Anda di halaman 1dari 4

Identifikasi Pewarna Makanan

Pertemuan

Hari/Tanggal :
Tujuan

: Untuk mengidentifikasi pewarna sintetis yang ada dalam


minuman dan menginterpretasikan ke dalam permenkes.

Metode

: KLT (Kromatografi Lapis Tipis)

Dasar Teori

: Pewarna sintesis yang ada dalam makanan dan minuman, ditarik


oleh benang wool bebas lemak, dalam suasana asam, kemudian
dilunturkan dengan amoniak, kemudian di pekatkan, baru
kemudian di kerjakan secara kromatografi kertas.

Peralatan

: 1. Beker gelas 100 ml


2. Pengaduk kaca
3. Hotplate
4. Kertas saring whatman no 1
5. Benang wool bebas lemak
6. Benang wool biasa
7. Bejana kromatografi / chamber
8. Hair spray
9. Pipet hematokrit tanpa antikoagulan
10. Pinset

Standar

: 1. Tartrazin
2. Metanil yellow 0,1 gr larutkan dalam alcohol 96% 5 ml

Sampel

: Minuman Ale-Ale Orange (Mengandung Pewarna: Yellow


FCFCL 15985 dan Tartrazin CL 19140).

Reagen

: 1. Larutan amoniak encer (Amoniak 9%).


2. Amonia (NH4OH) pekat Bj. 0,88.
3. Trinatrium Sitrat.
4. Larutan standar zat warna makanan (tartrazin dan metanil
yellow).
5. Larutan elusi (eluen): 5ml amonia pekat Bj.0,88 dengan air
hingga 100 ml, ditambahkan 2 gram Trinatrium sitrat.

Cara Kerja

: A. Persiapan Eluen
1. Encerkan 5ml amonia pekat Bj.0,88 dengan air hingga
100 ml.
2. Tambahkan 2 gram Trinatrium sitrat kedalam larutan
ammonia tersebut dan homogenkan.
3. Jenuhkan dengan memasukkan larutan kedalam chamber
yang telah dioles dengan vaselin.
B. Persiapan Kertas Kromatografi
1. Potong Kertas Whatman No.1 (20 x 10 cm)/ sesuaikan
dengan tinggi chamber, kemudian tandai garis batas
bawah dengan pensil pada jarak 3 cm dari ujung bawah.
Dan garis atas dengan jarak 13 cm dari garis batas bawah.
2. Beri 4 tanda (.) pada garis batas bawah dengan jarak
antar titik 2 cm.

C. Pemeriksaan Sampel
1. Penarikan zat warna yang ada pada sampel dengan
benang

wool

minuman

tak

beralkohol

(misalnya

minuman ringan) minuman tak beralkohol umumnya


sudah bereaksi asam, hingga dapat langsung dilakukan
penarikan zat warna dengan benang wool. Jika reaksinya
tidak asam, harus diasamkan sedikit dengan penambahan

asam asetat atau kalium hidrogen sulfat (KHSO4). Sampel


yang diperiksa 10-20 ml, masukkan kedalam beker gelas.
Siapkan benang wol bebas lemak dan biasa secukupnya.
2. Masukkan benang wool secukupnya kedalam contoh
yang sudah dipersiapkan tadi. Panaskan diatas api sambil
diadukaduk selama 10 menit. Ambil benang wol, cuci
berulangulang dengan air bersih.
3. Masukkan benang wol kedalam gelas piala 100 ml.
Tambahkan larutan ammonia encer. Panaskan diatas
penangas air hingga zat warna pada benang wol luntur.
Ambil benang wolnya, saring larutan tersebut dan
pekatkan diatas pemangas air.
4. Totolkan pekatan pada kertas chromatografi, juga
totolkan larutan standar menggunakan pipet hematokrit
dan keringkan menggunakan hair spray.
5. Masukkan kedalam bejana kromatografi yang terlebih
dahulu sudah dijenuhkan dengan uap elusi. Diamkan
hingga pelarut mencapai batas atas.
6. Keluarkan kertas dan keringkan. Ukur bercak.
7. Bandingkan Rf bercak contoh dengan bercak standar.
8. Catatan: Buat larutan standar, dengan menimbang 10
mg/10 ml alcohol.
Hasil

:
No.
1

Bahan uji
Standar
Tartrazin
Standar
metanil yellow
Sampel

Jarak yang ditempuh (cm)

Nilai Rf

11.5

0,88

2,5

0,19

11,5

0,88

0,38

Jarak yang ditempuh oleh permukaan pelarut = 13 cm

Perhitungan

: * Rf Standar Tartrazin = 11,5cm /13cm = 0,88


* Rf Standar metanil yellow = 2,5cm/13cm = 0,19
* Rf Sampel = 11,5 cm/13cm = 0,73 dan 5cm/13cm = 0,38

Kesimpulan

: Berdasarkan hasil percobaan yang telah dilakukan dapat


disimpulkan bahwa pada sampel memiliki 2 zat warna. Setelah
dibandingkan dengan larutan standar, zat warna memiliki nilai
Rf yang sama dengan Tatrazin. Berdasarkan komposisi warna
yang ada pada label kemasan. Hal ini menunjukan bahwa
terbukti adanya tatrazin. Berdasarkan Tartrazin adalah pewarna
yang diperbolehkan.

Palembang, Oktober 2014


Mahasiswa,

Pembimbing Praktikum,

(Amelia Nadhila)

(Rosnita Sebayang, SKM, M.Kes)

Anda mungkin juga menyukai