Anda di halaman 1dari 2

1

I. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Luas tanaman perkebunan pinang rakyat menurut jenis tanaman tahun
2012 bahwa tanaman jenis pinang memiliki tiga kategori yaitu pertama tandan
belum masak (not yet productive) dengan luas 1.677 ha, kedua tandan masak
(productive) dengan luas 7.434 ha dan ketiga tandan tidak masak (unproductive)
memiliki luas 69 ha. Dari hal itu luas tanah perkebunan tanaman pinang di
Sumatera Barat adalah 9.180 ha dan terdapat tiga daerah yang luas tanaman serta
produksi pinang yang terbesar yaitu pertama Kabupaten Agam dengan luas 2.505
ha, kedua Kabupaten Padang Pariaman dengan luas 1.498 ha, dan yang ketiga
Kabupaten Pasaman dengan luas 1.418 (Sumatera Barat Dalam Angka, 2013).
Luas tanaman dan produksi tanaman pinang perkebunan rakyat Sumatera Barat
dapat dilihat pada Lampiran 1.
Pinang (Areca catechu, L.) adalah sejenis palma yang tumbuh didaerah
tropis seperti daerah Pasifik, Asia dan Afrika bagian timur. Tanaman pinang
dapat dijadikan sebagai tanaman pagar, penghijauan, bahan bangunan, dan
bagian-bagian tanamanya berkhasiat menyembuhkan beberapa penyakit. Tanaman
pinang umumnya ditanam

untuk dimanfaatkan bijinya, yang sering disebut

dengan Betel nut. Biji pinang yang diperdagangkan terutama yang sudah
dikeringkan, dalam keadaan utuh (bulat), dibelah, dan sekarang ini proses baru
dengan melakukan perebusan untuk mendapatkan kualitas pinang yang akan
diekspor.
Biji buah pinang (Areca catechu, L.) telah dimanfaatkan sejak ratusan
tahun lalu sebagai salah satu campuran orang makan sirih selain gambir dan
kapur. Selain itu, biji buah pinang juga dimanfaatkan untuk sebagai bahan baku
industri seperti pewarna kain dan obat.
Proses pembelahan buah pinang umumnya dilakukan oleh masyarakat
menggunakan cara konvensional yaitu membelah dengan menggunakan pisau atau
kapak. Namun proses ini dirasa masih kurang efektif, karena akan memakan
waktu yang cukup lama, membutuhkan banyak pekerja, dan menimbulkan
kecelakaan kerja. Apabila dilakukan dengan menggunakan mesin akan

menimbulkan permasalahan bagi para petani pinang, yang pada umumnya petani
pinang merupakan masyarakat sederhana atau menengah ke bawah.
Untuk itu perlu dirancang suatu alat pembelah buah pinang semi mekanik
yang masih bisa dioperasikan menggunakan tenaga manusia yang kapasitas
kerjanya lebih besar dari pada menggunakan pisau atau kapak dan kemampuan
kerjanya lebih besar jika dibandingkan dengan kemampuan kerja manusia yang
hanya 0,1 HP atau 8 kg m/detik (Sembiring, 1991).
1.2 Tujuan
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk melakukan rancang bangun alat
pembelah buah pinang semi mekanik.
1.3 Manfaat
Manfaat dari penelitian ini adalah dengan menggunakan alat pembelah
pinang semi mekanik dapat dimanfaatkan untuk mempermudah dan mempercepat
proses pembelahan buah pinang dengan hasil belahan yang sama sebagai alternatif
untuk meningkatkan kualitas buah pinang yang akan dipasarkan.

Anda mungkin juga menyukai