggunakan cawan
(sebaiknya dilebihkan karna kita tidak mengetahui butir yang mampu lolos di
masing-masing saringan).
3. Setelah itu timbang saringan(ayakan) satu per satu dalam keadaan kosong.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 24

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
4. Kemudian urutkan saringan dari nomor saringan yang terbesar ke nomor
saringan yang terkecil.
5. Setelah Agregat tadi ditimbang, masukkan ke dalam saringan, lalu ayak.
Pengayakan dimulai dari ayakan no. 4,75 mm hingga pan pada lapisan paling
bawah. Untuk agregat halus ini, penyaringan dilakukan dengan cara
menggunakan mesin penggetar ayakan selama 15 menit saja karna keadaannya
halus sehinggga mudah di ayak jadi tidak perlu waktu yang lama.
6. Setelah 15 menit, matikan mesin penggetar kemudian timbang berat agregat
yang tertahan di atas masing-masing lubang ayakan.
7. Hitung persentase berat benda yang tertahan di atas masing-masing lubang
ayakan terhadap berat total.

5. Data-data Hasil Pembagian dan Perhitungan


Analisa Saringan Agregat Halus

No.
Saring
an
4,76
2,36
1,18
0,6
0,425
0,15
0,075
Pan

Berat
Saring
an
(gram)
478
473
449
453
446
454
455
286

BS +
AH
(gram
)
481
479
478
661
620
524
456
291
Total

Berat
Ag.
Halus
(gram
)
3
6
29
209
174
70
4
5
500

Laporan Laboratorium Bahan

%
Tertah
an
0,6
1,2
6
42
35
14
0,2
1
100

Kumula
tif
Tertaha
n
0,6
1,8
7,8
49,8
84,8
98,8
99
100

%
Lolos

99,4
98,2
92,2
50,2
15,2
1,2
1
0

Halaman 25

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Modulus halus butir (MHB)

=
4,426

6.

Pembahasan
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui MHB dari butiran tersebut dan

dalam pengujian kali ini harus menggunakan agregat yang SSD.guna dari
mengetahui modulus halus butir dari agregat tersebut untuk mengetahui kekasaran
dan kehalusan dari agregat tersebut dan sebagai bahan pembanding untuk campuran
beton,karena besar kecilnya ukuran agregat berpengaruh pada kekuatan beton
tersebut.
Dari hasil pengujian di laboratorium dapat diketahui bahwa nilai modulus
agregat halus adalah (pasir) 1.98. Agregat halus termasuk di zona III (pasir agak
halus). Umumnya agregat halus mempunyai sekitar 1,50-3,8. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai MHB 1,5 < MHB < 3,0. Umumnya menghasilkan beton
mutu tinggi dengan FAS yang rendah dan mempunyai kekuatan tekan dan
kebecekan yang optimal.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 26

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Dalam praktikum ini menggunakan uji agregat halus yaitu pasir. Pembagian
agregat berdasarkan ukuran butiran menurut The Asphalt Institute (1993), dalam
manual series no. 2 (MS-2) agregat halus, adalah agregat dengan ukuran butiran
lebih halus dari saringan no. 8 (2,36 mm).
7. Kesimpulan
Agregat halus dari hasil pengujian masuk ke zona 3 yaitu pasir agak halus dan dari
hasil perhitungan MHB agregat halus = 4,426. Nilai MHB tidak sesuai dengan syarat
MHB agregat halus yang mempunyai MHB sekitar 1,50-3,8 mm.

8. Daftar Pustaka
SNI-03-1968-1990-analisa saringan agregat halus kasar.
SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregates
SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
BS-812-Pengujian analisa ayak untuk mengetahui gradasi
http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/pengujian-analisa-saringan-agregat.html
http://blog.unand.ac.id/lompatkodok/catatan-kuliah/analisis-saringan-agregat-kasardan-halus-4/

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 27

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK

: I (PENGUJIAN AGREGAT)

JUDUL

: 4) ANALISA SARINGAN AGREGAT KASAR

1.

Tujuan Pengujian
Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
persentase butiran baik agregat halus dan agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat
ditunjukan dalam tabel atau grafik.

Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :


a) Mahasiswa dapat menentukan gradasi agregat kasar dan sedang dengan
menggunakan hasil analisa saringan/ayakan.
b) Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang diperlukan dalam pengujian.

2.

Teori Dasar
Agregat kasar

adalah komponen utama pembinaan struktur konkrit. Ia

memainkan peranan yang penting dalam proses membantu konkrit. Agregat kasar
adalah terdiri daripada serpihan batu yang ukurannya melebihi 5 mm sehingga ukuran
maksimum yang dibenarkan untuk kerjakerja konkrit yang tertentu, biasanya tidak
melebihi 50 mm. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4
(spesifikasi

dari AASHTO, American Association

of State

Highway and

Transportation Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan
saringan 2,36 mm (standard dari BSI, British Standard Institution atau lebih sering
disebut sebagai BS, British Standard).

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 28

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Menurut PBI 1971 (NI-2) pasal 3.4 syarat-syarat agregat kasar (kerikil) adalah
a. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat kasar
yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butir-butir
pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat agregat seluruhnya. Butir-butir agregat
kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca,
seperti terik matahari dan hujan.
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1% yang ditentukan
terhadap berat kering. Apabila kadar lumpur melampaui 1% maka agregat kasar
harus dicuci.
c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak beton, seperti
zat-zat yang reaktif alkali.
d. Kekerasan butir-butir agregat kasar yang diperiksa dengan bejana penguji Rudelof
dengan beton penguji 20 ton harus memenuhi syarat-syarat :
Tidak terjadi pembubukan sampai fraksi 9,5-19 mm lebih dari 24% berat.
Tidak terjadi pembubukan sampai 19-30 mm lebih dari 22% berat.
Kekerasan ini dapat juga diperiksa dengan mesin pengawas Los Angelos. Dalam
hal ini tidak boleh terjadi kehilangan berat lebih dari 50%.
e. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam besarnya dan
apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1 PBI
1971, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0% berat .
Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
maksimum 60% dan minimum 10% berat.
Susunan untuk butiran (gradasi) yang baik akan dapat menghasilkan
kepadatan (density) maksimum dan porositas (voids) minimum. Sifat penting dari
suatu agregat baik agregat kasar maupun agregat halus adalah kekuatan hancur dan
ketahanan terhadap benturan yang dapat mempengaruhi ikatannya dengan pasta

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 29

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
semen, porositas, dan karakteristik penyerapan air yang mempengaruhi daya tahan
terhadap proses pembekuan di musim dingin dan agresi kimia serta ketahanan
terhadap penyusutan.
Dari segi kekuatan, campuran beton yang menggunakan agregat kasar
dengan tekstur permukaan bersudut akan menghasilkan kekuatan yang lebih besar
dibandingkan dengan campuran beton yang menggunakan batu pecah dengan
tekstur bundar dan licin meskipun digunakan proporsi campuran yang
sama. Demikian juga bentuk tekstur permukaan agregat yang kasar akan
menghasilkan beton dengan fraksi geseran yang lebih besar.

3. Peralatan dan Bahan


a. Peralatan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat kasar dan
sedang ini antara lain :
a)

Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split. Cawan ini
terdapat berbagai macam ukuran.

Gambar 3.1 Cawan


b) Density Spoon

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 30

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Density Spoon adalah alat seperti sendok yang berguna untuk mempermudah
pengambilan bahan uji (batu pecah, split).

Gambar 3.2 Density Spoon


c)

Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa
berat dari benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.

Gambar 3.3 Timbangan


d) Saringan (Ayakan)
Saringan (ayakan) merupakan alat penyaring agregat yang biasanya disusun
berdasarkan nomor ayakan. Susunan nomor ayakan ini dimulai dari yang besar
sampai yang kecil. Dimulai dari nomor ayakan 37.5 mm, 25 mm, 19 mm,12.5

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 31

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
mm, 9.5 mm, 4.75mm, 2.36 mm, 1.18 mm, 0.15 mm, 0.075 mm, sampai dengan
pan.

c
Gambar 3.4 Saringan (ayakan)
e)

Kuas
Kuas merupakan alat yang dibuat dari bulu pada bagian atasnya dan kawat
tembaga sebagai pegangan. Kuas berguna untuk membersihkan dan merapikan
sisa-sisa agregat yang ada pada cawan atau saringan.

Gambar 3.5 Kuas


f)

Mesin Penggetar
Mesin penggetar ini merupakan mesin yang berfungsi untuk menggetarkan
agregat dan akan mempermudah pengayakan pada agregat. Jadi agregat yang
dimasukkan pada ayakan ini kemudian diletakkan pada mesin penggetar.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 32

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.6 Mesin Penggetar


b. Bahan
Adapun bahan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat kasar ini antara lain :
a. Batu pecah (split)
Batu

pecah

(split)

merupakan

salah

satu

jenis

agregat.

Pada

penggolongannya batu pecah (split) ini digolongkan sebagai agregat kasar. Batu
pecah (split) pada pengujian ini harus lolos ayakan no. 37,5.

Gambar 3.7 Batu Pecah


4.

Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan analisa saringan agregat kasar antara lain :
a. Timbanglah berat cawan yang digunaka .
b. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5 )C, sampai berat tetap
atau konstan.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 33

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
c. Saring benda uji lewat susunan saringan dengan ukuran saringan paling besar
ditempatkan paling atas. Saringan diguncang dengan tangan atau mesin
pengguncang selama 15 menit.
d. Ambil agregat kasar dengan ukuran lolos 37,5 mm.
e. Timbang agregat kasar dengan beratnya 1000 gr di dalam cawan.
f. Masukkan agregat yang akan disaring ke dalam saringan, misalnya agregat kasar
yang dimulai dengan ukuran 37,5- 19-9,5- 4,75- 2,36- 1,18- 0.6- 0.3- 0.15 dan
terakhir 0.075.
g. Hidupkan mesin pengguncang, kemudian susun saringan-saringan tersebut.
Getarkan selama 15 menit.
h. Setelah selesai digetarkan, timbang berat

agregat yang tertinggal di dalam

saringan.
c. Data-data Hasil Pembagiatenn dan Perhitungan
Agregat kasar : 1000 gr (batu pecah)
Analisa Saringan Agregat Kasar
No Saringan

Berat

B.S + Ag.

B. Ag. Kasar

Saringan (gr)

Kasar

(gr)

562
501
478
473
449
453
455
454
455
286

810
911
650
606
470
456
457
456
460
290

248
410
172
133
21
3
2
2
7
4
1000 gram

76
36
19
9,5
4,75
2,36
1,18
0,6
0,355
0,150
0,075
Pan

No.

B. Ag

% kmlatif

% kmlatif

Saringan
76

Tertahan (gr)

Tertahan

Tertahan

Lolos

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 34

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
36
19
9,5
4,75
2,36
1,18
0,6
0,355
0,150
0,075
Pan

248
410
172
133
21
3
2
2
7
4

24,8 %
41 %
17,2 %
13,3 %
2,1 %
0,3 %
0,2 %
0,2 %
0,7 %
0,4 %
100 %

24,8 %
65,8 %
83 %
96,3 %
98,4%
98,7 %
98,9%
99,1 %
99,6 %
100 %

75,2 %
34,2 %
17 %
3,7 %
1,6 %
1.3 %
1,1 %
0,9 %
0,4 %
0%

Modulus Halus Butir (MHB) =


(24,8+65,8+83+96,3+98,4+98,7+98,9+99,1+99,6) / 100
= 764,6 / 100
= 7,646
6. Pembahasan
Tujuan dari analisa saringan ini untuk mengetahui besar butir maksimum
dari agregat tersebut dan dapat mengetahui MHB yang berfungsi untuk mengetahui
kehalusan dan kekasaran dari agregat tesebut dan dimaksudkan untuk menentukan
perbandingan

pada

pencampuran

agregat

karena

ukuran

agregat

juga

mempengaruhi kekuatan dari beton tersebut. sebaiknya menggunakan agregat yang


sudah pada kondisi SSD.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 35

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa nilai Modulus
Agregat kasar Split (MHB) = 7,646
8. Daftar Pustaka
SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
SNI-03-2834-1993- Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
SNI 03 6866 2002-Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan
pengujian
ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregates
SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
BS-812-Pengujian analisa ayak untuk mengetahui gradasi
SNI-03-1968-1990-analisa saringan agregat halus kasar.
http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/pengujian-analisa-saringan-agregat.html
(akses 22 Januari 2013, pukul: 21.06)
http://blog.unand.ac.id/lompatkodok/catatan-kuliah/analisis-saringan-agregat-kasardan-halus-4

SUBJEK

: I (PENGUJIAN AGREGAT)

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 36

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
JUDUL

: 5) A. MENENTUKAN BOBOT ISI AGREGAT KASAR

1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian analisa saringan agregat kasar ini yaitu diharapkan
mahasiswa dapat menentukan bobot agregat kasar.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menerangkan prosedur pelaksanaan penemuan bobot isi
agregat .
1.2 Mahasiswa dapat Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot
isi agregat sesuai

dengan kenyataan, sekaligus dapat mengoreksinya jika

tidak tepat.
1.3 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang dipakai .

2. Teori Dasar
Benda uji adalah elemen atau bagian dari suatu konstruksi bangunan yang
ditujukan untuk diuji tingkat. Benda uji elemen atau bagian dari suatu konstruksi
bangunan yang ditujukan untuk diuji tingkat ketahanan apinya (Revisi SNI 031741-2000).
Berat isi adalah berat per satuan volume. Berat isi dalam keadaan seimbang
adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal 8.2. tentang pengukuran berat isi
dalam keadaan seimbang, dicapai oleh beton ringan struktural setelah disimpan
dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 % 5 % dan temperatur 23 o C 2o C
selama jangka waktu yang cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008).
Berat isi dalam keadaan seimbang adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal
8.2. tentang pengukuran berat isi dalam keadaanseimbang, dicapai oleh beton
ringan struktural setelah disimpan dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 %
5 % dan temperatur 23o C 2o C selama jangka waktu yang cukup sampai berat
konstan tercapai (Revisi SNI 03-3402-1994).
Berat isi kering oven adalah berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3.
tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural
setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110o C 5o C selama periode

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 37

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
waktu cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008). Berat isi kering oven
berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3. tentang pengukuran berat isi kering
oven, dicapai oleh beton ringan struktural setelah dimasukkan dalam oven
pengering pada 110o C 5o C selama periode waktu cukup sampai berat konstan
tercapai (Revisi SNI 03-3402-1994).
Berat isi teoritis beton adalah biasanya ditentukan di laboratorium, nilainya
diasumsikan tetap untuk semua campuran yang dibuat dengan komposisi dan bahan
yang identik. Hal ini diperhitungkan dengan cara berat total material dalam
campuran (kg) dibagi dengan total volume absolut (m3). Berat isi teoritis beton
(kg/m3) dihitung pada keadaan bebas udara (SNI 1973:2008).
Berat isi agregat memenuhi syarat bila sesuai dengan standard nilai bobot
isi untuk agregat pada bobot isi gembur dan padat yaitu 1.6 gr/cm3 (SNI 03-48041998).
3. Peralatan dan Bahan
Peralatan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian menentukan bobot isi
agregat kasar ini antara lain :
a. Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split.

Gambar 3.1 Cawan


b. Density Spoon

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 38

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Density Spoon adalah alat

seperti sendok yang

berguna untuk

mempermudah pengambilan bahan uji (batu pecah, split).

Gambar 3.2 Density Spoon


c. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat dari
benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.

Gambar 3.3 Timbangan


d. Silinder
Silinder merupakan wadah atau alat untuk mengetahui berapa
bobot isi suatu benda uji.

Gambar 3.4 Silinder

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 39

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Bahan
Adapun bahan yang diiperlukan saat pengujian menentukan bobot isi agregat
kasar ini antara lain :
a. Batu pecah (split)
Batu

pecah

(split)

merupakan

salah

satu

jenis

agregat.

Pada

penggolongannya batu pecah (split) ini digolongkan sebagai agregat kasar.

Gambar 3.5 Batu pecah (Split)


4. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan menentukan bobot isi agregat kasar antara lain :
1.
2.
3.
4.
5.

Terlebih dahulu kita perlu menimbang silinder dalam keadaan kosong.


Ukur diameter dan tinggi bejana silinder (kosong).
Hitung Volume ( cm3 ).
Masukkan Agregat sampai penuh dan ratakan timbang beratnya.
Agar agregat lebih padat, isi sepertiga bagian terlebih dahulu lalu tumbuk 25
kali. Lalu isi duapertiga lagi kemudian tumbuk 25 kali. Dan terakhir isi sampai

penuh lalu tumbuk 25 kali lagi kemudian ratakan.


6. Keluarkan Agregat dari bejana Silinder.
7. Ulangi kegiatan diatas hingga 3 kali dan cari rata-rata berat isi.
8. Langkah akhir yakni timbang silinder + air yang terisi penuh lakukan sebanyak
3 kali pengujian juuga.
9. Perhitungan berat isi gembur.

5. Data-data Hasil Pengujian dan Perhitungan

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 40

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

15 cm

15 cm
Berat Silinder = 2203 gram
Volume Tabung
V=

= 3,14 . 7,52 15= 2649,375

Gembur

Pemadat
an

Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.
Kasar (gr)
Berat Agregat
Kasar(gr)
Volume Silinder
(dimensi)
Bobot Isi Gembur
(cm3)
Berat Isi Gembur RataRata

#1
#2
#3
2203
2203
2203

Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.

#1
#2
#3
2203
2203
2203
6143
5946
6105

Laporan Laboratorium Bahan

5825

5840

5810

3622
2649,3
75
1,3671
15
1,3671
15

3637

3607

1,3727
77

1,3614
53

Halaman 41

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Kasar (gr)
Berat Ag. Kasar (gr)
volume silinder (air)
Berat Isi
Berat Isi Rata-Rata

3940
2649,3
75
1,4871
43
1,4575
76

3743

3902

1,4127
86

1,4728

6. Pembahasan
Dari hasil penelitian di laboratorium dapat disimpulkan bahwa berat isi
gembur lebih kecil berat isi padat Agregat kasar. Karena pada saat agregat kasar
dipadatkan, rongga udara agregat mengecil.
Tujuan dari pengujian bobot isi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
perubahan berat terhadap volume agregat pada kondisi yang berbeda yaitu gembur
ataupun padat. Sedangkan kegunaan bobot isi agregat pada beton yaitu agar hasil
dari pengujian bobot isi dapat dikonversikan keperhitungan komposisi beton dari
satuan berat (kg) ke satuan volume (m3). Misalnya: Dalam 1 m3 beton
membutuhkan Ag. Kasar sebanyak 1317 kg dan telah diketahui

(a.k gembur) =

1.367 gr/cm3 = 1367kg/m, sehingga untuk menghitung berapa volume agregat


kasar tersebut dapat dihitung dengan cara berikut :

= 0,963424 m
Dari hasil perhitungan diatas kita dapat mengetahui konversi agregat
sebesar 1317 kg ke satuan volume menjadi 0,96 m.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 42

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Agregat tersebut tergolong dalam agregat normal karena hasil dari bobot
isinya tidak kurang dari 1.2 kg/m3. Agregat ini biasanya dipakai untuk campuran
beton normal yaitu beton yang dibuat dengan isi 2.200 - 2.500 kg/m3 ( SK. SNI T15-1990 : 1 ).
Dari data bobot isi ini bisa dijadikan sebagai acuan konversi penggunaan
agregat terhadap jumlah yang dibutuhkan untuk beton.
7. Kesimpulan
Dari hasil penelitian di laboratorium didapat berat isi gembur didapat 1.367 gr/cm
dan bobot is padatnya sendiri 1.47 gr/cm sehingga dapat disimpulkan bahwa berat
isi agregat tersebut sesuai dengan standard nilai bobot isi untuk agregat pada bobot
isi gembur dan padat yaitu 1.6 gr/cm3 menurut SNI 03-4804-1998.
Bobot isi gembur agregat kasar

= 1.367 gr/cm

Bobot isi padat agregat kasar

= 1.47gr/cm

Bobot isi gembur < bobot isi padat.


8. Daftar Pustaka
SNI 03 48041998 - Metode pengujian bobot isi dan rongga udara dalam agregat
SNI 03-6877-2002 - Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak
dipadatkan
SNI-03-2834-1993- Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregates
SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
http://balitbang.pu.go.id/sni/pdf/SNI%2003-4804-1998.pdf

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 43

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK

: I (PENGUJIAN AGREGAT)

JUDUL

:6) B. MENENTUKAN BOBOT ISI AGREGAT HALUS

1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian menentukan bobot isi agregat halus ini yaitu
diharapkan mahasiswa dapat menentukan bobot agregat halus.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menerangkan prosedur pelaksanaan penemuan bobot isi
agregat .
1.2 Mahasiswa dapat Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot
isi agregat sesuai

dengan kenyataan, sekaligus dapat mengoreksinya jika tidak

tepat.
1.3 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang dipakai .
2. Teori Dasar
Benda uji adalah elemen atau bagian dari suatu konstruksi bangunan yang
ditujukan untuk diuji tingkat. Benda uji elemen atau bagian dari suatu konstruksi
bangunan yang ditujukan untuk diuji tingkat ketahanan apinya (Revisi SNI 031741-2000).

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 44

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Berat isi adalah berat per satuan volume. Berat isi dalam keadaan seimbang
adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal 8.2. tentang pengukuran berat isi
dalam keadaan seimbang, dicapai oleh beton ringan struktural setelah disimpan
dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 % 5 % dan temperatur 23 o C 2o C
selama jangka waktu yang cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008).
Berat isi dalam keadaan seimbang adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal
8.2. tentang pengukuran berat isi dalam keadaanseimbang, dicapai oleh beton
ringan struktural setelah disimpan dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 %
5 % dan temperatur 23o C 2o C selama jangka waktu yang cukup sampai berat
konstan tercapai (Revisi SNI 03-3402-1994).
Berat isi kering oven adalah berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3.
tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural
setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110o C 5o C selama periode
waktu cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008). Berat isi kering oven
berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3. tentang pengukuran berat isi kering
oven, dicapai oleh beton ringan struktural setelah dimasukkan dalam oven
pengering pada 110o C 5o C selama periode waktu cukup sampai berat konstan
tercapai (Revisi SNI 03-3402-1994).
Berat isi teoritis beton adalah biasanya ditentukan di laboratorium, nilainya
diasumsikan tetap untuk semua campuran yang dibuat dengan komposisi dan bahan
yang identik. Hal ini diperhitungkan dengan cara berat total material dalam
campuran (kg) dibagi dengan total volume absolut (m3). Berat isi teoritis beton
(kg/m3) dihitung pada keadaan bebas udara (SNI 1973:2008).
Berat isi agregat memenuhi syarat jika sesuai dengan standard nilai bobot
isi untuk agregat pada bobot isi gembur dan padat yaitu 1.6 gr/cm3 menurut SNI
03-4804-1998.
3. Peralatan dan Bahan
Peralatan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian menentukan bobot isi
agregat halus ini antara lain :

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 45

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
a. Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split.

Gambar 3.1 Cawan


b. Density Spoon
Density Spoon adalah alat

seperti sendok yang

berguna untuk

mempermudah pengambilan bahan uji (batu pecah, split).

Gambar 3.2 Density Spoon


c. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat dari
benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk
pengujian.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 46

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.3 Timbangan


d. Silinder
Silinder merupakan wadah atau alat untuk mengetahui berapa bobos isi
suatu benda uji.

Gambar 3.4 Silinder


4.1 Bahan
Adapun bahan yang diiperlukan saat pengujian menentukan bobot isi agregat
halus ini antara lain :
a. Pasir

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 47

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Gambar 3.5 Pasir
4. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan menentukan bobot isi agregat halus antara lain:
1.
2.
3.
4.
5.

Terlebih dahulu kita perlu menimbang silinder dalam keadaan kosong.


Ukur diameter dan tinggi bejana silinder (kosong).
Hitung Volume ( cm3 ).
Masukkan Agregat sampai penuh dan ratakan timbang beratnya.
Agar agregat lebih padat, isi sepertiga bagian terlebih dahulu lalu tumbuk 25
kali. Lalu isi duapertiga lagi kemudian tumbuk 25 kali. Dan terakhir isi sampai

penuh lalu tumbuk 25 kali lagi kemudian ratakan.


6. Keluarkan Agregat dari bejana Silinder.
7. Ulangi kegiatan diatas hingga 3 kali dan cari rata-rata berat isi.
8. Langkah akhir yakni timbang silinder + air yang terisi penuh lakukan sebanyak
3 kali pengujian juuga.
9. Perhitungan berat isi gembur.
5.

Data-data Hasil Pengujian dan Perhitungan


Menentukan bobot isi agregat halus

18 cm

11,56 cm
Berat Tabung = 846,36 gram
Volume Tabung
V = 1/4 d 2 t
= 1/4 x 3,14 x 11,562 x 18
= 1889,2005 g/

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 48

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Gembur

Pemadat
an

Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.
Halus(gr)
Berat Agregat
Halus(gr)
Volume Silinder
(dimensi)
Bobot Isi Gembur
(cm3)
Berat Isi Gembur RataRata

#1
#2
#3
846,36 846,36 846,36

Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.
Halus(gr)

#1
#2
#3
846,36 846,36 846,36

Berat Ag. Halus(gr)


volume silinder (air)
Berat Isi
Berat Isi Rata-Rata

3683
2836,6
4
1889,2
1,5015
03
1,4536
88

3802
2955,6
4
1889,2
1,5644
93
1,5600
82

3563
2716,6
4

3532
2685,6
4

1,4379
84

1,4215
75

3806
2959,6
4

3773
2926,6
4

1,5666
1

1,5491
42

Konfersi
Misalkan sebuah cetakan mempunyai dimensi tinggi 25 cm, panjang 40 cm, lebar 40cm.
Maka Berat Jenis Pasir = 1,56 kg/m3 x (10-3/10-9) kg/m3
Volume pasir adalah Berat Jenis dikalikan Berat sebesar 0,5 kg = 0,385 m3
6. Pembahasan
Dalam pengujian kali ini dilakukan pengujian bobot isi Agregat halus pada
dua kondisi: Padat dan Gembur. Pengujian bobot isi ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan berat terhadap volume agregat pada saat kondisi gembur
dan padat. Sedangkan kegunaan bobot isi agregat pada beton adalah untuk konversi
perhitungan komposisi beton dari satuan berat(kg) ke satuan volume(m3)..

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 49

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Agregat di atas termasuk dalam golongan agregat normal karena bobot
isinya menurut syarat tidak kurang dari 1.2 kg/m3. Beton yang dibuat dengan
agregat normal adalah beton normal, yaitu beton yang dibuat dengan isi 2.200 2.500 kg/m3 (SK. SNI.T-15-1990:1). Agregat normal ini lebih sering digunakan
dilapangan di bandingkan dengan agregat ringan dan agregat berat karena kedua
agregat tesebut hanya digunakan untuk pembangunan khusus.
7.

Kesimpulan

Nilai rata rata bobot isi gembur didapat dari pengujian yaitu 1,538gr/cm3 dan
bobot isi padat rata - rata untuk pasir yaitu 1,61gr/cm3 sesuai dengan standard nilai
bobot isi untuk agregat pada boboi isi gembur dan padat yaitu 1,6 gr/cm 3 menurut
SNI 03-4804-1998.
Bobot isi gembur agregat halus rata-rata

= 1,45 gr/cm

Bobot isi padat agregat halus rata-rata

= 1,56 gr/cm

Bobot isi gembur < bobot isi padat.


8.
Referensi
SNI 03 48041998 - Metode pengujian bobot isi dan rongga udara dalam agregat
SNI 03-6877-2002 - Metode pengujian kadar rongga agregat halus yang tidak
dipadatkan
SNI-03-2834-1993- Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregate
SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
http://balitbang.pu.go.id/sni/pdf/SNI%2003-4804-1998.pdf

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 50

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK

: III. PENGUJIAN BETON

TOPIK

: 1) Rancangan campuran Beton Normal

I.

Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk
menentukan campuran beton normal.

II.

Tujuan
Untuk dapat membuat beton sesuai dengan rancangan yang diinginkan

III. Alat dan bahan


a. Alat
1. Timbangan

3.Piknometer

Laporan Laboratorium Bahan

2. Density Spoon

4. Cawan

Halaman 51

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

5.Molen

6. Cetakan Kubus

1. Penumbuk

b. Bahan
1. Semen Portland

Laporan Laboratorium Bahan

2. Air

Halaman 52

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

3.Split

4. Pasir

IV. Teori dasar


Beton adalah campuran dari semen, air, agregat halus (pasir), dan agregat kasar
(kerikil) serta kadang-kadang ditambahkan bahan tambah yang sangat bervariasi mulai
dari bahan kimia tambahan, serat, sampai bahan buangan non-kimia pada
perbandingan tertentu. Campuran tersebut apabila dituang dalam cetakan kemudian
dibiarkan maka akan mengeras seperti batuan. Pengerasan ini tidak terjadi dengan
tiba-tiba tetapi dikarenakan terjadinya reaksi kimia antara air dan semen yang
berlangsung selama waktu yang panjang dan berakibat campuran tersebut selalu
bertambah keras setara dengan umurnya.
Semen portland adalah semen hidrolik yang dihasilkan dengan menggiling
klinker yang terdiri dari kalsium silikat hidrolik, yang umumnya terdiri dari satu atau
lebih bentuk kalsium sulfat sebagai bahan tambahan yang digiling bersama-sama
dengan bahan utamanya.
Agregat adalah formasi kulit bumi yang keras dan penyal (solid). ASTM
(1974) mendefinisikan batuan sebagai suatu bahan yang terdiri dari mineral padat
berupa massa berukuran besar ataupun berupa fragmen-fragment. Berat jenis adalah
perbandingan relatif antara massa jenis sebuah zat dengan massa jenis air murni.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 53

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Agregat halus adalah pasir alam sebagai hasil desintegarsi secara alami dari batu
atau pasir yang dihasilkan oleh industri pemecah batu dan mempunyai ukuran butir
terbesar 5,0 mm
Agregat kasar, adalah kerikil sebagai hasil disintergarasi secara alami dari
batu atau batu pecah yang diperoleh dari industri pemecah batu dan mempunyai
ukuran butir antara 5- 40 mm. Air yang dipakai untuk membuat campuran beton dan
perawatan beton setelah mengeras harus memenuhi syarat sebagai berikut:
Air tawar yang dapat diminum,
Air yang bersih dan tidak mengandung minyak, asam, alkali, garam, zat organis
atau bahan yang lain yang dapat merusak beton atau tulangan.
V. Langkah Kerja
1. Siapkan alat kerja (molen), bersihkan dari kotoran-kotoran yang ada pada molen.
2. Masukkan agregat kasar, kemudian masukkan juga agregat halus dan semen.
3. Masukkan air kedalam campuran tadi, air harus dimasukkan bertahap, untuk
mencegah terjadinya kelebihan air pada campuran beton.
4. Putar mesin molen hingga campuran beton tadi tercampur menjadi satu.
5. Setelah tercampur, keluarkan sebagian untuk mengukur slump.
6. Setelah mendapatkan slump yang ditetapkan, masukkan campuran beton pada
cetakan yang telah disediakan. ( cetakan telah dibersihkan dan telah diolesi dengan
oli ).
7. Isi cetakan dengan adukan beton dalam 3 lapis, setiap lapis berisi kira kira 1/3 isi
cetakan. Setiap lapis dipadatkan dengan tongkat pemadat sebanyak 25 kali secara
merata.
8. Pukul-pukul cetakan yang telah diisi campuran beton dengan palu karet. ( hal ini
dilakukan untuk memadatkan dan mengisi rongga yang belum terisi campuran
beton, dan mengeluarkan udara pada campuran beton ).
9. Ratakan permukaan beton.
10.
Biarkan beton dalam cetakan selama 24 jam dan letakkan pada tempat
yang bebas getaran serta ditutup oleh bahan yang kedap air.
11.
Setelah 24 jam, bukalah cetakan dan keluarkan benda uji.
12.
Rendam benda uji dalam bak yang berisi air agar proses pematangan beton
berlangsung dengan baik, maka perendaman ini dilakukan sampai batas waktu
pengujian kuat tekan.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 54

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Data-data Hasil Lab dan Perhitungan


N

TABEL/GRAFIK

URAIAN

PERHITUNGAN

satua
NILAI
30 mpa

pada 28
hari

kuat tekan yang

disyaratkan ( benda uji

DITETAPKAN

silinder/kubus

bagian tak
memenuhi
syarat 5%

2
3

Deviasi standar
Nilai Tambah ( Margin )
kekuatan rata-rata

4
5

yang ditargetkan
jenis semen

11
12

30 + 11,48

41,48

DITETAPKAN

Tife 1
batu

faktor air semen bebas

maksimum
Slump

maksimum
kadar air bebas
jumlah semen

Mpa
Mpa

pecah

jenis agregat halus

ukuran agregat

10

(k = 1,64 )
7
11,48

jenis agregat kasar

faktor air semen

DIKETAHUI
1,64 x 7

pasir
ambil
tabel 2

yang
apaling

Grafik 1 atau 2

kecil
0,6

butir 4.2.3.2.2)

0,6

ditetapkan
( butir 4.2.3.3
ditetapkan
4.2.3.4
tabel 3 ( butir
4.2.3.5
11: 8 atau 7

Laporan Laboratorium Bahan

30-60
40

mm

mm
kg/c

190
316,67

m3
kg/c

Halaman 55

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

jumlah semen

13
14

maksimum
jumlah semen minimum

ditetapkan
ditetapakan
butir 4.2.3.2
tabel 4 5 6

m3
kg/c

317

m3
kg/c

275

m3

(pakai bila
lebih
besar dari
12 lalu
hitung )

faktor air semen yang

15

disesuaikan
susunan besar butir

16
17
18
19

grafik 3 sd 6

gradasi

agregat halus

zona 3

susunan agregat kasar

grafik 7 8 9 atau

atau gabungan

tabel 7
grafik 13 sd 15

persen agregat halus


berat jenis relatif,

atau perhitungan
diketahui/

agregat ( kering

dianggap

20

kadar agregat

21
22
23
24

kadar agregat kasar


proporsi campuran

grafik 16

kg/c
2360

m3
kg/c

1853

m3
kg/c

481,78

m3
kg/c

20-(12+11 )

gabungan
kadar agregat halus

26

2,6

permukaan )
berat isi beton

Daera

18 x 21
21 -22
1371,22

m3

semen

317

kg/m3

Air

190

kg/m3

agregat halus

481

kg/m3

agregat kasar

1371

kg/m3

- Benda uji kubus 15 x 15 x 15 cm


- Benda uji silinder diameter 15 cm, tinggi 30 cm

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 56

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
- Komposisi Campuran Untuk 2 buah silinder / Kubus
Volume
- Kubus 15 x 15 x 15 cm
=
3375
=
-

Silinder

3,14 x

0,003375

x 2 = 0,00675
0,3 = 0,00529875

=
0,00529875 x 2 = 0,0105975
Jadi volume 2 buah silinder + 2 kubus
= (0,00675 + 0,0105975) x 1,2 = 0,021
- Total
- Semen
=
0,021 x 317 = 6,599 kg
- Agregat halus =
0,021 x 481 = 10,101 kg
- Agregat kasar

=
0,021 x 815,37
= 17,123 kg
2/3
=
0,021 x 555,9
= 11,674 kg
- Air
=
0,021 x 190
= 3,990 kg
VI. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil pengujian diperoleh :
Proporsi campuran tiap campuran benda uji 3 Kubus:

Semen
Air
Agregat halus
Agregat kasar
-
- 2/3

: 6.599 kg
: 3,990 kg
: 10,101 kg
: 17,123 kg
: 11,674 kg

VII. Referensi / Acuan Normatif


SNI 03-2493-1991, Metode pembuatan dan perawatan contoh uji beton.
SNI 03-2834-2000 , Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal
SNI-03-2834-1993- Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 57

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

SUBJEK

:II PENGUJIAN SEMEN PORTLAND

TOPIK
I.

: 2) Konsistensi Semen

Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
Konsistensi semen.

II.

Tujuan
Untuk dapat menguraikan hubungan antara pemeriksaan konsistensi dengan
pemeriksaan semen secara fisik lainnya.

III. Alat dan Bahan


a. Alat
1. Alat Vicat

3. Timbangan digital

5. Stopwatch

Laporan Laboratorium Bahan

2. Mesin Pengaduk

4. Spatula

6. Piknometer

Halaman 58

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

7. Cincin konik

Bahan :
Semen

.
IV. Teori Dasar
Pengujian konsistensi normal adalah untuk menentukan persentase air yang
dibutuhkan semen untuk dapat melakukan proses hidrasi sempuena, yaitu sampai pada saat
beton mengeras. Kondisi sempurna terjadi ketika semen bercampur dengan semen tidak
lagi mengalami kekurangan atau kelebihan air berdasarkan ASTM C-1995, pengujian
dengan alat pikat diameter 10 mm, kadar
air yang di inginkan adalah kadar air waktu penurunan jarum 10 mm. Pengjian ini
menggunakan makok porselen, cicin ebonit, alat vicat, plat, kaca, stowatch, dan air.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 59

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
V. Langkah Kerja
a. Masukkan air suling ke dalam tromol mesin pengaduk 25 % dari berat semen
b. Masukkan semen sebanyak 650 gram kedalam tromol.
c. Diamkan selama 30 detik.
d. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5 ) rpm selama 30 detik.
e. Hentikan mesin pengaduk selama 15 detik.sementara itu bersihkan pastayang
menempel pada dinding tromol.
f. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (285 10 ) rpm selama 1 menit.
g. Bentuk pasta semen seperti bola dengan tangan,kemudian lemparkan 6 kali dari
tangan yang satu dengan tangan yang lain dengan jarak kira-kira 15 cm.
h. Pegang bola pasta dengan satu tangan,kemudian tekankan pada cincin konik yang
dipegang dengan tangan yang lainnya melalui lobang konik.sehingga cinci konik
penuh dengan pasta.
i. Kelebihan pasta pada lubang konik,diratakan dengan sendok perata yang
digerakkan dengan posisi miring pada permukaaan cincin,hingga permukaan pasta
rata benar dengan tinggi konik.
j. Letakkan cincin konik di bawah jarum besar vicat an sentuhkan jarum dengan
bagian tengah permukaan pasta.
k. Jatuhkan jarum & catat penurunan yang berlangsung selama 30 detik.

VI.

Data - data Hasil Lab dan Perhitungan


Konsistensi semen :
Berat semen portland
Berat air

: 650 gr
: 169 gr ( 15 % dari berat semen )

Konsistensi semen Portland

=
=

Berat air
X 100 %
Berat semen

x100%

= 26 %

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 60

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
VII. Kesimpulan
Dalam pengujian dilaboratium dapat disimpulkan bahwa keadaan konsistensi
untuk untuk 500 gr semen diperlukan air sebanyak 27% dari berat semen .
VIII. Referensi /Acuan Normatif
2. SNI 03-6826-2002, Metode pengujian konsistensi normal semen portland dengan
alat vicat untuk pekerjaan sipil
3. ASTM C 187 86, Konsistensi Normal Semen Portland
4. ASTM Standards C 187-98, Standard test method for normal consistency of
hydraulic cement
5. SNI 15-2049-2004, Penyiapan pengujian konsistensi normal pasta semen portland.
6. www.primemortar.com/konsistensi/mutu/
7. Modul pengujian bahan EDC CI CNS : 0073- Edisi 1983.

SUBJEK

: I (PENGUJIAN AGREGAT)

JUDUL

:4) A. KEKERASAN AGREGAT KASAR

1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pengujian kekerasan agregat kasar dengan bejana rudolf
ini yaitu diharapkan mahasiswa dapat menentukan agregat kasar untuk pembuatan
suatu konstruksi beton berdasarkan kekerasannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 61

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
2.1 Mahasiswa dapat menerangkan prosedur pelaksanaan pengujian kekerasan
agregat kasar dengan menggunakan bejana tekan (berdasarkan standar british).
2.2 Mahasiswa dapat menentukan sifat keras terhadap daya hancur dari agregat
kasar.
2.3 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang di perlukan.
3. Teori Dasar
Agregat kasar adalah agregat yang ukuran butirannya lebih dari 5 mm (PBI
1971). Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil atau batu pecah. Kerikil
adalah bahan yang terjadi sebagai hasil desintegrasi alami dari batuan-batuan dan
berbentuk agak bulat serta permukaannya licin. Sedangkan batu pecah (kricak)
adalah bahan yang diperoleh dari batu yang digiling (dipecah) menjadi pecahanpecahan berukuran 5-70 mm. Agregat Kasar juga merupakan agregat dengan
ukuran butiran lebih besar dari saringan No. 4 (4,75 mm)
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir keras dan tidak berpori. Agregat
kasar yang mengandung butir-butir pipih hanya dapat dipakai apabila jumlah butirbutir pipih tersebut tidak melebihi 20% dari berat
agregat seluruhnya. Butir-butir agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.
Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beranekaragam besarnya
dan apabila diayak dengan susunan ayakan yang ditentukan dalam pasal 3.5 ayat 1
PBI 1971, harus memenuhi syarat sebagai berikut :
a. Sisa diatas ayakan 31,5 mm harus 0% berat .
b. Sisa diatas ayakan 4 mm harus berkisar antara 90% dan 98% berat.
c. Selisih antara sisa-sisa kumulatif diatas dua ayakan yang berurutan,
maksimum 60% dan minimum 10% berat.
Gradasi atau dapat dikatakan distribusi partikel-partikel berdasarkan ukuran
agregat. Gradasi agregat diperoleh dari hasil analisa saringan dengan menggunakan
satu set saringan, dimana saringan yang paling kasar diletakkan paling atas dan
yang paling bawah adalah untuk yang paling halus, satu set saringan dimulai dari
pan dan diakhiri dengan tutup. Gradasi dari jenis agregat dibedakan atas 3 (tiga)
yaitu :

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 62

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gradasi seragam / uniform graded yaitu agregat dengan ukuran sama atau
seragam atau agregat yang memiliki sedikit agrerat halus sehingga tidak bisa

mengisi rongga antar agregat.


Gradasi rapat / menerus / dense graded yaitu agregat memiliki semua ukuran
butir atau campuran agregat kasar dan halus dalam porsi yang berimbang,
sehingga dinamakan juga dengan agregat bergradasi baik (well graded).
Agregat dinamakan bergradasi baik jika persen yang lolos saringan lapis dari

sebuah gradasi memenuhi.


Gradasi sela /gap gradation/ buruk / poorly graded yaitu salah satu atau lebih
ukuran butir agregat tidak ada atau campuran agregat dengan / fraksi hilang/
fraksi sedikit sekali. Sering disebut dengan gradasi senjang.
Pada umumnya kekuatan dan elastisitas agregat tergantung dari jenis

batuannya, susunan mineralnya, tekstur butirnya, serta kekristalannya. Kekuatan


agregat sangat berpengaruh terhadap kekuatan beton, agregat yang lemah tidak
mampu menghasilkan beton yang bermutu tinggi. Kekuatan agregat diperoleh
dengan pengujian menggunakan bejana tekan untuk agregat.
Pengujian ini biasanya menggunakan agregat yang telah dicuci bersih dari
lumpur serta harus dioven dalam berat konstan. Uji kekerasan ini akan
menghasilkan agregat yang tertahan pada saringan 2,36 mm atau yang lolos dari
saringan tersebuat dengan kuat tekan 40 Kn.
Bila jumlah agregat yang tertahan di saringan 2,36 mm < 30%, maka
agregat dapat digunakan untuk beton tahan aus. Sedangkan bila > 30%, maka
agregat tersebut hanya bisa digunakan untuk beton normal.
4. Peralatan dan Bahan
4.1
Peralatan
Adapun peralatan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat kasar ini
antara lain :
a. Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 63

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gambar 3.1 Cawan


b. Density Spoon
Density Spoon adalah alat

seperti sendok yang

berguna untuk

mempermudah pengambilan bahan uji (batu pecah, split).

Gambar 3.2 Density Spoon

c. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat dari
benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.

Gambar 3.3 Timbangan


d. Saringan (Ayakan)

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 64

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Saringan (ayakan) merupakan alat penyaring agregat yang biasanya disusun
berdasarkan nomor ayakan. Susunan nomor ayakan ini dimulai dari yang
besar sampai yang kecil. Pada job ini ukuran saringan yang dipakai adalah
2,36 mm.

Gambar 3.4 Saringan (Ayakan)


e. Bejana Rudolf
Bejana Rudolf adalah bejana yang berfungsi sebagai wadah menekan
agegat yang berada didalamnya.

Gambar 3.5 Bejana Rudolf


f. Rapid Approach Penekan
Rapid Approach Penekan merupakan mesin yang digunakan untuk menekan
agregat yang sudah ada di dalamnya.

Gambar 3.6 Rapid Approach Penekan


g. Rapid Approach Penambah

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 65

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Rapid Approach Penambah merupakan mesin yang mengatur berapa
tekanan yang akan dikeluarkan oleh rapid approach penekan itu. Dengan
mesin ini kita dapat mengetahui berapa kekuatan tekan agregat.

Gambar 3.7 Rapid Approach Penambah


h. Penumbuk
Penumbuk pada pengujian kekerasan agregat ini merupakan penumbuk
yanga ada pada bejana rudolf sehingga tidak akan ada cela lagi antar agregat
tersebut.

Gambar 3.8 Penumbuk


i. Plat Baja
Plat baja merupakan alas yang berbentuk segi empat yang terbuat
dari baja, yang mempunyai fungsi sebagai alas pada bejana rudolf.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 66

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Gambar 3.9 Plat Baja
4.2 Bahan
Adapun bahan yang diiperlukan saat pengujian analisa agregat kasar ini antara
lain :
a. Batu pecah (split)
Batu

pecah

(split)

merupakan

salah

satu

jenis

agregat.

Pada

penggolongannya batu pecah (split) ini digolongkan sebagai agregat kasar.

Gambar 3.10 Batu pecah (split)


5.

Prosedur Pelaksanaan

Adapun prosedur pelaksanaan analisa saringan agregat kasar antara lain :


1. Pertama, lakukan penyaringan agregat kasar menggunakan saringan
19 mm 12,5 mm 9,5 mm. Dapatkan agregat sebanyak 1500 gr tertahan di
12,5 mm dan 1500 gr tertahan di 9,5 mm.
2. Campur keduanya ke dalam bejana Rudolf, tumbuk 25 kali sebanyak 3 lapisan.
3. Cek kerataan menggunakan stempel baja, bila sudah dipastikan rata, lakukan
penekanan menggunakan Rapid Approach Penekan, tekan sebesar 40 kn selama
10 menit.
4. Lalu keluarkan benda uji, saring kembali menggunakan saringan 2,36 mm.
5. Hitung prosentase berat yang tertahan di saringan 2,36 mm atau yang lolos.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 67

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
6. Data Hasil Pengujian Kekerasan Agregat
Uji kekerasan bahan ( compression machine )
-

Berat bejana

Berat agregat + Bejana =1.

4930 gram

4892 gram

2.

4930 gram

4892 gram

3.

4862 gram

3248 gram

3 menit 28 detik

- Waktu

1336

gram

- Berat agregat yang tertahan di ayakan 2.32 + ayakan = 554 gram


- Berat saringan 2,36

- Berat agregat 2,36 + Berat ayakan


Jadi berat agregat tertahan
-

473 gram
= 554 gram 473 gram = 81 gram
= 81 gram

Persen kehancuran
=

= 0,97 %

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 68

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Gradasi Pemeriksaan
Ukuran Saringan ( mm )
Lolos
Tertahan
37.5
25.4
25.4
19
19
12.5
12.5
9.5
9.5
6.3
6.3
4.75
4.75
pan
Total
Jumlah Bola Baja
Barat Bola

Fraksi B ( 10-20 mm )
Berat Sample (Gram )
Sample A

500
2000

2500
11
4584 + 25

kekerasan bahan ( los angeles)

Barat Contoh
Berat Awal ( A )
Berat Setelah diayak Saringan no.2,8 mm (B )
Berat Sesudah ( A-B)
Kehalusan
Kehausan Rata-rata %

A
2500
1060
1440
42.4
42.4

7. Pembahasan

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 69

Uji

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Dari data hasil pengujian kekerasan agregat diatas, didapat bahwa berat
benda uji yang menembus ayakan no.2,36mm adalah sebanyak 81 gram atau 2.5 %,
sedangkan tingkat kehausan dari pengujian memakai alat los angles jumlah
kehausan sangat besar lebih dari 40 % maka agregat seperti ini Cuma bisa
digunakan untuk campuran beton normal saja.
8. Kesimpulan
Berat agregat yang tertahan pada ayakan no. 2,36 = 2.5 % dari jumlah keseluruhan
agregat, sedangkan tingkat kehausan memakai alat los angles tingkat kehausan
sebesar 42.2 %
9. Referensi
BS 812 : Part 3 : 1975
http://www.scribd.com/doc/59175129/Uji-Kekerasan-Agregat-Kasar-DenganTekanan-40-KN

SUBJEK
TOPIK

: II. PENGUJIAN SEMEN PORTLAND


: 4) Kuat Tekan Mortar

I. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
waktu Kuat tekan Mortar.
II. Tujuan

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 70

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
Untuk dapat menerangkan pengaruh kekuatan semen terhadap kekuatan aduk.dan
dapat :
b. Menerangkan prosedur pelaksanaan pemeriksaan kekuatan tekan mortar.
c. Membuat contoh uji kekuatan tekan aduk mortar.
d. Menghitung kekuatan tekan dari aduk mortar.
III. Alat dan Bahan
a. Alat
1) Mesin pengaduk

3. Spatula

8. Cetakan kubus 5x5x5 cm

2) Timbangan Digital

4. Piknometer

6. Penumbuk Kayu

9. Mesin penekan

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 71

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Bahan :
1.Semen

2. Pasir

3 .Air

IV. Teori Dasar


Mortar merupakan salah satu komponen yang mempunyai prioritas
penggunaan dalam bidang konstruksi, walaupun tidak utama akan tetapi pengerjaan
mortar harus dilakukan secara teliti terutama perbandingan dan pemilihan bahan dari
campuran mortar tersebut. Kesalahan dalam menentukan kuantitas dari bahan-bahan
penyusun mortar terutama jumlah air yang dipakai dan jenis pasir yang digunakan
akan mengakibatkan minimnya pencapaian tujuan yang diharapkan dan bahkan akan
merusak sifat-sifat mortar secara konstruksi, oleh karena itu perlu dilakukan
percobaan untuk meyakinkan bahwa bahan yang dipakai dan perbandingan kuantitas

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 72

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
dari bahan-bahan penyusun mortar akan memperbaiki dan atau merubah sifat-sifat
mortar dengan tujuan tertentu dalam suatu konstruksi tertentu.
V. Langkah Kerja

Persiapan pasta semen


a. Masukkan air pencampur, sebanyak 26 % dari berat semen ke dalam tromol
pengaduk.
b. Masukkan semen sebanyak 500 gr ke dalam tromol pengaduk.
c. Jalankan mesin pengaduk dengan kecepatan (140 5) putaran per menit selam
30 detik.
d. Masukkan pasir ottawa sebanyak 1375 gr perlahan-lahan sambil pengaduk
dijalankan dengn kecepatan (140 5) putaran per menit selama 30 detik.
e. Hentikan mesin pengaduk, pindahkan kecepatn sedang menjadi (285 10)
putran per menit dan jalankan selama 30 detik.
f. Hentikan mesin pengaduk, segera bersihkan mortar yang menempel pada
dinding tromol pengaduk selam 15 detik, selanjutnya tromol ditutup selama 75
detik.
g. Jalankan tromol pengaduk dengan kecepatan (285 10) putaran per menit
selama 1 menit.
h. Adukkan dibiarkan selam 90 detik.
i. Jalankan tromol pengaduk dengan kecepatan (285 10) putaran per menit
selama 15 detik.

Pencetakan benda uji


Mencetak benda uji dimulai paling lambat 2,5 menit setelah selesai
pengadukan.
a. 30 detik setelah selesai pengadukan, masukkan mortar ke dalam cetakan kubus 5
X 5 X 5 cm. Cetakan diisi dalam 3 lapisan, dimana setiap lapisan dipadatkan
dengan menumbuk sebanyak 32 kali dalam waktu 10 detik. Keseluruhan
waktu pencetakan tidak boleh lebih dari 2 menit.
b. Ratakan permukaan mortar kemudian simpan cetakan ditempat yang lembab
selama 24 jam.
c. Bukalah cetakan dan rendam mortar dalam air bersih kemudian periksalah
kekuatan mortar dengan umur 3 hari, 14 hari dan 28 hari.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 73

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

VI. Data hasil pengujian


Dik.
Kuat tekan mortar untuk umur 28 hari
Beban maks = 191.25 KN = 19125

kg

Luas penampang (A) = 15x15 = 225 cm2


Kuat tekan mortar PC 5 hari =

19125 / 225 = 85 Kg/

Komposisi campuran beton ringan


no uji
1
2
3
4
5
6

% serbuk

jumlah

dari

serbuk

1700
1700
1700
1700
1700
1700

semen
20
25
30
10
12,5
15

( grm)
333,4
416,8
500,1
166,7
208,4
250,1

pasir

semen

fas/air

(grm)

(grm)

(grm)

5000
5000
5000
5000
5000
5000

1667
1667
1667
1667
1667
1667

Hasil Pengujian kuat tekan beton ringan

No

Tanggal

Cetak

14-

Tekan

Umur

Berat

Beban

Kuat

(hari)

(gr)

( cm2)

maks (kg)

tekan

18-10- 28

5145

225

Laporan Laboratorium Bahan

5625

25

K.tekan
rata2
2

(Kg/cm )
25

Halaman 74

Limit
(kg/cm2)
20

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id
2

10-12
14-

12
18-10- 28

4975

225

6750

30

30

20

10-12
14-

12
18-10- 28

4843

225

9675

43

43

20

10-12
14-

12
18-10- 28

5533

225

22275

99

99

20

10-12
14-

12
18-10- 28

5068

225

15750

70

70

20

10-12
14-

12
18-10- 28

4768

225

13725

61

61

20

10-12

12

VII. Kesimpulan
Dari pengujian di laboratorium dapat disimpulkan bahwa kuat tekan mortar
rata-rata pada hari ke 5 kuat tekan yang diperoleh adalah 10.36 ini adalah kuat
tekan terkecil dibanding hari lainnya.
VIII. Referensi /Acuan Normatif
1. SNI 03-6825-2002, Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk
pekerjaan sipil
2. ASTM C 109, Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
3. ASTM C 109-93, Standar metode uji kuat tekan mortar semen hidrolis
(menggunakan uji kubus 50mm.

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 75

LABORATORIUM PENGUJIAN BAHAN


JURUSAN TEKNIK SIPIL

POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA


Jln. Srijaya Negara, Palembang 30139
Telp. 0711-353414 Fax. 0711-355918 Email. Info@mail.polsriwijaya.ac.id

Laporan Laboratorium Bahan

Halaman 76

Anda mungkin juga menyukai