Anda di halaman 1dari 10

PERCOBAAN 6

KESETARAAN KALOR
I.

Tujuan
Setelah melakukan percobaan ini, mahasiswa diharapkan dapat :
1.

Menentukan besarnya energi listrik yang dilepas dalam kalorimeter.

2.

Menentukan besarnya energi panas/kalor yang diterima dalam kalorimeter.

3.

Menentukan nilai kesetaraan (kalor-listrik).

II. Alat dan Bahan


1.

Kalorimeter listrik

2.

Power suply (catu daya DC)

3.

Stopwatch

4.

Termometer

III. Dasar Teori


Pada percobaan ini kita berhubungan dengan dua bentuk energi yakni energi kalor dan
listrik. Energi listrik yang dihasilkan oleh suatu catu daya pada suatu resistor dinyatakan
dengan persamaan :

= energi listrik (Joule)

= tegangan listrik (volt)

= arus listrik (Ampere)

= waktu/lama aliran listrik (sekon)

(Tim Fisika Dasar.2013:19-20)


Kalor biasa disebut termal, bahang atau panas. Kalor bukanlah zat oleh sebab itu tidak
dapat ditimbang massa kalornya. Jika kalor bukan zat, seharusnya kalor tidak dapat mengalir.
Bila 2 posisi berbeda pada sebuah benda yang terdapat beda suhu maka terjadilah
perpindahan (aliran) kalor dari tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Jadi
meskipun kalor bukan zat tetapi pada beragam persoalan lebih mudah diterangkan bila kalor
dianggap sebagai zat. Kalor mengalir bukan dari tempat yang menyimpan kalor banyak ke
tempat bersuhu tinggi ke tempat bersuhu rendah. Suatu benda bersuhu semakin tinggi maka
akan memiliki kandungan kalor yang semakin besar. Suhu benda lebih tinggi berarti tenaga
gerak atom atau molekul dari benda itu lebih besar. Tenaga gerak itu dapat terdiri tenaga
gerak: translasi, rotasi atau vibrasi (getaran). Hal ini berarti bila suhu rendah maka tenaga
gerak atom atau molakul penyusunnya juga rendah, begitu pula sebaliknya (Jati, 2007: 275276).
Kalor jenis (c) suatu zat adalah jumlah kalor yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu
satu gram zat sebesar satu derajat Celcius. (Raymond Chang.2006:172)

Data Kalor Jenis Beberapa Zat


C (kal/gr oC)

Nama Zat

KJ/kg K

Air

1,000

4,180

Perak

0,056

0,232

Alkohol

0,550

2,299

Alumunium

0,217

0,907

Besi

0,113

0,472

Seng

0,0925

0,387

Tembaga

0,093

0,386

Tabel di atas diperoleh pada kondisi tekanan tetap 1 atm dan temperatur ruang, maka
seringkali C ditulis lebih lengkap sebagai Cp, yaitu kalor jenis zat pada tekanan tetap.
Karena perubahan c sangat kecil, maka seringkali dianggap konstan dan kalor
dirumuskan:

(panas yang dibutuhkan untuk perubahan suhu pada massa m)


Dimana c adalah kuantitas, yang berbeda untuk setiap bahan yang berlainan, dan
disebut sebagai kapasitas panas spesifik (specific heat capacity) (atau terkadang panas
spesifik) bahan tersebut.
Kapasitas panas spesifik dari suatu bahan tergantung pada suhu awal dan interval suhu.
(Hugh D. Young dan Roger A. Freedman: 2002:201)
Dalam percobaan ini energi listrik yang dilepaskan akan diterima oleh air dan
kalorimeter. Berdasarkan azas Blak bahwa panas/kalor

yang dilepas sama dengan

panas/kalor yang diterima, maka energi listrik yang dilepas akan diterima oleh air dalam
kalorimeter dan kalorimeter (termasuk pengaduk) itu sendiri, sehingga akan terjadi
perubahan panas pada air dan kalorimeter.
Adapun besarnya nilai kesetaraaan kalor listrik dapat dinyatakan dengan persamaan
(
V

: tegangan listrik (volt)

: arus listrik (Ampere)

: waktu/lama aliran listrik (sekon)

)(

mk : massa kalorimeter kosong dan pengaduk (gram)


ck

: kalor jenis kalorimeter (kal/groC)

ma : massa air dalam kalorimeter (gram)


ca

: kalor jenis air (kal/groC)

T1 : suhu mula-mula zat (oC)


T2 : suhu akhir zat (oC)
(Tim Fisika Dasar.2013:19-20)

IV. Data Hasil Pengamatan


No. mkalorimeter (gr)

1.

mair (gr)

64

2.

V (V)

96

64

96

I (A)

t (s)

T (oC)

1,8

305

30

1,8

625

33

1,8

955

36

2,5

145

30

2,5

305

33

2,5

467

36

Tawal = 27oC
V. Analisis Data
1. Ketidakpastian dalam pengukuran

2. Perhitungan Energi Listrik

||

| ||

||

||

||

||

3. Perhitungan Energi Kalor


(
|

||

|(

)(

||

||

||

4. Perhitungan Kesetaraan Kalor-Listik

|
| ||

||

|
|

|
|

||

||

|
||

|
|

||

||

Pada Tegangan 3 Volt


Data 1

| ||

||

||

||

||

)(

|(

||

||

||

||

||

| ||

||

)(

|(

||

|
||

Data 2

| ||

|
(

||
)

(
(

||
|

||
||

|
|

||

)(

)
)(

|(
|(

||

||

||

||

||

| ||

||

|
||

Data 3

| ||

|
||

||
|

||
||

|
|

)(

||

)
)

)(

|(

|(

||

||

||
|

|
||

| ||

||

||

|
||

Uji Diskripansi
Cocok
Cocok
Cocok

Rata-rata berbobot
(

1,1

11,11111

12,22222

1,2

25

30

1,2

25

30

61,11111

72,22222

Pada Tegangan 4 Volt


Data 1

| ||

|
(

||
)

(
(

||
|

||
||

|
|

||

)(

)
)(

|(
|(

||

||

||

||

||

| ||

||

|
||

Data 2

| ||

|
||

||
|

||
||

|
|

)(

||

)
)

)(

|(

|(

||

||

||
|

|
||

| ||

||

||

|
||

Data 3

| ||

||

||

||
||

|
|

)(

||

||
|

|
||

|
||

| ||

||

)(

|(

|(

||

||

|
|

|
||

Uji Diskripansi
Cocok
Cocok
Cocok

Rata-rata berbobot
(

1,0

25

25

1,1

25

27,5

1,1

100

110

150

162,5

VI. Kesimpulan
1. Besar energi listrik yang dilepas dalam kalorimeter
Saat V = 3 V

Saat V = 4 V

Detik ke- (

Detik ke- (

305

145

625

305

955

467

2. Besar energi kalor/panas yang diterima dalam kalorimeter


Saat V = 3 V

Saat V = 4 V

Detik ke- (

Detik ke- (

305

145

625

305

955

467

3. Nilai kesetaraan kalor-listrik


Saat V = 3 V
(

Saat V = 4 V
(

VII. Pembahasan
Pada praktikum kali ini tentang kesetaraan kalor listrik yang bertujuan untuk
menentukan besarnya energi listrik yang dilepas dan besarnya energi panas/kalor yang
diterima dalam kalorimeter serta nilai kesetaraan (kalor-listrik) didapatkan hasil bahwa

kesetaraan kalor-listrik pada saat tegangan 3 volt adalah (1,2 0,1) dan kesetaraan kalorlistrik pada saat tegangan 4 volt (1,08 0,08).
Dari hasil diatas terlihat perbedaan antara kesetaraan kalor-listrik saat tegangan 3 volt
dan saat 4 volt. Hal ini dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu :
1. Kalorimeter yang digunakan saat percobaan ini tidak menjamin terisolasinya energi kalor
didalamnya secara baik sehingga ada kemungkinan sejumlah energi kalor keluar dari
kalorimeter.
2. Kuat arus dan tegangan pada power suply pada percobaan kali ini tidak kami ukur
dengan multimeter melainkan hanya melihat nilai yang tertera pada layar power suply
sehingga mungkin nilai yang kami gunakan pada analisis data berbeda dengan nilai yang
sebenarnya.
3. Praktikan tidak konstan dalam mengaduk air di dalam kalorimeter selama waktu
percobaan berlangsung sehingga mengakibatkan panas tidak terdistribusi secara merata
di dalam kalorimeter.
4. Pembulatan hasil perhitungan.

Anda mungkin juga menyukai