Anda di halaman 1dari 17

Pengertian Sanitasi

Sanitasi adalah perilaku disengaja dalam pembudayaan hidup bersih dengan maksud mencegah
manusia bersentuhan langsung dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya dengan
harapan usaha ini akan menjaga dan meningkatkan kesehatan manusia.
Bahaya ini mungkin bisa terjadi secara fisik, mikrobiologi dan agen-agen kimia atau biologis
dari penyakit terkait. Bahan buangan yang dapat menyebabkan masalah kesehatan terdiri dari
tinja manusia atau binatang, sisa bahan buangan padat, air bahan buangan domestik (cucian, air
seni, bahan buangan mandi atau cucian), bahan buangan industri dan bahan buangan pertanian.
Cara pencegahan bersih dapat dilakukan dengan menggunakan solusi teknis (contohnya
perawatan cucian dan sisa cairan buangan), teknologi sederhana (contohnya kakus, tangki
septik), atau praktik kebersihan pribadi (contohnya membasuh tangan dengan sabun).
Definisi lain dari sanitasi adalah segala upaya yang dilakukan untuk menjamin terwujudnya
kondisi yang memenuhi persyaratan kesehatan. Sementara beberapa definisi lainnya menitik
beratkan pada pemutusan mata rantai kuman dari sumber penularannya dan pengendalian
lingkungan.
sanitasi adalah usaha pengawasan terhadap faktor lingkungan yang merupakan mata rantai
penularan penyakit, sedangkan sanitasi makanan adalah kebersihan dan kemurnian makanan agar
tidak menimbulkan penyakit Pengertian sanitasi mengarah pada usaha konkrit dalam
mewujudkan kondisi higienis dan usaha ini dinyatakan dengan pelaksanaan di lapangan berupa
pembersihan, penataan, sterilisasi, penyemprotan hama dan sejenisnya. Oleh karena itu jika
higienitas merupakan tujuan, maka sanitasi merupakan tindakan nyata untuk mencapai tujuan
tersebut. Untuk melaksanakan hal tersebut maka diperlukan suatu sistem yang mengatur
pelaksanaan higienitas dan sanitasi.(Bartono, 2000 : 57). Sanitasi berasal dari bahasa latin
sanus yang berarti sound and healthy atau bersih secara menyeluruh. Di samping itu sanitasi
adalah lebih dari sebuah kepercayaan atau sebuah kode dari hukum, di dalam hal ini sanitasi
adalah cara hidup. Sanitasi merupakan kualitas dari kehidupan yang dinyatakan dari rumah yang
bersih, dan kominitas yang bersih. Sanitasi memberikan pengetahuan dan pertumbuhan yang
penting di dalam hubungan kehidupan manusia.

Latar belakang
Tantangan yang dihadapi Indonesia terkait dengan masalah air minum, higiene dan sanitasi
masih sangat besar. Hasil studi Indonesia Sanitation Sector Development Program (ISSDP)
tahun 2006, menunjukkan 47% masyarakat masih berperilaku buang air besar ke sungai, sawah,
kolam, kebun dan tempat terbuka.[5]
Berdasarkan studi Basic Human Services (BHS) di Indonesia tahun 2006, perilaku masyarakat
dalam mencuci tangan adalah (i) setelah buang air besar 12%, (ii) setelah membersihkan tinja
bayi dan balita 9%, (iii) sebelum makan 14%, (iv) sebelum memberi makan bayi 7%, dan (v)
sebelum menyiapkan makanan 6 %. Sementara studi BHS lainnya terhadap perilaku pengelolaan

air minum rumah tangga menunjukan 99,20% merebus air untuk mendapatkan air minum, tetapi
47,50 % dari air tersebut masih mengandung Eschericia coli.

makalah sanitasi

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sanitasi merupakan salah satu komponen dari kesehatan lingkungan, yaitu perilaku yang
disengaja untuk membudayakan hidup bersih untuk mencegah manusia bersentuh langsung
dengan kotoran dan bahan buangan berbahaya lainnya, dengan harapan dapat menjaga dan
meningkatkan kesehatan manusia.
Dalam penerapannya dimasyarakat, sanitasi meliputi penyediaan air, pengolaan limbah,
pengolaan sampah, control vector, pencegahan dan pengontrolan pencemaran tanah, sanitasi
makanan, serta pencemaran udara.
Kesehatan lingkungan di Indonesia masih memprihatinkan. Belum optimalnya sanitasi di
Indonesia ini ditandai dengan masih tingginya angka kejadian penyakit infeksi dan penyakit
menular di masyarakat. Pada saat negara lain pola penyakit sudah bergeser menjadi penyakit
degeneratif, Indonesia masih direpotkan oleh kasus demam berdarah, Diare, Kusta, serta
Hepatitis A yang seakan tidak ada habisnya.
Kondisi sanitasi di Indonesia memang tertinggal cukup jauh dari Negara-negara
tetangga. Dengan Vietnam saja Indonesia hampir disalip, apalagi dibandingkan dengan
Malaysia atau Singapura yang memiliki komitmen tinggi terhadap kesehatan lingkungan di
negaranya. Jakarta hanya menduduki posisi nomor 2 dari bawah setelah Laos dalam pencapaian
cakupan sanitasinya.
Sanitasi sangat menentukan keberhasilan dari paradigma pembangunan kesehatan
lingkungan lima tahun ke depan yang lebih menekankan pada aspek pencegahan dari aspek
pengobatan. Dengan adanya upaya pencegahan yang baik, angka kejadian penyakit yang terkait
dengan kondisi lingkungan dapat di cegah. Selain itu anggaran yang diperlukan untuk preventif
juga relative lebih terjangkau daripada melakukan upaya pengobatan.
B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan pengertian, sumber, bentuk dari sampah!
2. Jelaskan pengertian dan permasalahan drainase perkotaan!
3. Kemukakan secara terperinci tentang limbah!

4. Jelakan akibat dari penyalahgunaan dan pencemaran air!

BAB II
PEMBAHASAN
A. Sampah
Sampah merupakan material sisa yang tidak diinginkan setelah berakhirnya suatu proses.
Sampah merupakan didefinisikan oleh manusia menurut derajat keterpakaiannya, dalam prosesproses alam sebenarnya tidak ada konsep sampah, yang ada hanya produk-produk yang
dihasilkan setelah dan selama proses alam tersebut berlangsung.Akan tetapi karena dalam
kehidupan manusia didefinisikan konsep lingkungan maka Sampah dapat dibagi menurut jenisjenisnya.
Berdasarkan Sumbernya
Sampah alam
Sampah manusia
Sampah konsumsi
Sampah nuklir
Sampah industri
Sampah pertambangan
Berdasarkan Bentuknya
Sampah Padat
Sampah padat adalah segala bahan buangan selain kotoran manusia, urine dan sampah cair.
Dapat berupa sampah rumah tangga: sampah dapur, sampah kebun, plastik, metal, gelas dan lainlain. Menurut bahannya sampah ini dikelompokkan menjadi sampah organik dan sampah
anorganik. Sampah organik Merupakan sampah yang berasal dari barang yang mengandung
bahan-bahan organik, seperti sisa-sisa sayuran, hewan, kertas, potongan-potongan kayu dari
peralatan rumah tangga, potongan-potongan ranting, rumput pada waktu pembersihan kebun dan
sebagainya.

Berdasarkan kemampuan diurai oleh alam (biodegradability), maka dapat dibagi lagi menjadi:

1.

Biodegradable: yaitu sampah yang dapat diuraikan secara sempurna oleh proses biologi baik
aerob atau anaerob, seperti: sampah dapur, sisa-sisa hewan, sampah pertanian dan perkebunan.

2.

Non-biodegradable: yaitu sampah yang tidak bisa diuraikan oleh proses biologi. Dapat dibagi
lagi menjadi:

Recyclable: sampah yang dapat diolah dan digunakan kembali karena memiliki nilai secara
ekonomi seperti plastik, kertas, pakaian dan lain-lain.

Non-recyclable: sampah yang tidak memiliki nilai ekonomi dan tidak dapat diolah atau diubah
kembali seperti tetra packs, carbon paper, thermo coal dan lain-lain.
Sampah Cair

Sampah cair adalah bahan cairan yang telah digunakan dan tidak diperlukan kembali dan
Limbah hitam: sampah cair yang dihasilkan dari toilet. Sampah ini mengandung patogen yang
berbahaya.

Limbah rumah tangga: sampah cair yang dihasilkan dari dapur, kamar mandi dan tempat cucian.
Sampah ini mungkin mengandung patogen.
Sampah dapat berada pada setiap fase materi: padat, cair, atau gas. Ketika dilepaskan dalam dua
fase yang disebutkan terakhir, terutama gas, sampah dapat dikatakan sebagai emisi. Emisi biasa
dikaitkan dengan polusi.
Dalam kehidupan manusia, sampah dalam jumlah besar datang dari aktivitas industri (dikenal
juga dengan sebutan limbah), misalnya pertambangan, manufaktur, dan konsumsi. Hampir
semua produk industri akan menjadi sampah pada suatu waktu, dengan jumlah sampah yang
kira-kira mirip dengan jumlah konsumsi.
untuk mencegah sampah cair adalah pabrik pabrik tidak membuang limbah sembarangan
misalnya membuang ke selokan.
Sampah Alam
Sampah yang diproduksi di kehidupan liar diintegrasikan melalui proses daur ulang alami,
seperti halnya daun-daun kering di hutan yang terurai menjadi tanah. Di luar kehidupan liar,
sampah-sampah ini dapat menjadi masalah, misalnya daun-daun kering di lingkungan
pemukiman.
Sampah Manusia
Sampah manusia (Inggris: human waste) adalah istilah yang biasa digunakan terhadap hasil-hasil
pencernaan manusia, seperti feses dan urin. Sampah manusia dapat menjadi bahaya serius bagi

kesehatan karena dapat digunakan sebagai vektor (sarana perkembangan) penyakit yang
disebabkan virus dan bakteri. Salah satu perkembangan utama pada dialektika manusia adalah
pengurangan penularan penyakit melalui sampah manusia dengan cara hidup yang higienis dan
sanitasi. Termasuk didalamnya adalah perkembangan teori penyaluran pipa (plumbing). Sampah
manusia dapat dikurangi dan dipakai ulang misalnya melalui sistem urinoir tanpa air.
Pengolahannya
Pengelolaan sampah adalah pengumpulan , pengangkutan , pemrosesan , pendaur-ulangan , atau
pembuangan dari material sampah. Kalimat ini biasanya mengacu pada material sampah yg
dihasilkan dari kegiatan manusia, dan biasanya dikelola untuk mengurangi dampaknya terhadap
kesehatan, lingkungan atau keindahan. Pengelolaan sampah juga dilakukan untuk memulihkan
sumber daya alam . Pengelolaan sampah bisa melibatkan zat padat , cair , gas , atau radioaktif
dengan metoda dan keahlian khusus untuk masing masing jenis zat.
Praktek pengelolaan sampah berbeda beda antara Negara maju dan negara berkembang , berbeda
juga antara daerah perkotaan dengan daerah pedesaan , berbeda juga antara daerah perumahan
dengan daerah industri. Pengelolaan sampah yg tidak berbahaya dari
pemukiman dan institusi di area metropolitan biasanya menjadi tanggung jawab pemerintah
daerah, sedangkan untuk sampah dari area komersial dan industri biasanya ditangani oleh
perusahaan pengolahan sampah
Metode pengelolaan sampah berbeda beda tergantung banyak hal , diantaranya tipe zat sampah ,
tanah yg digunakan untuk mengolah dan ketersediaan area.
B. Drainase Perkotaan
Drainase adalah lengkungan atau saluran air di permukaan atau di bawah tanah, baik
yang terbentuk secara alami maupun dibuat oleh manusia. Dalam bahasa Indonesia, drainase bisa
merujuk pada parit di permukaan tanah atau gorong-gorong di bawah tanah. Drainase berperan
penting untuk mengatur suplai air demi pencegahan banjir.
Permasalahan Drainase :
Peningkatan Debit
Manajemen

sampah

yang

kurang

baik

memberi

kontribusi

percepatan

pendangkalan/penyempitan saluran dan sungai. Kapasitas sungai dan saluran drainase menjadi
berkurang, sehingga tidak mampu menampung debit yang terjadi, air meluap dan terjadilah
genangan.

Peningkatan Jumlah Penduduk


Meningkatnya jumlah penduduk perkotaan yang sangat cepat, akibat dari pertumbuhan maupun
urbanisasi. Peningkayan jumlah penduduk selalu diikuti oleh penambahn infrastruktur perkotaan,
disamping itu peningkatn penduduk juga selalu diikuti oleh peningkatan limbah, baik limbah cair
maupun pada sampah.
Amblesan Tanah
Disebabkan oleh pengambilan air tanah yang berlebihan, mengakibatkan beberapa bagian kota
berada dibawah muka air laut pasang.
Penyempitan dan Pendangkalan Saluran
Reklamasi
C. Limbah
Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri maupun
domestik (rumah tangga). Dimana masyarakat bermukim, disanalah berbagai jenis limbah akan
dihasilkan. Ada sampah, ada air kakus (black water), dan ada air buangan dari berbagai aktivitas
domestik lainnya (grey water).
Limbah padat lebih dikenal sebagai sampah, yang seringkali tidak dikehendaki
kehadirannya karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau secara kimiawi, limbah ini
terdiri dari bahan kimia Senyawa organik dan Senyawa anorganik. Dengan konsentrasi dan
kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi
kesehatan manusia, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah
Pengolahan Limbah
Beberapa faktor yang memengaruhi kualitas limbah adalah volume limbah, kandungan
bahan pencemar, dan frekuensi pembuangan limbah. Untuk mengatasi limbah ini diperlukan
pengolahan dan penanganan limbah. Pada dasarnya pengolahan limbah ini dapat dibedakan
menjadi:
1. pengolahan menurut tingkatan perlakuan
2. pengolahan menurut karakteristik limbah
Untuk mengatasi berbagai limbah dan air limpasan (hujan), maka suatu kawasan permukiman
membutuhkan berbagai jenis layanan sanitasi. Layanan sanitasi ini tidak dapat selalu diartikan
sebagai bentuk jasa layanan yang disediakan pihak lain. Ada juga layanan sanitasi yang harus

disediakan sendiri oleh masyarakat, khususnya pemilik atau penghuni rumah, seperti jamban
misalnya.
1. Layanan air limbah domestik: pelayanan sanitasi untuk menangani limbah Air kakus.
2.

Jamban yang layak harus memiliki akses air besrsih yang cukup dan tersambung ke unit
penanganan air kakus yang benar. Apabila jamban pribadi tidak ada, maka masyarakat perlu
memiliki akses ke jamban bersama atau MCK.

3.

Layanan persampahan. Layanan ini diawali dengan pewadahan sampah dan pengumpulan
sampah. Pengumpulan dilakukan dengan menggunakan gerobak atau truk sampah. Layanan
sampah juga harus dilengkapi dengan tempat pembuangan sementara (TPS), tempat pembuangan
akhir (TPA), atau fasilitas pengolahan sampah lainnya. Dibeberapa wilayah pemukiman, layanan
untuk mengatasi sampah dikembangkan secara kolektif oleh masyarakat. Beberapa ada yang
melakukan upaya kolektif lebih lanjut dengan memasukkan upaya pengkomposan dan
pengumpulan bahan layak daur-ulang.

4.

Layanan drainase lingkungan adalah penanganan limpasan air hujan menggunakan saluran
drainase (selokan) yang akan menampung limpasan air tersebut dan mengalirkannya ke badan air
penerima. Dimensi saluran drainase harus cukup besar agar dapat menampung limpasan air
hujan dari wilayah yang dilayaninya. Saluran drainase harus memiliki kemiringan yang cukup
dan terbebas dari sampah.

5.

Penyediaan air bersih dalam sebuah pemukiman perlu tersedia secara berkelanjutan dalam
jumlah yang cukup. Air bersih ini tidak hanya untuk memenuhi kebutuhan makan, minum,
mandi, dan kakus saja, melainkan juga untuk kebutuhan cuci dan pembersihan lingkungan.
Karakteristik Limbah

1. Berukuran mikro
2. Dinamis
3. Berdampak luas (penyebarannya)
4. Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Limbah Industri
Berdasarkan karakteristiknya limbah industri dapat dibagi menjadi empat bagian :

1.

Limbah cair biasanya dikenal sebagai entitas pencemar air. Komponen pencemaran air pada
umumnya terdiri dari bahan buangan padat, bahan buangan organik, dan bahan buangan
anorganik.

2. Limbah padat
3. Limbah gas dan partikel
Proses Pencemaran Udara Semua spesies kimia yang dimasukkan atau masuk ke atmosfer yang
bersih disebut kontaminan. Kontaminan pada konsentrasi yang cukup tinggi dapat
mengakibatkan efek negatif terhadap penerima (receptor), bila ini terjadi, kontaminan disebut
cemaran (pollutant).Cemaran udara diklasifihasikan menjadi 2 kategori menurut cara cemaran
masuk atau dimasukkan ke atmosfer yaitu: cemaran primer dan cemaran sekunder. Cemaran
primer adalah cemaran yang diemisikan secara langsung dari sumber cemaran. Cemaran
sekunder adalah cemaran yang terbentuk oleh proses kimia di atmosfer.
Sumber cemaran dari aktivitas manusia (antropogenik) adalah setiap kendaraan bermotor,
fasilitas, pabrik, instalasi atau aktivitas yang mengemisikan cemaran udara primer ke atmosfer.
Ada 2 kategori sumber antropogenik yaitu: sumber tetap (stationery source) seperti: pembangkit
energi listrik dengan bakar fosil, pabrik, rumah tangga,jasa, dan lain-lain dan sumber bergerak
(mobile source) seperti: truk,bus, pesawat terbang, dan kereta api.
Secara umum yang disebut limbah adalah bahan sisa yang dihasilkan dari suatu kegiatan dan
proses produksi, baik pada skala rumah tangga, industri, pertambangan, dan sebagainya. Bentuk
limbah tersebut dapat berupa gas dan debu, cair atau padat. Di antara berbagai jenis limbah ini
ada yang bersifat beracun atau berbahaya dan dikenal sebagai limbah Bahan Berbahaya dan
Beracun (Limbah B3).
Suatu limbah digolongkan sebagai limbah B3 bila mengandung bahan berbahaya atau beracun
yang sifat dan konsentrasinya, baik langsung maupun tidak langsung, dapat merusak atau
mencemarkan lingkungan hidup atau membahayakan kesehatan manusia.Yang termasuk limbah
B3 antara lain adalah bahan baku yang berbahaya dan beracun yang tidak digunakan lagi karena
rusak, sisa kemasan, tumpahan, sisa proses, dan oli bekas kapal yang memerlukan penanganan
dan pengolahan khusus. Bahan-bahan ini termasuk limbah B3 bila memiliki salah satu atau lebih
karakteristik berikut: mudah meledak, mudah terbakar, bersifat reaktif, beracun, menyebabkan
infeksi, bersifat korosif, dan lain-lain, yang bila diuji dengan toksikologi dapat diketahui
termasuk limbah B3.

Macam Limbah Beracun


Limbah Mudah Meledak
adalah limbah yang melalui reaksi kimia dapat menghasilkan gas dengan suhu dan tekanan
tinggi yang dengan cepat dapat merusak lingkungan.
Limbah Mudah Terbakar
adalah limbah yang bila berdekatan dengan api, percikan api, gesekan atau sumber nyala
lain akan mudah menyala atau terbakar dan bila telah menyala akan terus terbakar hebat
dalam waktu lama.
Limbah Reaktif
adalah limbah yang menyebabkan kebakaran karena melepaskan atau menerima oksigen
atau limbah organik peroksida yang tidak stabil dalam suhu tinggi.
Limbah Beracun
limbah yang mengandung racun yang berbahaya bagi manusia dan lingkungan. Limbah B3
dapat menimbulkan kematian atau sakit bila masuk ke dalam tubuh melalui pernapasan,
kulit atau mulut.
Limbah Penyebab Infeksi
adalah limbah laboratorium yang terinfeksi penyakit atau limbah yang mengandung kuman
penyakit, seperti bagian tubuh manusia yang diamputasi dan cairan tubuh manusia yang
terkena infeksi.
Limbah Yang Bersifat Korosif
adalah limbah yang menyebabkan iritasi pada kulit atau mengkorosikan baja, yaitu memiliki
pH sama atau kurang dari 2,0 untuk limbah yang bersifat asam dan lebih besar dari 12,5
untuk yang bersifat basa.

D. Penyalahgunaan dan Pencemaran Air


Sumber-sumber air bersih ini biasanya terganggu akibat penggunaan dan penyalahgunaan
sumber air seperti:
1. Pertanian. Penghamburan air akibat ketiadaannya penyaluran air yang baik pada lahan
yang diairi dengan irigasi (untuk penghematan dalam jangka pendek) dapat berakibat

terjadinya kubangan dan penggaraman yang akhirnya dapat menyebabkan hilangnya


produktivitas air dan tanah
2. Industri. Walaupun industri menggunakan air jauh lebih sedikit dibandingkan dengan
irigasi pertanian, namun penggunaan air oleh bidang industri mungkin membawa
dampaknya yang lebih parah dipandang dari dua segi. Pertama, penggunaan air bagi
industri sering tidak diatur dalam kebijakan sumber daya air nasional, maka cenderung
berlebihan. Kedua, pembuangan limbah industri yang tidak diolah dapat menyebabkan
pencemaran bagi air permukaan atau air bawah tanah, seihingga menjadi terlalu
berbahaya untuk dikonsumsi. Air buangan industri sering dibuang langsung ke sungai
dan saluran-saluran, mencemarinya, dan pada akhirnya juga mencemari lingkungan laut,
atau kadang-kadang buangan tersebut dibiarkan saja meresap ke dalam sumber air tanah
tanpa melalui proses pengolahan apapun. Kerusakan yang diakibatkan oleh buangan ini
sudah melewati proporsi volumenya. Banyak bahan kimia modern begitu kuat sehingga
sedikit kontaminasi saja sudah cukup membuat air dalam volume yang sangat besar tidak
dapat digunakan untuk minum tanpa proses pengolahan khusus.
3. Eksploitasi sumber-sumber air secara masal oleh rumah tangga.
* Di negara berkembang: Di beberapa tempat di negara bagian Tamil Nadu di India bagian
selatan yang tidak memiliki hukum yang mengatur pemasangan penyedotan sumur pipa atau
yang membatasi penyedotan air tanah, permukaan air tanah anjlok 24 hingga 30 meter selama
tahun 1970-an sebagai akibat dari tak terkendalikannya pemompaan atau pengairan. Pada sebuah
konferensi air di tahun 2006 wakil dari suatu negara yang kering melaporkan bahwa 240.000
sumur pribadi yang dibor tanpa mengindahkan kapasitas jaringan sumber air mengakibatkan
kekeringan dan peningkatan kadar garam.
* Di negara maju seperti Amerika Serikat seperlima dari seluruh tanah irigasi di AS tergantung
hanya pada jaringan sumber air (Aquifer) Agallala yang hampir tak pernah menerima pasok
secara alami. Selama 4 dasawarsa terakhir terhitung dari tahun 2006, sistem jaringan yang
tergantung pada sumber ini meluas dari 2 juta hektar menjadi 8 juta, dan kira-kira 500 kilometer
kubik air telah tersedot. Jaringan sumber ini sekarang sudah setengah kering kerontang di bawah
sejumlah negara bagian. Sumber-sumber air juga mengalami kemerosotan mutu, di samping
pencemaran dari limbah industri dan limbah perkotaan yang tidak diolah, seperti pengotoran

berat dari sisa-sisa dari lahan pertanian. Misalnya, di bagian barat AS, sungai Colorado bagian
bawah sekarang ini demikian tinggi kadar garamnya sebagai akibat dari dampak arus balik
irigasi sehingga di Meksiko sudah tidak bermanfaat lagi, dan sekarang AS terpaksa membangun
suatu proyek besar untuk memurnikan air garam di Yuma, Arizona, guna meningkatkan mutu
sungainya. Situasi di wilayah perkotaan jauh lebih jelek daripada di daerah sumber dimana
rumah tangga yang terlayani terpaksa merawat WC dengan cara seadanya karena langkanya air,
dan tanki septik membludak karena layanan pengurasan tidak dapat diandalkan, atau hanya
dengan menggunakan cara-cara lain yang sama-sama tidak tuntas dan tidak sehat. Hal ini tidak
saja mengakibatkan masalah bagi penggunanya sendiri, tetap juga sering berbahaya terhadap
orang lain dan merupakan ancaman bagi lingkungan karena limbah mereka lepas tanpa proses
pengolahan.
Ketiadaan air bersih mengakibatkan:
1. Penyakit diare. Di Indonesia diare merupakan penyebab kematian kedua terbesar bagi anak-anak
dibawah umur lima tahun. Sebanyak 13 juta anak-anak balita mengalami diare setiap tahun. Air
yang terkontaminasi dan pengetahuan yang kurang tentang budaya hidup bersih ditenggarai
menjadi akar permasalahan ini. Sementara itu 100 juta rakyat Indonesia tidak memiliki akses air
bersih

Tujuan Sanitasi :

memperbaiki, mempertahankan, dan mengambalikan kesehatan yang baik pada manusia


efisiensi produksi dapat dimaksimalkan
menghasilkan produk yang aman dan sehat dari pengaruh hazard yang dapat
menyebabkan penyakit bagi manusia

Prinsip Sanitasi :

Bersih secara fisik


Bersih secara kimiawi
Bersih secara mikrobiologis

Faktor-faktor Lingkungan yang perlu diperhatikan dalam program sanitasi


1. Grounds and pest control
2. Konstruksi Kandang

Bangunan kandang (struktur kandang, ruangan, dan compartment lainnya) harus


memiliki kemudahan dalam perawatan, dan mempermudah dalam proses, pengolahan,
dan penyimpanan produk yang dihasilkan.
Dinding, lantai, atap harus dibangun sedemikian rupa yang dapat mempermudah dalam
pengontrolan kelembaban dan kebersihan kandang sehingga kontaminasi produk yang
dihasilkan dapat dicegah.
Cahaya harus mencukupi dan terdistribusi secara merata sehingga mempermudah dalam
pengontrolan sanitasi selam proses produksi
Ventilasi (harus dapat mengontrol bau, kondensasi, dan kelembaban)
Ketersediaan dan distribusi air harus ditata sedemikian rupa sehingga mempermudah
dalam pembersihan kotoran
Peralatan
Pekerja bersih dan sehat termasuk didalamnya pakaian yang dipergunakannya (pekerja
sakit sebaiknya tidak dilibatkan dalam proses produksi)
Peralatan yang digunakan

Pengertian
Drainase merupakan salah satu fasilitas dasar yang dirancang sebagai sistem gunamemenuhi kebutuhan
masyarakat dan merupakan komponen penting dalam perencanaan kota(perencanaan
infrastruktur khususnya.Ada beberapa pengertian drainase yang diungkapkan oleh beberapa ahli
diantaranya : Halim Hasmar, dalam bukunya Drainase Perkotaan (2004:1) berpendapat bahwa drainaseadalah:
Ilmu pengetahuan yang mempelajari usaha untuk mengalirkan air yang berlebihan dalamsuatu konteks
pemanfaatan tertentu. Sedangkan drainase perkotaan adalah: Ilmu drainase yangmengkhususkan pengakajian
pada kawasan perkotaan yang erat kaitannya dengan kondisi sosialbudaya yang ada di kawasan kota. Dan
menurut pendapat ahli yang lainnya Suripin, (2004:7)drainase mempunyai arti : Mengalirkan, menguras,
membuang, atau mengalihkan air. Secaraumum, drainase didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air yang
berfungsi untuk mengurangidan/atau membuang kelebihan air dari suatu kawasan atau lahan, sehingga lahan
dapat difungsikansecara optimal. Drainase perkotaan awalnya tumbuh dari kemampuan manusia mengenali
lembah-lembahsungai yang ampu mendukung kebutuhan pokok hidupnya. Kebutuhan pokok tersebut
berupaketersediaan air bagi keperluan rumah tangga, pertanian, peternakan, perikanan,
transportasi dankebutuhan social budaya. Siklus keberadaan air yang berlebih dalam kehidupan sehari-hari
yangterjadi dari air buangan menimbulkan gangguan pada kenyamanan lingkungan. Berangkat darikesadaran
akan arti kenyamanan yang sangat tergantung pada kondisi lingkungan, maka manusiamulai
mengatur lingkungannya.
Drainase Perkotaan
Drainase perkotaan merupakan sistem pengeringan dan pengaliran air dari wilayah perkotaan yangmeliputi :
1. Pemukiman
2. Kawasan industry dan perdagangan
3. Kampus dan sekolah
4. Rumah sakit dan fasilitas umum
5. Lapangan olah raga
6. Lapangan parker
7. Instalasi militer, listrik, telekomunikasi
8. Pelabuhan udara
Fungsi Drainase
Menurut Robert J. Kodoatie (2003,208) ada beberapa fungsi drainase yang disebutkan.Fungsi dari drainase
adalah:
1. Membebaskan suatu wilayah (terutama yang padat pemukiman) dari genangan air, erosi danbanjir.
2. Apabila aliran drainase lancar maka drainase juga memperkecil risiko gangguan kesehatanlingkungan, bebas
dari malaria (nyamuk) dan penyakit lainnya.
3. Kegunaan tanah pemukiman padat akan menjadi lebih baik karena terhindar dari kelmbaban
4. Dengan sistem yang baik tata guna lahan dapat dioptimalkan dan juga memperkecilkerusakan-kerusakan
struktur tanah untuk jalan dan bangunan lainnya.
Sistim Jaringan Drainase
Sistim jaringan drainase di dalam wilayah kota umumnya dibagi atas dua bagian yaitu :
1. Drainase MayorYang dimaksud dengan sistem drainase mayor yaitu sistem saluran/badan air
yangmenampung dan mengalirkan air dari suatu daerah tangkapan air hujan (cathment area).Biasanya sistem ini
menampung aliran yang berskala besar dan luas seperti saluran drainaseprimer, kanal-kanal atau sungai-sungai.

Pada umumnya sistim drainase mayor ini disebutjuga sebagai sistem saluran pembuangan utama (mayor sistem)
ataU drainase primer.
2. Sistim Drainase MinorYang dimaksud dengan drainase mikro yaitu sistim saluran dan bangunan
pelengkapdrainase yang menampung dan mengalirkan air dari daerah tangkapan hujan dimanasebagian besar di
dalam wilayah kota.

Sampah
Sampah merupakan sisa hasil kegiatan manusia, yang keberadaannya banyak menimbulkan
masalah apabila tidak dikelola dengan baik. Apabila dibuang dengan cara ditumpuk saja maka
akan menimbulkan bau dan gas yang berbahaya bagi kesehatan manusia. Apabila dibakar akan
menimbulkan pengotoran udara. Kebiasaan membuang sampah disungai dapat mengakibatkan
pendangkalan sehingga menimbulkan banjir. Dengan demikian sampah yang tidak dikelola
dengan baik dapat menjadi sumber pencemar pada tanah, badan air dan udara.
Pengertian lain menyebutkan, sampah adalah semua benda atau produk sisa dalam bentuk padat
sebagai akibat aktivitas manusia, yang dianggap tidak bermanfaat dan tidak dikehendaki oleh
pemiliknya dan dibuang sebagai barang yang tidak berguna. Sampah yang dihasilkan dari jasa
boga pada umumnya berupa sampah organik yang sangat baik untuk makanan maupun tempat
berkembang biaknya serangga terutama lalat dan tikus. Oleh karena itu sampah yang dihasilkan
hendaknya langsung dimasukkan ke dalam tempat yang mudah ditutup sehingga tidak sempat
menjadi makanan lalat dan tikus.
Berdasarkan asalnya, sampah digolongkan dalam dua bagian yakni sampah organik (sampah
basah) dan sampah anorganik (sampah kering). Pada tingkat rumah tangga dapat dihasilkan
sampah domestik yang pada umumnya terdiri dari sisa makanan, bahan dan peralatan yang sudah
tidak dipakai lagi, bahan pembungkus, kertas, plastik, dan sebagainya.

Dampak sampah terhadap kesehatan lingkungan, antara lain :


1. Dampak Terhadap Kesehatan : Pembuangan sampah yang tidak terkontrol dengan baik
merupakan tempat yang cocok bagi beberapa organisme dan menarik bagi berbagai
binatang seperti lalat dan anjing yang dapat menimbulkan penyakit. Potensi bahaya yang
ditimbulkan, antara lain penyakit diare, kolera, tifus yang dapat menyebar dengan cepat
karena virus yang berasal dari sampah dapat bercampur dengan air minum. Penyakit
DBD dapat juga meningkat dengan cepat di daerah yang pengelolaan sampahnya kurang
memadai, demikian pula penyakit jamur (misalnya jamur kulit).
2. Dampak Terhadap Lingkungan : Cairan terhadap rembesan sampah yang masuk
kedalam drainase atau sungai akan mencemari air, berbagai organisme termasuk ikan

dapat mati sehingga beberapa spesies akan lenyap dan hal ini mengakibatkan berubahnya
ekosistem perairan biologis.
3. Dampak Terhadap Sosial Ekonomi : Pengelolaan sampah yang kurang baik dapat
membentuk lingkungan yang kurang menyenangkan bagi masyarakat, bau yang tidak
sedap dan pemandangan yang buruk. Hal ini dapat berpengaruh antara lain terhadap
dunia pariwisata dan investasi
Beberapa faktor penting yang harus diperhatikan dalam pengelolaan sampah antara lain :
1. Dalam pengelolaan sampah harus memperhatikan sifat sampahnya kemudian dipilih
tindakan atau langkah apa yang paling tepat untuk menangani sampah.
2. Tersediannya sarana pembuangan/penampungan sampah yang memenuhi syarat
kesehatan sehingga tidak menjadi sumber pengotoran/penularan penyakit. Prinsip-prinsip
pengelolaan pembuangan sampah sebagai berikut: 1). Adanya tempat sampah yang kedap
air dan dilengkapi dengan tutup; 2). Memisahkan sampah berdasarkan sifatnya (misalnya
sampah kering dan sampah basah) agar mudah memusnahkannya ;3). Menghindari
mengisi tempat sampah yang melampaui kapasitasnya;4) Kondisi kebersihan
lingkungan tempat sampah harus baik sehingga tidak ada kepadatan serangga/lalat
penular penyakit lainnya yang merugikan kesehatan; 5).Sampah tidak boleh ditampung di
tempat sampah melebihi 2 hari.
Peletakan tempat sampah.
1. Di dalam ruangan disediakan tempat sampah dalam bentuk kontainer yang kedap air dan
tertutup.
2. Tempat sampah tidak boleh diletakkan di atas/pingggiran saluran air.
Sampah dalam tempat pengumpulan sementara diperbolehkan tertimbun paling lama 24 jam
untuk selanjutnya dibuang ke tempat pembuangan akhir. Tempat pengumpulan sampah
sementara hendaknya diberikan tutup. Pemberian tutup ini antra lain dimaksudkan untuk :

Tidak mudah dijangkau dan dipakai untuk bersarangnya tikus dan serangga di antaranya
lalat, kecoak atau tidak dapat dijamah oleh binatang-binatang besar seperti anjing dan
kucing yang menyebabkan sampah berserakan.
Sampah-sampah yang telah terkumpul tidak mudah diterbangkan oleh angin, juga
mengurangi dampak bau.

Dampak yang dapat ditimbulkan sampah, jika tidak dikelola secara benar antara lain :

Menjadi tempat berkembang biak dan sarang dari serangga terutama lalat dan tikus.
Menjadi sumber pengotoran tanah, sumber air permukaan, air tanah, maupun pencemaran
udara.
Menjadi tempat hidup serta sumber kuman-kuman penyakit yang membahayakan
kesehatan masyarakat.
Menimbulkan bau yang tidak sedap dan tidak estetis

Anda mungkin juga menyukai