2 Pembahasan
Laju digesti adalah laju kecepatan pemecahan makanan dari tubuh ikan
dari molekul yang kompleks ke molekul yang lebih sederhana dan kemudian akan
diabsorpsi oleh tubuh ikan. Proses digesti yang terjadi dalam lambung dapat
diukur dengan mengetahui laju pengosongan lambung. Saluran pencernaan pada
ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Rongga mulut memiliki gigi-gigi
kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut
yang tidak dapat digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak
menghasilkan
ludah
(enzim). Makanan
masuk
ke
rongga
mulut
makanan lalu masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar
insang. Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang dan bila
tidak dilalui makanan lumennya menyempit. Makanan di kerongkongan didorong
masuk ke lambung, lambung pada umum-nya membesar, tidak jelas batasnya
dengan usus (Sunde et al., 2004). Ikan jenis tertentu memiliki tonjolan buntu
untuk memperluas bidang penyerapan makanan (Kusrini, 2008).
Laju digesti dipengaruhi oleh faktor fisiologis dan lingkungan. Suhu tubuh,
kesehatan, ukuran makanan dan stress berakibat pada menurunnya efisiensi pakan
dan pengambilan nutrisi. Selain itu digesti dimulai dari usus depan selama 1 2
jam, kemudian menuju usus tengah dimana keberadaan pakan mencapai tingkat
optimum 5 jam setelah proses makan dimulai. Laju digesti pada umumnya
berkolerasi dengan laju metabolisme ikan. Pengukuran waktu saat praktikum
selama 15 menit dan 30 menit, sehingga hasil yang diperoleh saat praktikum besar
kemungkinannya bukan merupakan suatu proses digesti akibat pakan yang
diberikan saat praktikum. Biasanya semakin banyak aktivitas ikan itu, maka akan
semakin banyak membutuhkan energi sehingga proses metabolismenya tinggi dan
membutuhkan makanan yang mutunya jauh lebih baik dan lebih banyak
jumlahnya (Kay, 1998).
Laju digesti juga dipengaruhi oleh enzim pencernaan. Enzim ini berfungsi
sebagai katalisator biologi reaksi kimia didalam pencernaan ikan, enzim enzim
ini disekresikan dalam rongga pencernaan berasal dari sel-sel mukosa lambung,
pilorik kaeka, pankreas dan mukosa usus (Halver dan Hardy, 2002). Beberapa
contoh enzim pencernaan yang berfungsi sebagai hidrolisis nutrien makro
Irigoien (1998) dalam Cristo (2001) menyatakan bahwa isi lambung awal tidak
harus secara signifikan memepengaruhi tingkat pengosongan lambung.