PENDAHULUAN
88% mengalami pemutihan terumbu karang pada 30 tahun mendatang karena suhu
permukaan air laut meningkat
Permukaan laut meningkat, secara drastis terjadi cuaca ektrim, tempertur suhu
memanas, dan sirkulasi samudra berubah yang akan mempengaruhi pola populasi
penyu. (WWF, 2007)
Lebih sering terjadi kebakaran hutan dan secara signifikan mempengaruhi habitat
keanekaragaman hayati dan habitat liar lainnya
Permukaan air laut meningkat, mengurangi arus air tawar dan intrusi air garam,
selain itu adanya tekanan terutama akibat aktivitas manusia yang mengancam hutan
bakau.
Di Indonesia sendiri masih dirasakan kurangnya keperdulian akan lingkungan.
Berdasarkan data peneliti Indonesia Belinda Arunarwati Margono (2012) yang tinggal di
Amerika menunjukkan adanya pengikisan hutan di Indonesia sebanyak enam juta hektar
sejak tahun 2000 hingga 2012. Artinya, rata rata ada sekitar 500 ribu hektar lahan hutan
yang menghilang setiap tahunnya. Berdasarkan penelitiannya Brasil kehilangan hutan
sebanyak 460 ribu hektar, sedangkan Indonesia mencapai dua kali lipat, yakni 840 ribu
hektar. Studi ini juga mengungkapkan adanya pembalakan 40 persen luas hutan di
Indonesia. Pembalakan ini tidak diiringi adanya pembatasan produksi, konservasi maupun
perlindungan hutan. Berdasarkan ICCSR (Indonesian Climate Change Sectoral Roadmap;
Bappenas, 2010) untuk periode 2003-2008 memperlihatkan peningkatan peluang kejadian
curah hujan dengan intensitas ekstrem, terutama di wilayah Indonesia bagian barat (Jawa,
Sumatera, dan Kalimantan) serta Papua. Salah satu fenomena yang mengonfirmasi
terjadinya peningkatan temperatur di Indonesia adalah melelehnya es di Puncak
Jayawijaya, Papua.
Dengan banyaknya kerusakan lingkungan yang terjadi serta dampak pemanasan
global yang dirasakan oleh manusia, membuat kesadaran dunia akan pentingnya pelestarian
lingkungan meningkat cukup pesat akhir akhir ini demi menjaga lingkungan agar tidak
semakin parah. Hal ini ditandai oleh banyaknya aksi kampanye go green yang dilakukan
oleh beberapa kalangan khususnya komunitas pecinta alam. Kondisi dimana kesadaran
akan lingkungan yang meningkat ini, menimbulkan adanya green consumerism yang
semakin meningkat dan menyebabkan adanya beberapa perusahaan mulai membuat konsep
ramah lingkungan dalam pemasaran produknya. Meskipun menurut Lee (2009) Studi Asia
pada pemasaran hijau jauh lebih rendah dibandingkan negara-negara barat. Namun,
Indonesia sendiri sudah menujukkan adanya semangat go green dan menunjukkan sikap
yang lebih perduli dalam menjaga kelestarian lingkungan. Hal ini bisa dilihat dengan
munculnya beberapa perusahaan yang ikut serta dalam menjaga kelestarian lingkungan baik
dengan mengeluarkan green products atau green marketing. Beberapa perusahaan yang di
Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan atau green products seperti The Body Shop,
The Face Shop, LOccitane, Unilever Molto sekali bilas, Panasonic dll.
Berdasarkan hasil kuesioner pendahuluan yang telah diberikan kepada 31 responden,
menunjukkan bahwa sebanyak 100% mahasiswa menyatakan bahwa kondisi lingkungan
saat ini kurang baik. Berdasarkan hasil ini menunjukkan bahwa mereka telah sadar akan
kondisi lingkungan yang sudah memprihatinkan. Sebanyak 87% mahasiswa menyatakan
setuju mengenai produk yang menyatakan dan membuktikan bahwa produknya ikut
berpartisipasi dalam lingkungan. Sebanyak 63% mahasiswa menyatakan bahwa produk
yang memiliki kemasan ramah lingkungan menjadi salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi merekauntuk membeli produk tersebut
Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk menyelidiki bagaimana pengaruh
perbedaan jenis kelamin terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan
jenis kelamin terhadap perilaku pembelian produk ramah lingkungan. Berdasarkan paparan
diatas, maka perumusan masalah yang dapat dirumuskan adalah :
1.
PENDAHULUAN
Pada bab ini berisi tentang uraian latar belakang permasalahan, perumusan
masalah, tujuan, batasan pembahasan masalah dan asumsi-asumsi yang
diambil serta sistematika penulisan dari penelitian Tugas Akhir ini.
BAB II
BAB III
METODE PENELITIAN
Berisi urutan langkah dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan
masalah, cara pengumpulan dan pengolahan data yang dilakukan.
BAB IV
BAB V
BAB VI
DAFTAR PUSTAKA
Berisi referensi/bacaan yang digunakan dalam pembahasan.
BAB III
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan suatu proses yang terdiri dari beberapa tahap yang
saling berkaitan secara sistematis yang akan mendefinisikan langkah-langkah pemecahan
pemecahan masalah. Dengan adanya metodologi penelitian maka dapat dijadikan acuan
dalam menyelesaikan masalah secara terstruktur.
JUDUL
Pengaruh Perbedaan Jenis
Kelamin Terhadap Pembelian
Produk Ramah Lingkungan
RUMUSAN MASALAH
Apa saja faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku
pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen
laki-laki dan perempuan
TUJUAN
1.Mengetahui perbedaan antara laki-laki dan perempuan terhadap
variabel-variabel lingkungan
2.Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
perilaku pembelian produk ramah lingkungan terhadap konsumen lakilaki.
3.Mengetahui faktor-faktor yang berpengaruh signifikan terhadap
perilaku pembelian produk ramah lingkungan terhadap konsumen
perempuan.
OBJEK PENELITIAN
Masyarakat Umum yang
mengetahui produk ramah
lingkungan di Semarang
TOOLS
Analisis Multi Regresi
HASIL AKHIR
Mengetahui besarnya pengaruh faktor-faktor yang
mempengaruhi perilaku pembelian produk ramah
lingkungan pada konsumen laki-laki dan perempuan serta
mengetahui apakah terdapat perbedaan antara laki-laki dan
perempuan pada variabel-variabel lingkungan
Environmental Attitude
Environmental Concern
Perceived Seriousness
of Environmental
Problems
Green Purchasing
Behaviour
Perceived Environmental
Responsibility
Peer Influence
Self Identity in
Environmental Protection
Peer Influence lebih besar pengaruhnya pada perempuan daripada laki-laki. Hal ini
didukung oleh studi yang mengatakan bahwa perempuan lebih rentan terhadap tekanan
untuk sebuah kesamaan dari teman sesamanya (Chen-Yu) dan (Seock, 2002). Maka dapat
ditentukan hipotesis sebagai berikut :
H5 : Konsumen perempuan akan lebih rentan dari pengaruh teman sesamanya tehadap
perilaku pembelian daripada konsumen laki-laki di Semarang.
Self-identity berguna dalam mempelajari motivasi seseorang dalam berperilaku bagi
lingkungan (Manetti et al, 2004). Maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :
R1 : Apakah terdapat perbedaan gender dalam identitas diri pada perilaku perlindungan
lingkungan untuk konsumen di Semarang.
Green purchasing behavior lebih banyak dilakukan oleh perempuan daripada laki-laki
(Maineri et al, 1997). Maka dapat ditentukan hipotesis sebagai berikut :
H6 : Konsumen perempuan akan lebih banyak terlibat pada perilaku pembelian produk
ramah lingkungan daripada konsumen laki-laki di Semarang.
Konstruk
Defenisi
EA1
Environmental
Attitude
Environmental
Concern
Indikator
Meningkatkan kehidupan yang ramah lingkungan di Semarang merupakan hal
yang penting
EA2
EA3
EA4
EA5
EA6
Sangat tidak bijaksana jika Semarang menghabiskan sejumlah dana yang besar
untuk meningkatkan upaya perlindungan lingkungan
EA7
EC1
EC2
EC3
EC4
Referensi
Lee (2009)
Lee (2009)
Perceived
Seriousness of
Environmental
Problems
EP1
EP2
EP3
EP4
EP5
ER1
ER2
ER3
Perceived
Environmental
Responsibility
Saya harus ikut serta bertanggung jawab dalam melindungi lingkungan kita
Upaya perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab pemerintah bukan
tanggunf jawab saya
Upaya perlindungan lingkungan adalah tanggung jawab organisasi lingkungan
bukan tanggung jawab saya.
ER4
ER5
ER6
Menurut Anda, seberapa besar tanggung jawab yang Anda miliki dalam
melindungi lingkungan di Semarang
ER7
Lee (2009)
Peer Influence
Self-Identity in
Environmental
Protection
Green
Purchasing
Behaviour
PI1
Seberapa banyak Anda mengetahui isu-isu mengenai lingkungan dari temanteman Anda.
PI2
PI3
PI4
PI5
Seberapa sering Anda dan teman-teman Anda saling berbagi pengalaman dan
informasi mengenai produk ramah lingkungan
SI1
SI2
SI3
Saya merasa diri saya menjadi sangat berarti jika turut mendukung
perlindungan lingkungan
GP1
GP2
GP3
Lee (2009)
Lee (2009)
Lee (2009)
GP4
Saya sering membeli produk yang tidak mengandung bahan kimiawi atau
hanya mengandung sedikit bahan kimiawi
GP5
Ketika akan membeli suatu produk, saya akan mencari produk yang
bersertifikasi aman bagi lingkungan atau bertanda organik
GP6
Saya sering membeli produk yang mendukung perdagangan yang jujur, adil
dan bertanggung jawab kepada para pemasoknya (fair community trade)
GP7
b.
untuk diberikan keseluruh variabel. Apabila kuesioner tersebut dikatakan tidak valid
atau reliable, maka dilakukan perbaikan terhadap kuesioner yang digunakan.
Perbaikan tersebut dapat meliputi perbaikan pertanyaan yang bermasalah,
penghapusan pertanyaan yang tidak perlu dan penambahan pertanyaan baru.
c.
Notasi ini memberikan informasi hubungan antar variabel, jika nilai KMO lebih besar
dari 0,5 (>0,5), maka kuesioner sudah valid dan data tersebut layak untuk diproses lebih
lanjut (Malhotra, 2010)
b. Component Matrix
Jika hasil notasi ini lebih besar dari 0,5 (>0,5), maka hasilnya dinyatakan baik. Nilai
factor loading yang besar menunjukkan bahwa factor memiliki korelasi yang sangat dekat
dengan variabel.
Setelah hasil pre-test menunjukkan hasil yang valid dan reliable, serta jumlah data
responden yang dibutuhkan telah terkumpul , maka langkah selanjutnya adalah menguji
hipotesis dengan menggunakan metode independent samples T test untuk mengetahui
apakah terdapat perbedaan hasil tehadap laki-laki dan perempuan pada variebel-variabel
yang diujikan.
Metode terakhir yang digunakan pada penelitian ini adalah analisis regresi berganda.
Metode ini digunakan untuk mengetahui variabel-variabel apa saja yang secara signifikan
mempengaruhi perilaku pembelian produk ramah lingkungan atau green products baik
terhadap konsumen laki-laki dan perempuan. Pengujian ini dilakukan terpisah terhadap
responden yang berjenis kelamin laki-laki dan perempuan.
Mulai
Studi Pendahuluan
Studi Literatur
Studi Lapangan
Perumusan masalah
Tujuan Penelitian
Tinjauan Pustaka
Penentuan Model Konseptual
1. Identifikasi variabel penelitian
2. Penentuan model konseptual
3. Perumusan Hipotesis
Pembuatan Kuesioner
1. Penentuan populasi, sampel, dan teknik pengambilan sampel
2. Penyusunan pertanyaan kuesioner
Pengumpulan Data
1. Pilot Study Kuesioner
2. Pengujian kuesioner dengan uji validitas (confirmatory factor
analysis)
3. Pengujian kuesioner dengan uji reliabilitas (cronbrach alpha)
4. Penyebaran kuesioner
Pengolahan Data
1. Menguji hipotesis mengenai beda rata-rata antara laki-laki
dan perempuan pada variabel yang diujikan (samples T test)
2. Mengetahui signifikansi pengaruh antara variabel
independen terhadap variabel dependen (analisis Regresi
berganda)
Analisis hasil pengolahan data
1. Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen laki-laki
2 Analisis faktor-faktor yang berpengaruh terhadap perilaku
pembelian produk ramah lingkungan pada konsumen
perempuan
Kesimpulan dan Saran
Selesai