TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tebu
Tebu atau saccharum officinarum termasuk keluarga rumput-rumputan.
Mulai dari pangkal sampai ujung batangnya mengandung air gula dengan kadar
mencapai 20%. Tanah yang cocok adalah bersifat kering-kering basah, yaitu curah
hujan kurang dari 2000 mili meter pertahun. Tanah tidak terlalu masam, pH diatas
6,4. Ketinggian kurang dari 500 meter diatas permukaan laut (Anonim, 2014).
Klasifikasi tebu yaitu :
Gambar 1. Tebu
Kingdom : Plantea
Subkingdom: Tracheobionta
SuperDivisi : Spermatophyta
Divis : Magnoliophyta
Kelas : Liliopsida
Sub kelas : Commelinidae
Ordo : Poales
Famili : Poaceae
Genus : Saccharum
Spesies : Saccharum officinarum
(Anonim, 2014).
Ada beberapa jenis tebu yang bisa didapat antara lain jenis Poj 3016, Ps 41,
Ps 56, Ps 57, Ps 58, Ps59, Ps 60,Ps 61, F 154, M 409-51, M 442-51, Q 90, Ps 771553, Ps 782601,Ps 79-82, Ps 79-176, Ps 79208, Ps 80-442 dan lain-lain. Diantara
beberapa jenis tebu ini jenis Ps lebih banyak dan mudah untuk didapat. Jenis tebu
Ps adalah jenis tebu yang berwarna perpaduan antara merah, ungu, hijau dan
kuning.
2.1.1 Kandungan Tebu
Bila tebu dipotong, akan terlihat serat-serat dan terdapat cairan yang manis.
Serat dan kulit batang biasa disebut sabut dengan persentase sekitar 12,5% dari
bobot tebu. Cairannya disebut nira dengan persentase 87,5%. Nira terdiri dari air
dan bahan kering. Bahan kering tersebut ada yang larut dan ada pula yang tidak
larut dalam nira. Gula yang merupakan produk akhir dari pengolahan tebu
terdapat dalam bahan kering yang larut dalam nira. Akan tetapi, bahan kering
yang larut juga mengandung bahan bukan tebu. Jadi dapat dibayangkan betapa
kecilnya persentase gula dalam tebu.
Tebu
Sabut (12,5%)
Nira (87,5%)
Air (75-80%)
Sakarosa atau gula tebu. Bentuk sakarosa murni berupa kristal, tidak berair,
dengan rasa manis, dan berwarna putih jernih. Bila dipanaskan pada suhu
100C-160C, sakarosa akan meleleh menjadi cair. Apabila suhu lebih panas
lagi, air akan menguap sehingga terbentuk karamel. Kandungan sakarosa
optimal pada waktu tanaman mengalami kemasakan optimal, yakni
menjelang berbunga. Apabila ditambah air, sakarosa akan berubah menjadi
glukosa dan fruktosa.
Glukosa dan fruktosa atau gula urai atau gula invert. Glukosa murni berupa
kristal berbentuk tiang dan bebas air dengan titik lebur 146C. Bila tanaman
Jumlah
1.
Energi
25
2.
Protein
4.6 g
3.
Lemak
0.4 g
4.
Karbohidrat
3 kkal
5.
Kalori
40 kal
6.
Fosfat
80 g
7.
Besi
2 mg
8.
Vit.C
50 mg
9.
Vit.B
0.1 mg
2.2 Bioetanol
Alkohol adalah istilah yang dipakai untuk menyebut etanol, yang juga
disebut grain alkohol dan kadang untuk minuman yang mengandung alkohol.
Hal ini disebabkan karena memang etanol yang digunakan sebagai bahan dasar
pada minuman tersebut, bukan metanol, atau group alkohol lainnya. Begitu juga
dengan alkohol yang digunakan dalam dunia farmasi. Alkohol yang dimaksudkan
adalah etanol. Sebenarnya alkohol dalam ilmu kimia memiliki pengertian yang
lebih luas lagi.
yang rasanya manis, seperti misalnya gula tebu, gula bit, molase (tetes), macammacam sari buah-buahan dan lain-lain. Molase mengandung 50-55% gula yang
dapat difermentasi, yang terdiri dari atas 69% sakhrosa dan 30% gula inversi.
Gas-gas hidrokarbon
2.3 Fermentasi
Fermentasi etanol juga disebut sebagai fermentasi alkohol adalah proses
biologi dimana gula seperti glukosa, fruktosa dan sukrosa diubah menjadi energi,
etanol dan karbon dioksida sebagai produk sampingan. Proses fermentasi ini tidak
membutuhkan oksigen melainkan ragi yang melakukannya maka fermentasi
alcohol ini digolongkan sebagai fermentasi respirasi anaerob (Anonim, 2014).
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang
digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat glukosa (C6H12O6) yang
merupakan gula paling sederhana, melalui fermentasi akan menghasilkan etanol
(2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada
produksi makanan. Persamaan reaksi kimia yaitu :
C6H12O6
2C2H5OH
2CO2
Alkohol
Gula
Fosfogliseroldehida
Asam piruvat
Aerobik
Anaerobik
Asam laktat
Etanol
Alkohol
Ester
Asam Asetat
Keton
Keasaman (pH)
Makanan yang mengandung asam bisanya tahan lama, tetapi jika oksigen
cukup jumlahnya dan kapang dapat tumbuh serta fermentasi berlangsung terus,
maka daya awet dari asam tersebut akan hilang. Tingkat keasaman sangat
berpengaruh dalam perkembangan bakteri. Kondisi keasaman yang baik untuk
bakteri adalah 4,5-5,5.
Mikroba
Fermentasi biasanya dilakukan dengan kultur murni yang dihasilkan
dilaboratorium. Kultur ini dapat disimpan dalam keadaan kering atau dibekukan.
Suhu
Suhu fermentasi sangat menentukan macam mikroba yang dominan selama
Waktu
Laju perbanyakan bakteri berfariasi menurut spesies dan kondisi
Etanol
Tetes tebu
Tebu
Tetes tebu
(molase)
Pengenceran tetes
tebu
Penambahan Urea
dan Ragi 0.2%
Dimasukkan
kedalam fermentor
dan dilakukan
aerasi selama 24
jam
Fermentasi selama
25 hari dan
pengukuran kadar
alkohol