Pupuk
Pupuk
KERJASAMA
BAB
I
PENDAHULUAN
Indonesia. Sebagai gambaran apabila pada tahun 1989 pupuk yang terdaftar
di Departemen Pertanian hanya 37 merek, maka pada akhir Desember 2002
telah mencapai 819 merek dan di luar itu masih banyak ditemukan jenis
dan merek pupuk yang tidak terdaftar maupun tidak mengacu pada SNI
pupuk.
Mengingat pentingnya peranan pupuk bagi pengembangan pertanian,
menyebabkan
pemerintah
masyarakat petani.
masih
tetap
memberikan
subsidi
kepada
milyaran rupiah untuk subsidi pupuk dicemari oleh beberapa oknum yang
tidak bertanggung jawab dengan cara memproduksi pupuk palsu dan
mengedarkannya pada masyarakat. Pupuk palsu adalah pupuk yang isi dan
atau mutunya tidak sesuai dengan label atau pupuk yang merek, wadah,
kemasan dan atau labelnya meniru pupuk lain yang telah diedarkan secara
legal. Sedangkan yang dimaksud dengan pupuk ilegal adalah pupuk yang
tidak terdaftar atau yang telah habis masa berlaku nomor pendaftaran yang
diberikan atau pupuk tidak berlabel.
Tindakan pemalsuan pupuk yang telah berlangsung berkali-kali selama
ini telah banyak merugikan masyarakat dan pemerintah.
Sebagai contoh
perhatian yang serius dari pemerintah, agar kejadian serupa tidak terulang
kembali.
Beberapa jenis pupuk yang sering dipalsukan antara lain adalah pupuk
urea, NPK, TSP dan KCl. Untuk mengantisipasi masih beredarnya pupuk
palsu dari keempat jenis di atas perlu kiranya diteliti ulang apakah masih ada
pupuk-pupuk palsu yang beredar di pasaran. Sebagai sampel penelitian ini
dilaksanakan di 3 (tiga) wilayah pasar yang ada di Kota Medan, Kabupaten
Deli Serdang dan Kabupaten Langkat.
1.4. Hipotesis
Pupuk urea, NPK, TSP (SP-36) dan KCl palsu masih ditemukan di
berbagai pasar di Kota Medan, Kabupaten Deli Serdang dan Kabupaten
Langkat.
BAB
II
TINJAUAN PUSTAKA
(mineral) atau pupuk buatan dan golongan organik (pupuk alam). Golongan
pupuk buatan atau sering disebut pupuk pabrik paling luas penggunaannya.
Hal ini disebabkan pupuk tersebut cepat tersedia bagi tanaman, mudah
pengemasan dan pengangkutannya dan murah biayanya (Ashari, 1995).
Beberapa jenis pupuk yang mengandung nitrogen
bawah ini :
Balitbang Propinsi Sumatera Utara
Formula
Kadar N
(%)
Sifat
Amonia cair
NH3
82
Murah
Amonium nitrat
NH4NO3
33
Umum, termurah
Amonium fosfat
NH4H2PO4
11
Amonium sulfat
(NH4)2SO4
21
Kalsium nitrat
Ca(NO3)2
17
Mengandung Ca dan N
Natrium nitrat
NaNO3
16
Mengandung Na dan N
Urea
(NH4)2CO
45
Bila ditemukan
sebabnya banyak yang menganjurkan memberi urea ini melalui daun (Tisdale
and Nelson, 1975, Hakim dkk, 1986).
Urea termasuk pupuk N yang dahulu banyak kita impor, tetapi kini kita
telah mengekspor karena telah diproduksi di dalam negeri. Urea terbuat dari
gas amonia dan gas asam arang, persenyawaan kedua gas ini menghasilkan
pupuk urea yang mengandung zat Nitrogen (N) 46% (Hakim dkk, 1986).
Dalam pupuk
majemuk Nitrogen biasanya ditulis dengan huruf N, Posfor dengan P2O5, dan
Kalium dengan K2O.
buatan begitu tinggi sehingga tidak hanya merugikan petani secara langsung,
tetapi juga pemerintah berkaitan dengan program ketahanan pangan.
Demikian pentingnya pupuk untuk meningkatkan produksi pertanian
dalam rangka menjamin ketahanan pangan nasional, pemerintah terus
memberikan subsidi pupuk kepada masyarakat petani. Jenis pupuk yang
memperoleh subsidi dari pemerintah adalah urea, TSP dan KCl. Menteri
Pertanian Republik Indonesia Anton Apriyantono menjelaskan, Departemen
Pertanian telah mengusahakan pemberian subsidi pupuk yang sudah masuk
dalam APBN 2005 sebesar Rp. 1,3 triliun. Selain itu, Deptan juga meminta
tambahan subsidi sebesar Rp 500 miliar yang masuk dalam APBN-P 2005
(Tempo Interaktif, Senin 30 Mei 2005).
Pada musim tanam 2003/2004 lalu, pemerintah telah mengucurkan
subsidi pupuk buat kalangan petani sebesar Rp 1,3 triliun. Pada musim
tanam tahun 2004/2005 pengucuran subsidi serupa, sesuai perencanaan,
akan menghabiskan dana sebesar Rp 1,35 triliun. Diharapkan subsidi yang
akan datang itu benar-benar sampai pada petani.
Dampak dari tidak sampainya subsidi pupuk pada musim tanam lalu,
menimbulkan peristiwa kelangkaan pupuk di seluruh tanah air. Kemungkinan
pupuk bersubsidi tersebut banyak dilarikan ke luar negeri dan dijual ke
10
11
BAB
III
METODE PENELITIAN
yang menjual pupuk yang terdiri dari 4 jenis pupuk, yaitu urea, NPK, TSP
(SP-36) dan KCl.
yang menjual pupuk yang terdiri dari 4 jenis pupuk, yaitu urea,
Sampel
12
1. Pupuk Urea
Pupuk urea dianalisis dengan menggunakan metode Kjeldahl sebagai
berikut :
Pupuk digerus sampai halus, ditimbang sebanyak 100 mg dan dimasukkan
ke dalam tabung reaksi ukuran 20 x 160 mm. Ke dalam tabung ditambahkan
H2SO4 pekat. Kemudian didestruksi di hot plate sampai jernih dan ditunggu
hingga dingin. Selanjutnya diencerkan dengan H2O hingga volume mencapai
100 ml dan dikocok. Dari larutan ini dipipet 10 ml lalu didestilasi ke dalam
tabung Kjeldahl.
13
volume mencapai 100 ml dan dikocok. Dari larutan ini 10 ml dipipet ke dalam
tabung pereaksi diameter 16 x 160 mm dan ditambah H2O dan pereaksi P
sebanyak 1 ml.
3. Pupuk KCl
Pupuk NPK dan TSP dianalisis dengan menggunakan metode Atomic
Absorbance Spectrophotometer (AAS) sebagai berikut :
Pupuk digerus sampai halus, ditimbang sebanyak 100 mg dan dimasukkan
ke dalam labu ukur 100 ml + H 2O, kemudian diukur dengan AAS.
14
BAB
IV
4.1. Hasil
NO
KODE /JENIS
P205
K2O
3.
4.
5.
1.
2.
A1-NPK
15.62
15
A2-UREA
45.73
A3-KCl
A4-TSP
43.74
B1-NPK
12.98
15.32
13.75
B2-UREA
46.04
B3-KCl
48.08
B4-TSP
38.93
C1-NPK
8.08
13.97
13.87
10
C2-UREA
45.89
11
C3-KCl
52.26
12
C4-TSP
42.94
13
D1-NPK
8.7
14.89
15.38
14
D2-UREA
46.44
15
D3-KCl
52.54
16
D4-TSP
38.36
13.77
15
1.
2.
17
E1-NPK
18
E2-UREA
19
3.
4.
5.
8.24
13.63
12.45
46.19
E3-KCl
52.3
20
E4-TSP
40.69
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
F1-NPK
F2-UREA
F3-KCl
F4-TSP
G1-NPK
G2-UREA
G3-KCl
G4-TSP
H1-NPK
H2-UREA
H3-KCl
H4-TSP
I1-NPK
I2-UREA
I3-KCl
I4-TSP
8.6
46.51
8.82
45.51
9.08
45.89
7.97
45.72
-
14.59
45.09
14.98
43.9
14.57
44.77
15.21
45.85
15.99
51.82
14.47
52.9
14.53
52.3
13.91
0.17
-
Dari hasil ini dapat dikatakan bahwa kedua sampel ini bukanlah
pupuk KCl melainkan bahan lain yang bentuknya menyerupai pupuk KCl.
Jenis pupuk lainnya yaitu NPK dan TSP masih memiliki kandungan
bahan anorganik yang sesuai meskipun kadarnya bervariasi dan tidak sesuai
dengan seharusnya. Pupuk urea yang diteliti hampir seluruhnya telah sesuai
dengan standar yang telah ditetapkan, yaitu mengandung 45% nitrogen.
16
Sebagai
PEMDA
Syarat DO
DINAS PERTANIAN
Kontrak jumlah per
Kecamatan ditetapkan
Oleh PEMDA
Surat Permintaan
KECAMATAN
KIOS
KIOS
KIOS
KIOS
P E T A N I
Gambar 1. Jalur Distribusi Pupuk Pengadaan Pupuk di Kabupaten Deli
Serdang
17
PT. Masyarakat
PT.
4.2. Pembahasan
Dari data yang telah dikumpulkan dan hasil analisis yang telah
dilakukan terhadap pupuk-pupuk yang beredar dipasaran, ditemukan
beberapa pupuk yang memiliki kandungan tidak semestinya. Berikut
18
A. Pupuk NPK
Pupuk majemuk NPK yang terdiri dari unsur N, P, dan K ternyata
hampir semua toko ditemukan tidak memiliki kandungan yang sebenarnya.
Pupuk NPK yang dijual seharusnya mengandung 15% N, 15% P, dan 15% K.
Ternyata di beberapa toko, kandungan unsur Nitrogen terlalu rendah (sekitar
7.97% 12.8%), kandungan Posfor kurang dari standar (13.63% 14.89%)
dan melebihi stardar (15.21% 15.32%), kandungan Kalium juga kurang dari
standar (12.45% 14.53%) tetapi ada yang melebihi standar (15.99%).
Diduga ada unsur kesengajaan oleh oknum-oknum tertentu yang menjual
pupuk NPK dengan komposisi NPK tidak sesuai dengan standar yang telah
ditentukan oleh
B. Pupuk Urea
Hasil pengamatan terhadap penjual dan analisis yang telah dilakukan
terhadap pupuk urea diperoleh kandungan nitrogen antara 45.51% 46.51%,
dengan asumsi bahwa pupuk jenis ini memiliki kandungan yang sesuai
Balitbang Propinsi Sumatera Utara
19
dengan standar pemerintah. Pupuk urea ini termasuk salah satu dari pupuk
yang mendapat subsidi dari pemerintah (terlampir Keputusan Menteri
Pertanian Nomor : 237/Kpts/Ot.210/ 4/2003, tentang Pedoman Pengawasan
Pengadaan, Peredaran, Dan Penggunaan Pupuk Anorganik). Pupuk jenis ini
memang sulit untuk dipalsukan karena tidak ada bahan lain yang dapat
menggantikan pupuk jenis ini.
C. Pupuk TSP
Pupuk TSP (Triple Super Phoshate) adalah pupuk anorganik yang
mendapat subsidi dari pemerintah (SK Mentan No.237/Kpts/Ot.210/4/2003).
Pupuk ini mengandung unsur P2O5 (46%). Dari hasil pengamatan dari
beberapa penjual dan hasil analisis laboratorium diperoleh kandungan P 2O5
antara: 38.36% 45.85%. Rendahnya kandungan P2O5 kemungkinan akibat
ulah oknum atau penjual yang melakukan pengoplosan yaitu menambahkan
bahan-bahan tertentu yang mirip dengan bentuk daripada pupuk TSP.
Dugaan lain adalah mungkin adalah penyimpanan yang terlalu lama
sehingga mengakibatkan kandungan P2O5 menguap atau larut akibat terkena
uap air/air.
D. Pupuk Kalium
Pupuk K (Kalium) biasa dijual dalam bentuk KCl yang memiliki
kandungan K20 60% juga merupakan salah satu pupuk yang mendapat
subsidi dari pemerintah (SK Mentan No.237/Kpts/Ot.210/4/2003). Hasil
20
dan
mutlak
dibutuhkan
petani
sehingga
sering
mengalami
sudah
sesuai
237/Kpts/Ot.210/ 4/2003
dengan
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
22
BAB
V
5.1. Kesimpulan
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan sebagai berikut ;
1. Masih ditemukan pupuk yang beredar di pasaran dengan kandungan
yang tidak sesuai dengan standar yang telah ditetapkan.
2. Ditemukan 2 (dua) agen yang menjual pupuk KCl dengan kandung
K2O 0% dan 0.17%.
3. Kecuali pupuk urea, pupuk lain yang diteliti yaitu NPK, TSP dan KCl
memiliki kandungan tidak sesuai dengan standar yang telah
ditetapkan.
5.2. Saran
Untuk mengatasi beredarnya pupuk palsu lebih luas lagi perlu diambil
langkah-langkah sebagai berikut :
1. Dilakukan pengawasan lebih terpadu dengan melibatkan berbagai
elemen, antara lain Dinas Pertanian, Dinas Perdagangan, Kepolisian,
Distributor, Pabrik Pupuk, LSM, Perguruan Tinggi dan masyarakat
petani.
2. Perlu dilakukan pengujian kemurnian pupuk secara berkala.
23
3. Pengefektifan
Keputusan
Menteri
Pertanian
Nomor
dan
Penggunaan
Pupuk
Anorganik
perlu
lebih
24
DAFTAR PUSTAKA
Penerbit Universitas
Hakim, N., M.Y. Nyakpa, A.M. Lubis, S.G. Nugroho, M.R. Saul, M.A. Diha,
dan Go Ban Hong. 1986. Dasar-dasar Ilmu Tanah. Universitas
Lampung.
Hartmann, H.T., Anton, M.K., Vincent, E.R., and William, J.K. 1988. Plant
Science. Regents/Prentice Hall. Englewood Cliffs. New Jersey.
TempoInteraktif, Senin 30 Mei 2005
Tsidale, S.L., and Werner, L.N. 1975. Soil Fertility and Fertilizers. 3 rd Ed.
Macmillan Pub. Co.Inc. New York.
25