Tips Menulis Raditya

Anda mungkin juga menyukai

Anda di halaman 1dari 3

Tips Menulis Radityadika

Posted by Agustino Pratama on March 4, 2012 in Tips


Berikut ada sedikit tips menulis dari Radityadika Tips menulis ini sudah lama di publish di
Official blog radityadika.com. Berhubung tips nya menarik, KPM akan membocorkan tips
dan trik nya.
1. Kasih jarak dulu
Sebelum mengedit tulisan kamu, simpen dulu tulisan tersebut minimal satu minggu. Begitu
kamu selesai menulis draft 1, jalan-jalan dulu, lupakan tentang naskah kamu. Baru, setelah
seminggu, kembali ke naskah kamu. Dengan memberikan waktu/jarak seperti ini, pasti mata
kamu dalam membaca naskah kamu akan lebih fresh. Mata kamu akan menjadi mata seorang
pembaca yang bisa melihat kesalahan-kesalahan yang mungkin tidak terlihat sewaktu sedang
menulis dulu.
2. Lebih padat lagi!
Bagi gue, mengedit lebih berarti memotong, atau merampingkan. Gue akan lihat kalimatkalimat yang bisa dibuat lebih padet. Gue akan coba menggunakan kata yang lebih sedikit
untuk tujuan yang sama. Misalnya, di naskah ada tulisan: Gue sama sekali enggak tahu apa
gue harus pergi ke sana atau tidak. Kalimat ini akan gue buat lebih padet dengan menulisnya
seperti ini aja: Gue bingung ke sana apa enggak. Kalimat dengan jumlah kata yang sedikit
seperti ini membuat tulisan kita tidak terasa sesak dan ramai.
3. Kurangi kalimat pasif
Gue pasti sebisa mungkin menggunakan kalimat aktif. Setiap kali gue nemu kalimat pasif,
pasti gue ubah menjadi aktif. Seperti misalnya: Ketimun itu diambil Edgar akan gue ganti
menjadi Edgar mengambil ketimun. Penulisan kalimat dalam bentuk aktif akan membuat
pembaca bisa membayangkan kalimat tersebut dengan lebih visual. Kalimat aktif juga
membuat pembaca merasa tulisannya bergerak maju, dan orang-orang ditulisan tersebut
terasa melakukan kegiatan.
4. Speaker attribution
Speakter attribution berarti frase yang menandakan siapa yang berbicara dalam kalimat
langsung. Misalnya kata Edgar, atau kata gue, atau kata Nyokap. Biasanya dalam
mengedit gue akan membuat dialog menjadi lebih enak divisualkan dengan
mengganti/mencampurkan speaker attribution dengan sebuah kegiatan.
Misalnya:
Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya! seru gue.
Sudah cukup, Bang! Aku udah gak mau lagi ditulis di buku Abang, kata Edgar.

Tapi Gar, kalo abang kasih


Mau, Bang! Mau! kata Edgar.

sepuluh

ribu

perak

mau?

tanya

gue.

Gue edit menjadi lebih visual dan tidak membosankan menjadi:


Gar, di buku Marmut Merah Jambu ada cerita tentang kamu ya! seru gue.
Cukup, Bang! Edgar menggelengkan kepalanya. Aku udah gak mau lagi ditulis di buku
Abang!
Gue mengeluarkan dompet, Tapi, Gar Kalo abang kasih sepuluh ribu perak mau?
MAU BANG! MAU!
Harga diri Edgar ternyata lebih murah daripada gue kira.
4. Cek typo
Selalu cek dan re-check tulisan kamu sudah bebas kesalahan ketik. Tidak ada yang lebih
nyebelin buat editor penerbit baca selain naskah yang banyak salah ketik.
5. KISS = Keep It Simple, Stupid!
Gue adalah tipe penulis yang selalu menghindari penggunaan kata yang terlalu berat. Kalau
gue nemuin kata seperti ini dalam buku gue: Dia harus lebih konsisten dalam
mengaktualisasikan idenya. biasanya gue akan ganti menjadi Dia harus lebih sering
mewujudkan idenya. Kata-kata dalam Bahasa Inggris yang keluar pas lagi nulis draft
pertama seperti gesture gue pasti rubah menjadi sikap. Sebisa mungkin gue menulis
dengan istilah yang lebih banyak orang tahu. Semakin simpel, semakin baik. Menulis bukan
untuk memberitahu kamu pintar dan ngerti banyak kata-kata aneh, tapi untuk
mengkomunikasikan cerita kamu secara efektif kepada pembaca.
6. Struktur dulu, baru komedi
Karena gue adalah penulis komedi, sewaktu menulis gue berusaha untuk tertawa pada jokes
gue. Kalau gue ketawa, berarti jokesnya berhasil, paling enggak buat gue. Kalau lagi editing,
gue emang jarang ketawa sama jokes yang gue buat sebelumnya (karena udah tahu apa
jokesnya apa). Tapi, biasanya gue akan selalu mencari celah untuk memasukkan komedi ke
dalam tulisan gue sembari gue mengedit.
Buat kamu yang mau menulis komedi, jangan takut kalau dalam draft pertama tulisan kamu
belum lucu. Komedi akan datang sendirinya kalau struktur tulisan kamu sudah rapih dan
benar. Konsentrasi dulu dengan cerita yang mau kamu sampaikan, dan komedi bisa
ditambahkan/dieksplorasi pada saat rewriting. Hindari penulisan komedi yang malas seperti
memasukkan tebak-tebakan, cerita lucu, ini semua harus dihapus pas lagi ngedit tulisan
kamu.
7. Hindari hal-hal klise

Gak tahu dengan penulis lain, tapi gue gak terlalu suka dengan penggunaan istilah yang klise
seperti Dia seperti tong kosong nyaring bunyinya, atau Dia cewek terindah yang pernah
gue lihat, atau Gue cinta sama dia setengah mati. Istilah klise ini selain sudah terlalu
sering digunakan, juga tidak memperkaya tulisan kita sendiri. Setiap kali ngedit, gue mencari
istilah-istilah klise ini, membuangnya, dan mencari metafor lain yang belum pernah dipakai
sebelumnya.
8. Udah kelar? Edit lagi!
Writing is rewriting. Kalau kamu pikir editan kamu udah bagus, kasih jarak seminggu, lalu
baca ulang dan edit lagi. Ulangi sampai kamu merasa tulisan kamu sudah benar-benar bagus.
Kecuali kalo kamu ditungguin editor dan naskahnya sudah masuk deadline mau terbit kayak
gue. Huehehehhe.. Semoga membantu calon-calon penulis yang juga lagi nulis/ngedit
tulisannya.

Anda mungkin juga menyukai