DISUSUN OLEH
KELOMPOK
DISUSUN OLEH
ROSARI AGUS
04121003
FEBRI WIDYA
04121028
Di dalam jantung
normal
Aterosklerosis koroner
menyebabkan disfungsi miokardium karena terganggunya alirandarah
ke otot jantung. Terjadi hipoksia dan asidosis karena penumpuka
asam laktat. Infark miokardium biasanya tanda terjadinya gagal
jantung.
Hipertensi sistemik atau pulmonal (peningkatan afterload)
Meningkatkan beban kerja jantung sehingga mengakibatkan hipertropi
serabut otot jantung (hipertropi miokard). Sebenarnya hipertropi
miokard termasuk mekanisme kompensasi karena meningkatkan
kontraktilitas jantung. Tetapi hipertropi otot jantung ini tidak berfungsi
normal sehingga terjadi gagal jantung.
Peradangan dan penyakit miokardium degeneratif
Kondisi ini merusak serabut jantung, menyebabkan kontraktilitas
menurun.
Penyakit jantung lain
Penyakit jantung yang sebenarnya tidak mempengaruhi jantung
secara langsung, seperti: gangguan aliran darah melalui jantung (ex:
stenosiskatup semiluner), ketidakmampua jantung mengisi darah (ex:
tamponade perikardium, perikarditaskonstriktif, stenosis katup AV),
pengosongan jantung abnormal (ex: insufisiensi katup AV),
peningkatan mendadak afterload karena meningkatnya tekanan
darah sistemik (hipertensimaligna menyebabkan gagal jantung
meski tidak ada hipertropi miokardial.
Faktor Sisitemik
Meningkatnya laju metabolisme (ex: demam, tirotoksikosis), hipoksia
dan anemia memrlukan peningkatan curah jantung untuk memenuhi
kebutuhan oksigen sistemik. Hipoksia/anemia dapat menurunkan
suplai oksigen ke jantung, Asidosis (respiratorius&metabolik) &
abnormalitas elektrolit dapat menurunkan kontraktilitas jantung.
Disritmia jantung dapat terjadi secara sendirinya atau sekunder
III.
2.
KompensasiGinjal
Penurunan perfusi ginjal penurunan GFR & aktivasi mekanisme
renin-angiotensin-aldosteron peningkatan SVR & peningkatan
absorpsi air dan sodium
3.
4.
Dilatasi Ventrikel
Peningkatan preload
kontraktilitas ventrikel
dilatasi
Hipertropi Miokardium
Massa otot jantung meningkat
geometrik jantung.
ventrikel,
dan
dapat
mempengaruhi
menurunkan
konfigurasi
5.
6.
Respon Neurohormonal
Aktivasi sistem renin-angiotensin-aldosteron, sekresi ADH, sekresi
endithelin (vasokonstriktor) dan cytokin dan interleukin (menekan fungsi
jantung).
a.
MANIFESTASI KLINIS
Pernafasan Cheyne-Stokes
Pulsus alternans
Peningkatan HR
Pertukaran O2 buruk
Crackles
Kelemahan
Dyspnea
Takikardi
Edema
Nokturia
Perubahan kulit
Nyeri dada
b.
KOMPLIKASI
IV.
PENATALAKSAAN
Tujuan dasar penatalaksanaan pasien gagal jantung:
Dukung istirahat untuk mengurangi beban kerja jantung
Meningkatkan kekuatan dan efisiensi kontraksi jantung dengan
bahan-bahan farmakologis
Menghilangkan penimbunan cairan tubuh berlebihan dengan
terapi diuretik diet dan istirahat
Dengan cara:
Menurunkan volume intravaskuler
Menurunkan venous return
Menurunkan afterload
Meningkatkan pertukarangas
oksigenasi
PENATALAKSANAAN: KOLABORASI
Dasar terapi farmakologis gagal jantung adalah glikosida jantung,
diuretik dan vasodilator.
ACE inhibitor
Obat digitalis
meningkatkan kekuatan kontraksi jantung dan memperlambat
frekuensi jantung
efek: peningkatan curah jantung dengan memperkuat tenaga
konstraksi ventrikel, penurunan tekanan vena dan volume
darah, menurunkan ukuran jantung, peningkatan diueresis,
memperlambat kecepatan ventrikel pada keadaandisritmia
supraventrikuler
Digitalis dosis lengkap diberikan pada penderita gagal jantung
berat.Jika tidak, diberikan sebagian. Dosis pemeliharaan
setiap hari.
Mengatasi keadaan yang reversibel, termasuk tirotoksikosis,
miksidema, dan aritmia.
Dosis digitalis:
Diuretik
Yang digunakan furosemid 40-80 mg. Dosis penunjang rata-rata
20 mg. Efek samping:hipokalemia, diatasi dengan suplai garam
kalium atau spironolakton. Diuretik lain: hidrokloritiazid,
klortalidon, triamteren, amilorid, dan asam etakrinat. Dampak
diuretik yang mengurangi beban awal tidak mengurangi curah
jantung atau kelangsungan hidup, tapi merupakan pengobatan
garis pertama karena mengurangi gejala dan perawatan di
rumah sakit.
Obat inotropik
Obat vasodilator
Vasodilator menyebabkan relaksasi otot secara halus oleh
karena mempersatukan vena, menurunkan resistensi peripheral,
dan akhirnya menurunkan daya kerja jantung.
Antiarritmia
Restriksi cairan
REFERENSI
Proses Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Sistem Kardiovaskuler.
Pusat Pendidikan Tenaga Kesehatan Departemen Kesehatan.1996.
Jakarta: EGC
Rencana Asuhan Keperawatan
Engran.1998. Jakarta: EGC
Medikal
Bedah
Volume
2.
Barbara