Anda di halaman 1dari 23

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Lingkungan merupakan hal yang dapat mempengaruhi kehidupan kita, jika kita tidak
dapat menjaganya maka, lingkungan akan memberikan efek yang buruk bagi kehidupan
kita dan bahkan akan memberikan efek yang buruk bagi keturunan keturunan selanjutnya.
Masalah kerusakan lingkungan yang sering terjadi akibat ulah manusia sudah banyak
terjadi dan tentu saja hal ini menimbulkan efek yang buruk bagi bumi dan manusia.
Kerusakan lingkungan hidup terjadi karena adanya tindakan yang menimbulkan perubahan
langsung atau tidak langsung sifat fisik dan/atau hayati sehingga lingkungan hidup tidak
berfungsi lagi dalam menunjang pembangunan berkelanjutan (KMNLH, 1998). Manusia
memiliki peran yang besar dalam menjaga kelestarian lingkungan. Namun sayang,
seringkali apa yang dilakukan manusia tidak diimbangi dengan pemikiran akan masa depan
kehidupan generasi berikutnya. Manusia merupakan salah satu faktor yang menimbulkan
kerusakan lingkungan. Seperti kita ketahui sudah banyak sekali dampak negatif akibat
kurangnya kepedulian manusia akan lingkungan seperti terjadinya pemansan global (global
warming) bencana banjir, polusi udara dan tanah longsor.
Dalam laporan penelitian WWF, Dalam laporan penelitian WWF, Habitats at Risk:
Global Warming and Species Loss in Terrestrial Ecosystems, ditemukan bahwa dengan
beberapa asumsi mengenai pemanasan global di masa depan dan dampaknya. Laporan
tersebut meneliti dampak perubahan iklim pada ekosistem teresterial yang diidentifikasikan
WWF sebagai bagian dari Global 200 - tempat-tempat dimana terdapat keanekaragaman
hayati bumi yang paling unik dan kaya. Apabila tingkat konsentrasi CO2 di atmosfer dalam
100 tahun mendatang dikalikan dua dari sekarang - jumlah yang sesungguhnya lebih kecil
dari perkiraan para ahli iklim, dampak-dampak berikut diperkirakan akan terjadi:

50% keanekaragaman hayati di Asia diambang kepunahan

88% mengalami pemutihan terumbu karang pada 30 tahun mendatang karena suhu
permukaan air laut meningkat

Permukaan laut meningkat, secara drastis terjadi cuaca ektrim, tempertur suhu
memanas, dan sirkulasi samudra berubah yang akan mempengaruhi pola populasi
penyu. (WWF, 2007)

Lebih sering terjadi kebakaran hutan dan secara signifikan mempengaruhi habitat
keanekaragaman hayati dan habitat liar lainnya

Permukaan air laut meningkat, mengurangi arus air tawar dan intrusi air garam,
selain itu adanya tekanan terutama akibat aktivitas manusia yang mengancam hutan
bakau.
Di Indonesia sendiri masih dirasakan kurangnya keperdulian akan lingkungan.

Berdasarkan data peneliti Indonesia Belinda Arunarwati Margono (2012) yang tinggal di
Amerika menunjukkan adanya pengikisan hutan di Indonesia sebanyak enam juta hektar
sejak tahun 2000 hingga 2012. Artinya, rata rata ada sekitar 500 ribu hektar lahan hutan
yang menghilang setiap tahunnya. Berdasarkan penelitiannya Brasil kehilangan hutan
sebanyak 460 ribu hektar, sedangkan Indonesia mencapai dua kali lipat, yakni 840 ribu
hektar. Studi ini juga mengungkapkan adanya pembalakan 40 persen luas hutan di
Indonesia. Pembalakan ini tidak diiringi adanya pembatasan produksi, konservasi maupun
perlindungan hutan. Berdasarkan ICCSR (Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap;
Bappenas, 2010) untuk periode 2003-2008 memperlihatkan peningkatan peluang kejadian
curah hujan dengan intensitas ekstrem, terutama di wilayah Indonesia bagian barat (Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan) serta Papua. Salah satu fenomena yang mengonfirmasi
terjadinya peningkatan temperatur di Indonesia adalah melelehnya es di Puncak
Jayawijaya, Papua.
Dengan banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi serta dampak pemanasan
global yang dirasakan oleh manusia, membuat kesadaran dunia akan pentingnya pelestarian
lingkungan meningkat cukup pesat akhir akhir ini demi menjaga lingkungan agar tidak
semakin parah. Hal ini ditandai oleh banyaknya aksi kampanye go green yang dilakukan

oleh beberapa kalangan khususnya komunitas pecinta alam. Kondisi dimana kesadaran
akan lingkungan yang meningkat ini, menimbulkan adanya green consumerism yang
semakin meningkat dan menyebabkan adanya beberapa perusahaan mulai membuat konsep
ramah lingkungan dalam pemasaran produknya. Meskipun menurut Lee (2009) Studi Asia
pada pemasaran hijau jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara barat. Namun,
Indonesia sendiri sudah menujukkan adanya semangat go green dan menunjukkan sikap
yang lebih perduli dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini bisa dilihat dengan
munculnya beberapa perusahaan yang ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan baik
dengan mengeluarkan green products atau green marketing. Beberapa perusahaan yang di
Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan atau green products seperti The Body Shop,
The Face Shop, LOccitane, Unilever Molto sekali bilas, Panasonic dll.
Berdasarkan hasil kuesioner pendahuluan yang telah diberikan kepada 31 responden,
menunjukkan bahwa sebanyak 100% mahasiswa menyatakan bahwa kondisi lingkungan
saat ini kurang baik. Berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa mereka telah sadar akan
kondisi lingkungan yang sudah memprihatinkan. Sebanyak 87% mahasiswa menyatakan
setuju mengenai produk yang menyatakan dan membuktikan bahwa produknya ikut
berpartisipasi dalam lingkungan. Sebanyak 63% mahasiswa menyatakan bahwa produk
yang memiliki kemasan ramah lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi merekauntuk membeli produk tersebut
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menyelidiki bagaimana pengaruh
perbedaan jenis kelamin terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan

1.2. Perumusan Masalah


Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya mengenai adanya
peningkatan yang terjadi pada konsumsi ramah lingkungan akibat dari adanya kesadaran
akan banyaknya dampak negatif yang ditimbulkan jika tidak menjaga lingkungan dan mulai
banyaknya perusahaan yang menerapkan Green Marketing dengan mengeluarkan produk
ramah lingkungan. Maka penulis tertarik melakukan penelitian untuk mengetahui pengaruh

jenis kelamin terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Berdasarkan paparan
diatas, maka perumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah :
1.

Apakah terdapat perbedaan rata-rata pada variable-veriabel lingkungan (environmental


attitude, environmental concern, perceived seriousness of environmental problems,
perceived environmental responsibility, peer influence, self identity in environmental
protection) antara laki-laki dan perempuan?

2. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian produk ramah


lingkungan pada konsumen laki-laki?
3. Apakah faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian produk ramah
lingkungan pada konsumen perempuan?

1.3. Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Mengetahui perbedaan antara laki-laki dan perempuan terhadap variabel-variabel
lingkungan
2. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian
produk ramah lingkungan terhadap konsumen laki-laki.
3. Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap perilaku pembelian
produk ramah lingkungan terhadap konsumen perempuan.

1.4. Manfaat Penelitian


Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi terhadap perusahaan
yang menerapkan konsep Green marketing yang mengeluarkan produk ramah lingkungan
dengan memberikan informasi mengenai perbedaan jenis kelamin terhadap faktor-faktor
lingkungan serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian
produk ramah lingkungan.

1.5. Sistematika Penulisan


Dalam penyusunan Tugas Akhir ini pembahasan terbagi dalam lima bab, yang akan
diuraikan sebagai berikut:
BAB I

PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang uraian latar belakang permasalahan, perumusan
masalah, tujuan, batasan pembahasan masalah dan asumsi-asumsi yang
diambil serta sistematika penulisan dari penelitian Tugas Akhir ini.

BAB II

LANDASAN TEORI/STUDI PUSTAKA


Berisi dasar-dasar teori, rujukan dan metode yang digunakan sebagai dasar
dan alat untuk pemecahan masalah. Landasan teori penelitian ini berisi
pengertian green marketing, green produk, green consumers, gender and
sex-role identity dan proses pengambilan keputusan konsumen

BAB III

METODE PENELITIAN
Berisi urutan langkah dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah, cara pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan.

BAB IV

PENGUMPULAN DAN PENGOLAHAN DATA


Berisi data-data yang akan digunakan dalam analisis/perhitungan maupun
data penunjang yang telah disiapkan/diolah untuk pemecahan persoalan dan
hasil pengolahan data.

BAB V

ANALISIS DAN PEMBAHASAN


Berdasarkan hasil pengolahan data dilakukan analisis dan pembahasan.

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN


Dari hasil analisis dan pembahasan ditarik kesimpulan dan saran.

DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi/bacaan yang digunakan dalam pembahasan.

BAB III
METODE PENELITIAN

Metode penelitian merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yang
saling berkaitan secara sistematis yang akan mendefinisikan langkah-langkah pemecahan
pemecahan masalah. Dengan adanya metodologi penelitian maka dapat dijadikan acuan
dalam menyelesaikan masalah secara terstruktur.

3.1 Desain Penelitian


Penelitian ini termasuk dalam tipe penelitian kuantitatif (survey). Penelitian ini
dilakukan meliputi kegiatan pengujian hipotesis dan analisis. Pengambilan informasi pada
penelitian ini dengan cara menyebarkan kuesioner kepada responden yang mengerti akan
produk ramah lingkungan dan pernah membeli produk ramah lingkungan yang berada di
daerah Semarang. Sebelum melakukan riset deskriptif, terlebih dahulu dilakukan adanya
pre-test terhadap 30 responden untuk menguji validitas dan reliabilitas dari pertanyaan
yang diajukan. Penelitian deskriptif bertujuan untuk melihat apakah terdapat perbedaan
rata-rata pada jenis kelamin laki-laki dan perempuan di setiap variabel yang diujikan
berdasarkan dengan hipotesis yang telah dibuat dan untuk menguji variabel apa saja yang
berpengaruh terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan baik terhadap gender
perempuan dan laki-laki sesuai dengan model konseptual yang telah didapatkan pada
gambar 3.3.
Menurut Kutner (2004), dalam mengkaji hubungan atau pengaruh satu variabel bebas
terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah model regresi
linier sederhana. Kemudian jika ingin dikaji hubungan atau pengaruh dua atau lebih
variabel bebas terhadap variabel tidak bebas, maka model regresi yang digunakan adalah
model regresi linier berganda (multiple linier regression model). Maka dalam penelitian
menggunakan metode analisis linier berganda dimana didalam penelitian ini ingin
mengetahui hubungan atau pengaruh lebih dari satu variabel bebas yang terdiri dari
environmental attitude, environmental concern, perceived seriousness of environmental

problems, perceived environmental responsibility, peer influence dan self identity in


environmental protection terhadap green purchasing behavior (Variabel tidak bebas).
Hasil penelitian ini dapat memberikan kontribusi terhadap perusahaan yang
menerapkan konsep Green marketing yang mengeluarkan produk ramah lingkungan
dengan memberikan informasi mengenai perbedaan jenis kelamin terhadap faktor-faktor
lingkungan serta faktor-faktor apa saja yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian
produk ramah lingkungan.

3.2 Kerangka Pikir


Kerangka pikir dapat memberi gambaran dari seluruh aspek yang terdapat dalam suatu
penelitian. Kerangka pikir ini bertujuan untuk membantu peneliti dalam memahami isi
penelitian dan dapat menggambarkan dengan jelas objek dari penelitian tersebut. Kerangka
pikir penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.1

JUDUL
Pengaruh Perbedaan Jenis
Kelamin Terhadap Pembelian
Produk Ramah Lingkungan

RUMUSAN MASALAH
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen
laki-laki dan perempuan

TUJUAN
1.Mengetahui perbedaan antara laki-laki dan perempuan terhadap
variabel-variabel lingkungan
2.Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
perilaku pembelian produk ramah lingkungan terhadap konsumen lakilaki.
3.Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
perilaku pembelian produk ramah lingkungan terhadap konsumen
perempuan.

OBJEK PENELITIAN
Masyarakat Umum yang
mengetahui produk ramah
lingkungan di Semarang

Identifikasi faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku pembelian


produk ramah lingkungan pada konsumen laki-laki dan perempuan

TOOLS
Analisis Multi Regresi

HASIL AKHIR
Mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku pembelian produk ramah
lingkungan pada konsumen laki-laki dan perempuan serta
mengetahui apakah terdapat perbedaan antara laki-laki dan
perempuan pada variabel-variabel lingkungan

Gambar 3.1 Kerangka Pikir

3.3 Populasi dan Sampel


a. Jumlah Populasi
Populasi responden yang digunakan pada penelitian adalah seluruh masyarakat yang
bertempat tinggal di daerah Semarang. Responden yang digunakan dalam penelitian ini
dipilih tidak secara spesifik, dikarenakan peneliti ingin mengetahui pengaruh perbedaan
jenis kelamin terhadap pembelian produk hijau secara lebih luas, baik terhadap
mahasiswa maupun non-mahasiswa yang mengerti akan produk hijau. Namun jumlah
responden yang digunakan hanyalah responden yang mengetahui produk hijau oleh
karena itu, pada kuesioner akan diberikan pertanyaan awal untuk menyebutkan produk
hijau yang diketahui sebelum masuk ke pertanyaan utama. Jika jawaban dinilai tepat
maka hasil kuesioner tersebut dapat dilakukan ke tahap selanjutnya yaitu pengolahan
data.
b. Jumlah Sampel
Pengujian pre-test kuesioner dilakukan dengan cara menyebarkan kuesioner terhadap
30 responden. Dimana dalam penyebaran kuesioner ini, yang menjadi target responden
yaitu responden yang mengerti produk yang ramah lingkungan (green products) dan
pernah membeli produk ramah lingkungan. Dalam menentukan kisaran jumlah sampel
yang digunakan dalam penelitian ini, bisa dilihat dari pendapat beberapa ahli yang
mengemukakan jumlah sampel yang harus digunakan dalam penelitian analisis regresi
berganda.
Menurut Tabachnik dan Fidell (2007, p.123) memberikan rumus guna menghitung
sampel yang dibutuhkan dalam uji regresi berganda yaitu :
N > 50 + 80m
Dimana : n = Jumlah Sampel dan m = Jumlah variabel bebas
Sedangkan alam buku Uma Sekaran (2006) memberikan acuan bahwa dalam penelitian
multivariat (termasuk analisis regresi berganda), ukuran sampel sebaiknya 10 kali lebih
besar dari jumlah variabel penelitian.
c. Teknik Pengambilan Sampel

Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini termasuk non-probability sampling


yang dipilih secara purpossive sampling/judgemental sampling. Purpossive sampling
ini digunakan karena peneliti memilih sampel berdasarkan keyakinannya bahwa
responden tersebut mewakili populasi yang sedang diteliti (Peterson, 1988). Dalam
penelitian ini, peneliti memilih sampel berdasarkan keyakinan bahwa responden yang
diteliti adalah responden yang mengerti akan produk ramah lingkungan. Selanjutnya
setelah hasil pre-test kuesioner terbukti valid dan reliable, maka kuesioner tersebut
disebarkan kembali ke responden yang berdomisili di Semarang. Pengambilan jumlah
sampel yang digunakan diperkirakan sekitar diatas 96 380 sampel berdasarkan
perhitungan beberapa ahli yang telah disebutkan sebelumnya dalam jumlah sampel,
namun nantinya akan dilakukan uji distribusi normal dan uji kecukupan. Uji distribusi
normal untuk mengukur apakah data yang dimiliki berdistribusi normal sehingga dapat
dipakai dalam pengolahan data atau dengan kata lain data yang diperoleh berasal dari
populasi yang berdistribusi normal dalam hal penelitian menggunakan kormogorov
smirnov untuk data yang melebihi 50 dimana jika nilai sig (5%) maka tolak ho. Uji
kecukupan data digunakan untuk membuktikan bahwa data sampel yang diambil sudah
dapat mewakili populasi

3.4 Penetuan Model Konseptual


Model yang digunakan pada penelitian ini adalah replikasi dari penelitian yang
terdapat pada hasil penelitian Kaman Lee dalam Journal of Consumer Marketing yang
berjudul Gender Differences in Hong Kong Adolescent Consumers Green Purchasing.
Penelitian ini dipublikasikan oleh Emerald Group Publishing Limited pada tahun 2009.
Berdasarkan Jurnal tersebut maka didapatkan model konseptual sebagai berikut :

Environmental Attitude

Environmental Concern

Perceived Seriousness
of Environmental
Problems
Green Purchasing
Behaviour

Perceived Environmental
Responsibility

Peer Influence

Self Identity in
Environmental Protection

Gambar 3.2 Model Konseptual Penelitian


Sumber : Kaman Lee (2009)

3.5 Variabel Penelitian


Berdasarkan metode konseptual yang digunakan pada penelitian ini yang dapat dilihat
pada gambar 3.3 diatas, maka dapat diketahu penelitian ini menggunakan variabel- varibel
environmental attitude, environmental concern, perceived seriousness of environmental
problems, perceived environmental responsibility, peer influence, dan self identity in

Environmental Protection sebagai variabel independentnya. Sedangkan untuk variabel


dependennya menggunakan variabel green purchasing behavior.

3.5.1 Hipotesis Penelitian


Berdasarkan model penelitian diatas maka akan diuji 6 hipotesis dan 1 pertanyaan
riset (research question) guna melihat apakah terdapat perbedaan rata-rata pada konsumen
laki-laki dan perempuan.
Environmental attitude lebih banyak diekspresikan oleh perempuan daripada laki-laki
(Zelezny et al. dan Tika et al.,2000). Maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :
H1 : Konsumen perempuan akan mengungkapkan sikap positif terhadap lingkungan yang
lebih besar daripada konsumen laki-laki di Semarang.
Environmental concern lebih ditunjukkan pada perempuan daripada laki-laki
(Mostafa, 2007), selain itu perempuan memiliki jiwa perhatian yang lebih kepada
lingkungan daripada laki-laki (Zelezny dan Bailey, 2006). Maka dapat ditentukan hipotesis
sebagai berikut :
H2 : Konsumen perempuan akan menunjukkan kepedulian terhadap lingkungan yang lebih
tinggi daripada laki-laki di Semarang.
Perceived seriousness of environmental problems lebih besar pada perempuan
daripada laki-laki. Hal ini seperti dikatakan dalam sebuah penelitian bahwa perempuan
lebih rentan terhadap isu-isu pemanasan global, limbah berbahaya, dan kerusakan
lingkungan daripada laki-laki (Bord dan OConnor, 1997). Maka dapat ditentukan hipotesis
sebagai berikut :
H3 : Konsumen perempuan menganggap permasalahan lingkungan secara lebih serius
daripada konsumen laki-laki di Semarang.
Perceived environmental responsibility pada perempuan lebih tinggi daripada lakilaki (Zelezny et al, 2000). Maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :
H4 : Konsumen perempuan akan memiliki rasa tanggung jawab terhadap lingkungan yang
lebih besar daripada konsumen laki-laki.

Peer Influence lebih besar pengaruhnya pada perempuan daripada laki-laki. Hal ini
didukung oleh studi yang mengatakan bahwa perempuan lebih rentan terhadap tekanan
untuk sebuah kesamaan dari teman sesamanya (Chen-Yu) dan (Seock, 2002). Maka dapat
ditentukan hipotesis sebagai berikut :
H5 : Konsumen perempuan akan lebih rentan dari pengaruh teman sesamanya tehadap
perilaku pembelian daripada konsumen laki-laki di Semarang.
Self-identity berguna dalam mempelajari motivasi seseorang dalam berperilaku bagi
lingkungan (Manetti et al, 2004). Maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :
R1 : Apakah terdapat perbedaan gender dalam identitas diri pada perilaku perlindungan
lingkungan untuk konsumen di Semarang.
Green purchasing behavior lebih banyak dilakukan oleh perempuan daripada laki-laki
(Maineri et al, 1997). Maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :
H6 : Konsumen perempuan akan lebih banyak terlibat pada perilaku pembelian produk
ramah lingkungan daripada konsumen laki-laki di Semarang.

3.5.2 Definisi Operasional Variabel


Variabel-variabel penelitian tersebut didefinisikan secara detail dan didapatkan
indicator/alat ukur yang digunakan pada penelitian ini. Berikut adalah definisi dan variabelvariabel yang digunakan oleh penelitian ini :

Tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel

Konstruk

Defenisi
EA1

Environmental
Attitude

Environmental
Concern

Penilaian Kognitif terhadap


nilai-nilai pelestarian
lingkungan (Lee, 2009)

Atribut afeksi atau perasaan


yang dapat mempresentasikan
perasaan khawatir,
bersemangat, suka atau tidak
suka mengenai lingkungan
(Yeung, 2005)

Indikator
Meningkatkan kehidupan yang ramah lingkungan di Semarang merupakan hal
yang penting

EA2

Melakukan upaya perlindungan lingkungan hanya membuang-buang dana saja

EA3

Upaya perlindungan lingkungan di Semarang perlu lebih digencarkan lagi

EA4

Permasalahan mengenai perlindungan lingkungan bukan urusan saya

EA5

Menurut saya, perlindungan lingkungan adalah hal yang sia-sia

EA6

Sangat tidak bijaksana jika Semarang menghabiskan sejumlah dana yang besar
untuk meningkatkan upaya perlindungan lingkungan

EA7

Penting sekali untuk meningkatkan kesadaran lingkungan diantara warga


Semarang

EC1

Permasalahan lingkungan di Semarang merupakan hal utama yang perlu


diperhatikan

EC2

Saya peduli dengan isu-isu mengenai perlindungan lingkungan di Semarang

EC3

Saya khawatir dengan kualitas lingkungan di Semarang yang semakin buruk

EC4

Saya memikirkan bagaimana caranya agar kualitas lingkungan di Semarang


dapat diperbaiki

Referensi

Lee (2009)

Lee (2009)

Lanjutan tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel

Perceived
Seriousness of
Environmental
Problems

Persepsi seseorang terhadap


permasalahan yang paling
serius, seserius apa mereka
memikirkan suatu masalah
dan bagaiman subyek dari
berbagai budaya dalam
menanggapi isu berbeda
seperti isu kualitas air dan
polusi udara (Dunlap, 1994)

EP1
EP2
EP3

Permasalahan lingkungan di Semarang kian memburuk

EP4

Permasalahan lingkungan di Semarang mengancam kesehatan kita

EP5

Permasalahan lingkungan menurunkan reputasi Semarang

ER1
ER2
ER3
Perceived
Environmental
Responsibility

Rasa tanggung jawab


individual dalam hal
melindungi lingkungan (Lai,
2000)

Menurut Anda, seberapa serius permasalahan lingkungan di Semarang?


Menurut Anda, seberapa mendesak permasalahan lingkungan di Semarang
yang harus segera diatasi?
Lee (2009)

Saya harus ikut serta bertanggung jawab dalam melindungi lingkungan kita
Upaya perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab pemerintah bukan
tanggunf jawab saya
Upaya perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab organisasi lingkungan
bukan tanggung jawab saya.

ER4

Upaya perlindungan lingkungan dimulai dari saya

ER5

Saya telah bertanggunng jawab terhadap perlindungan lingkungan sejak saya


kecil

ER6

Menurut Anda, seberapa besar tanggung jawab yang Anda miliki dalam
melindungi lingkungan di Semarang

ER7

Seberapa besar keinginan Anda untuk bertanggung jawab dalam upaya


perlindungan lingkungan di Semarang.

Lee (2009)

Lanjutan tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel

Peer Influence

Self-Identity in
Environmental
Protection

Green
Purchasing
Behaviour

Merupakan bagian dari


konteks social pada kalangan
remaja atau dewasa muda
(Brown, 1990)

Merupakan bagian dari


konteks social pada kalangan
remaja atau dewasa muda
(Brown, 1990)
Perilaku konsumsi produkproduk yang menguntungkan
bagi lingkungan, yang dapat
didaur ulang atau dapat
dikonservasi, dan responsive
terhadap permasalahan
ekologi (Mostafa, 2007)

PI1

Seberapa banyak Anda mengetahui isu-isu mengenai lingkungan dari temanteman Anda.

PI2

Seberapa sering Anda dan teman-teman Anda membicarakan tentangisu-isu


lingkungan atau produk ramah lingkungan.

PI3

Seberapa sering teman-teman Anda merekomendasikan produk-produk ramah


lingkungann kepada Anda.

PI4

Seberapa sering Anda pergi membeli produk ramah lingkungan bersama


teman-teman Anda

PI5

Seberapa sering Anda dan teman-teman Anda saling berbagi pengalaman dan
informasi mengenai produk ramah lingkungan

SI1

Dengan mendukung upaya perlindungan lingkungan membuat saya merasa


bahwa saya termasuk tipe yang bertanggung jawab terhadap lingkungan

SI2

Saya bangga menjadi orang yang peduli terhadap lingkungan.

SI3

Saya merasa diri saya menjadi sangat berarti jika turut mendukung
perlindungan lingkungan

GP1

Saya sering membeli produk-produk organik (produk yang dihasilkan tanpa


bahan kimia atau setidaknya 95% menggunakan bahan organik

GP2

Saya sering membeli produk berlabel aman bagi lingkungan

GP3

Saya sering membeli produk yang menentang percobaan hewan.

Lee (2009)

Lee (2009)

Lee (2009)

Lanjutan tabel 3.1 Defenisi Operasional Variabel

GP4

Saya sering membeli produk yang tidak mengandung bahan kimiawi atau
hanya mengandung sedikit bahan kimiawi

GP5

Ketika akan membeli suatu produk, saya akan mencari produk yang
bersertifikasi aman bagi lingkungan atau bertanda organik

GP6

Saya sering membeli produk yang mendukung perdagangan yang jujur, adil
dan bertanggung jawab kepada para pemasoknya (fair community trade)

GP7

Saya sering membeli produk yang kemasannya dapat didaur ulang

3.6 Materi Penelitian


Pada penelitian ini akan menggunakan kuesioner sebagai alat yang akan digunakan
untuk mendapatkan data yang akan diolah. Kuesioner ini akan disebarkan terhadap
responden yang berada diwilayah Semarang, hal ini dikarenakan pada penelitian ini akan
diteliti bagaimana pengaruh perbedaan jenis kelamin terhadap pembelian produk hijau yang
dilihat pada Kota Semarang.
Pada kuesioner yang disebarkan responden akan setiap butir pertanyaan yang diajukan.
Dimana skala yang digunakan untuk menjawab kuisioner yang diajukan ialah dengan
menggunakan skala likert dan semantic differential scale. Skala likert yang digunakan yaitu
terdiri atas jawaban sangat tidak setuju, tidak setuju, netral, setuju dan sangat setuju. Skala
likert yang terdiri atas 5 pilihan ini digunakan agar terdapat pilihan jawaban yang netral dan
tidak berat sebelah jika responden merasa netral. Selain itu juga digunakan semantic
differential scale pada beberapa butir pertanyaan yang tidak bisa dijawab dengan
menggunakan skala likert, skala semantic differential yang digunakan terdiri dari (sangat
tidak serius, tidak serius, netral, serius, sangat serius), (sangat kecil, kecil, netral, besar,
sangat besar), dan (sangat jarang, jarang, netral, sering, sangat sering).
Sebelum dilakukan penyebaran kuesioner yang utama yang akan diolah, terlebih dahulu
dilakukan tes pendahuluan (pre-test) kepada 30 responden untuk menguji validitas dan
reliabilitas kuesioner. Pengujian reliabilitas dengan menggunakan Cronbachs Alpha dan
metode analisis faktor untuk menguji validitas dimana pengujian keduanya menggunakan
software SPSS 16.0. Setelah itu dalam pengolahan data juga akan menggunakan software
SPSS 16.0 untuk menguji independent samples T test dan multiple regression analysis
untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian produk hijau pada
laki-laki maupun perempuan.
Untuk mengukur apakah data/sampel yang didapatkan sudah berdistribusi normal dan
memiliki jumlah sampel yang digunakan sudah cukup untuk proses pengolahan data maka
dilakukan uji distribusi normal dan uji kecukupan data yang dilakukan dengan
menggunakan software SPSS 16.0.

3.7 Metode Pengumpulan Data


Metode yang pengumpulan data yang digunakan penelitian ini adalah purposive
sampling sama seperti metode yang digunakan dalam mengumpulkan data pada pre-test
kuesioner.
Pengumpulan data yang dilakukan yaitu dengan cara menyebarkan kuesioner kepada
responden dengan tujuan mendapatkan data yang nantinya akan diolah sehingga dapat
menjawab tujuan dari penelitian ini. Kuesioner ini terbagi menjadi 3 bagian. Bagian yang
pertama berisi 2 butir pertanyaan screening untuk mengetahui apakah responden mengerti
akan produk ramah lingkungan (green products) dan memberikan contoh produk ramah
lingkungan yang pernah dibeli oleh responden. Bagian kedua berisi 4 butir pertanyaan
mengenai profil responden (Nama, jenis kelamin, pendidikan). Bagian ketiga berisi 38 butir
pertanyaan yang digunakan untuk mengukur variabel-variabel yang diteliti. Skala yang
digunakan dalam menjawab setiap butir pertanyaan menggunakan likert scale dan semantic
differential scale.

Pilot Study Kuesioner dan Pengumpulan Data


Pengumpulan data pada penelitian ini mencakup penyusunan kuesioner , penyebaran
kuesioner, pengujian kuesioner dengan uji validitas dan reliabilitas, serta pengumpulan data
kuesioner.
a.

Pilot Study Kuesioner


Setelah selesai pembuatan kuesioner, diperlukan studi pendahuluan terhadap
kuesioner tersebut. Studi pendahuluan ini digunakan untuk mengetahui apakah
responden memahami semua butir pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner
tersebut. Pilot study ini dilakukan dengan pemberian kuesioner kepada 30 responden,
dimana responden tersebut berasal dari sampel yang akan diambil.

b.

Pengujian Kuesioner dengan Uji Validitas dan Reliabilitas


Pilot study yang telah dilakukan terhadap 30 responden dari populasi tersebut
kemudian dilakukan pengolahan dengan menggunakan cronbrach alpha dan
confirmatory factor analysis untuk mengetahui kuesioner tersebut valid atau reliable

untuk diberikan keseluruh variabel. Apabila kuesioner tersebut dikatakan tidak valid
atau reliable, maka dilakukan perbaikan terhadap kuesioner yang digunakan.
Perbaikan tersebut dapat meliputi perbaikan pertanyaan yang bermasalah,
penghapusan pertanyaan yang tidak perlu dan penambahan pertanyaan baru.
c.

Pengumpulan Data Kuesioner


Pengumpulan data dilakukan dengan penyebaran kuesioner yang telah dikatakan
valid dan reliable kepada objek penelitian yang telah ditentukan.

3.8 Metode Pengolahan Data


Data kuesioner diolah dengan menggunakan software SPPSS versi 16.0. Peneliti
melakukan riset deskriptif dengan menggunakan menggunakan metode analisis faktor
untuk menguji validitas kuesioner, Cronbachs Alpha untuk menguji reliability kuesioner,
metode independent samples T test untuk menguji hipotesis mengenai beda rata-rata antara
responden laki-laki dan perempuan pada variabel yang diujikan dan metode analisis regresi
berganda untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku pembelian produk
ramah lingkungan (green products) pada laki-laki dan perempuan.
Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pendataan profil responden
berdasarkan dari hasil kuesioner yang telah diisi. Pendataan responden ini dilakukan agar
dapat memberikan gambaran mengenai profil responden yang disajikan dalam bentuk tabel.
Peneliti melakukan uji reliabilitas untuk mengetahui konsistensi alat ukur yang berupa
pertanyaan, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten . Uji
reliabilitas ini menggunakan metode Cronbachs Alpha. Nilai Cronbachs Alpha berada
antara 0 hingga 1, dan data yang baik harus memiliki nilai diatas 0,6 (>0,6) (Malhotra,
2010), sehingga data tersebut layak untuk diolah lebih lanjut.
Selanjutnya dengan melakukan analisis faktor yang digunakan pada tahap pre-test
untuk menguji ketepatan (validitas), apakah item dalam kuesioner atau skala yang
digunakan sudah tepat dalam mengukur apa yang ingin diukur. Dalam membaca hasil
analisis faktor dilakukan dengan melihat notasi-notasi statistik, sebagai berikut :
a. Kaiser-Mayer-Olkin (KMO)

Notasi ini memberikan informasi hubungan antar variabel, jika nilai KMO lebih besar
dari 0,5 (>0,5), maka kuesioner sudah valid dan data tersebut layak untuk diproses lebih
lanjut (Malhotra, 2010)
b. Component Matrix
Jika hasil notasi ini lebih besar dari 0,5 (>0,5), maka hasilnya dinyatakan baik. Nilai
factor loading yang besar menunjukkan bahwa factor memiliki korelasi yang sangat dekat
dengan variabel.
Setelah hasil pre-test menunjukkan hasil yang valid dan reliable, serta jumlah data
responden yang dibutuhkan telah terkumpul , maka langkah selanjutnya adalah menguji
hipotesis dengan menggunakan metode independent samples T test untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan hasil tehadap laki-laki dan perempuan pada variebel-variabel
yang diujikan.
Metode terakhir yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Metode ini digunakan untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang secara signifikan
mempengaruhi perilaku pembelian produk ramah lingkungan atau green products baik
terhadap konsumen laki-laki dan perempuan. Pengujian ini dilakukan terpisah terhadap
responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.

3.9 Metode Penelitian


Metode penelitian merupakan suatu gambaran dari langkah penelitian yang akan
dilakukan oleh peneliti dari awal hingga akhir penelitian. Tahapan penelitian ini harus
dilakukan terlebih dahulu sebelum melakukan pemecahan masalah sehingga penelitian
dapat dilakukan secara terarah, sistematis dan dapat memudahkan peneliti dalam
menganalisis permasalahan yang ada. Metode penelitian ini dapat dilihat pada Gambar 3.3
dibawah ini :

Mulai

Studi Pendahuluan

Studi Literatur

Studi Lapangan

Perumusan masalah
Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Penentuan Model Konseptual
1. Identifikasi variabel penelitian
2. Penentuan model konseptual
3. Perumusan Hipotesis
Pembuatan Kuesioner
1. Penentuan populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel
2. Penyusunan pertanyaan kuesioner
Pengumpulan Data
1. Pilot Study Kuesioner
2. Pengujian kuesioner dengan uji validitas (confirmatory factor
analysis)
3. Pengujian kuesioner dengan uji reliabilitas (cronbrach alpha)
4. Penyebaran kuesioner
Pengolahan Data
1. Menguji hipotesis mengenai beda rata-rata antara laki-laki
dan perempuan pada variabel yang diujikan (samples T test)
2. Mengetahui signifikansi pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen (analisis Regresi
berganda)
Analisis hasil pengolahan data
1. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen laki-laki
2 Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen
perempuan
Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.3 Alur Penelitian

3.10 Analisis Pengolahan Data


Pada tahap analisis dan pembahasan, dilakukan analisis akan hasil pengolahan data
untuk menjawab tujuan penelitian.

3.11 Kesimpulan dan Saran


Pada tahap terakhir yaitu berisi kesimpulan yang diperoleh dari analisis yang telah
dibahas, yang disertai dengan usulan dan saran yang berkaitan dengan penelitian ini
sehingga diharapkan dapat menjadi bahan pertimbangan bagi semua pihak yang
berkepentingan.

Anda mungkin juga menyukai