: I (PENGUJIAN AGREGAT)
JUDUL
1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat halus ini yaitu
diharapkan mahasiswa dapat menentukan berat jenis dan presentase berat air yang
dapat diterapkan agregat halus dihitung terhadap berat kering.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menentukan berat jenis agregat halus dalam keadaan
kering oven.
1.2 Mahasiswa dapat jenis agregat halus dalam jenuh air kering permukaan.
1.3 Mahasiswa dapat menentukan kadar air agregat halus dalam keadaan
kering permukaan jenuh air (SSD).
1.4 Mahasiswa dapat menerangkan kegunaan pemeriksaan ini dalam kaitannya
dengan perhitungan rancangan susunan campuran beton.
1.5 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang dipakai.
2. Dasar Teori
Pengujian ini untuk mendapatkan berat jenis serta penyerapan air Agregat
Halus. Sesuai dengan Standar Nasional Indonesia, baik itu menggunakan bahan,
peralatan, dan prosedur pengujian.
Untuk menentukan pembagian butir atau gradasi agregat halus dengan
menggunakan saringan, tujuannya untuk memperoleh distribusi besaran atau
jumlah persentase butiran. Agregat halus adalah agregat yang ukuran butirannya
lebih kecil dari 4,75mm (saringan no.4).
Berat jenis agregat adalah rasio antara massa padat agregat dan massa air
dengan volume sama pada suhu yang sama. Sedangkan penyerapan adalah
Halaman 1
Halaman 2
berguna untuk
Halaman 3
Gambar 3.6.Majun
g. Kerucut pancung, plat kaca dan penumbuk
Halaman 4
yang
digunakan
pada
pengujian
untuk
menentukan
berat
jenis/penyerapan air ini adalah pasir sebanyak 500 gram dan air secukupnya.
4. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan menentukan berat jenis dan penyerapan air agregat
halus antara lain :
Halaman 5
Kering
SSD
Basah
Perhatikan !
a. jika keadaan agregat kering , maka agregat perlu ditambah air.
b. jika keadaan agregat basah , maka agregat perlu dikeringkan diudara.
6. Timbang agregat dalam keadaan SSD tersebut pada a seberat 500 gram dan
masukkan kedalam piknometer / gelas ukur.
7. Masukkan air bersih mencapai 90 % isi piknometer , putar sambil di guncang
sampai tidak terlihat gelembung udara didalamnya.
8. Setelah itu ditambahkan kembali air mencapai 100 % atau 1000 ml.
9. Lalu timbanglah piknometer yang berisi air beserta agregat tersebut.
Halaman 6
Sampel 1 (gram)
Pemeriksaan
500,04
482
1331
1584,72
Sampel 1 (gram)
1,956
Berat Jenis Kering Permukaan Jenuh ( SSD )
=
Penyerapan
2,030
100% =
100%
3,742
Halaman 7
6. Pembahasan
Pengujian berat jenis agregat halus sedikit berbeda dengan pengujian
agregat kasar. Pada pengujian ini agregat halus yang diambil dalam kondisi alami
pasir dipercikan air dengan ukuran lembap, dimana tidak basah maupun tidak
kering. Di tes menggunakan kerucut terpancung. Setelah mendapatkan kondisi
SSD, barulah pasir dioven hingga kering, dan dari selisih berat antar keduanya kita
bisa mengetahui penyerapan yang terjadi.
Dari data penyerapan kita bisa mengetahui sebesar apa penyerapan yang
terjadi, sehingga akan membantu terhadap komposisi FAS nantinya. Sedangkan
data berat jenis akan membantu dalam perhitungan berat jenis relaif saat
perencanaan mix design beton. Dalam SNI, hasil pengujian harus dibandingkan
dengan beberapa pengujian lainnya dengan ketentuan Simpangan Baku dan
Rentang antara kedua hasil dengan sample tersebut. Berikut Tabelnya.
Agregat yang memiliki berat jenis dibawah dua, memiliki kekuatan rendah
dimana tidak bisa digunakan untuk beton structural dan juga hanya bisa digunakan
untuk pondasi dengan kekuatan rendah.
7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian di Laboratorium menggunakan peralatan dan bahan yang
sesuai dengan Instruksi Pengujuan maka didapat disimpulkan bahwa nilai dari BJ
kering, Bj jenuh, dan Penyerapan pada Agregat Halus dari percobaan kami adalah :
Berat Jenis Kering
Berat Jenis Kering Permukaan air (SSD)
= 1,956gr
= 2,030gr
Halaman 8
= 3,742 %
8. Daftar Pustaka
SNI 03 1970 1990 Analisa Metode Penyerapan Berat Jenis dan Penyerapan
Air Agregat Halus
(http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120813115643.pdf akses
tanggal 10 Januari 2013, pukul 20.35 WIB)
http://blog-beton.blogspot.com/2011/01/pengujian-berat-jenis-agregat-halus.html
SUBJEK
: I (PENGUJIAN AGREGAT)
JUDUL
1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian berat jenis dan penyerapan air agregat kasar dan
agregat sedang ini yaitu diharapkan mahasiswa dapat menentukan berat jenis dan
presentase berat air yang dapat diterapkan agregat kasar dan agregat sedang
dihitung terhadap berat kering.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menentukan berat jenis agregat kasar dan agregat sedang
dalam keadaan kering oven.
1.2 Mahasiswa dapat jenis agregat kasar dan agregat sedang dalam jenuh air kering
permukaan(SSD).
Halaman 9
Halaman 10
Halaman 11
c. Density Spoon
Density Spoon adalah alat
berguna untuk
Halaman 12
e. Piknometer
Piknometer merupakan alat yang digunakan untuk mengukur nilai
massa jenis atau densitas fluida.
Halaman 13
3.2 Bahan
Bahan yang digunakan dalam pengujian ini adalah agregat kasar (split)
sebanyak 600 gr dan Air sesuai yg dibutuhkan.
Halaman 14
4. Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan menentukan berat jenis dan penyerapan air agregat
kasar dan agregat sedang antara lain :
1. Terlebih dahulu timbang cawan kosong.
2. Timbang agregat sebanyak 600 gram.
3. Cuci bersih agregat kasar dan sedang untuk mengilangkan debu atau bahanbahan lain yang melekat pada permukaan agregat hingga air cuciannya menjadi
jernih.
4. Keringkan agregat kasar dan sedangg itu pada oven dengan suhu (110
5 ) C.
Cek keadaan agregat tersebut tiap 10-15 menit sampai mendapat berat
tetap/konstan/SSD.
5. Setelah itu rendam agregat yang telah SSD tadi ke dalam air selama selama 24
4 jam.
6. Setelah 24 4 jam, keluarkan agregat dari air, lap dengan kain penyerap (majun)
sampai selaput air dalam permukaan agregat hilang (agregat ini dinyatakan
dalam keadaan jenuh air kering permukaan atau SSD).
Perhatikan !
Untuk butiran yang besar, pengeringan dengan lap satu per satu agar benarbenar tidak ada sisa air lagi di permuakaan agregat.
7. Timbang terlebih dahulu berat kosong piknometer.
8. Kemudian masukkan agregat yang sudah di lap tadi ke dalam piknometer. Lalu
timbang agregat + piknometer. Angka hasil berat timbangannya harus lebih
besar dari berat awal (600 gram).
Halaman 15
BATU (gram)
Pemeriksaan
Berat Jenis Bulk
622
597
1306
1706
BATU
(gram)
2,689
Halaman 16
2,891
4,187 %
Agregat kasar
Dik :
= 600 gram
= 597 grm
6. Pembahasan
Berat jenis agregat kasar mengalami peningkatan setelah agregat kasar yang
telah kering oven kemudian direndam selama 24 jam. Hal ini disebabkan adanya
penyerapan yang terjadi selama masa perendaman, kondisi disebut SSD (jenuh
kering permukaan), dimana selama perendaman agregat mengalami penyerapan
secara sempurna.
Data hasil perhitungan berat jenis SSD agregat kasar akan digunakan untuk
menghitung berat jenis relative pada saat perencanaan mix design beton.
Dari hasil pengujian penyerapan sebesar 4,187% kita dapat mengetahui
penyesuaian penggunaan air untuk mix design beton, dimana agregat yang telah
kontak dengan air dan terdapat air bebas pada permukaan partikelnya, persentase
air bebasnya dapat ditentukan dengan mengurangi penyerapan dari kadar air total.
Halaman 17
nilai dari BJ
= 2,689 gram
= 2,891 gram
= 4,187 %
= 0,5 %
8. Daftar Pustaka
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120813115604.pdf (akses
Halaman 18
SUBJEK
: I (PENGUJIAN AGREGAT)
JUDUL
1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian analisa saringan agregat halus ini yaitu diharapkan
mahasiswa dapat menghitung perbandingan agregat halus menjadi agregat
gabungan yang mempunyai gradasi yang diinginkan.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menentukan gradasi agregat halus dengan menggunakan
hasil analisa saringan/ayakan.
1.2 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang diperlukan dalam pengujian.
2. Teori Dasar
Metode pengujian jenis ini mencakup jumlah dan jenis-jenis baik agregat
halus maupun agregat kasar. Hasil pengujian analisis saringan agregat halus dapat
digunakan pada perencanaan campuran clan pengendalian mutu beton.Agregat
halus terdiri dari butiran-butiran tajam dan keras, bersifat kekal dalam arti tidak
pecah atau hancur oleh pengaruh cuaca, seperti panas matahari dan hujan
Halaman 19
campuran
beton
diperlukan
agregat
halus
sebagai
bahan
Halaman 20
Halaman 21
berguna untuk
Halaman 22
Halaman 23
Bahan
a. Pasir
Pasir merupakan jenis agregat halus. Pasir pada pengujian ini harus lolos
ayakan no. 2,36 mm.
Halaman 24
No.
Saring
an
4,76
2,36
1,18
0,6
0,425
0,15
0,075
Pan
Berat
Saring
an
(gram)
478
473
449
453
446
454
455
286
BS +
AH
(gram
)
481
479
478
661
620
524
456
291
Total
Berat
Ag.
Halus
(gram
)
3
6
29
209
174
70
4
5
500
%
Tertah
an
0,6
1,2
6
42
35
14
0,2
1
100
Kumula
tif
Tertaha
n
0,6
1,8
7,8
49,8
84,8
98,8
99
100
%
Lolos
99,4
98,2
92,2
50,2
15,2
1,2
1
0
Halaman 25
=
4,426
6.
Pembahasan
Tujuan dari pengujian ini untuk mengetahui MHB dari butiran tersebut dan
dalam pengujian kali ini harus menggunakan agregat yang SSD.guna dari
mengetahui modulus halus butir dari agregat tersebut untuk mengetahui kekasaran
dan kehalusan dari agregat tersebut dan sebagai bahan pembanding untuk campuran
beton,karena besar kecilnya ukuran agregat berpengaruh pada kekuatan beton
tersebut.
Dari hasil pengujian di laboratorium dapat diketahui bahwa nilai modulus
agregat halus adalah (pasir) 1.98. Agregat halus termasuk di zona III (pasir agak
halus). Umumnya agregat halus mempunyai sekitar 1,50-3,8. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa nilai MHB 1,5 < MHB < 3,0. Umumnya menghasilkan beton
mutu tinggi dengan FAS yang rendah dan mempunyai kekuatan tekan dan
kebecekan yang optimal.
Halaman 26
8. Daftar Pustaka
SNI-03-1968-1990-analisa saringan agregat halus kasar.
SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregates
SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
BS-812-Pengujian analisa ayak untuk mengetahui gradasi
http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/pengujian-analisa-saringan-agregat.html
http://blog.unand.ac.id/lompatkodok/catatan-kuliah/analisis-saringan-agregat-kasardan-halus-4/
Halaman 27
SUBJEK
: I (PENGUJIAN AGREGAT)
JUDUL
1.
Tujuan Pengujian
Tujuan pengujian ini ialah untuk memperoleh distribusi besaran atau jumlah
persentase butiran baik agregat halus dan agregat kasar. Distribusi yang diperoleh dapat
ditunjukan dalam tabel atau grafik.
2.
Teori Dasar
Agregat kasar
memainkan peranan yang penting dalam proses membantu konkrit. Agregat kasar
adalah terdiri daripada serpihan batu yang ukurannya melebihi 5 mm sehingga ukuran
maksimum yang dibenarkan untuk kerjakerja konkrit yang tertentu, biasanya tidak
melebihi 50 mm. Agregat kasar adalah agregat yang tertahan saringan No. 4
(spesifikasi
of State
Highway and
Transportation Officials, yang juga digunakan oleh Bina Marga) atau yang tertahan
saringan 2,36 mm (standard dari BSI, British Standard Institution atau lebih sering
disebut sebagai BS, British Standard).
Halaman 28
Halaman 29
Cawan
Cawan adalah wadah atau tempat untuk meletakkan benda uji split. Cawan ini
terdapat berbagai macam ukuran.
Halaman 30
Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa
berat dari benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.
Halaman 31
c
Gambar 3.4 Saringan (ayakan)
e)
Kuas
Kuas merupakan alat yang dibuat dari bulu pada bagian atasnya dan kawat
tembaga sebagai pegangan. Kuas berguna untuk membersihkan dan merapikan
sisa-sisa agregat yang ada pada cawan atau saringan.
Mesin Penggetar
Mesin penggetar ini merupakan mesin yang berfungsi untuk menggetarkan
agregat dan akan mempermudah pengayakan pada agregat. Jadi agregat yang
dimasukkan pada ayakan ini kemudian diletakkan pada mesin penggetar.
Halaman 32
pecah
(split)
merupakan
salah
satu
jenis
agregat.
Pada
penggolongannya batu pecah (split) ini digolongkan sebagai agregat kasar. Batu
pecah (split) pada pengujian ini harus lolos ayakan no. 37,5.
Prosedur Pelaksanaan
Adapun prosedur pelaksanaan analisa saringan agregat kasar antara lain :
a. Timbanglah berat cawan yang digunaka .
b. Benda uji dikeringkan dalam oven dengan suhu (110 5 )C, sampai berat tetap
atau konstan.
Halaman 33
saringan.
c. Data-data Hasil Pembagiatenn dan Perhitungan
Agregat kasar : 1000 gr (batu pecah)
Analisa Saringan Agregat Kasar
No Saringan
Berat
B.S + Ag.
B. Ag. Kasar
Saringan (gr)
Kasar
(gr)
562
501
478
473
449
453
455
454
455
286
810
911
650
606
470
456
457
456
460
290
248
410
172
133
21
3
2
2
7
4
1000 gram
76
36
19
9,5
4,75
2,36
1,18
0,6
0,355
0,150
0,075
Pan
No.
B. Ag
% kmlatif
% kmlatif
Saringan
76
Tertahan (gr)
Tertahan
Tertahan
Lolos
Halaman 34
248
410
172
133
21
3
2
2
7
4
24,8 %
41 %
17,2 %
13,3 %
2,1 %
0,3 %
0,2 %
0,2 %
0,7 %
0,4 %
100 %
24,8 %
65,8 %
83 %
96,3 %
98,4%
98,7 %
98,9%
99,1 %
99,6 %
100 %
75,2 %
34,2 %
17 %
3,7 %
1,6 %
1.3 %
1,1 %
0,9 %
0,4 %
0%
pada
pencampuran
agregat
karena
ukuran
agregat
juga
Halaman 35
7. Kesimpulan
Dari hasil pengujian di Laboratorium dapat disimpulkan bahwa nilai Modulus
Agregat kasar Split (MHB) = 7,646
8. Daftar Pustaka
SII 0052-80-Mutu dan Cara Uji Agregat Beton
SNI-03-2834-1993- Tata cara pembuatan rencana campuran beton normal.
SNI-03-1750-1990-Mutu dan cara uji agregat beton.
SNI 03 6866 2002-Spesifikasi saringan anyaman kawat untuk keperluan
pengujian
ASTM C-33- 82-Standard Specification For Concrete Aggregates
SK SNI T-15-1990-03:1-Pengertian agregat halus dan kasar
BS-812-Pengujian analisa ayak untuk mengetahui gradasi
SNI-03-1968-1990-analisa saringan agregat halus kasar.
http://rickyhamzah.blogspot.com/2011/04/pengujian-analisa-saringan-agregat.html
(akses 22 Januari 2013, pukul: 21.06)
http://blog.unand.ac.id/lompatkodok/catatan-kuliah/analisis-saringan-agregat-kasardan-halus-4
SUBJEK
: I (PENGUJIAN AGREGAT)
Halaman 36
1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian analisa saringan agregat kasar ini yaitu diharapkan
mahasiswa dapat menentukan bobot agregat kasar.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menerangkan prosedur pelaksanaan penemuan bobot isi
agregat .
1.2 Mahasiswa dapat Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot
isi agregat sesuai
tidak tepat.
1.3 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang dipakai .
2. Teori Dasar
Benda uji adalah elemen atau bagian dari suatu konstruksi bangunan yang
ditujukan untuk diuji tingkat. Benda uji elemen atau bagian dari suatu konstruksi
bangunan yang ditujukan untuk diuji tingkat ketahanan apinya (Revisi SNI 031741-2000).
Berat isi adalah berat per satuan volume. Berat isi dalam keadaan seimbang
adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal 8.2. tentang pengukuran berat isi
dalam keadaan seimbang, dicapai oleh beton ringan struktural setelah disimpan
dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 % 5 % dan temperatur 23 o C 2o C
selama jangka waktu yang cukup sampai berat konstan tercapai (SNI 3402:2008).
Berat isi dalam keadaan seimbang adalah berat isi yang ditentukan menurut pasal
8.2. tentang pengukuran berat isi dalam keadaanseimbang, dicapai oleh beton
ringan struktural setelah disimpan dalam ruangan dengan kelembaban relatif 50 %
5 % dan temperatur 23o C 2o C selama jangka waktu yang cukup sampai berat
konstan tercapai (Revisi SNI 03-3402-1994).
Berat isi kering oven adalah berat seperti yang ditentukan dalam pasal 8.3.
tentang pengukuran berat isi kering oven, dicapai oleh beton ringan struktural
setelah dimasukkan dalam oven pengering pada 110o C 5o C selama periode
Halaman 37
Halaman 38
berguna untuk
Halaman 39
Bahan
Adapun bahan yang diiperlukan saat pengujian menentukan bobot isi agregat
kasar ini antara lain :
a. Batu pecah (split)
Batu
pecah
(split)
merupakan
salah
satu
jenis
agregat.
Pada
Halaman 40
15 cm
15 cm
Berat Silinder = 2203 gram
Volume Tabung
V=
Gembur
Pemadat
an
Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.
Kasar (gr)
Berat Agregat
Kasar(gr)
Volume Silinder
(dimensi)
Bobot Isi Gembur
(cm3)
Berat Isi Gembur RataRata
#1
#2
#3
2203
2203
2203
Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.
#1
#2
#3
2203
2203
2203
6143
5946
6105
5825
5840
5810
3622
2649,3
75
1,3671
15
1,3671
15
3637
3607
1,3727
77
1,3614
53
Halaman 41
3940
2649,3
75
1,4871
43
1,4575
76
3743
3902
1,4127
86
1,4728
6. Pembahasan
Dari hasil penelitian di laboratorium dapat disimpulkan bahwa berat isi
gembur lebih kecil berat isi padat Agregat kasar. Karena pada saat agregat kasar
dipadatkan, rongga udara agregat mengecil.
Tujuan dari pengujian bobot isi ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
perubahan berat terhadap volume agregat pada kondisi yang berbeda yaitu gembur
ataupun padat. Sedangkan kegunaan bobot isi agregat pada beton yaitu agar hasil
dari pengujian bobot isi dapat dikonversikan keperhitungan komposisi beton dari
satuan berat (kg) ke satuan volume (m3). Misalnya: Dalam 1 m3 beton
membutuhkan Ag. Kasar sebanyak 1317 kg dan telah diketahui
(a.k gembur) =
= 0,963424 m
Dari hasil perhitungan diatas kita dapat mengetahui konversi agregat
sebesar 1317 kg ke satuan volume menjadi 0,96 m.
Halaman 42
= 1.367 gr/cm
= 1.47gr/cm
Halaman 43
SUBJEK
: I (PENGUJIAN AGREGAT)
JUDUL
1. Tujuan Pengujian
Tujuan umum dari pengujian menentukan bobot isi agregat halus ini yaitu
diharapkan mahasiswa dapat menentukan bobot agregat halus.
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
1.1 Mahasiswa dapat menerangkan prosedur pelaksanaan penemuan bobot isi
agregat .
1.2 Mahasiswa dapat Membuktikan kebenaran hasil rancangan perhitungan bobot
isi agregat sesuai
tepat.
1.3 Mahasiswa dapat menggunakan peralatan yang dipakai .
2. Teori Dasar
Benda uji adalah elemen atau bagian dari suatu konstruksi bangunan yang
ditujukan untuk diuji tingkat. Benda uji elemen atau bagian dari suatu konstruksi
bangunan yang ditujukan untuk diuji tingkat ketahanan apinya (Revisi SNI 031741-2000).
Halaman 44
Halaman 45
berguna untuk
Halaman 46
Halaman 47
18 cm
11,56 cm
Berat Tabung = 846,36 gram
Volume Tabung
V = 1/4 d 2 t
= 1/4 x 3,14 x 11,562 x 18
= 1889,2005 g/
Halaman 48
Pemadat
an
Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.
Halus(gr)
Berat Agregat
Halus(gr)
Volume Silinder
(dimensi)
Bobot Isi Gembur
(cm3)
Berat Isi Gembur RataRata
#1
#2
#3
846,36 846,36 846,36
Uraian
Berat Silinder (gr)
Berat Silinder + Ag.
Halus(gr)
#1
#2
#3
846,36 846,36 846,36
3683
2836,6
4
1889,2
1,5015
03
1,4536
88
3802
2955,6
4
1889,2
1,5644
93
1,5600
82
3563
2716,6
4
3532
2685,6
4
1,4379
84
1,4215
75
3806
2959,6
4
3773
2926,6
4
1,5666
1
1,5491
42
Konfersi
Misalkan sebuah cetakan mempunyai dimensi tinggi 25 cm, panjang 40 cm, lebar 40cm.
Maka Berat Jenis Pasir = 1,56 kg/m3 x (10-3/10-9) kg/m3
Volume pasir adalah Berat Jenis dikalikan Berat sebesar 0,5 kg = 0,385 m3
6. Pembahasan
Dalam pengujian kali ini dilakukan pengujian bobot isi Agregat halus pada
dua kondisi: Padat dan Gembur. Pengujian bobot isi ini bertujuan untuk mengetahui
seberapa besar perubahan berat terhadap volume agregat pada saat kondisi gembur
dan padat. Sedangkan kegunaan bobot isi agregat pada beton adalah untuk konversi
perhitungan komposisi beton dari satuan berat(kg) ke satuan volume(m3)..
Halaman 49
Kesimpulan
Nilai rata rata bobot isi gembur didapat dari pengujian yaitu 1,538gr/cm3 dan
bobot isi padat rata - rata untuk pasir yaitu 1,61gr/cm3 sesuai dengan standard nilai
bobot isi untuk agregat pada boboi isi gembur dan padat yaitu 1,6 gr/cm 3 menurut
SNI 03-4804-1998.
Bobot isi gembur agregat halus rata-rata
= 1,45 gr/cm
= 1,56 gr/cm
Halaman 50
SUBJEK
TOPIK
I.
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk
menentukan campuran beton normal.
II.
Tujuan
Untuk dapat membuat beton sesuai dengan rancangan yang diinginkan
3.Piknometer
2. Density Spoon
4. Cawan
Halaman 51
5.Molen
6. Cetakan Kubus
1. Penumbuk
b. Bahan
1. Semen Portland
2. Air
Halaman 52
3.Split
4. Pasir
Halaman 53
Halaman 54
TABEL/GRAFIK
URAIAN
PERHITUNGAN
satua
NILAI
30 mpa
pada 28
hari
DITETAPKAN
silinder/kubus
bagian tak
memenuhi
syarat 5%
2
3
Deviasi standar
Nilai Tambah ( Margin )
kekuatan rata-rata
4
5
yang ditargetkan
jenis semen
11
12
30 + 11,48
41,48
DITETAPKAN
Tife 1
batu
maksimum
Slump
maksimum
kadar air bebas
jumlah semen
Mpa
Mpa
pecah
ukuran agregat
10
(k = 1,64 )
7
11,48
DIKETAHUI
1,64 x 7
pasir
ambil
tabel 2
yang
apaling
Grafik 1 atau 2
kecil
0,6
butir 4.2.3.2.2)
0,6
ditetapkan
( butir 4.2.3.3
ditetapkan
4.2.3.4
tabel 3 ( butir
4.2.3.5
11: 8 atau 7
30-60
40
mm
mm
kg/c
190
316,67
m3
kg/c
Halaman 55
jumlah semen
13
14
maksimum
jumlah semen minimum
ditetapkan
ditetapakan
butir 4.2.3.2
tabel 4 5 6
m3
kg/c
317
m3
kg/c
275
m3
(pakai bila
lebih
besar dari
12 lalu
hitung )
15
disesuaikan
susunan besar butir
16
17
18
19
grafik 3 sd 6
gradasi
agregat halus
zona 3
grafik 7 8 9 atau
atau gabungan
tabel 7
grafik 13 sd 15
atau perhitungan
diketahui/
agregat ( kering
dianggap
20
kadar agregat
21
22
23
24
grafik 16
kg/c
2360
m3
kg/c
1853
m3
kg/c
481,78
m3
kg/c
20-(12+11 )
gabungan
kadar agregat halus
26
2,6
permukaan )
berat isi beton
Daera
18 x 21
21 -22
1371,22
m3
semen
317
kg/m3
Air
190
kg/m3
agregat halus
481
kg/m3
agregat kasar
1371
kg/m3
Halaman 56
Silinder
3,14 x
0,003375
x 2 = 0,00675
0,3 = 0,00529875
=
0,00529875 x 2 = 0,0105975
Jadi volume 2 buah silinder + 2 kubus
= (0,00675 + 0,0105975) x 1,2 = 0,021
- Total
- Semen
=
0,021 x 317 = 6,599 kg
- Agregat halus =
0,021 x 481 = 10,101 kg
- Agregat kasar
=
0,021 x 815,37
= 17,123 kg
2/3
=
0,021 x 555,9
= 11,674 kg
- Air
=
0,021 x 190
= 3,990 kg
VI. Kesimpulan
Dapat disimpulkan dari hasil pengujian diperoleh :
Proporsi campuran tiap campuran benda uji 3 Kubus:
Semen
Air
Agregat halus
Agregat kasar
-
- 2/3
: 6.599 kg
: 3,990 kg
: 10,101 kg
: 17,123 kg
: 11,674 kg
Halaman 57
SUBJEK
TOPIK
I.
: 2) Konsistensi Semen
Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
Konsistensi semen.
II.
Tujuan
Untuk dapat menguraikan hubungan antara pemeriksaan konsistensi dengan
pemeriksaan semen secara fisik lainnya.
3. Timbangan digital
5. Stopwatch
2. Mesin Pengaduk
4. Spatula
6. Piknometer
Halaman 58
7. Cincin konik
Bahan :
Semen
.
IV. Teori Dasar
Pengujian konsistensi normal adalah untuk menentukan persentase air yang
dibutuhkan semen untuk dapat melakukan proses hidrasi sempuena, yaitu sampai pada saat
beton mengeras. Kondisi sempurna terjadi ketika semen bercampur dengan semen tidak
lagi mengalami kekurangan atau kelebihan air berdasarkan ASTM C-1995, pengujian
dengan alat pikat diameter 10 mm, kadar
air yang di inginkan adalah kadar air waktu penurunan jarum 10 mm. Pengjian ini
menggunakan makok porselen, cicin ebonit, alat vicat, plat, kaca, stowatch, dan air.
Halaman 59
VI.
: 650 gr
: 169 gr ( 15 % dari berat semen )
=
=
Berat air
X 100 %
Berat semen
x100%
= 26 %
Halaman 60
SUBJEK
: I (PENGUJIAN AGREGAT)
JUDUL
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari pengujian kekerasan agregat kasar dengan bejana rudolf
ini yaitu diharapkan mahasiswa dapat menentukan agregat kasar untuk pembuatan
suatu konstruksi beton berdasarkan kekerasannya.
2. Tujuan Khusus
Setelah akhir pengujian ini diharapkan mahasiswa dapat :
Halaman 61
Halaman 62
Gradasi seragam / uniform graded yaitu agregat dengan ukuran sama atau
seragam atau agregat yang memiliki sedikit agrerat halus sehingga tidak bisa
Halaman 63
berguna untuk
c. Timbangan
Timbangan merupakan alat ukur untuk memperoleh data berapa berat dari
benda uji (batu pecah, split) yang akan dibutuhkan untuk pengujian.
Halaman 64
Halaman 65
Halaman 66
pecah
(split)
merupakan
salah
satu
jenis
agregat.
Pada
Prosedur Pelaksanaan
Halaman 67
Berat bejana
4930 gram
4892 gram
2.
4930 gram
4892 gram
3.
4862 gram
3248 gram
3 menit 28 detik
- Waktu
1336
gram
473 gram
= 554 gram 473 gram = 81 gram
= 81 gram
Persen kehancuran
=
= 0,97 %
Halaman 68
Gradasi Pemeriksaan
Ukuran Saringan ( mm )
Lolos
Tertahan
37.5
25.4
25.4
19
19
12.5
12.5
9.5
9.5
6.3
6.3
4.75
4.75
pan
Total
Jumlah Bola Baja
Barat Bola
Fraksi B ( 10-20 mm )
Berat Sample (Gram )
Sample A
500
2000
2500
11
4584 + 25
Barat Contoh
Berat Awal ( A )
Berat Setelah diayak Saringan no.2,8 mm (B )
Berat Sesudah ( A-B)
Kehalusan
Kehausan Rata-rata %
A
2500
1060
1440
42.4
42.4
7. Pembahasan
Halaman 69
Uji
SUBJEK
TOPIK
I. Maksud
Metode ini dimaksudkan sebagai pegangan dalam pengujian untuk menentukan
waktu Kuat tekan Mortar.
II. Tujuan
Halaman 70
3. Spatula
2) Timbangan Digital
4. Piknometer
6. Penumbuk Kayu
9. Mesin penekan
Halaman 71
Bahan :
1.Semen
2. Pasir
3 .Air
Halaman 72
Halaman 73
kg
% serbuk
jumlah
dari
serbuk
1700
1700
1700
1700
1700
1700
semen
20
25
30
10
12,5
15
( grm)
333,4
416,8
500,1
166,7
208,4
250,1
pasir
semen
fas/air
(grm)
(grm)
(grm)
5000
5000
5000
5000
5000
5000
1667
1667
1667
1667
1667
1667
No
Tanggal
Cetak
14-
Tekan
Umur
Berat
Beban
Kuat
(hari)
(gr)
( cm2)
maks (kg)
tekan
18-10- 28
5145
225
5625
25
K.tekan
rata2
2
(Kg/cm )
25
Halaman 74
Limit
(kg/cm2)
20
10-12
14-
12
18-10- 28
4975
225
6750
30
30
20
10-12
14-
12
18-10- 28
4843
225
9675
43
43
20
10-12
14-
12
18-10- 28
5533
225
22275
99
99
20
10-12
14-
12
18-10- 28
5068
225
15750
70
70
20
10-12
14-
12
18-10- 28
4768
225
13725
61
61
20
10-12
12
VII. Kesimpulan
Dari pengujian di laboratorium dapat disimpulkan bahwa kuat tekan mortar
rata-rata pada hari ke 5 kuat tekan yang diperoleh adalah 10.36 ini adalah kuat
tekan terkecil dibanding hari lainnya.
VIII. Referensi /Acuan Normatif
1. SNI 03-6825-2002, Metode pengujian kekuatan tekan mortar semen portland untuk
pekerjaan sipil
2. ASTM C 109, Metode uji kuat tekan untuk mortar semen hidrolis
3. ASTM C 109-93, Standar metode uji kuat tekan mortar semen hidrolis
(menggunakan uji kubus 50mm.
Halaman 75
Halaman 76