Anda di halaman 1dari 12

Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat Desa

PERATURAN DESA PENDEM


KECAMATAN JUNREJO BATU
NOMOR 02 TAHUN 2012
TENTANG
TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
DENGAN RAHMAT ALLAH TUHAN YANG MAHA ESA
KEPALA DESA PENDEM

Menimbang

: a.
b.

Mengingat

: 1.

2.

3
4

4.

5.

6.

7.

bahwa Otonomi Desa memberikan wewenang kepada Desa untuk


menata Perangkat Desanya;
bahwa dalam rangka melaksanakan Otonomi Desa di Desa
Pakukerto sangat diperlukan Perangkat Desa yang handal dan
mampu menerapkan dan melayani masyarakat Desa;
bahwa untuk mewujudkan hal tersebut sebagaimana dimaksud
huruf a dan b dipandang perlu untuk menetapkan tata cara
Pengangkatan dan pemberhentian Perangkat Desa dengan
menuangkannya dalamPeraturan Desa Pakukerto
Undang - undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintahan
Daerah ( Lembaran Negara Tahun 2004 Nomor 125, Tambahan
Lembaran Negara Nomor 4437 ) ;
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 2005 tentang
Desa
( Lembaran Negara Tahun 2005 Nomor 158 ,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 4587 );
Keputusan Menteri Dalam Negeri Nomor 48 Tahun 2002 tentang
tekhnik Penyusunan Peraturan Desa dan Keputusan Kepala Desa;
Peraturan Daerah Kabupaten Pasuruan Nomor 6 Tahun 2006
tentang Tata Cara Pengangkatan dan Pemberhentian Perangkat
Desa
( Lembaran Daerah Batu Tahun 2006 Nomor 06 );
Peraturan Daerah Batu Nomor 7 Tahun 2006 tentang Tata
Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa ( Lembaran Daerah Batu tahun 2006
Nomor 07, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 190);
Peraturan Daerah Batu Nomor 8 Tahun 2006 tentang Badan
Permusyawaratan Desa ( Lembaran Daerah Batu Tahun 2006
Nomor 08, Tambahan Lembaran Daerah Nomor 191);
Peraturan Daerah Batu Nomor 9 Tahun 2006 tentang Pedoman
Penyusunan Organisasi dan tata Kerja Pemerintah Desa
(
Lembaran Daerah Batu Tahun 2006 Nomor 09, Tambahan
Lembaran Daerah Nomor 192);
Peraturan Bupati Pasuruan Nomor 14 Tahun 2007 tentang
Pedoman
Tata
Cara Pengangkatan
Pengangkatan
dan
Pemberhentian Perangkat Desa ( Berita Daerah Batu Tahun 2007
Nomor 14 )

8.

9.

10

Peraturan Walikota Nomor 15 Tahun 2007 tentang Pedoman Tata


Cara Pencalonan, Pemilihan, Pengangkatan, Pelantikan dan
Pemberhentian Kepala Desa ( Berita Daerah Batu Tahun 2007
Nomor 15 )
Peraturan Walikota Batu Nomor 16 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penetapan Anggota Badan Permusyawaratan Desa ( Berita Daerah
Batu Tahun 2007 Nomor 16 )
Peraturan Walikota Batu Nomor 17 Tahun 2007 tentang Pedoman
Penyusunan Organisasi dan Tata Kerja Pemerintah Desa ( Berita
Daerah Batu Tahun 2007 Nomor 17 )
Dengan Persetujuan bersama

BADAN PERMUSYAWARATAN DESA PENDEM


Dan
KEPALA DESA PENDEM
MEMUTUSKAN :
Menetapkan : PERATURAN DESA PENDEM TENTANG TATA CARA PENGANGKATAN DAN PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
BAB I
KETENTUAN UMUM
Pasal 1

1.

3.

4.
5.
6.
7.
8.

9.

Dalam Peraturan Desa ini yang dimaksud dengan :


Desa adalah Desa Pendem Kecamatan Pendem kota Batu. Desa adalah Kesatuan
masyarakat hukum yang memiliki batas batas wilayah yang berwenang untuk mengatur
dan mengurus kepentingan masyarakat, berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Pemerintahan Desa adalah Penyelenggaraan urusan Pemerintahan oleh Pemerintah
Desa dan Badan Permusyawaratan Desa dalam mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat berdasarkan asal usul dan adat istiadat yang diakui dan dihormati
dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia;
Pemerintah Desa adalah Kepala Desa dan Perangkat Desa sebagai unsur
penyelenggara Pemerintahan Desa;
Kepala Desa adalah Kepala Penyelenggara Pemerintahan Desa;
Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa lainnya;
Dusun adalah bagian wilayah desa yang merupakan lingkungan kerja pelaksanaan
Pemerintahan Desa;
Badan Permusyawaratan Desa yang selanjutnya disingkat BPD adalah lembaga yang
merupakan perwujudan demokrasi dalam penyelenggaraan Pemerintahan Desa
sebagai unsur Penyelenggara Pemerintahan Desa;
Perangkat Desa lainnya adalah Warga masyarakat Desa yang berdasarkan hasil
penjaringan dan penyaringan Panitia , diangkat oleh Kepala Desa sebagai Perangkat
Desa dengan Keputusan Kepala Desa;

Pasal 2
(1)
(2)
a.
b.
c.

Perangkat Desa terdiri dari Sekretaris Desa dan Perangkat Desa Lainnya;
Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud ayat (1) terdiri atas:
Sekretariat Desa.
Pelaksana Tekhnis Lapangan.
Unsur Kewilayaan / Dusun.
BAB II
PERSYARATAN PERANGKAT DESA
Pasal 3

(1) Sekretaris Desa sebagaimana dimaksud pasal 2 ayat (1) telah ditetapkan dengan
Peraturan Pemerintah tersendiri;
(2) Yang dapat diangkat menjadi Perangkat Desa lainnya adalah Penduduk Desa yang
yang memenuhi persyaratan:
a. Bertaqwa kepada Tuhan yang Maha Esa ;
b. Setia dan Taat Kepada Pancasila dan UUD 1945 dan Pemerintah Republik Indonesia;
c. Berpendidikan /berijazah sekurang kurangnya Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama atau
yang Sederajat;
d. Berumur sekurang kurangnya 20 ( Dua Puluh ) Tahun dan setinggi tingginya 50 (
Lima Puluh ) Tahun;
e. Sehat Jasmani dan Rokhani ;
f. Berkelakuan baik , jujur dan adil ;
g. Tidak pernah dihukum penjara karena melakukan tindak pidana kejahatan dengan
hukuman paling singkat 5 (lima ) tahun ;
h. Tidak dicabut hak pilihnya sesuai dengan Keputusan Pengadilan yang mempunyai
kekuatan hukum tetap;
i. Bertempat tinggal dan tercatat sebagai Penduduk Desa sekurang kurangnya 6 ( Enam
) bulan berturut turut tidak terputus;
j. Calon Kepala Dusun harus bertempat tinggal di Dusun setempat.;
(3) Setiap Pegawai Negeri Sipil yang mencalonkan diri sebagai Perangkat Desa lainnya
selain harus memenuhi Persyaratan sebagaimanan dimaksud ayat (2) harus memenuhi
syarat :
a. Pangkatnya tidak melebihi pangkat Sekretaris Desa; dan
b. Memiliki Surat Ijin dari atasannya yang berwenang untuk itu.
(4) Bagi Calon Perangkat Desa lainnya yang terikat pekerjaan dengan instansi Swasta
apabila terpilih sebagai Perangkat Desa lainnya, harus mengundurkan diri dari ikatan
pekerjaan tersebut.
BAB III
PANITIA PENCALONAN PERANGKAT DESA LAINNYA
Pasal 4
(1) Kepala Desa berwenang membentuk Panitia Pencalonan Perangkat Desa Lainnya;
(2) Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1) keanggotaannya terdiri dari tokoh tokoh
masyarakat setempat dan para ketua RT/RW dalam Jumlah ganjil;
(3) Susunan keanggotaan panitia sebagaimana dimaksud ayat (2) sekurang kurangnya
terdiri dari:

a.
b.
c.
d.
(4)

Ketua Merangkap anggota;


Sekretaris merangkap anggota;
Bendahara merangkap anggota; dan
Beberapa anggota jumlahnya disesuaikan dengan kebutuhan.
Kepala Desa memimpin musyawarah untuk menentukan susunan keanggotaan panitia
sebagaimana dimaksud ayat (3);
(5) Apabila Musyawarah gagal, Kepala Desa memimpin pemilihan guna menentukan
susunan keanggotaan sebagaimana dimaksud ayat (3).
(6) Dalam Pembentukan Panitia sebagaimana dimaksud ayat (1), BPD bertindak sebagai
Fasilitator dan Mediator.
Pasal 5

a.

b.
c.
d.
e.
f.

Panitia Pencalonan sebagaimana dimaksud pasal 4 mempunyai tugas :


Mengumumkan lowongan Perangkat Desa lainnnya dengan menyebutkan Unsur unsur
jabatan Perangkat Desa lainnya yang lowong , selama 30 hari sebelum dilaksanakan
seleksi akademis;
Bersamaan dengan pengumuman sebagaimana dimaksud huruf a, panitia pencalonan
menerima Pendaftaran dan atau Penjaringan bakal Calon Perangkat Desa lainnya;
Melakukan Penelitian administrasi Persyaratan bakal calon serta menetapkan hasil
seleksi administrasi bakal calon yang dituangkan dalam Berita Acara;
Melakukan Ujian akademis terhadap bakal Calon yang telah memenuhi persyaratan
administrasi sebagaimana dimaksud huruf c;
Menetapkan Hasil ujian akademis sebagaimana dimaksud huruf d, dalam Berita Acara;
Menyampaikan berita acara Kepada Kepala Desa untuk ditetapkan menjadi Perangkat
Desa dengan Keputusan Kepala Desa.
Pasal 6

(1) Dalam melaksanakan ujian Penyaringan terhadap Calon Perangkat Desa , Panitia
dapat meminta bantuan Fasilitator Kecamatan dan Instansi yang berwenang atas
persetujuan Kepala Desa dan hasil Penyaringan diserahkan sepenuhnya kepada Panitia
Pencalonan Perangkat Desa;
(2) Calon Perangkat Desa yang lulus dan memperoleh Nilai tertinggi ditetapkan sebagai
Calon Perangkat Desa terpilih.
Pasal 7
(1) Panitia Pencalonan Perangkat Lainnya bertanggungjawab kepada Kepala Desa;
(2) Panitia Pencalonan Perangkat Desa lainnya melaporkan hasil pelaksanaan tugasnya
beserta Berita Acara hasil pelaksanaan tugas kepada Kepala Desa.

BAB IV
BIAYA PENCALONAN PERANGKAT DESA LAINNYA
Pasal 8
(1) Sumber dan besarnya Biaya Pencalonan Perangkat Desa Lainnya berasal dari :
a.
APB Desa , dan
b. Swadaya Masyarakat ;

(2) Untuk menentukan biaya Pencalonan sebagaimana dimaksud ayat (1), panitia
mengadakan rapat dengan dihadiri oleh Kepala Desa , BPD dan atau Fasilitator
Kecamatan ;
(3) Penetapan besarnya biaya Pencalonan sebagaimana dimaksud ayat (2) dituangkan
dalam berita acara yang dibuat panitia dan disetujui oleh Kepala Desa ;
(4) Panitia Pemilihan harus membuat Laporan pertanggungjawaban biaya Pencalonan
sebagaimana dimaksud ayat (2) kepada Kepala Desa.

BAB V
PENGANGKATAN DAN PELANTIKAN PERANGKAT DESA
Bagian Pertama
Pengangkatan Perangkat Desa
Pasal 9
(1) Sekretaris Desa diangkat oleh Sekretaris Daerah atas nama Bupati ;
(2) Perangkat Desa Lainnya diangkat oleh Kepala Desa berdasarkan hasil Tes Ujian
Akademis;
(3) Perangkat Desa lainnya yang diangkat oleh Kepala Desa ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Desa.
Pasal 10
(1) Perangkat Desa Lainnya diangkat melalui mekanisme pengangkatan setelah
dinyatakan lulus dalam ujian penyaringan Perangkat Desa;
(2) Perangkat Desa Lainnya dari Unsur Wilayah Desa atau Dusun dapat ditetapkan melalui
mekanisme Pemilihan dengan ketentuan Calon lebih dari 1 ( satu );
(3) Tata Cara Pemilihan Perangkat Desa Lainnya dari Unsur Wilayah atau Dusun
sebagaimana dimaksud Ayat (2) diatur dalam Pasal 25 sampai dengan Pasal 44
Peraturan Desa ini.

Bagian Kedua
Pelantikan Perangkat Desa
Pasal 11
(1) Sekretaris Desa dilantik oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atau Pejabat yang ditunjuk;
(2) Pelantikan Perangkat Desa lainnya dilakukan oleh Kepala Desa;
(3) Pelantikan sebagaimana dimaksud ayat (1) dan (2) dilaksanakan selambat lambatnya
30
( Tiga Puluh ) hari sejak ditetapkan Keputusan Pengangkatan Perangkat Desa;
(4) Pelantikan Perangkat Desa lainnya dilaksanakan dibalai Desa ;
(5) Calon Perangkat Desa lainnya tidak dapat melaksanakan tugas dan wewenangnya
sebelum dilantik oleh Kepala Desa;

(6) Pada saat Pelantikan sebagaimana dimaksud ayat (3) Perangkat Desa diambil
sumpah/janji menurut agamanya atau berjanji dengan sungguh sungguh di hadapan
Kepala Desa, Perangkat Desa, Para Anggota BPD serta Tokoh tokoh masyarakat;
(7) Susunan Kata kata Sumpah/ janji Perangkat Desa sebagai berikut :
" Demi Alloh ( Tuhan ) saya bersumpah/ berjanji bahwa saya akan memenuhi kewajiban
saya selaku Perangkat Desa dengan sebaik baiknya, sejujur jujurnya, dan seadil adilnya
, bahwa saya akan selalu taat dalam mengamalkan dan mempertahankan Pancasila
sebagai dasar Negara , dan bahwa saya akan menegakkan kehidupan demokrasi dan
Undang Undang Dasar 1945 serta melaksanakan segala peraturan perundang
undangan dengan selurus lurusnya yang berlaku bagi Desa, Daerah dan Negara
Kesatuan Republik Indonesia."
Bagian ketiga
Masa jabatan Perangkat Desa
Pasal 12
(1) Masa Jabatan Sekretaris Desa sesuai Peraturan Perundang undangan ;
(2) Masa Jabatan Perangkat Desa Lainnya adalah 10 ( sepuluh ) tahun dan dapat
mencalonkan kembali untuk 1 ( satu ) masa jabatan berikutnya;
(3) Masa Jabatan Perangkat Desa diawali sejak pelantikan.

BAB VI
KEWAJIBAN DAN LARANGAN PERANGKAT DESA
Pasal 13

(1) Dalam melaksanakan tugasnya, Perangkat Desa wajib bersikap dan bertindak adil,
tidak diskriminatif serta tidak mempersulit dalam memberikan pelayanan kepada
masyarakat;
(2) Perangkat Desa yang bersikap dan bertindak tidak adil, diskriminatif dan mempersulit
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat dapat diberhentikan dari jabatannya
setelah melalui teguran dan atau peringatan dari Kepala Desa;
(3) Perangkat Desa Wajib membuat program kerja secara tertulis setiap 1 ( satu ) tahun
sekali ;
(4) Program Kerja sebagaimana dimaksud ayat (2) disampaikan Kepada Kepala Desa
dengan tembusan kepada BPD.
Pasal 14
Perangkat Desa dilarang:
Merangkap Jabatan sebagai Ketua dan atau Anggota BPD, lembaga Kemasyarakatan
di Desa;
b. Merangkap Jabatan sebagai Anggota DPRD;
c. Terlibat dalam kampanye Pemilihan Umum dan Pemilihan Kepala Daerah;
d. Membuat Keputusan yang secara khusus memberi keuntungan bagi diri, anggota
keluarga, kroni, golongan tertentu, yang bertentangan dengan peraturan perundang
undangan, merugikan kepentingan umum dan meresahkan masyarakat, atau
mendiskriminasikan warga Negara dan atau golongan masyarakat lainnya;
a.

e.
f.

Melakukan korupsi, kolusi, Nepotisme,menerima uang, barang dan atau jasa dari pihak
lain yang dapat mempengaruhi keputusan atau tindakan yang akan dilakukannya;
Menyalahgunakan wewenang dan melanggar sumpah/janji jabatan.
Pasal 15

(1) Tata Cara Teguran atau peringatan sebagaimana dimaksud Pasal 12 ayat (2) dilakukan
secara bertahap berturut turut sebagai berikut :
a. Teguran Pertama secara Lisan oleh Kepala Desa;
b. Teguran Kedua secara tertulis dengan surat dari Kepala Desa;
c. Teguran Ketiga secara tertulis yang sifatnya peringatan dari Kepala Desa dengan
tembusan kepada Pimpinan BPD;
d. Teguran Keempat dengan surat Kepala Desa dengan tembusan BPD dan Camat;
e. Teguran Terakhir yang sifatnya peringatan terakhir dengan tembusan BPD, Camat dan
Bupati.
(2) Teguran atau peringatan tertulis yang disampaikan kepada Perangkat Desa harus
dapat dipertanggungjawabkan, sehingga pelaksanaannya disampaikan secara langsung
dengan bukti atau tanda terima yang dilengkapi dengan pencantuman hari tanggal dan
jam penerimaannya;
(3) Tenggang waktu masing masing teguran dalam jangka waktu sekurang kurangnya
30
( tiga puluh ) hari dan selama lamanya 90 ( sembilan Puluh ) hari;
(4) Apabila teguran dan peringatan sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak juga
mendapatkan perhatian dari Perangkat Desa yang bersangkutan, Kepala Desa
memberhentikan Perangkat Desa yang bersangkutan.

BAB VII
PEMBERHENTIAN PERANGKAT DESA
Pasal 16
(1) Pemberhentian Sekretaris Desa dilakukan oleh Sekretaris Daerah Kabupaten atas
nama Bupati sesuai Peraturan Perundang undangan;
(2)
a.
b.
c.
(3)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
(4)

Perangkat Desa Lainnya berhenti, karena :


Meninggal Dunia;
Permintaan Sendiri; atau
Diberhentikan.
Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud ayat (2) huruf c diberhentikan karena:
Berakhir masa jabatannya;
Tidak dapat melaksanakan tugas secara berkelanjutan atau berhalangan tetap secara
berturut turut selama 6 ( Enam ) bulan;
Tidak lagi memenuhi Syarat sebagai Perangkat Desa Lainnya ;
Dinyatakan melanggar sumpah/Janji Jabatan;
Tidak melaksanakan kewajiban Perangkat Desa;
Melanggar Larangan bagi Perangkat Desa;
Pemberhentian Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dan ayat
(3) dilakukan oleh Kepala Desa setelah mendapatkan persetujuan dari BPD.

Pasal 17
(1) Perangkat Desa lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa apabila dinyatakan
melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana penjara paling singkat
5
( lima ) tahun berdasarkan putusan Pengadilan yang belum memperoleh kekuatan
hukum tetap;
(2) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa apabila terbukti melakukan
tindak pidana sebagaimana dimaksud pada ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan
yang telah mempunyai kekuatan hukum tetap.
Pasal 18
(1) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan sementara oleh Kepala Desa karena berstatus
sebagai terdakwa melakukan tindak pidana Korupsi, tindak pidana Terorisme, makar
dan atau tindak pidana terhadap keamanan Negara;
(2) Perangkat Desa Lainnya diberhentikan oleh Kepala Desa apabila terbukti melakukan
tindak pidana sebagaimana dimaksud ayat (1) berdasarkan putusan pengadilan yang
telah memperoleh kekuatan hukum tetap.
Pasal 19
(1) Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (1) , setelah melalui proses peradilan ternyata
terbukti tidak bersalah berdasarkan putusan pengadilan yang memperoleh kekuatan
hukum tetap, paling lama 30 (tiga puluh ) hari sejak ditetapkan putusan pengadilan ,
Kepala Desa harus merehabilitasi atau mengaktifkan kembali Perangkat Desa lainnya
yang bersangkutan sampai batas akhir masa jabatan;
(2) Apabila Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) telah berakhir masa jabatannya Kepala Desa hanya merehabilitasi
Perangkat Desa lainnya yang bersangkutan.

Pasal 20
Perangkat Desa lainnya yang diberhentikan sementara sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 16 ayat (1) dan Pasal 17 ayat (1), Kepala Desa menunjuk salah seorang
Perangkat Desa Lainnya untuk melaksanakan Tugas dan kewajiban sampai dengan
adanya putusan Pengadilan yang telah memperoleh kekuatan Hukum tetap.
Pasal 21
(1) Apabila Perangkat Desa lainnya diberhentihan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 16
ayat (2) dan Pasal 17 ayat (2) , diangkat Penjabat Perangkat Desa dan ditetapkan
dengan Keputusan Kepala Desa;
(2) Dalam hal terjadi kekosongan jabatan Perangkat Desa lainnya sebagaimana dimaksud
ayat (1) segera diselenggarakan pengangkatan Perangkat Desa Lainnya paling lambat
6 ( Enam ) bulan terhitung sejak ditetapkannya penjabat Perangkat Desa.

Pasal 22
(1) Setiap tindakan penyidikan terhadap Perangkat Desa, yang bersangkutan melaporkan
kepada Kepala Desa;
(2) Hal hal yang dikecualikan dari ketentuan sebagaimana dimaksud ayat (1) adalah:
a. Tertangkap tangan melakukan tindak pidana kejahatan;
b. Diduga melakukan tindak pidana kejahatan yang diancam dengan pidana mati.
(3) Tindakan Penyidikan sebagaimana dimaksud ayat (2) dengan diberitahu secara tertulis
oleh atasan Penyidik kepada Bupati paling lama 3 ( tiga ) hari.

BAB VIII
PENGANGKATAN PENJABAT PERANGKAT DESA
Pasal 23
(1) Pengangkatan Penjabat Perangkat Desa lainnya ditetapkan dengan Keputusan Kepala
Desa;
(2) Penjabat sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) adalah dari Perangkat Desa yang lain;
(3) Masa jabatan Penjabat Perangkat Desa sebagaimana dimaksud dalam ayat (2) selama
lamanya 6(enam ) bulan terhitung sejak ditetapkan;
(4) Guna menunjang kelancaran pelaksanaan tugas Perangkat Desa lainnya yang lowong ,
Kepala Desa segera memproses pengangkatan Perangkat Desa Lainnya selambat
lambatnya 3 ( tiga ) bulan sejak pengangkatan Penjabat perangkat desa yang lowong.
Pasal 24
Hak, Wewenang dan Kewajiban Penjabat Perangkat Desa lainnya adalah sama dengan
hak, wewenang dan kewajiban Perangkat Desa, Kecuali hak yang berkaitan
dengan Tunjangan dari Pemerintah Daerah.
BAB IX
TATA CARA PEMILIHAN KEPALA DUSUN
Pasal 25

a.
b.
c.
d.

Selain Tugas, Fungsi dan wewenang Panitia Pencalonan Perangkat Desa sebagaimana
dimaksud pasal 6, 8 dan 9 juga melakukan :
Melakukan Pendaftaran Pemilih;
Mengumumkan nana nama Calon yang berhak dipilih berdasarkan hasil seleksi
administrasi yang ditetapkan oleh Kepala Desa;
Melakukan Pemilihan Kepala Dusun ;
Membuat Berita Acara Pemungutan Suara dan Penghitungan Suara serta melaporkan
hasilnya kepada Kepala Desa.

BAB X
HAK MEMILIH DAN DIPILIH
Pasal 26

a.
b.

c.
d.
e.

Yang dapat memilih dalam Pemilihan Kepala Dusun adalah Penduduk desa Warga
Negara Republik Indonesia dengan ketentuan:
Pemilih Kepala Dusun adalah warga masyarakat dusun setempat yang memenuhi
Syarat sebagai Pemilih;
Pemilih Kepala Dusun sebagaimana dimaksud huruf a telah terdaftar dengan sah
sebagai penduduk dusun sekurang kurangnya 6 ( enam ) bulan tanpa terputus putus,
dibuktikan dengan KTP/Kartu Keluarga atau Surat Keterangan dari RT/RW setempat;
Tidak dicabut hak pilihnya berdasarkan putusan Pengadilan yang telah mempunyai
kekuatan hukum pasti;
Berusia sekurang kurangnya 17 ( tujuh Belas ) tahun pada saat Pelaksanaan
Pemilihan atau sudah pernah kawin;
Untuk efisiensi Pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun, pemilih dapat ditetapkan hanya
oleh Kepala Keluarga dan apabila Kepala Keluarga berhalangan diwakili oleh salah satu
anggota keluarga yang memenuhi Syarat.
Pasal 27

(1) Panitia Pemilihan mengesahkan daftar pemilih sementara pada saat pelaksanaan
Pemilihan kurang dari 7 (tujuh ) hari;
(2) Daftar Pemilih Tetap disahkan Panitia pada saat pelaksanaan pemilihan kurang 1( satu
) hari setelah memperoleh persetujuan dari Kepala Desa;
(3) Persetujuan Kepala Desa sebagaimana dimaksud ayat (2) berupa penandatanganan
yang dibubuhkan pada Daftar Pemilih tetap;
(4) Daftar Pemilih tetap dinyatakan sah apabila sudah ditandatangani oleh ketua Panitia
dan Kepala Desa.
Pasal 28
Yang dapat dipilih menjadi Kepala Dusun selain persyaratan sebagaimana dimaksud
pasal 3 juga harus bertempat tinggal di Dusun setempat.
Pasal 29
(1) Dalam Pemilihan Kepala Dusun setiap penduduk yang telah ditetapkan sebagai Calon
Kepala Dusun atau Pemilih, wajib hadir dan tidak boleh diwakilkan kepada siapapun
dengan alasan apapun.
(2) Dalam hal Calon Kepala Dusun tidak dapat hadir karena sakit yang dibuktikan dengan
surat keterangan Dokter atau alasan lain yang dapat dipertanggungjawabkan, maka
sebagai gantinya ditempatkan foto yang bersangkutan dalam Ukuran minimal 10 R pada
tempat duduknya.

BAB XI
PENCALONAN KEPALA DUSUN
Pasal 30
(1) Panitia Pencalonan sebagaimana dimaksud Pasal 5, mengumumkan lowongan Kepala
Dusun dan melakukan Pendaftaran Bakal Calon ;
(2) Bersamaan dengan Pendaftaran sebagaimana dimaksud ayat (1) Panitia Pemilihan
juga meklakukan Penjaringan bakal Calon;
(3) Pengumuman dan Penjaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dan (2)
dilaksanakan sekurang kurangnya 30 (tiga Puluh ) hari sebelum pelaksanaan
Pemilihan .
Pasal 31
(1) Penyaringan Bakal Calon Kepala Dusun dilaksanakan Panitia Pemilihan dengan jalan
menyeleksi persyaratan administrasi;
(2) Hasil Penyaringan Bakal Calon Kepala Dusun dituangkan dalam Berita Acara yang
dibuat oleh Panitia.
Pasal 32
(1) Berdasarkan hasil Penyaringan sebagaimana dimaksud pasal 31 ayat (2) Bakal Calon
Kepala Dusun yang memenuhi persyaratan oleh Kepala Desa ditetapkan sebagai Calon
Kepala Dusun yang berhak dipilih berdasarkan Berita Acara sedikitnya 2 (dua) orang;
(2) Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud ayat (1) tidak dibenarkan
mengundurkan diri;
(3) Dan dalam hal yang bersangkutan mengundurkan diri, secara administrative dianggap
tidak terjadi pengunduran diri, dan dalam hal yang bersangkutan mendapat dukungan
suara terbanyak dianggap batal, serta memungkinkan calon yang mendapatkan
dukungan suara terbanyak kedua sebagai calon terpilih.
BAB XII
TEKHNIS PELAKSANAAN PEMUNGUTAN SUARA
Pasal 33
(1) Setelah Kepala Desa menetapkan Calon yang berhak dipilih sebagaimana dimaksud
pasal 32 ayat (1) selambat lambatnya 7 (tujuh ) hari sebelum pemungutan suara
dilaksanakan Panitia Pemilihan mengumumkan kepada warga dusun tentang tempat
dan waktu pelaksanaan Pemilihan Kepala Dusun;
(2) Bersamaan Pengumuman sebagaimana dimaksud ayat (1) Panitia menyampaikan
Surat Panggilan untuk menggunakan hak suara dalam Pemungutan Suara pemilihan
Kepala Dusun kepada pemilih.
Pasal 34
(1) Pemilihan Kepala Dusun dilakukan melalui Rapat Pemungutan Suara ;
(2) Pemilihan Kepala Dusun dihadiri oleh Kepala Desa , BPD, Panitia Pemilihan dan Calon
yang berhak dipilih serta Saksi ;
(3) Pemungutan suara dilakukan dengan cara memilih dan mencoblos foto yang tercantum
dalam surat suara secara tertutup;

(4) Pemilihan dilaksanakan secara langsung , umum, bebas , rahasia , jujur dan adil oleh
warga dusun yang memenuhi persyaratan.

Pasal 35
(1) Sebelum Pelaksanaan Pemungutan Suara , Panitia meminta kepada masing masing
Calon Kepala Dusun agar menugaskan atau menunjuk 2 (dua) orang pemilih untuk
menjadi saksi dalam Pemungutan dan Penghitungan Suara ;
(2) Penugasan Saksi sebagaimana dimaksud ayat (1) dilakukan secara tertulis dengan
menggunakan Berita Acara Penunjukan Saksi yang ditandatangani oleh Calon Kepala
Dusun dan Saksi serta diketahui oleh Panitia ;
(3) Sebelum melaksanakan pemungutan suara , panitia Pemilihan Membuka Kotak Suara
dan memperlihatkannya kepada Calon Kepala Dusun , Para Saksi Calon Kepala
Dusun serta Kepada Para Pemilih , bahwa Kotak suara dalam keadaan kosong serta
menutup kembali , mengunci dan menyegel dengan menggunakan kertas yang dibubuhi
cap atau stempel Panitia Pemilihan .
Pasal 36
(1) Pemilih yang hadir diberikan selembar surat suara oleh Panitia Pemilihan , setelah
Pemilih memberikan surat Panggilan Pemilihan Calon Kepala Dusun;
(2) Setelah menerima Surat Suara , Pemilih memeriksa dan meneliti surat suara dan
apabila surat suara dalam keadaan cacat atau rusak pemilih berhak meminta surat
suara baru setelah menyerahkan kembali surat suara yang cacat atau rusak.
Pasal 37
(1) Pencoblosan surat suara dilaksanakan didalam bilik suara dengan menggunakan alat
yang disediakan oleh panitia Pemilihan ;
(2) Pemilih yang sudah masuk dan meninggalkan bilik suara adalah Pemilih yang telah
menggunakan hak pilihnya;
(3) Apabila ada Pemilih yang tidak Mampu atau kurang jelas tentang tata cara Pencoblosan
dibantu oleh Panitia;
(4) Setelah surat suara dicoblos , pemilih memasukkan surat suara ke dalam kotak suara
yang telah disediakan dalam keadaan terlipat;
(5) Pemilih yang sudah menggunakan hak pilihnya diberi Tanda Khusus oleh Panitia untuk
mengantisipasi agar tidak sampai terjadi satu orang menggunakan hak pilihnya lebih
dari satu kali.
Pasal 38
(1)
a.
b.
(2)

Pada saat Pemungutan suara dilaksanakan , Panitia Pemilihan berkewajiban untuk :


Menjamin agar tata Demokrasi berjalan dengan baik
Menjamin Pelaksanaan Pemungutan suara dengan Lancar , aman , Tertib dan teratur.
Pada saat Pemungutan Suara dilaksanakan , para calon kepala dusun harus berada
ditempat yang telah ditentukan sampai selesainya Pemungutan suara;
(3) Apabila terdapat Calon Kepala Dusun yang ingin meninggalkan tempat pemungutan
suara karena sesuatu hal yang sangat penting , harus mendapatkan ijin serta harus
didampingi oleh Panitia.

Anda mungkin juga menyukai