Anda di halaman 1dari 23

Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat

Sistem Akuntansi Instansi Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)

Mengacu:

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


213/PMK.05/2013 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT.

PERATURAN MENTERI KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR


171/PMK.05/2007 TENTANG SISTEM AKUNTANSI DAN PELAPORAN
KEUANGAN PEMERINTAH PUSAT

UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaraan Negara

A. Pengertian Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat (PMKRI


No.213/PMK.05/2013)
Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Pemerintah Pusat yang selanjutnya disebut
SAPP adalah rangkaian sistematik dari prosedur, penyelenggara, peralatan, dan elemen lain
untuk mewujudkan fungsi akuntansi sejak pengumpulan data, pencatatan, pengikhtisaran
sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan pada Pemerintah Pusat.

B. Pengertian Sistem akuntansi Instansi (SAI)


Sistem Akuntansi dan Pelaporan Keuangan Instansi yang selanjutnya disebut SAI adalah
serangkaian prosedur manual maupun yang terkomputerisasi mulai dari pengumpulan data,
pencatatan, pengikhtisaran sampai dengan pelaporan posisi keuangan dan operasi keuangan
pada kementerian negara/lembaga.

C. Akuntansi dan Pelaporan Keuangan


Dalam rangka pelaksanaan akuntansi dan pelaporan keuangan sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 20 ayat (3) huruf a, kementerian negara/lembaga membentuk unit akuntansi dan
pelaporan keuangan yang terdiri atas:
1. UAKPA
2. UAPPA-W
3. UAPPA-E1
4. UAPA

1. UAKPA;
Satker selaku UAKPA memproses transaksi keuangan dan barang menggunakan Sistem
Aplikasi Terintegrasi untuk menghasilkan Laporan Keuangan tingkat UAKPA.
Laporan Keuangan tingkat UAKPA sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. LRA;
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Neraca

UAKPA menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


beserta ADK kepada KPPN setiap bulan.

UAKPA menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


beserta ADK kepada UAPPA-W setiap bulan, semester I, dan tahunan.

UAKPA dengan kewenangan Kantor Pusat, menyampaikan Laporan Keuangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (2) beserta ADK kepada UAPPA-E1 setiap bulan,
semester I, dan tahunan.

Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan tahunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) dan ayat (5) disertai dengan CaLK.

UAKPA yang tidak menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) dikenakan sanksi administratif.

SKPD yang mendapatkan alokasi Dana Tugas Pembantuan merupakan UAKPA Tugas
Pembantuan. Penanggung Jawab UAKPA Tugas Pembantuan adalah Kepala SKPD. UAKPA
Tugas Pembantuan memproses transaksi keuangan dan barang dengan menggunakan Sistem
Aplikasi Terintegrasi untuk menghasilkan Laporan Keuangan tingkat UAKPA Tugas
Pembantuan. Laporan Keuangan tingkat UAKPA Tugas Pembantuan sebagaimana dimaksud
pada ayat (3) terdiri atas:
a. LRA;
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Neraca.

UAKPA Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) beserta ADK kepada KPPN setiap bulan.

UAKPA Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (4) beserta ADK kepada UAPPA-W Tugas Pembantuan dan
UAPPA-E1 yang mengalokasikan Dana Tugas Pembantuan setiap bulan, semester I,
dan tahunan.

Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan tahunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (6) disertai dengan CaLK.

UAKPA Tugas Pembantuan yang tidak menyampaikan Laporan Keuangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dikenakan sanksi administratif.

2. UAPPA-W
Kantor wilayah atau Satker yang ditunjuk selaku UAPPA-W menggabungkan Laporan
Keuangan yang berasal dari UAKPA di wilayah kerjanya menggunakan Sistem Aplikasi
Terintegrasi untuk menghasilkan Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W. Laporan Keuangan
tingkat UAPPA-W sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. LRA;
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan

d. Neraca.

UAPPA-W menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan.

UAPPA-W menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (2)


beserta ADK kepada UAPPA-E1 setiap bulan, semester I, dan tahunan.

Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan tahunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) disertai dengan CaLK.

Dalam hal UAPPA-W tidak menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (3), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
mengusulkan kepada KPPN untuk mengenakan sanksi administratif terhadap UAKPA
terkait yang bertindak selaku UAPPA-W.

Untuk memudahkan pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Dana Dekonsentrasi di


tingkat wilayah, gubernur dapat membentuk UAPPA-W Dekonsentrasi pada setiap Dinas
Pemerintah Provinsi. Penanggung Jawab UAPPA-W Dekonsentrasi adalah Kepala Dinas
Pemerintah

Provinsi.

Pemerintah

Provinsi

merupakan

Koordinator

UAPPA-W

Dekonsentrasi. Penanggung Jawab Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi adalah Gubernur.


Pengaturan penunjukan dan tugas Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi ditetapkan lebih
lanjut oleh Gubernur yang dikoordinasikan dengan Kepala Kantor Wilayah Direktorat
Jenderal Perbendaharaan. UAPPA-W Dekonsentrasi memproses penggabungan Laporan
Keuangan yang berasal dari UAKPA Dekonsentrasi di wilayah kerjanya menggunakan
Sistem Aplikasi Terintegrasi untuk menghasilkan Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W
Dekonsentrasi. Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W Dekonsentrasi sebagaimana dimaksud
pada ayat (6) terdiri atas:
a. LRA;
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Neraca

UAPPA-W Dekonsentrasi menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud


pada ayat (7) kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan setiap
triwulan.

UAPPA-W Dekonsentrasi menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud


pada ayat (7) kepada Koordinator UAPPA-W dan UAPPA-E1 yang mengalokasikan
Dana Dekonsentrasi setiap bulan, semester I, dan tahunan.

Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan tahunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (9) disertai dengan CaLK.

Dalam hal UAPPA-W Dekonsentrasi tidak menyampaikan Laporan Keuangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (8), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan mengusulkan kepada KPPN untuk mengenakan sanksi administratif
kepada UAKPA terkait yang bertindak selaku UAPPA-W Dekonsentrasi.

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi melakukan proses penggabungan Laporan


Keuangan yang berasal dari UAPPA-W Dekonsentrasi di wilayah kerjanya.

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi menyusun Laporan Keuangan Dana


Dekonsentrasi berdasarkan hasil penggabungan Laporan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (12).

Koordinator UAPPA-W Dekonsentrasi menyampaikan Laporan Keuangan Dana


Dekonsentrasi kepada Gubernur setiap semester I dan tahunan.

Untuk memudahkan pelaksanaan penyusunan Laporan Keuangan Dana Tugas


Pembantuan di tingkat wilayah, Kepala Daerah dapat membentuk UAPPA-W Tugas
Pembantuan pada setiap dinas pemerintah daerah. Penanggung Jawab UAPPA-W Tugas
Pembantuan adalah Kepala Dinas Pemerintah Daerah. Pemerintah Daerah merupakan
Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan. Penanggung Jawab Koordinator UAPPA-W
Tugas Pembantuan adalah Kepala Daerah. Pengaturan penunjukan dan tugas Koordinator
UAPPA-W Tugas Pembantuan ditetapkan lebih lanjut oleh Kepala Daerah berkoordinasi
dengan Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan. UAPPA-W Tugas
Pembantuan memproses penggabungan Laporan Keuangan yang berasal dari UAKPA Tugas
Pembantuan di wilayah kerjanya menggunakan Sistem Aplikasi Terintegrasi untuk
menghasilkan Laporan Keuangan tingkat UAPPA-W Tugas Pembantuan. Laporan Keuangan
tingkat UAPPA-W Tugas Pembantuan sebagaimana dimaksud pada ayat (6) terdiri atas:
a. LRA;
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Neraca.

UAPPA-W Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (7) kepada Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan
setiap triwulan.

UAPPA-W Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana


dimaksud pada ayat (7) beserta ADK kepada UAPPA-E1 yang mengalokasikan Dana
Tugas Pembantuan dan Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan setiap bulan,
semester I, dan tahunan

Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan tahunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (9) disertai dengan CaLK..

Dalam hal UAPPA-W Tugas Pembantuan tidak menyampaikan Laporan Keuangan


sebagaimana dimaksud pada ayat (8), Kantor Wilayah Direktorat Jenderal
Perbendaharaan mengusulkan kepada KPPN untuk mengenakan sanksi administratif
terhadap UAKPA terkait yang bertindak selaku UAPPA-W Tugas Pembantuan.

Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan melakukan proses penggabungan


Laporan Keuangan yang berasal dari UAPPA-W Tugas Pembantuan di wilayah
kerjanya.

Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan menyusun Laporan Keuangan Dana


Tugas Pembantuan berdasarkan hasil penggabungan Laporan Keuangan sebagaimana
dimaksud pada ayat (12).

Koordinator UAPPA-W Tugas Pembantuan menyampaikan Laporan Keuangan Dana


Tugas Pembantuan kepada kepala daerah setiap semester dan tahunan.

3. UAPPA-E1
UAPPA-E1 menggabungkan Laporan Keuangan yang berasal dari UAPPA-W yang berada di
wilayah kerjanya termasuk Laporan Keuangan UAPPA-W Dekonsentrasi, Laporan Keuangan
UAPPA-W Tugas Pembantuan, dan Laporan Keuangan UAKPA yang langsung berada di
bawah

UAPPA-E1

untuk

menghasilkan

Laporan

Keuangan

tingkat

UAPPA-E1.

Penggabungan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan dengan
menggunakan sistem aplikasi terintegrasi. Laporan Keuangan tingkat UAPPA-E1
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. LRA;
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Neraca.

UAPPA-E1 menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (3)


beserta ADK kepada UAPA setiap bulan, semester I, dan tahunan.

Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan tahunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (4) disertai dengan CaLK.

4. UAPA
UAPA memproses penggabungan Laporan Keuangan tingkat UAPPA-E1 menggunakan
Sistem Aplikasi Terintegrasi untuk menghasilkan Laporan Keuangan kementerian
negara/lembaga. Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a. LRA;
b. Laporan Operasional;
c. Laporan Perubahan Ekuitas; dan
d. Neraca.

UAPA menyampaikan Laporan Keuangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1)


kepada Menteri Keuangan c.q. Direktur Jenderal Perbendaharaan setiap triwulan,
semester I, dan tahunan.

Penyampaian Laporan Keuangan semester I dan tahunan sebagaimana dimaksud pada


ayat (3) disertai dengan CaLK.

D. Dokumen Sumber
1. UAKPA
Dokumen sumber yang digunakan untuk menyusun laporan tingkat keuangan ditingkat satuan
kerja adalah:
1. Dokumen penerimaan yang terdiri dari :
a) Estimasi pendapatan yang dialokasikan : (pajak, pendapatan negara bukan pajak), dan
hibah pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), serta dokumen lain yang
dipersamakan dengan DIPA.
b) Realisasi pendpatan : bukti penerimaan negara (BPN) disertai dokumen pendukung Surat
Setoran Bukan Pajak (SSBP), Surat Setoran Pengembalian Belanja (SSPB), Surat Setoran
Pajak (SSP), SSBC , dan dukomen lain yang dipersamakan.
2. Dokumen pengeluaran yang terdiri dari :
a) Alokasi anggaran daftar isian pelaksanaan anggaran (DIPA), surat otorisator (SKO), dan
dokumen lain yang dipersamakan.

b) Realisasi Pengeluaran :Surat Perintah Membayar (SPM) beserta Surat Perintah Pencairan
Dana (SP2D), dan dokumen lain yang dipersembahkan.
3. Memo penyesuaian yang digunakan dalam rangka pembuatan jurnal koreksi dan jurnal
aset.
4. Dokumen piutang antara lain kartu piutang, daftar rekapitulasi piutang, dan daftar umum
piutang.
5. Dokumen persediaan antara lain kartu persediaan , buku persediaan, dan laporan
persediaan.
6. Dokumen kontruksi dalam pengejaran antara lain kartu KDP, laporan KDP, dan lembar
analisis SPM/SP2D.
7.

Dokumen

lainnya

dalam

rangka

penyusunan

laporan

keuangan

kementrian

negara/lembaga seperti berita acara serah terima barang (BAST), SK Penghapusan, laporan
hasil opname fisik (LHOF), dan hasil lain sebagainya.
2. UAPPA-W
Dokumen Sumber Pada Level UAPPA-W adalah laporan keuangan yang dihasilkan oleh
UAKPA
3. UAPPA-E1
Dokumen sumber pada level UAPPA-E1 adalah laporan keuangan yang dihasilkan oleh
UAPPA-W.
4. UAPA
Dokumen sumber pada level UAPA adalah laporan keuangan yang dihasilkan oleh UAPPAE1.

E. Prosedur Akuntansi
1. UAKPA
Prosedur akuntansi yang dilakukan pada tingkat UAKPA adalah :
1. Melakukan proses akuntansi terhadap dokumen sumber tersebut untuk menghasilkan
laporan keuangan yaitu :
a) Menerima dokumen dan memeriksa dokumen sumber transaksi keuangan dan barang milik
negara.

b) Menyampaikan dokumen sumber transaksi yang mendukung kapitalisme nilai barang


milik negara (BMN) kepada UAKPB.
c) Menerima dan memproses arsip data komputer (ADK) BMN dari UAKPB setiap bulan.
d) Merekam dokumen sumber.
e) Mencetak dan mempverifikasi register transaksi harian (RTH) dengan dokumen sumber.
f) Melakukan pembukuan (posting) data untuk seluruh transaksi kauangan dan barang milik
negara (BMN) setiap bulan.
g) Mencetak dan memverifikasi buku besar.
h) Mencetak laporan keuangan.
2. Menyampaikan laporan realisasi anggaran (LRA) dan neraca beserta arsip data komputer
(ADK) kepada kantor pelayanan perbendaharaan negara (KPPN) setiap bulan.
3. Melakukan rekonsiliasi data dengan KPPN setiap bulannya dan menandatangani berita
acara rekonsiliasi serta melakukan perbaikan data jika terdapat kesalahan pada data
UAKPA.
4. Mencetak neraca, laporan realisasi anggaran (LRA), dan menyampaikannya kepada
UAPPA-W/UAPPA-E1 beserta ADK setiap bulan.
5. Menyusun catatan atas laporan keuangan (CALK) setiap semester dan menyampaikan
laporan keuangan semester dan tahunan yang disertai dengan catatan atas laporan
keuangan tersebut kepada UAPPA-W/UAPPA-E1.
6. Melakukan Back Up data.
2. UAPPA-W
Prosedur akuntansi yang dilakukan pada level UAPPA-W adalah:
1. Menerima dan memverifikasi laporan keuangan beserta arsip data komputer (ADK) yang
diterima dari UAKPA tiap bulan.
2. Melakukan proses penggabungan seluruh laporan keuangan yang berasal dari masingmasing UAKPA yang berada dibawahnya.
3. Melakukan pencocokan atau rekonsiliasi hasil penggabungan data barang milik negara
(BMN) dengan UAPPB-W setiap smester.

4. Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-W berdasarkan hasil penggabungan laporan


keuangan.
5. Menyampaikan laporan keuangan tingkat UAPPA-W beserta ADK kepada kantor wilayah
direktorat kantor perbendaharaan (kanwil dirjen perbendaharaan) diwilayah masing-masing
setiap triwulan.
6. Melakukan rekonsiliasi data laporan keuangan dengan kanwil ditjen PBN, menandatangani
nerita acara rekonsiliasi, dan melakukan perbaikan data jika terdapat kesalahan pada UAPPAW setiap triwulan.
7. Mencetak neraca, laporan realisasi anggaran tingkat UAPPA-W beserta ADK dan
menyampaikannya kepada UAPPA-E1 sesuai jadwal penyampaian.
8. Menyusun catatan atas laporan keuangan (CaLK) setiap semester dan menyampaikan
laporan keuangan semester dan tahunan yang disertai dengan catatan atas laporan keuangan
tersebut kepada UAPPA-E1.
9. Melakukan back up data.
3. UAPPA-E1
Prosedur akuntansi yang dilakukan pada level UAPPA-E1 adalah :
1. Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAKPA kantor pusat
dan UAKPA Dana Dekonsentrasi /tugas pembantuan setiap bulan.
2. Menerima dan memverifikasi laporan keuangan yang diterima dari UAPPA-W dan badan
layanan umum setiap triwulan.
3. Melakukan proses pembangunan seluruh laporan keuangan yang dihasilkan oleh UAPPAW yang berada dibawah wilayah kerjanya termasuk laporan keuangan UAPPA-W
Dekonsentrasi dan tugas pembantuan, laporan keuangan UAKPA yang langsung berada
dibawah UAPPA-E1, dan LRA pembiayaan dan perhitungan yang digunakan oleh
kementrian negara/lembaga.
4. Melakukan pencocokan atau rekonsiliasi data barang milik negara (BMN) UAPPA-E1
dengan UAPPB-E1.
5. Menyusun laporan keuangan tingkat UAPPA-E1 berdasarkan hasil penggabungan laporan
keuangan.

6. Menyampaikan laporan realisasi anggaran (LRA) dan neraca tingkat UAPPA-E1 beserta
ADK kepada direktorat jendral perbendaharaan setiap triwulan.
7. Melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan direktorat jendral perbendaharaan
direktorat akuntansi dn pelaporan keuangan setiap semester yang hasil rekonsiliasinya
dituangkan dalam berita acara rekonsiliasi.
8. Mencetak neraca, laporan realisasi anggaran (LRA) tingkat UAPPA-E1 dan
menyampaikan kepada UAPA beserta ADK setiap triwulan.untuk semesteran disertai dengan
catatan atas laoran keuangan (CaLK).
9. Membuat ringkasan laporan keuangan untuk badan layanan umum dan menyampaikannya
pada UAPA tiap semester.
10. Menyampaikan laporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan catatan atas
laporan keuangan dan ringkasa atas laporan keuangan dan ringkasan laporan keuangan untuk
badan layanan umum kepada UAPA.
11. Melakukan Back Up Data.
4. UAPA
Prosedur akuntansi yang dilakukan pada level UAPA adalah :
1. Menerima dan memverivikasi laporan keuangan yang diterima dari UAPPA-E1 setiap
triwulan.
2. Melakukan proses penggabungan seluruh laporan keuangan yang berasal dari semua
UAPPA-E1 yang berada dibawahnya termasuk laporan keuangan dana dekonsentrasi dan
tugas pembantuian serta LRA anggaran pembiayaan dan perhitunngan yang digunakan oleh
kementrian negara/lembaga.
3. Melakukan pencocokan atau rekonsiliasi data barang milik negara (BMN) UAPA dengan
UAPB.
4. Menyusun Laporan Keuangan tingkat UAPA berdasarkan hasil penggabungan laporan
keuangan.
5. Melakukan rekonsiliasi atas laporan keuangan dengan direktorat jendral keuangan
perbendaharaan, direktorat akuntansi dan pelaporan keuangan setiap semester dan tahunan

yang hasil rekonsiliasinya dituangkan dalam berita acara rekonsiliasi yang ditandatangani
oleh UAPA dan melakukan perbaikan data jika ditemukan kesalahan pada data UAPA.
6. Mencetak neraca dan laporan realisasi anggaran (LRA) tingkat UAPA dan menyusun
Catatan Atas Laporan Keuangan (CaLK) setiap semester dan tahunan.
7. Menyampaikan laporan realisasi anggaran (LRA) dan neraca tingkat UAPA besrta ADK
kepada direktorat Jendaral perbendaharaan setiap triwulan.
8. Membuat ringkasan laporan keuangan untuk badan layanan umum untuk dilampirkan
dalam laporan keuangan kementrian negara/lembaga setiap semester dan tahunan.
9. Membuat surat pernyataan tanggung jawab (statement of responsibility)
10. Menyampaikan nlaporan keuangan semester dan tahunan disertai dengan catatan atas
laporan keuangan (CaLK), pernyataan tanggung jawab (Statement Of Responsibility),
pernyataan telah direview, dan ringkasab laporan badan layanan umum beserta ADK ke
Ditjen perbendaharaan, ditjen akuntansi dan pelaporan keuangan.
11. Melakukan back up data.
Pada tingkat kantor pusat instansi, UAPA melakukan penggabungan data yang diterima dari
UAPPA-E1 yang berada di lingkup kerjanya serta menyampaikan ADK dan laporan
keuangan tersebut kepada ditjen PBN. Ditjen APK sebagai bahan penyusunan laporan
keuangan pemerintah pusat. Kementrian negara/lembaga melakukan rekonsiliasi data dengan
Ditjen PBN,Ditjen APK berdasrkan data yang diterima dari kanwil dari Ditjen PBN dan
transaksi pusat. Laporan keuangan kementrian negara/lembaga yang telah direkonsiliasi
tersebut akan direview oleh aparat pengawas intern kemebtrian negara/lembaga. Apabila
kementrian negara/lembaga belum memiliki aparat pengawas intern, sekertaris jendral/ yang
setingkat menunjuk seorang atau beberapa orang pejabat diluar biro/bidang keuangan untuk
melakukan review atas laporan keuangan. Review terserbut dilaksanakan atas laporan
keuangan kementrian negara/lembaga (termasuk laporan keuangan dekonsentrasi dan tugas
pembantuan) dan laporan realisasi anggaran pembiayaan dan perhitungan yang digunakan
oleh kementrian negara/lembaga. Hasil review dituangkan dalam pernyataan telah direview.
Laporan keuangan kementrian negara/lembaga semestran disampaikan kepada mentri
keuangan, dirjen perbendaharaan selambat-lambatanya 1 (satu) bulan setelah semester
berakhir. Sedangkan laporan laporan keuangan tahunan disampaikan selambat-lambatnya 2
(dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Khusus LRA disampaikan setiap triwulan

kepada Ditjen Perbendaharaan, Direktur akuntansi dan pelaporan keuangan. Laporan


keuangan tahunan harus disertai pernyataan telah direview yang ditandatangani oleh aparat
pengawas intern dan pernyataan tanggung jawab (statement of responsibility) yang
ditandatangani oleh mentri/pimpinan lembaga.

F. Dokumen yang dihasilkan


1. UAKPA
1. Laporan realisasi anggaran (LRA) , neraca, dan catatan atas laporan keuangan (CaLK)
pada tingkat (kuasa pengguna anggaran) kantor atau satuan kerja.
2. Berita acara rekonsiliasi.
b. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Wilayah (UAPPA-W)

2. UAPPA-W
1. Laporan realisasi anggaran (LRA), neraca dan catatan atas laporan keuangan (CaLK) pada
tingkat wilayah.
2. Berita acara rekonsiliasi
3. Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1)
3. UAPPA-E1
1. Laporan realisasi anggran (LRA), neraca, dan catatan atas laporan keuangan (Calk) pada
tingkat eselon 1.
2. Berita acara rekonsiliasi.
3. Ikhtisar laporan keuangan untuk badan layanan umum.
4. Unit akuntansi pengguna anggarn (UAPA)
4. UAPA
1. Laporan realisasi anggaran (LRA), neraca, dan catatan atas laporan keuangan (CaLK) pada
tingkat kementrian/lembaga.
2. Berita acara rekonsiliasi.

3. Ikhtisar laporan keuangan badan layanan umum apabila kementrian negara/lembaga


memiliki entitas badan layanan umum.
4. Syarat pernyataan tanggung jawab (Statement Of Responsibuility)
5. Pernyataan telah direview.
Pelaporan Anggaran Atas Pelaksanaan Sistem Akuntansi Instansi. Unit pelaporan akuntansi
instansi melaksanakan fungsi akuntansi dan pelaporan keuangan atas pelaksanaan anggaran
sesuai dengan tingkat organsasinya. Laporan keuangan yang dihasilkan merupakan bentuk
pertanggungjawaban

maupun

entitas

pelaporan.

Laporan

keuangan

kementrian

negara/lembaga yang dihasilkan unit akuntansi instansi tersebut terdiri dari :


a. Laporan realisasi angaran (LRA)
Laporan realisasi anggaran menyajikan informasi realisasi pendapatan dan belanja yang
masing-masing dibandingkan dengan anggarannya dalam satu periode.
b. Neraca
Neraca menggambarkan posisi keuangan suatu intetas akuntansi dan entitas akuntansi dan
entitas pelaporan mengenai aset, kewajiban, equitas dana pertanggal tertentu.
c. Catatan atas laporan keuangan (CaLK) Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelsan,
daftar rinci, dan analisis ats nilai suatu pos yang disajikan dalam laporan realisasi anggaran
dan neraca.

G. Pembagian Fungsi
UU No. 1 Tahun 2004 tentang Perbendaraan Negara pasal 51 :

Menteri Keuangan selaku BUN menyelenggarakan akuntansi atas transaksi keuangan,


aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk pembiayaan dan perhitungannya -> (SA-BUN)

Menteri/ Pimpinan Lembaga selaku Pengguna Anggaran menyelenggarakan akuntansi


atas transaksi keuangan, aset, utang, dan ekuitas dana, termasuk transaksi pendapatan
dan belanja -> (SAI)

Akuntansi digunakan untuk menyusun LKPP sesuai dengan Standar Akuntansi


Pemerintahan

H. Sistem Akuntansi Keuangan (SAK)


Untuk melaksanakan Sistem Akuntansi Keuangan (SAK) kementerian Negara/lembaga
membentuk Unit Akuntansi Pengguna Anggaran (UAPA), Unit Akuntansi Pembantu
Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA E-1), Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran
Wilayah (UAPPA-W) dan Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran (UAKPA).

UAKPA melakukan pemprosesan data mulai dari perekaman dokumen sumber, baik
penerimaan maupun pengeluaran APBN, Kemudian melakukan proses posting untuk
menghasilkan Laporan Realisasi Anggaran (LRA) dan neraca. LRA, dan ADK
disampaikan UAKPA kepada KPPN selambat-lambatnya tanggal 7 bulan berikutnya
sebagai bahan rekonsiliasi data dan pengawasan atas ketaatan terhadap ketentuan
perundang-undangan yang berlaku. Selambat-lambatnya 5 (lima) hari setelah batas
waktu penyampaian laporan keuangan ke KPPN, UAKPA menyampaikan laporan
keuangan yang telah direkonsiliasi ke UAPPA-W/ UAPPA-E1 beserta ADK dan
Berita acara Rekonsiliasi.

UAPPA-W melakukan penggabungan data yang diterima dari satker dibawahnya.


UAPPA-W menyampaikan LRA, Neraca, beserta ADK ke Kanwil Ditjen PBN
setempat setiap tanggal 17 bulan berikutnya sebagai bahan pembanding, dan setiap
tanggal 17 setelah berakhirnya triwulan yang bersangkutan sebagai bahan rekonsiliasi
data.
UAPPA-W menyampaiakan ADK dan lapaoran Keuangan yang telah direkonsiliasi
kepada Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran Eselon 1 (UAPPA-E1)
selambatnya tanggal 20 bulan berikutnya. Pada tingkat Eselon 1.

UAPPA-E1 melakukan proses penggabungan data yang diterima dari UAPPAW/UAKPA pusat yang berada di lingkup kerjanya, dan dapat melakukan rekonsiliasi
laporan keuangan tingkat UAPPA-E1 dengan Ditjen PBN c.q DIA jika diperlukan
setiap semester. Selanjutnya UAPPA-E1 menyampaikan ADK dan Laporan

Keuangan kepada UAPA selambat-lambatnya tanggal 25 bulan berikutnya. Pada


tingkat kantor pusat instansi.

UAPA melakukan penggabungan data yang diterima dari UAPPA-E1 yang berada di
lingkup kerjanya serta menyampaikan ADK dan laporan keuangan tersebut kepada
Ditjen PBN cq DIA sebagai bahan penyusunan laporan keuangan pemerintah pusat.
Kementerian negara/lembaga yang telah direkonsiliasi tersebut akan di reviu oleh
aparat pengawas intern kementerian/ lembaga.

Laporan Keuangan kementerian negara/ lembaga semesteran disampaikan kepada


menteri keuangan c.q Dirjen perbendaharaan selambat-lambatnya 1 (satu) bulan
setelah semester berakhir. Sedangkan Laporan Keuangan tahunan disampaikan
selambat-lambatnya 2 (dua) bulan setelah tahun anggaran berakhir. Khusus LRA
disampaikan setiap triwulan kepada Ditjen Perbendaharaan c.q Direktur Informasi dan
Akuntansi. Laporan Keuangan tahunan harus disertai pernyataan Telah di Reviu yang
ditandatangani oleh aparat pengawas intern dan Pernyataan Tanggungjawab
(Statement

of

Responsibility)

yang

diatandatangani

oleh

menteri/

Ketua

Lembaga/Kepala Daerah.

I. Siklus Akuntansi Keuangan


Siklus akuntansi merupakan sistematika pencatatan transaksi keuangan, peringkasannya dan
pelaporan keuangan. Siklus dimulai dari transaksi yang harus didukung dengan bukti dan
dicatat di buku jurnal. Selanjutnya dari buku jurnal, di posting ke buku besar dan buku besar
pembantu. Dengan klasifikasi di daftar saldo, kertas kerja serta penyesuaian maka dihasilkan
Laporan Keuangan yang terdiri dari Laporan realisasi Anggaran, Neraca, Laporan arus kas,
laporan kinerja keuangan dan laporan perubahan ekuitas. Setelah tahap penutupan dan dibuat
daftar saldo maka neraca awal dapat disusun dengan baik. Jika proses ini menggunakan
aplikasi Sistem Akuntansi Instansi (tekomputerisasi) maka operator hanya memasukkan data
sumber/ dokumen transaksi, maka catatannya akan diproses secara otomatis dan
menghasilkan laporan keuangan.
1. Transaksi
Transaksi merupakan suatu kegiatan yang dapat mengubah posisi keuangan suatu
entitas dan pencatatannya memerlukan data, bukti atau dokumen pendukung dalam
kegiatan operasi suatu entitas. Menurut jenisnya, transaksi terdiri dari;

a. Transaksi Kas, Yaitu transaksi yang mengakibatkan pertambahan atau


pengurangan kas, contoh; Pencairan SPMU, penerimaan Piutang, Pembayaran
belanja gaji, dll.
b. Transaksi non kas, yaitu transaksi yang mengakibatkan perubahan pada aset,
utang, pendapatan, belanja tetapi tidak mempengaruhi kas. Contoh; penerimaan
aktiva tetap dari donatur, pembebasan utang. Bukti transaksi adalah semua media
pendekomentasian dari transaksi atau kejadian ekonomi. Contoh;
Kas : Surat Tanda Setoran (STS), Surat Perintah Membayar (SPM)
Piutang : Daftar Piutang
Persediaan : Berita Acara Penerimaan Barang, Daftar Persediaan
Aktiva Tetap : Berita Acara Penerimaan Inventaris, Daftar Aktiva
Utang : Surat Perjanjian (akad kredit), Dokumen Penarikan Pinjaman
Pendapatan : Surat Tanda Setoran (STS), Daftar pembukuan administratif (DPA)
Belanja : Surat Perintah Membayar (SPM), Daftar Pembukuan Administratif
(DPA)
2. Jurnal
Jurnal merupakan metode yang dipakai untuk mencatat, mengklasifikasikan dan
meringkas data keuangan maupun data lainnya. Data yang dicatat dalam jurnal
meliputi; tanggal transaksi; kode rekening; uraian; jumlah debit dan jumlah kredit.
Penjurnalan dalam akuntansi menggunakan pedoman yang sudah diterima secara
umum.
3. Buku Besar
Buku besar merupakan buku yang berisi kumpulan rekening atau rekening yang
dicatat dalam jurnal. Format buku besar ada dua yaitu format bentuk T dan Format
bentuk panjang.
4. Buku Besar Pembantu
Buku Besar pembantu digunakan untuk mencatat rincian rekening tertentu yang ada
di buku besar. Rekening-rekening buku besar yang biasanya membutuhkan buku
besar pembantu ialah piutang, persediaan, investasi jangka panjang, aktiva tetap, dan
utang. Beberapa rekening objek pendapatan dan objek belanja/biaya, umumnya juga
memerlukan Buku Besar Pembantu yang formatnya sama dengan format buku besar
5. Laporan keuangan

Sebagai hasil akhir dari proses akuntansi, laporan keuangan menyajikan informasi
yang

berguna

untuk

pengambilan

keputusan

oleh

berbagai

pihak

yang

berkepentingan. Laporan keuangan menggambarkan tentang pencapaian kinerja


program dan kegiatan, kemajuan realisasi pencapaian target pendapatan, realisasi
penyerapan belanja, dan realisasi pembiayaan.
6. Jurnal Penutup
Jurnal penutup merupakan jurnal yang dilakukan setelah pelaporan keuangan selesai
disusun. Jurnal penutup biasanya dilakukan hanya pada akhir periode anggaran
tahunan. Penutupan ini menyebabkan saldo-saldo rekening-rekening pendapatan dan
belanja/biaya menjadi nol sehingga rekening-rekening tersebut siap kembali
menerima data akuntansi berikutnya.

J. Bentuk Laporan Keuangan


Bentuk laporan keuangan Pemerintah menurut Standar Akuntansi Pemerintah adalah:
1. Laporan Realisasi Anggaran
Laporan realisasi anggaran adalah laporan yang berisi tentang informasi mengenai
realisasi pendapatan, belanja dan pembiayaan dari suatu entitas yang dibandingkan
dengan anggaran ketiga pos tersebut. Melalui Laporan Realisasi Anggaran dapat
diketahui prediksi tentang sumberdaya ekonomiyang akan diterima untuk mendanai
kegiatan pemerintah pusat dan daerah serta resiko ketidakpastian atas sumberdaya
ekonomi tersebut. Selain itu laporan realisasi anggaran juga memberikan informasi
tentang indikasi apakah sumberdaya ekonomi yang diperoleh dan digunakan telah
dilaksanakan sesuai prinsip ekonomis, efisiensi dan efektivitas, sesuai dengan
anggaran yang ditetapkan serta sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang
berlaku, elemen-elemen yang terdapat dalam laporan realisasi anggaran adalah;
a.

Pendapatan (basis kas) yaitu semua penerimaan kas umum negara/daerah yang
menambah ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran yang bersangkutan
yang menjadi hak pemerintah, dan tidak perlu dibayar lagi oleh pemerintah (basis
kas). Sedangkan pendapatan (basis akrual) yaitu hak pemerintah yang diakui
sebagai penambah nilai kekayaan bersih.

b. Belanja (basis Kas) yaitu semua pengeluaran kas umum negara/ daerah yang
mengurangi ekuitas dana lancar dalam periode tahun anggaran bersangkutan yang
tidak akan diperoleh pembayarannya kembali oleh pemerintah.. Sedangkan

belanja (basis akrual) yaitu kewajiban pemerintah yang diakui sebagai pengurang
nilai kekayaan bersih.
c.

Transfer adalah penerimaan/pengeluaran uang dari suatu entitas pelaporan


dari/kepada entitas pelapor lain, termasuk dana pertimbangan.

d. Pembiayaan yaitu penerimaan yang perlu dibayar kembali dan atau pengeluaran
yang akan diterima kembali, baik pada tahun anggaran yang bersangkutan
maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya, yang dimaksudkan untuk
menutup defisit atau memanfaatkan surplus anggaran. Penerimaan pembiayaan
antara lain dapat berasal dari pinjaman dan hasil divestasi, sedangkan pengeluaran
pembiayaan antara lain digunakan untuk pembayaran kembali pokok-pokok
pinjaman, pemberian pinjaman kepada entitas lain, dan penyertaan modal oleh
pemerintah.
2. Neraca
Neraca merupakan salah satu bentuk laporan keuangan yang memberikan informasi
tentang posisi keuangan perusahaan pada tanggal tertentu. Neraca menunjukkan posisi
aset, kewajiban dan equitas dana pemerintah pada tanggal tertentu, elemen-elemen
yang terdapat dalam neraca;
a. Aset adalah sumberdaya ekonomi yang dikuasai dan atau dimiliki oleh pemerintah
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dimana manfaat ekonomi/sosial dimasa
depan yang diharapkan dapat diperoleh, baik oleh pemerintah maupun
masyarakat, serta dapat diukur dalam satuan uang, termasuk sumberdaya non
keuangan yang diperlukan untuk penyediaan jasa bagi masyarakat umum dan
untuk pemeliharaan sumber-sumber daya karena alasan sejarah dan budaya. Aset
di klasifikasikan kedalam aset lancar (kas, setara kas, investasi jangka pendek,
piutang dan persediaan) dan aset non lancar (Investasi jangka panjang, aset tetap,
dana cadangan dan aset lainnya.
b. Kewajiban adalah utang yang timbul dari peristiwa masa lalu

yang

penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan terjadinya pengorbanan sumberdaya


ekonomi dimasa yang akan datang. Kewajiban dikelompokkan ke dalam
kewajiban jangka pendek ( kewajiban yang diselesaikan dalam jangka waktu
kurang dari dua belas bulan setelah tanggal pelaporan) dan kewajiban jangka
panjang (kewajiban yang diselesaikan setelah dua belas bulan sejak tanggal
pelaporan).

c. Ekuitas dana adalah kekayaan pemerintah yang merupakan selisih antara aset dan
kewajiban pemerintah.
3. Laporan Arus Kas
Laporan arus kas adalah salah satu bentuk laporan keuangan yang menyajikan
informasi kas sehubungan dengan kegiatan operasional, investasi, pembiayaan, dan
transaksi non anggaran yang menggambarkan saldo awal, penerimaan, pengeluaran,
dan saldo akhir kas pemerintah pusat/daerah selama periode tertentu. Elemen-elemen
yang terdapat di dalam laporan arus kas terdiri dari;
a. Penerimaan kas; semua aliran kas masuk ke bendahara umum negara/daerah.
b. Pengeluaran; semua aliran kas keluar dari bendahara umum negara/daerah
4. Catatan Atas Laporan Keuangan
Catatan atas laporan keuangan meliputi penjelasan naratif atau rincian dari angka
yang tertera dalam laporan realisasi anggaran, neraca dan laporan arus kas. Catatan
Atas Laporan Keuangan juga mencakup informasi tentang kebijakan akuntansi yang
dipergunakan oleh entitas pelaporan dan informasi lain yang diharuskan dan dianjurka
untuk diungkapkan sesuai Standar Akuntansi Pemerintahan serta ungkapan-ungkapan
yang diperlukan untuk menghasilkan penyajian laporan keuangan secara wajar.
Hal-hal yang diungkapkan dalam Catatan Atas Laporan Keuangan adalah;
a. Informasi tentang kebijakan fiskal/keuangan, ekonomi makro, pencapaian tareget
UU APBN serta kendala dan hambatan yang dihadapi dalam pencapaian target.
b. Ikhtisar pencapaian kinerja keuangan selama tahun pelaporan.
c. Informasi tentang dasar penyusunan laporan keuangan dan kebijakan akuntansi
yang dipilih untuk diterapkan atas transaksi-transaksi dan kejadian-kejadian
penting lainnya.
d. Informasi yang diharuskan oleh Standar Akuntansi Pemerintah yang belum
disajikan dalam laporan keuangan.
e. Informasi untuk pos-pos aset dan kewajiban yang timbul sehubungan dengan
penerapan basis akrual tas pendapatan dan belanja dan rekonsiliasinya dengan
penerapan basis kas.
f. Informasi tambahan yang diperlukan untuk penyajian yang wajar, yang tidak
disajikan dalam laporan keuangan.

5. Laporan Kinerja keuangan


Laporan kinerja keuangan adalah laporan realisasi pendapatan dan belanja yang
disusun berdasarkan basis akrual. Dalam laporan tersebut disajikan informasi
mengenai pendapatan operasional, belanja berdasarkan klasifikasi fungsional dan
ekonomi dan surplus atau defisit.
6. Laporan Perubahan ekuitas
Laporan Perubahan ekuitas adalah laporan yang menunjukkan kenaikan atau
penurunan ekuitas tahun pelaporan dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

K. Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual (SAIBA)


Istilah Sistem Akuntansi Instansi (SAI) aku rasa cukup akrab di kalangan penyusun Laporan
Keuangan Kementerian Negara/Lembaga (LK-K/L) dari jenjang terkecil satker hingga level
kementerian. SAI merupakan sistem yang dibangun untuk menghasilkan LK-K/L yang terdiri
dari SAK (Sistem Akuntansi Keuangan) untuk pembukuan dari sisi uang, dan Simak BMN
(Sistem Informasi Manajemen dan Akuntansi Barang Milik Negara) untuk pembukuan dari
sisi barang. Nomenklatur SAK pada masing-masing jenjang berbeda, namun untuk Simak
BMN sama. Nomenklatur SAK tersebut adalah:

pada satker/UAKPA (Unit Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran) adalah SAKPA


(Sistem Akuntansi Kuasa Pengguna Anggaran),

pada UAPPA-W (Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah) adalah


SAPPA-W (Sistem Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Wilayah),

pada UAPPA-E1 (Unit Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1) adalah


SAPPA-E1 (Sistem Akuntansi Pembantu Pengguna Anggaran-Eselon 1

pada UAPA (Unit Akuntansi Pengguna Anggaran) adalah SAPA (Sistem Akuntansi
Pengguna Anggaran)

Laporan keuangan yang dihasilkan oleh SAK ini adalah Laporan Keuangan sesuai dengan PP
71 tahun 2010 tentang Standar Akuntansi Pemerintahan (SAP) Lampiran II yang berbasis
Kas Menuju Akrual. Laporan-laporan untuk K/L tersebut meliputi:

Laporan Realisasi Anggaran

Neraca

Catatan atas Laporan Keuangan

Namun sesuai amanat SAP, akuntansi berbasis Kas Menuju Akrual tersebut hanya berlaku
hingga akhir tahun 2014 ini. Mulai tahun 2015 kita akan menginjak era baru, akuntansi
berbasis Akrual. Perubahan utama antara basis Kas Menuju Akrual dengan basis Akrual
terletak pada titik pengakuan/pencatatan, dimana untuk pendapatan dan belanja yang semula
diakui/dicatat jika ada kas yang masuk/keluar ke/dari Kas Umum Negara, nantinya akan
dicatat pada saat hak/kewajibannya timbul tanpa melihat apakah uang kas sudah
masuk/keluar Kas Umum Negara atau belum. Dampaknya, Laporan Keuangan akan berubah,
untuk K/L laporannya akan meliputi:

Laporan Operasional

Laporan Perubahan Ekuitas

Neraca

Laporan Realisasi Anggaran

Catatan atas Laporan Keuangan

SAK tidak dapat mengakomodir keseluruhan laporan tersebut karena SAK diniatkan untuk
mengakomodir akuntansi berbasis Kas Menuju Akrual. Idealnya, pada saat basis Akrual ini
nanti diterapkan, aplikasi pendukung telah siap. Aplikasi dimaksud adalah SAKTI (Sistem
Aplikasi Keuangan Tingkat Instansi) yang merupakan sistem terintegrasi untuk memproses
seluruh transaksi di K/L, mulai dari perencanaan, penganggaran, pelaksanaan anggaran,
maupun pertanggungjawaban. SAKTI nantinya akan terhubung dengan sistem besar yang
namanya SPAN (Sistem Perbendaharaan dan Anggaran Negara) yang saat ini di beberapa
provinsi telah diterapkan. Namun hingga saat ini, SAKTI ternyata belum siap untuk
diluncurkan karena berbagai kendala teknis terkait besarnya cakupan transaksi dan jumlah
satker yang ada di pemerintah pusat republik ini.
Sementara menunggu SAKTI siap, SAK yang ada dimodifikasi untuk menghasilkan Laporan
Keuangan K/L sesuai amanat SAP Berbasis Akrual, namun belum dapat mengakomodir
pencatatan by transaction, baru sebatas by report atau penyesuaian akhir periode saja. Jadi
untuk sementara jurnal harian Akrual belum diterapkan. Aplikasi modifikasi untuk SAK ini
nantinya akan kita kenal dengan istilah SAIBA (Sistem Akuntansi Instansi Berbasis Akrual).
Karena merupakan modifikasi dari SAK, maka tampilan, menu, dan cara penginputan akan
sangat mirip dengan SAK. Yang berbeda dari SAK nantinya, di SAIBA akan nampak hal-hal
berikut:

Laporan Keuangan yang tadinya 2 (LRA dan Neraca) akan bertambah menjadi 4
(LRA, LO, LPE, dan Neraca)

Buku Besar terbagi menjadi 2 : Buku Besar Kas dan Buku Besar Akrual. Buku Besar
Kas ini untuk menghasilkan LRA. LRA saat ini masih berbasis kas karena
penganggaran kita masih berbasis kas. Sedangkan Buku Besar Akrual untuk
menghasilkan LO, LPE, dan Neraca yang berbasis Akrual

Terdapat menu tersendiri untuk mengakomodir pencatatan/penjurnalan Penyesuaian


akhir periode.

Tahun ini, Program Percepatan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah (PPAKP) yang biasanya
diselenggarakan selama 3 minggu untuk mempelajari SAK dan Simak BMN, akan diubah
strateginya dengan mempersingkat waktu menjadi sekian hari saja untuk mempelajari SAIBA
untuk persiapan Tahun 2015.

Anda mungkin juga menyukai