Anda di halaman 1dari 25

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

LAPORAN AKHIR KAJIAN AKTUAL

PENGUJIAN KEASLIAN PUPUK YANG BEREDAR DI PASAR


KOTA MEDAN, KABUPATEN DELI SERDANG DAN
KABUPATEN LANGKAT

KERJASAMA

BADAN PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN


PROPINSI SUMATERA UTARA
DENGAN

LEMBAGA PENGABDIAN PADA MASYARAKAT


UNIVERSITAS MEDAN AREA
MEDAN
2005
Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

BAB
I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pupuk merupakan sarana produksi yang diutamakan penggunaannya
oleh petani setelah penggunaan benih, hal ini dikarenakan petani sudah
menyadari pentingnya peranan pupuk dalam peningkatan produksi dan mutu
hasil pertanian. Untuk itu Pemerintah berkepentingan melakukan berbagai
deregulasi kebijaksanaan di bidang pupuk dengan maksud agar terwujud
iklim yang kondusif bagi perdagangan pupuk di Indonesia sehingga petani
lebih mudah dalam mendapatkan pupuk sesuai dengan kebutuhannya.
Propinsi Sumatera Utara merupakan daerah yang memiliki potensi di
bidang pertanian yang cukup tinggi. Dengan topografi yang bervariasi dari
mulai datar, landai berombak, berbukit hingga bergunung merupakan tempat
yang sesuai untuk pertumbuhan berbagai jenis tanaman, seperti tanaman
pangan, perkebunan, dan hortikultura. Tingginya potensi sektor pertanian ini
menyebabkan sektor ini masih merupakan penyumbang terbesar dalam
Produk Domestik Bruto Sumatera Utara.
Program pembangunan ekonomi dalam Propeda Sumatera Utara 20012005, meliputi 3 (tiga) prioritas pembangunan, yaitu (1) sektor pertanian
sebagai tulang punggung perekonomian daerah, (2) sektor industri, terutama

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

agroindustri, dan (3) sektor pariwisata. Pendekatan pembangunan agribisnis


juga merupakan bagian dari program pembangunan pertanian, yaitu program
peningkatan ketahanan pangan, program pengembangan agribisnis, dan
program pengembangan ekspor.
Sejalan dengan program di atas, berbagai usaha telah dilakukan untuk
meningkatkan produksi di bidang pertanian.

Usaha peningkatan produksi

pertanian membutuhkan berbagai sarana dan prasarana. Salah satu sarana


produksi yang dianggap vital adalah pupuk.
Pupuk yang digunakan dalam kegiatan pertanian umumnya adalah
pupuk anorganik. Pupuk anorganik adalah pupuk hasil proses rekayasa
secara kimia, fisik dan atau biologis, dan merupakan hasil industri atau pabrik
pembuat pupuk. Beberapa jenis pupuk anorganik yang diawasi berasal dari
produksi dalam negeri dan impor yang digunakan untuk pertanian antara
lain :

a. pupuk anorganik hara makro primer baik tunggal maupun majemuk


seperti : Urea, TSP /SP-36, Phospat Alam, ZA, KCl, NP, NK, PK dan
NPK;
b. pupuk anorganik hara makro sekunder seperti Dolomit, Kiserit;
c. pupuk anorganik hara makro dan mikro (campuran) padat dan cair;
d. pupuk anorganik hara mikro padat dan cair;
Respon positif dari pelaku usaha di bidang pupuk ditunjukkan dengan
semakin meningkatnya jumlah maupun jenis pupuk yang beredar di
Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

Indonesia. Sebagai gambaran apabila pada tahun 1989 pupuk yang terdaftar
di Departemen Pertanian hanya 37 merek, maka pada akhir Desember 2002
telah mencapai 819 merek dan di luar itu masih banyak ditemukan jenis
dan merek pupuk yang tidak terdaftar maupun tidak mengacu pada SNI
pupuk.
Mengingat pentingnya peranan pupuk bagi pengembangan pertanian,
menyebabkan

pemerintah

masyarakat petani.

masih

tetap

memberikan

subsidi

kepada

Namun usaha pemerintah yang telah mengeluarkan

milyaran rupiah untuk subsidi pupuk dicemari oleh beberapa oknum yang
tidak bertanggung jawab dengan cara memproduksi pupuk palsu dan
mengedarkannya pada masyarakat. Pupuk palsu adalah pupuk yang isi dan
atau mutunya tidak sesuai dengan label atau pupuk yang merek, wadah,
kemasan dan atau labelnya meniru pupuk lain yang telah diedarkan secara
legal. Sedangkan yang dimaksud dengan pupuk ilegal adalah pupuk yang
tidak terdaftar atau yang telah habis masa berlaku nomor pendaftaran yang
diberikan atau pupuk tidak berlabel.
Tindakan pemalsuan pupuk yang telah berlangsung berkali-kali selama
ini telah banyak merugikan masyarakat dan pemerintah.

Sebagai contoh

terungkapnya pemalsuan 70 ton pupuk urea yang dilakukan oknum dari


Kabupaten Serdang Bedagai. Pemalsuan pupuk dan pemalsuan merek
PUSRI Palembang yang dilakukan oleh oknum tersebut perlu mendapat

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

perhatian yang serius dari pemerintah, agar kejadian serupa tidak terulang
kembali.
Beberapa jenis pupuk yang sering dipalsukan antara lain adalah pupuk
urea, NPK, TSP dan KCl. Untuk mengantisipasi masih beredarnya pupuk
palsu dari keempat jenis di atas perlu kiranya diteliti ulang apakah masih ada
pupuk-pupuk palsu yang beredar di pasaran. Sebagai sampel penelitian ini
dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah pasar yang ada di Kota Medan, Kabupaten
Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.

1.2. Perumusan Masalah


Permasalahan yang melatarbelakangi dilakukannya penelitian ini
dirumuskan sebagai berikut :
1. Masih ditemukannya pupuk palsu yang beredar di berbagai pasar
yang tentunya sangat merugikan petani.
2. Beredarnya pupuk palsu sangat merugikan petani khususnya, dan
pemerintah karena dapat menurunkan tingkat produksi pertanian
sehingga dapat mempengaruhi ketersediaan bahan pangan.

1.3. Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah untuk :

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

1. Menganalisis secara kimiawi apakah pupuk yang beredar di pasar


Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten Langkat sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Mengetahui jalur pemasaran pupuk dari tingkat produsen, pengecer
hingga ke petani.

1.4. Hipotesis
Pupuk urea, NPK, TSP (SP-36) dan KCl palsu masih ditemukan di
berbagai pasar di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Langkat.

1.5. Manfaat Penelitian


Dari penelitian ini akan diperoleh manfaat antara lain :
1. Dapat mengetahui apakah masih terdapat pupuk palsu yang beredar
di pasaran.
2. Mengetahui jalur pemasaran pupuk dari tingkat produsen hingga ke
petani.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

BAB
II

TINJAUAN PUSTAKA

Unsur hara dibagi menjadi golongan berdasarkan jumlah yang


dibutuhkan oleh tumbuhan. Unsur hara makro primer, yaitu unsur hara yang
dibutuhkan oleh tumbuhan dalam jumlah banyak, yaitu Nitrogen (N), Fosfor
(P) dan Kalium (K). Unsur hara sekunder adalah unsur hara yang diperlukan
tumbuhan dalam jumlah lebih sedikit, yaitu Kalsium (Ca), Magnesium (Mg),
Sulfur (S) dan sisanya disebut unsur hara mikro yaitu dibutuhkan dalam
jumlah yang sangat sedikit (Hartmann, et al., 1988).
Unsur hara disuplai ke dalam tanah melalui sisa-sisa tumbuhan,
kotoran hewan, pupuk kimia sintetis atau mineral alami. Dari sumber-sumber
di atas, pupuk komersial yaitu pupuk anorganik merupakan jenis yang paling
mudah penerapannya dibanding sumber lainnya.

2.1. Pupuk Nitrogen


Pupuk nitrogen

terdiri dari dua macam yaitu golongan anorganik

(mineral) atau pupuk buatan dan golongan organik (pupuk alam). Golongan
pupuk buatan atau sering disebut pupuk pabrik paling luas penggunaannya.
Hal ini disebabkan pupuk tersebut cepat tersedia bagi tanaman, mudah
pengemasan dan pengangkutannya dan murah biayanya (Ashari, 1995).
Beberapa jenis pupuk yang mengandung nitrogen

tertera pada tabel di

bawah ini :
Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

Tabel 2.1. Sifat Beberapa Pupuk Kimia


Jenis

Formula

Kadar N
(%)

Sifat

Amonia cair

NH3

82

Murah

Amonium nitrat

NH4NO3

33

Umum, termurah

Amonium fosfat

NH4H2PO4

11

Mengandung N,P (majemuk)

Amonium sulfat

(NH4)2SO4

21

Untuk tanaman tahan asam

Kalsium nitrat

Ca(NO3)2

17

Mengandung Ca dan N

Natrium nitrat

NaNO3

16

Mengandung Na dan N

Urea

(NH4)2CO

45

Untuk tanah atau daun

Untuk memenuhi kebutuhan unsur N pada tanaman pangan,


umumnya petani menggunakan pupuk urea, yaitu pupuk yang mengandung
45% N. Namun kenyataannya banyak pupuk urea yang beredar di pasaran
mengandung nitrogen yang tidak sesuai dengan standar.

Bila ditemukan

pupuk urea yang kandungan nitrogennya dibawah 45% kemungkinan telah


terkontaminasi dengan bahan lain atau sengaja dicampur dengan bahan lain
oleh oknum yang tidak bertanggungjawab.
Urea termasuk pupuk yang higroskopis (mudah menarik uap air). Pada
kelembaban 73% sudah menarik air dari udara. Oleh karena itu mudah larut
dalam air dan mudah diserap oleh akar tanaman. Keuntungan dari urea
adalah kadar hara tinggi, tetapi banyak juga kerugiannya. Bila diaplikasi ke
tanah mudah berubah menjadi amoniak dan karbondioksida. Padahal kedua
zat ini berupa gas yang mudah menguap, mudah tercuci oleh air dan mudah
terbakar oleh sinar matahari padahal akar tanaman belum menyerapnya, itu

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

sebabnya banyak yang menganjurkan memberi urea ini melalui daun (Tisdale
and Nelson, 1975, Hakim dkk, 1986).
Urea termasuk pupuk N yang dahulu banyak kita impor, tetapi kini kita
telah mengekspor karena telah diproduksi di dalam negeri. Urea terbuat dari
gas amonia dan gas asam arang, persenyawaan kedua gas ini menghasilkan
pupuk urea yang mengandung zat Nitrogen (N) 46% (Hakim dkk, 1986).

2.2. Pupuk Posfor


Jenis pupuk Posfor yang banyak digunakan oleh petani adalah Triple
Super Phosphate (TSP). TSP mengandung 20% Posfor atau setara dengan
46% P2O5. Pupuk posfor selain digunakan dalam bentuk murni juga dalam
bentuk tercampur dengan unsur Nitrogen dan Kalium.

Dalam pupuk

majemuk Nitrogen biasanya ditulis dengan huruf N, Posfor dengan P2O5, dan
Kalium dengan K2O.

2.3. Pupuk Kalium (K)


Pupuk K yang sering digunakan saat ini adalah KCl (Kalium Khlorida).
Pupuk K berasal dari alam, yaitu pada kerak danau masin (danau air laut)
Dalam bentuk tersebut kadar K sebesar 50% atau setara dengan 60% K 2O
(Ashari, 1995). Sementara menurut Tisdale and Nelson, 1975, Hakim, dkk.
(1986),

KCl 80 yang mengandung K2O 52-53% dan KCl 90 yang

mengandung K2O 55-58%.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

Apabila seluruh pupuk buatan ini beredar kandungan unsur-unsurnya


sesuai dengan standar, maka tidak akan menimbulkan permasalahan bagi
petani.

Fakta menunjukkan berbagai tindak pemalsuan terhadap pupuk

buatan begitu tinggi sehingga tidak hanya merugikan petani secara langsung,
tetapi juga pemerintah berkaitan dengan program ketahanan pangan.
Demikian pentingnya pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian
dalam rangka menjamin ketahanan pangan nasional, pemerintah terus
memberikan subsidi pupuk kepada masyarakat petani. Jenis pupuk yang
memperoleh subsidi dari pemerintah adalah urea, TSP dan KCl. Menteri
Pertanian Republik Indonesia Anton Apriyantono menjelaskan, Departemen
Pertanian telah mengusahakan pemberian subsidi pupuk yang sudah masuk
dalam APBN 2005 sebesar Rp. 1,3 triliun. Selain itu, Deptan juga meminta
tambahan subsidi sebesar Rp 500 miliar yang masuk dalam APBN-P 2005
(Tempo Interaktif, Senin 30 Mei 2005).
Pada musim tanam 2003/2004 lalu, pemerintah telah mengucurkan
subsidi pupuk buat kalangan petani sebesar Rp 1,3 triliun. Pada musim
tanam tahun 2004/2005 pengucuran subsidi serupa, sesuai perencanaan,
akan menghabiskan dana sebesar Rp 1,35 triliun. Diharapkan subsidi yang
akan datang itu benar-benar sampai pada petani.
Dampak dari tidak sampainya subsidi pupuk pada musim tanam lalu,
menimbulkan peristiwa kelangkaan pupuk di seluruh tanah air. Kemungkinan
pupuk bersubsidi tersebut banyak dilarikan ke luar negeri dan dijual ke

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

10

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

pasaran gelap, semisal kalangan industri, oleh oknum-oknum distributor.


Akibat hilangnya pupuk bersubsidi di pasaran. Sebagai contoh, pada musim
tanam rendeng lalu, petani di Kabupaten Karawang dan Subang, harus
membelinya dengan harga mahal yakni antara Rp.1250 hingga Rp.1500 per
kilogram (Tempo Interaktif, 2004). Padahal, sesuai patokan yang ditetapkan
pemerintah, harga jual pupuk bersubsidi sampai di tangan petani hanya
Rp.1050 per kilogramnya. Sebab, setiap kilogramnya, pemerintah telah
mensubsidi harga pupuk tersebut sebesar Rp 300. Dengan akan turunnya
kembali subsidi, pengadaan pupuk pada musim tanam mendatang tidak
boleh terjadi lagi kelangkaan di tingkat petani serta tidak boleh terjadi lagi
pembelian harga diluar yang telah ditetapkan pemerintah.
Pemalsuan pupuk juga marak terjadi di berbagai daerah. Kasus di
Kabupaten Serdang Bedagai pada tahun 2004, misalnya pupuk bersubsidi
produksi PIM dibeli oleh oknum, dan diganti dengan kemasan nonsubsidi
produksi PT. PUSRI. Kasus di Banjarmasin, 18 Oktober 2005 : pupuk subsidi
22,5 ton

dikemas dengan tulisan Pupuk Subsidi Pemerintah produksi

Pupuk Kaltim Bontang, diganti dengan kemasan bermerek Mandau dan


bertuliskan nonsubsidi sebagaimana diberitakan harian Kompas tanggal 20
Oktober 2005.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

11

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

BAB
III

METODE PENELITIAN

3.1. Lokasi Penelitian


Penelitian dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah yaitu Kota Medan,
Kabupaten Deli Serdang, dan Kabupaten Langkat yang dimulai dari bulan
Juni hingga Agustus 2005.

Masing-masing wilayah diambil sampel 3 agen

yang menjual pupuk yang terdiri dari 4 jenis pupuk, yaitu urea, NPK, TSP
(SP-36) dan KCl.

3.2. Populasi dan Sampel


Populasi pada penelitian ini adalah toko yang menjual sarana produksi
pertanian yang berada di 3 wilayah, yaitu Kota Medan, Kabupaten Deli
Serdang, dan Kabupaten Langkat. Masing-masing wilayah diambil sampel 3
agen

yang menjual pupuk yang terdiri dari 4 jenis pupuk, yaitu urea,

NPK,TSP dan KCl.

3.3. Teknik Pengumpulan Data


Data diperoleh dengan cara mengambil sampel yang terdiri dari pupuk
urea, NPK dan KCl dari setiap toko penjual pupuk yang telah dipilih secara
acak di tiga wilayah tersebut di atas.

Dari 3 agen untuk setiap wilayah

dengan 4 jenis pupuk, maka akan diperoleh 36 sampel pupuk.

Sampel

selanjutnya diperiksa di Laboratorium Kimia Tanah Fakultas Pertanian USU


Balitbang Propinsi Sumatera Utara

12

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

untuk diperoleh komposisi kimianya.

Data komposisi kimia dari sampel

selanjutnya dibandingkan dengan kompisisi kimia pupuk asli yang telah


memenuhi standar yang telah ditetapkan.

3.4. Metode Analisis Pupuk

1. Pupuk Urea
Pupuk urea dianalisis dengan menggunakan metode Kjeldahl sebagai
berikut :
Pupuk digerus sampai halus, ditimbang sebanyak 100 mg dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi ukuran 20 x 160 mm. Ke dalam tabung ditambahkan
H2SO4 pekat. Kemudian didestruksi di hot plate sampai jernih dan ditunggu
hingga dingin. Selanjutnya diencerkan dengan H2O hingga volume mencapai
100 ml dan dikocok. Dari larutan ini dipipet 10 ml lalu didestilasi ke dalam
tabung Kjeldahl.

2. Pupuk NPK dan TSP


Pupuk

NPK dan TSP dianalisis dengan menggunakan metode

Spectrophotometer sebagai berikut :


Pupuk digerus sampai halus, ditimbang sebanyak 100 mg dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi ukuran 20 x 160 mm. Ke dalam tabung ditambahkan
H2SO4 pekat. Ditambah 6 tetes H2O2 35%, dipanaskan di atas hot plate
sampai jernih. Kemudian didinginkan dan diencerkan dengan H 2O hingga
Balitbang Propinsi Sumatera Utara

13

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

volume mencapai 100 ml dan dikocok. Dari larutan ini 10 ml dipipet ke dalam
tabung pereaksi diameter 16 x 160 mm dan ditambah H2O dan pereaksi P
sebanyak 1 ml.

Larutan diukur dengan menggunakan Spectrophotometer

pada panjang gelombang 200 nm.

3. Pupuk KCl
Pupuk NPK dan TSP dianalisis dengan menggunakan metode Atomic
Absorbance Spectrophotometer (AAS) sebagai berikut :
Pupuk digerus sampai halus, ditimbang sebanyak 100 mg dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 ml + H 2O, kemudian diukur dengan AAS.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

14

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

BAB
IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Hasil

Dari 36 sampel pupuk yang telah diteliti di Laboratorium Riset dan


Teknologi Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara diperoleh hasil
sebagai berikut :
Tabel 4.1. Hasil Analisis Sampel Pupuk Urea, NPK, TSP dan KCl

NO

KODE /JENIS

P205

K2O

3.

4.

5.

1.

2.

A1-NPK

15.62

15

A2-UREA

45.73

A3-KCl

A4-TSP

43.74

B1-NPK

12.98

15.32

13.75

B2-UREA

46.04

B3-KCl

48.08

B4-TSP

38.93

C1-NPK

8.08

13.97

13.87

10

C2-UREA

45.89

11

C3-KCl

52.26

12

C4-TSP

42.94

13

D1-NPK

8.7

14.89

15.38

14

D2-UREA

46.44

15

D3-KCl

52.54

16

D4-TSP

38.36

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

13.77

15

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

1.

2.

17

E1-NPK

18

E2-UREA

19

3.

4.

5.

8.24

13.63

12.45

46.19

E3-KCl

52.3

20

E4-TSP

40.69

21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36

F1-NPK
F2-UREA
F3-KCl
F4-TSP
G1-NPK
G2-UREA
G3-KCl
G4-TSP
H1-NPK
H2-UREA
H3-KCl
H4-TSP
I1-NPK
I2-UREA
I3-KCl
I4-TSP

8.6
46.51
8.82
45.51
9.08
45.89
7.97
45.72
-

14.59
45.09
14.98
43.9
14.57
44.77
15.21
45.85

15.99
51.82
14.47
52.9
14.53
52.3
13.91
0.17
-

Diperoleh 1 (satu) sampel pupuk KCl dari 9 (sembilan) sampel yang


diteliti memiliki kandungan K2O = 0%, dan 1 sampel hanya mengandung
0.17%.

Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa kedua sampel ini bukanlah

pupuk KCl melainkan bahan lain yang bentuknya menyerupai pupuk KCl.
Jenis pupuk lainnya yaitu NPK dan TSP masih memiliki kandungan
bahan anorganik yang sesuai meskipun kadarnya bervariasi dan tidak sesuai
dengan seharusnya. Pupuk urea yang diteliti hampir seluruhnya telah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, yaitu mengandung 45% nitrogen.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

16

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

Jalur distribusi pupuk yang diamati dari distributor hingga ke petani


telah berjalan cukup baik.

Koordinasi antara dinas terkait dengan petani

serta distributor dapat terselenggara sebagaimana mestinya.

Sebagai

contoh, jalur distribusi pupuk di Kabupaten Deli Serdang sebagai berikut :

PUPUK ISKANDAR MUDA

PT. MASYARAKAT PRATAMA


MEDAN

PEMDA

Syarat DO

DINAS PERTANIAN
Kontrak jumlah per
Kecamatan ditetapkan
Oleh PEMDA

Surat Permintaan

KECAMATAN

KIOS

KIOS

KIOS

KIOS

P E T A N I
Gambar 1. Jalur Distribusi Pupuk Pengadaan Pupuk di Kabupaten Deli
Serdang

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

17

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

Dinas Pertanian melakukan pemantauan di lokasi setiap minggu dan


mengadakan rapat dengan masyarakat untuk memperoleh data luas tanam
untuk memprediksi kebutuhan pupuk.
Berdasarkan data luas tanam yang diperoleh dari setiap kelompok
tani, maka dilakukan permintaan pengadaan pupuk dari Dinas Pertanian
kepada PT. Pupuk Iskandar Muda dengan jumlah sesuai dengan kebutuhan
pada musim tanam. PT. Pupuk Iskandar Muda menyalurkan pupuk kepada
perusahaan penyalur pupuk yang telah ditunjuk yaitu

PT. Masyarakat

Pratama yang berlokasi di Medan. Selanjutnya kios-kios pengecer di tingkat


Kecamatan yang telah ditunjuk resmi oleh pemerintah membeli ke

PT.

Masyarakat Pratama sesuai dengan jumlah yang ditentukan berdasarkan


kebutuhan pupuk dan permintaan dari setiap kelompok tani yang disahkan
oleh tanda tangan Ketua Kelompok Tani. PT. Masyarakat Pratama
menyalurkan pupuk kepada kios pengecer setelah adanya izin Deliveri Order
(DO) dari Dinas Pertanian.

Setelah disalurkan kepada petani Dinas

Pertanian mengadakan evaluasi setiap minggu untuk mengetahui proses


penyaluran pupuk sampai ke petani.

4.2. Pembahasan
Dari data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis yang telah
dilakukan terhadap pupuk-pupuk yang beredar dipasaran, ditemukan
beberapa pupuk yang memiliki kandungan tidak semestinya. Berikut

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

18

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

diuraikan pupuk-pupuk yang telah diteliti serta terlampir toko-toko penjual


pupuk pada setiap daerah.

A. Pupuk NPK
Pupuk majemuk NPK yang terdiri dari unsur N, P, dan K ternyata
hampir semua toko ditemukan tidak memiliki kandungan yang sebenarnya.
Pupuk NPK yang dijual seharusnya mengandung 15% N, 15% P, dan 15% K.
Ternyata di beberapa toko, kandungan unsur Nitrogen terlalu rendah (sekitar
7.97% 12.8%), kandungan Posfor kurang dari standar (13.63% 14.89%)
dan melebihi stardar (15.21% 15.32%), kandungan Kalium juga kurang dari
standar (12.45% 14.53%) tetapi ada yang melebihi standar (15.99%).
Diduga ada unsur kesengajaan oleh oknum-oknum tertentu yang menjual
pupuk NPK dengan komposisi NPK tidak sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh

pemerintah. Misalnya dengan memasukkan pupuk NPK

dengan komposisi 8:12:15 atau 9;15:16, karena berdasarkan informasi harga


yang diperoleh dari beberapa penjual ternyata pupuk-pupuk jenis ini memiliki
harga yang lebih rendah. Pupuk-pupuk inilah yang dikemas dengan diberi
label kandungan NPK 15-15-15.

B. Pupuk Urea
Hasil pengamatan terhadap penjual dan analisis yang telah dilakukan
terhadap pupuk urea diperoleh kandungan nitrogen antara 45.51% 46.51%,
dengan asumsi bahwa pupuk jenis ini memiliki kandungan yang sesuai
Balitbang Propinsi Sumatera Utara

19

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

dengan standar pemerintah. Pupuk urea ini termasuk salah satu dari pupuk
yang mendapat subsidi dari pemerintah (terlampir Keputusan Menteri
Pertanian Nomor : 237/Kpts/Ot.210/ 4/2003, tentang Pedoman Pengawasan
Pengadaan, Peredaran, Dan Penggunaan Pupuk Anorganik). Pupuk jenis ini
memang sulit untuk dipalsukan karena tidak ada bahan lain yang dapat
menggantikan pupuk jenis ini.

C. Pupuk TSP
Pupuk TSP (Triple Super Phoshate) adalah pupuk anorganik yang
mendapat subsidi dari pemerintah (SK Mentan No.237/Kpts/Ot.210/4/2003).
Pupuk ini mengandung unsur P2O5 (46%). Dari hasil pengamatan dari
beberapa penjual dan hasil analisis laboratorium diperoleh kandungan P 2O5
antara: 38.36% 45.85%. Rendahnya kandungan P2O5 kemungkinan akibat
ulah oknum atau penjual yang melakukan pengoplosan yaitu menambahkan
bahan-bahan tertentu yang mirip dengan bentuk daripada pupuk TSP.
Dugaan lain adalah mungkin adalah penyimpanan yang terlalu lama
sehingga mengakibatkan kandungan P2O5 menguap atau larut akibat terkena
uap air/air.

D. Pupuk Kalium
Pupuk K (Kalium) biasa dijual dalam bentuk KCl yang memiliki
kandungan K20 60% juga merupakan salah satu pupuk yang mendapat
subsidi dari pemerintah (SK Mentan No.237/Kpts/Ot.210/4/2003). Hasil

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

20

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

pengamatan terhadap penjual di beberapa daerah serta hasil analisis di


laboratorium, diperoleh kandungan K2O antara: 0% - 52.9%. Ditemukannya
kandungan K2O yang rendah pada beberapa penjual adalah hal yang luar
biasa. Pupuk jenis KCl ini memang mudah dipalsukan dengan menggunakan
bahan-bahan tertentu. Satu kasus ditemukan di daerah dimana ditemukan
pupuk KCl yang terbuat dari pasir pantai yang diberi warna. Kasus lain
ditemukan pupuk KCl dicampur dengan pasir pantai. Pupuk KCl ini memiliki
struktur seperti pasir pantai tetapi berwarna merah. Memang ditemukan pada
beberapa penjual pupuk KCl memiliki kandungan 48.08% - 52.9%). Pupuk
KCl memiliki sifat yang higroskopis (mudah menarik uap air/ air), sehingga
dalam beberapa waktu kandungan K2O akan berkurang. Hal ini diduga akibat
teknik penyimpanan pupuk yang tidak sesuai dengan yang ditentukan (terlalu
lama dalam penyimpanan). Mengingat pupuk KCl merupakan pupuk yang
penting

dan

mutlak

dibutuhkan

petani

sehingga

sering

mengalami

kelangkaan di pasaran, kandungan K2O hingga 0% adalah mustahil.


E. Sistem Pengawasan
Sistem peredaran dan pengawasan pupuk di tiga lokasi penelitian
terlihat

sudah

sesuai

237/Kpts/Ot.210/ 4/2003

dengan

Keputusan

Menteri

Pertanian

Nomor

tentang Pedoman Pengawasan Pengadaan,

Peredaran, dan Penggunaan Pupuk Anorganik. Namun sistem yang telah


dijalankan ini tidak menjamin dapat mengatasi peredaran pupuk palsu
maupun pupuk ilegal di daerah.
Balitbang Propinsi Sumatera Utara

Begitu besarnya peranan pupuk dalam


21

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

bidang pertanian menyebabkan banyaknya pihak yang terlibat dalam


perdagangan pupuk. Sebagian pihak hanya menginginkan keuntungan yang
besar sehingga menggunakan cara-cara yang ilegal melalui proses
pemalsuan pupuk, penyelundupan pupuk atau penggantian kemasan/merek
pupuk bersubsidi menjadi pupuk non subsidi.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

22

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

BAB
V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut ;
1. Masih ditemukan pupuk yang beredar di pasaran dengan kandungan
yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Ditemukan 2 (dua) agen yang menjual pupuk KCl dengan kandung
K2O 0% dan 0.17%.
3. Kecuali pupuk urea, pupuk lain yang diteliti yaitu NPK, TSP dan KCl
memiliki kandungan tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.

5.2. Saran
Untuk mengatasi beredarnya pupuk palsu lebih luas lagi perlu diambil
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dilakukan pengawasan lebih terpadu dengan melibatkan berbagai
elemen, antara lain Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Kepolisian,
Distributor, Pabrik Pupuk, LSM, Perguruan Tinggi dan masyarakat
petani.
2. Perlu dilakukan pengujian kemurnian pupuk secara berkala.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

23

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

3. Pengefektifan

Keputusan

Menteri

Pertanian

Nomor

237/Kpts/Ot.210/4/2003 tentang Pedoman Pengawasan Pengadaan,


Peredaran,

dan

Penggunaan

Pupuk

Anorganik

perlu

lebih

diintensifkan melalui peningkatan sumberdaya manusia pelaksana


pengawasan peredaran pupuk.
4. Untuk mengatasi permasalahan peredaran pupuk palsu, perlu
dilakukan penelitian lebih lanjut terutama yang banyak terjadi pada
tingkat produsen dan distributor.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

24

Kajian Aktual Keaslian Pupuk

DAFTAR PUSTAKA

Ashari, S. 1995. Hortikultura, Aspek Budidaya.


Indonesia. Jakarta.

Penerbit Universitas

Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha,
dan Go Ban Hong. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung.
Hartmann, H.T., Anton, M.K., Vincent, E.R., and William, J.K. 1988. Plant
Science. Regents/Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.
TempoInteraktif, Senin 30 Mei 2005
Tsidale, S.L., and Werner, L.N. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. 3 rd Ed.
Macmillan Pub. Co.Inc. New York.

Balitbang Propinsi Sumatera Utara

25

Anda mungkin juga menyukai