Anda di halaman 1dari 40

KEGIATAN BELAJAR

1. Kegiatan Belajar 1

Jenis-jenis dan cara kerja control

control Valve
A. Tujuan Kegiatan Belajar 1 :
1) Siswa dapat mengidentifikasi jenis-jenis control valve yang
umum dipergunakan di industri dengan benar.
2) Siswa dapat menjelaskan prinsip kerja setiap jenis kontrol
valve dengan benar
3) Siswa dapat memilih dan menentukan jenis kontrol valve
yang tepat untuk mengatur aliran fluida tertentu.
B. Materi Pembelajaran 1

1. PENGERTIAN
Valve (Katup) adalah sebuah perangkat yang mengatur,
mengarahkan atau mengontrol aliran dari suatu cairan (gas,
cairan, padatan terfluidisasi) dengan membuka, menutup, atau
menutup sebagian dari jalan alirannya.
Valve (katup) dalam pemakaian

sehari-hari, paling nyata

adalah pada pipa air, seperti keran untuk mengatur atau


membuka-menutup aliran air. Contoh akrab lainnya termasuk
katup kontrol gas di kompor, katup kecil yang dipasang di kamar
mandi dan masih banyak lagi.
Valve (Katup) dapat dioperasikan secara manual, baik oleh
pegangan , tuas pedal dan lain-lain. Selain dapat dioperasikan
secara manual katup juga dapat dioperasikan secara otomatis
(control valve) dengan menggunakan prinsip perubahan aliran
tekanan,

suhu

dll.

Perubahan2

ini

dapat

mempengaruhi

diafragma, pegas atau piston yang pada gilirannya mengaktifkan


katup secara otomatis
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

Gambar 1.

Macam-macam katup manual

Gambar 2. Macam-macam valve otomatis (control valve)

Di industri, control valve bertugas melakukan langkah koreksi


terhadap variabel termanipulasi, sebagai hasil akhir dari sistem
pengendalian.

2. Bagian-bagian control Valve


Secara umum, kontruksi valve (katup) terdiri dari dua bagian
dasar, yaitu :
a. Actuator/penggerak
Aktuator

adalah

suatu

terjemahan

sinyal

kontrol

(yang

dikonversi) ke dalam tindakan pada elemen kontrol. Actuator


adalah bagian yang mengerjakan gerak buka tutup valve yang
terdiri dari diapragma, upper diapragma case, pegas, yoke,
stem, dll. Jadi, jika suatu valve dioperasikan, maka aktuator
akan

mengkonversi sinyal kontrol ke dalam tindakan fisik

membuka atau menutup valve.


Aktuator memberikan kekuatan pendorong yang mengontrol
posisi katup. Sehingga dapat melakukan hal berikut:

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

Menahan posisi katup ketika melawan kekuatan aliran


fluida
Menyediakan operasi yang diperlukan untuk kendali
penuh.
Dapat menutup aliran dengan menggunakan kekuatan

yang cukup.
Mengoperasikan

gerakan

pada

kecepatan

yang

diinginkan.

Gambar 3. Bagian actuator suatu control


valve

b. Body Valve
Body

valve

adalah

bagian

valve

yang

berhubungan

langsung/menentukan besarnya aliran fluida yang masuk ke


proses.
Body valve terdiri dari plug, seat, gasket , dan lain-lain.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

Gambar 4. Bagian body suatu control valve


3. Karakteristik Aliran
Sebelum memmbahas lebih jauh tentang katup (valve), sekarang
kita

akan

membahas

sekilas

tentang

karakteristik

aliran.

Karakteristik aliran dari katup pengendali menunjukan laju aliran


untuk rentang oprasi katup. Karakteristik aliran sebuah
kontrol valve adalah hubungan antara laju aliran yang
melalui kontrol valve dengan gerakan valve/katup/sumbat
jika gerakan bervariasi dari 0% hingga 100% .
Adapun jenis-jenis karakteristik aliran dari sebuah kontrol valve,
antara lain adalah :
a. Quick Opening.

Sesuai untuk perubahan maksimum laju aliran pada


gerakan valve yang pelan dengan hubungan yang

hampir linier
Penambahan gerakan valve memberikan perubahan
tereduksi sesaat pada laju aliran, dan jika plug valve
mendekati posisi bukaan lebar, perubahan laju aliran

mendekati nol.
Digunakan khususnya untuk keperluan on-of
Pada sistem ketinggian cairan, karakteristik

ini

digunakan untuk penambahan p dengan penambahan


terkunci, p pada beban maksimum > 200% beban
minimum p.
b. Linier
Laju aliran proporsional secara langsung terhadap gerakan
valve drop tekanan konstan
Penguatan valve akan sama di seluruh aliran ( penguatan
valve adalah rasio perubahan penambahan laju aliran
terhadap perubahan penambahan posisi plug valve)
Umumnya digunakan untuk pengontrolan ketinggian cairan
dan

untuk

pengontrolan

aliran

tertentu

yang

membutuhkan penguatan konstan

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

Penurunan p dengan penambahan beban, p pada beban


maksimum > 20% beban minimum p pada sistem
ketinggian cairan
Penambahan p dengan penambahan beban, p pada
beban maksimum > 200% beban

minimum p pada

sistem ketinggian cairan


Pada proses kontrol aliran, karakteristik ini digunakan
untuk proporsional terhadap aliran dengan jangkauan set
point aliran yang lebar, jika lokasi control valve seri dan
bypass terhadap elemen pengukuran
Pada sistem kontrol tekanan, karakteristik ini digunakan
untuk

proses

gas,

volume

besar

(proses

penampung, sistem distribusi atau


melampaui

100

ft

dari

volume

memiliki

jalur transmisi
pipa

nominal)

dan

penurunan p dengan penambahan beban, p pada beban


maksimum > 20% beban minimum p.
c. Equal percentage
Dengan aliran kecil, perubahan laju aliran akan menjadi
kecil
Dengan aliran besar, perubahan laju aliran akan menjadi
besar
Pada sistem ketinggian cairan, karakteristik ini digunakan
untuk penurunan p dengan penambahan beban, p pada
beban maksimum <> 100 : 1
Standard butterfly valve : 10 : 1 hingga 20 : 1
Pinch & diaphragm valve : < 5 : 1

4. Pemilihan Kontrol Valve


Pada perkembangan teknologi instrumentasi sekarang ini, control
valve

banyak

macam,

jenis,

bentuk

dan

fungsinya.

Agar

penggunaan kontrol valve itu tepat sesuai harapan , memenuhi


syarat keselamatan krja, teliti dan akurat serta memiliki live time
yang

maksimal

maka

kita

perlu

mengetahui

dan

mempertimbangkan faktor-faktor yang dapat mempengaruhi


kinerja suatu kontrol valve. Adapun faktor-faktor yang perlu
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

dipertimbangkan

ketika

memilih

kontrol

valve

yang

akan

dipergunakan untuk mengendalikan aliran suatu fluida tersebut


antara lain adalah sebagai berikut :
a. Jenis fluida yang dikontrol
b. Temperatur fluida
c. Viskositas fluida
d. Berat spesifik (spesifik gravity) fluida
e. Kapasitas aliran yang dibutuhkan (maksimum dan minimum)
f. Tekanan inlet pada valve (maksimum dan minimum)
g. Tekanan outlet (maksimum dan minimum
h. Drop tekanan selama kondisi aliran normal
i. Drop tekanan pada kondisi shut of
j. Tingkat noise tekanan yang diijinkan
k. Derajat superheat atau terjadinya flashing
l. Ukuran pipa inlet dan outlet serta penjadwalan.
m. Jumlah jenis valve
n. Kuantitas yang diperoleh
o. Ukuran valve
p. Konstruksi bodi valve
Kemudian faktor lain yang juga perlu dipertimbangkan adalah :
q.
r.
s.
t.
u.

Ukuran aktuator yang dibutuhkan


Suplai udara instrumen yang tersedia
Jenis Bonnet (bellow seal atau extension)
Aksesori yang dibutuhkan (positioner, handwheel, dll)
Jenis sinyal instrumen (3 hingga 15 psi, 4 hingga 20 mA, dll)

5. Jenis-jenis valve
Valve atau katup banyak macam dan jenisnya. Berdasarkan
jumlah valve seat-nya,

kontrol valve diklasifikasikan menjadi

dua golongan, yaitu :


a. Single seat
b. Double seat
Berdasarkan fungsinya , valve diklasifikasikan menjadi tiga
golongan, yaitu :
a. Check valve
b. Safety valve
c. Regulating valve
Berdasarkan

sinyal

pengendali/penggeraknya,

valve

diklasifikasikan menjadi empat golongan, yaitu :


a. Pneumatik control valve
b. Electric control valve
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

c. Hydrolik control valve


d. Mekanik control valve
Berdasarkan bentuk sumbatnya , valve diklasifikasikan menjadi
enam macam, yaitu :
a.
b.
c.
d.
e.
f.

Gate valve
Globe valve
Ball valve
Butterfly valve
Diapragma valve
Pinc valve

Pada kesempatan sekarang ini, jenis-jenis valve yang akan


dijelaskan hanya jenis valve berdasarkan bentuk sumbatnya.

A. Gate Valve
Jenis valve ini memiliki sumbat berbentuk piringan atau yang
disebut wedge, yang digerakan ke atas dan ke bawah untuk
membuka dan menutup aliran fluida. Kegunaan utama dari
gate valve adalah untuk menutup dan membuka aliran secara
penuh/extreem (fully closed & fully opened position), on/of
control dan isolation equipment.

Gambar 5. Gate valve


Gate valve tidak bisa digunakan untuk mengatur besar
kecilnya aliran (regulate atau trotthling). Karena akan merusak
disc (pengikisan) atau mengubah posisi disc, sehingga terjadi
passing pada saat valve ditutup (passing = aliran akan tetap
lewat , walaupun valve ditutup).

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

Gambar 6. a. Gate valve posisi nutup


Pada saat gate valve terbuka sebagian

b. Gate val
(misalkan 50%

0pening), maka aliran fluida akan lewat dibawah disc dengan


bergejolak (turbulensi). Turbulensi ini akan menyebabkan dua
hal, yaitu :
a. Disc

akan

sehingga

mengayun

lama

(swing)

kelamaan

terhadap

possisi

disc

posisi

akan

seat,

berubah

terhadap seat,sehingga jika valve ditutup, maka disc tidak


akan berada pada

posisi yang tepat. Hal ini akan

mengakibatkan terjadi passing.


b. Akan terjadi pengikisan (erosion) pada badan disc.
Keuntungan
1. Low pressure drop
waktu buka penuh

Kekurangan
1. Tidak cocok di pakai untuk
separuh buka, karena akan
menimbulkan turbulensi
sehingga bisa mengakibatkan
erosi dan perubahan posisi gate
pada dudukan

2.

Low pressure
drop waktu buka
penuh

2. Untuk membuka dan menutup


valve perlu waktu yang panjang
dan memerlukan torsi / torque
yang tinggi

3. Amat ketat dan


cukup bagus waktu

3. Untuk ukuran 10 keatas tidak


cocok dipakai untuk steam.

penutupan penuh
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

4. Bebas kontaminasi
5.
Sebagai Gerbang
penutupan penuh,
sehingga tidak ada
tekanan lagi
B. Globe Valve
Glob valve merupakan salah satu jenis valve yang dirancang
untuk mengatur besar kecilnya aliran fluida (regulate atau
trotthling).

Gambar 7. Globe valve


Globe valve dan gate valve bentuk fisiknya hampir sama,
tetapi bentuk

sumbat (disc dan seatnya) beberbeda. Globe

valve bentuk disc nya menyerupai kerucut terpancung.


Bentuk disc seperti inilah yang menyebabkan terjadinya profil
(pola) pola aliran yang berbeda atau dapat mengatur laju
aliran secara linier. Globe valve dapat diandalkan sebagai
throttling atau regulating valve. Aliran fluida saat melewati
globe valve akan mengalami sedikit hambatan , sehingga
akan terjadi drop tekanan (pressure drop) yang lebih besar
dari gate valve. Aliran fluida masuk kedalam valve mengenai
seat lalu membelok ke atas melewati dan mengenai seluruh
bagian disc, lalu aliran akan dibelok lagi

ke arah keluaran

valve, seperti gambar di bawah ini.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

Gambar 8. Profil aliran fluida pada globe valve


Khusus untuk globe valve yang menangani aliran fluida
steam, maka biasanya valve akan dilengkapi dengan back
seat yang terletak berhadapan dengan seat. Back seat ini
berperan sebagai pelapis pelindung bagian atas globe valve
mencegah steam untuk menerobos masuk.

Gambar 9. Globe valve untuk mengatur aliran steam


Ada tiga jenis desain utama bentuk tubuh Globe Valve,
yaitu: Z-body, Y-body dan Angle- body :
- Z-Body desain adalah tipe yang paling umum yang sering
dipakai, dengan diafragma berbentuk Z. Posisi dudukan
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

10

disk horizontal dan pergerakan batang disk tegak lurus


terhadap sumbu pipa atau dudukan disk. Bentuknya yang
simetris

memudahkan

dalam

pembuatan,

instalasi

maupun perbaikannya.
- Y-Body

desain

adalah sebuah

alternatif

untuk

high

pressure drop. Posisi dudukan disk dan batang (stem) ber


sudut 45 dari arah aliran fluidanya. Jenis ini sangat cocok
untuk tekanan tinggi.
- Angle-Body desain adalah modifikasi dasar dari Z-Valve.
Jenis ini digunakan untuk mentransfer aliran dari vertikal
ke horizontal.

Gambar 10. Desain bentuk tubuh globe valve

Macam-macam bentuk Disc/plug dari Globe Valve :


a. Type Plug Disk
b. Tipe Regulating disk
c. Tipe flat disk
d. Tipe soft seat disk
e. Tipe guide disk

Keuntungan menggunakan Globe valve adalah :


-

Kemampuan dalam menutup baik.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

11

Kemampuan throttling (mengatur laju aliran) Cukup

baik.
-

Aplikasi luas (air, steam dan gas)

Pilihan pada karakteristik aliran (pada jenis cage trim)

Kelemahan utama penggunaan Globe Valve adalah:


-

Penurunan tekanan lebih tinggi dibandingkan dengan

Gate Valve.
-

Valve ukuran besar membutuhkan daya yang cukup atau


aktuator yang lebih besar untuk beroperasi.

Harganya mahal

C. Ball Valve
Ball valve adalah jenis valve yang penyekatnya/sumbatnya
berbentuk bola yang bolong/ mempunyai lubang menerobos
di tengahnya. Bola penyumbat ini terbuat dari logam, plastik
ataupun dari bahan keramik yang dilapisi bahan chrom untuk
membuatnya lebih tahan lama, tergantung jenis fluida yang
dialirkannya.

Bola penyumbat ini diapit oleh dudukan valve

untuk mengontrol aliran, Seperti gambar di bawah ini. Untuk


membuka menutup aliran dilakukan dengan jalan memutar
(rotasi) posisi ball.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

12

Gambar 11. Ball valve

Ball valve banyak digunakan karena kemudahannya dalam


perbaikan dan kemampuan untuk menahan tekanan dan suhu
tinggi. Ball valve dapat menahan tekanan hingga 10 000 Psi
dengan temperatur sekitar 200 derajat Celcius, sehingga
digunakan secara luas dalam aplikasi di industri. Ball valve
tersidia dengan ukuran antara inci sampai 6 inci.
Ada dua type ball valve, yaitu :
a.

Full bore ball valve

Gambar 12. Full bore ball valve

Full bore ball valve adalah type ball valve dengan diameter
lubang bolanya sama dengan diameter pipa. Jenis ini biasanya
digunakan

pada

blow

down

pinggable

line,

production

manifold, pipiline dll.

b. Reduced bore ball valves

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

13

Gambar 13. Reduced bore ball valve

Reduced bore ball valves adalah jenis ball valves yang diameter
lubang bolanya tidak seukuran dengan diameter lubang pipa,
tapi lebih kecil. Diameter lubang bola lebih kecil satu ukuran dari
dianeter pipa sebenarnya. Misalnya ukuran diameter pipa 4 inci
maka diameter lubang bola katupnya 3 inci.

Keuntungan/kelebihan
Harga

dan

Kerugian/kekurangan

perawatannya Ball valve dapat terkikis oleh

murah

media abrasif dan laju fluida


yang tinggi

Aplikasi

untuk

tekanan

dan Kurang bagus untuk aplikasi

temperatur tinggi

throttling

pada

karakteristik

aliran tertentu
Kapasitasnya besar
Menggunakan actuator dengan
torsi kecil

D. Butterfly Valve

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

14

Dinamakan butterfly valve karena cara kerjanya yang menyerupai


sayap kupu-kupu. Butterfly valve banyak digunakan didalam prosesproses yang membutuhkan flow yang besar tapi tekanan rendah
serta fluida-fluida yang banyak mengandung partikel. Dulu, butterfly
kurang dipercaya untuk pemakaian pemakaian yang membutuhkan
kerapatan penuh, karena bidang kotak yang kecil kurang menjamin
kebutuhan tersebut.

Keterangan gambar :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.

Concentric Disc
seat
Gland nut
Neck
O ring seal
Gland flange
Shaft bearing
Coupling drive
body

Gambar 14. Butterfly valve

Cara kerja butterfly valve


Cara kerja butterfly adalah secara berputar, acuator untuk butterfly
valve juga harus dari jenis rotary. Gerakan akan membentuk sudut
0-90. Bilamana hubungan antara sudut putar (rotation) dan
persentasi flow yang lewat valve digambarkan pada sumbu koordinat
x-y.

Bentuk penyekatnya adalah piringan yang mempunyai sumbu

putar di tengahnya. jenis valve ini Menurut disainnya, dapat dibagi


menjadi concentric dan eccentric. Eccentric memiliki disain yang
lebih sulit tetapi memiliki fungsi yang lebih baik dari concentric.
Bentuknya yang sederhana membuat lebih ringan dibandingkan
valve lainnya.

Kelebihan dan kekurangan butterfly valve

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

15

Kelebihan/keuntungan

Kekurangan /kerugian
Disc dapat terkikis oleh media

Kompak, ringan
Harga paling murah dan

abrasive
Posisi disc berada pada aliran

mudah dalam perawatan

fluida, tidak cocok untuk aliran full


flow atau ketika melakukan
pigging

Bagus untuk throttling


pada kapasitas tinggi
Shut of bagus (pada jenis
resilient seat)

E. Diaphragma valve
Diaphragm valve adalah suatu jenis valve yang unik, dimana untuk
membuka atau menutup aliran fuidanya tidak menggunakan disc,
tapi menggunakan elemen elastis (diaphragm) itu sendiri yang
mendapat dorongan atau tekanan dari plunger. Diaphragm valve
terdiri dari badan katup dengan dua atau lebih port, diafragma, dan
"bendung atau sadel" atau seat (kursi) yang di atasnya diafragma
penutup katup. Katup ini dibangun dari plastik atau logam.

Gambar 15. Diaphragm valve : a. Posisi membuka b. Pososi menutup


c. Bagian-bagia diphragm valve

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

16

Awalnya, katup diafragma dikembangkan untuk digunakan dalam


aplikasi industri. Kemudian desain diadaptasi untuk digunakan dalam
industri bio-farmasi dengan menggunakan bahan sesuai yang dapat
menahan metode sanitasi dan sterilisasi.

Ada dua kategori utama katup diafragma:


1. Seal over saddle ( bendungan segel atas)
2. Direct Full bore valve ( katup lurus arah segel seat atas).

a.

b.

Gambar 16. a. Seal over saddle posisi menutup dan posisi membuka
c. Direct full bore valve posisi membuka dan posisi menutup

Katup diafragma dapat dikontrol dengan berbagai jenis aktuator


misalnya manual, pneumatik, hidrolik, listrik dll katup diafragma yang
paling umum menggunakan aktuator pneumatik, dalam jenis katup,
tekanan udara diterapkan melalui katup pilot ke aktuator yang pada
gilirannya akan menekan

diafragma dan menutup

katup.

Katup

jenis ini adalah salah satu katup yang lebih umum digunakan dalam
operasi di mana kecepatan katup adalah sebuah kebutuhan.

Bahan body valve diaphragma : kuningan, baja, cast iron, ductile iro,
baja carbon, stainless steel, plastik PVC, plastik polypropilene, plastik
ABS dll. Tergantung pada suhu, tekanan

dan ketahanan terhadap

kimia fluida
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

17

F. Vinch valves (katup mencubit)


Vinch valve adalah bore penuh atau jenis sepenuhnya porting dari
katup kontrol yang menggunakan efek pinch (mencubit) untuk
menghalangi aliran fluida.katup pinch terbuat dari tabung fleksibel
yang tubuhnya dapat menyempit atau normal untuk menutup dan
membuka aliran. Katup Pinch yang digunakan untuk mengendalikan
zat cair biasanya menggunakan perangkat yang secara langsung
kontak dengan pipa. Memaksa pipa bersama-sama akan membuat
segel yang setara dengan permeabilitas pipa.

.
Gambar 17. Prinsip kerja Pincg valve

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

18

Gambar 18. Macam-macam bentuk pinch valve

G. Check Valve
Check vajve adalah suatu jenis valve (katup) yang dirancang
untuk membuat agar aliran fluida hanya mengalir kesatu arah saja
atau agar tidak terjadi reversed flow/back flow.
Bentuk check valve sama saja dengan valve-valve jenis yang lain,
hanya check valve tidak memiliki handwell ataupun stemp. Seperti
gambar di bawah ini.

Gambar 19. Bentuk check valve.

Secara umum ada 3 macam check valve yang cara kerjanya sama
saja, namun aplikasinya terhadap material fluida yang berbeda.
Yaitu : swing check valve, liftcheck valve, dab ball chek valve.

1. Swing check valve.


Swing check valve berfungsi mengatur aliran satu arah untuk
fluida gas ataupun fluida cair/liquid yang tidak mengandung
partikel padat (solid).

Katup berayun untuk membuka atau

menutup aliran. Bila sering terjadi arus balik, benturan disc


dengan fluida berpasir akan merusak bagian seatnya.

Bila

katup (valve ) terbuka penuh, katup ini akan cenderung


membuka terus dan arus fluida terus mengalir. Jika kecepatan
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

19

arus fluida berubah pelan-pelan, katup akan tertutup kembali


dengan gaya gravitasi.

Gambar 20. Swing check valve


2. Lift check valve
Lift check valve berfungsi untuk mengatur fluida steam, gas,
maupun liquid yang mempunyai flow yang tinggi. Pada
dasarnya valve ini prinsip kerjanya sama seperti piston valve.
Batang disc brfungsi sebagai penuntun (guide).

Pada posisi

awal, disc kontak dengan seat. Bila ada pressure pada disc,
disc akan terangkat, disc akan kembali kontak dengan seat
secara gravitasi. Disc ini juga berfungsi untuk mengatur liquid
yang bebas benda-benda padat.

Gambar 21. Lift chesk valve

3. Ball chck valve


Ball chek valve berfungsi untuk mengatur aliran fluida yang
mengandung partikel padatan. Ball valve cocok untuk segala
pemakaian, untuk gas, uap air, dan cairan lain yang dapat

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

20

membentuk deposit lengket. Ball bergerak berputar, bila ada


pressure, ball akan terangkat dan kembali secara gravitasi.
Seperti gambar di bawah ini.

Gambar 22. Ball check valve

H. Safety valve.
Safety

valve

adalah

valve

yang

khusus

digunakan

untuk

mengamankan pipa saluran , peralatan atau proses dari bahaya


over pressure (tekanan lebih).

Jika terjadi over pressure, maka

katup akan melepaskan (releas) tekanan pada suatu sistem, dan


valve akan menutup kembali hanya jika tekanan berada dibawah
harga tekanan normal /sesuai ketentuan/harapan aaaaaa(open
safety valve).

Gambar 23. Macam-macam bentuk gas open safety valve

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

21

Gambar 24. Prinsip kerja gas open safety valve

Selain ada gas open safety valve, ada juga type gas shut of valve,
seperti gambar di bawah ini.

Gambar 25. Bentuk gas shut of valve

Gambar 26. Salahsatu contoh prinsip kerja gas shut of valve


Safety valve yang khusus digunakan untuk pengaman terhadap
terjadinya over flow atau over pressure fluida liquid, disebut relief
valve. Pada relief valve, valve akan membuka perlahan-lahan
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

22

apabila terjadi kelebihan pressure, dan valve akan menutup


kembali bila pressure telah kembali normal. Adapun prinsip kerja
relief valve ini dapat dilihat seperti gambar di bawah ini.

Gambar 27. Prinsip kerja relif valve.

I. Pneumatic Actuating Control Valve


Seperti telah disampaikan pada bahasan sebelumnya, untuk
melakukan oprasi buka dan tutup aliran fluida dari suatu katup,
dapat dilakukan secara manual menggunakan actuator handle
atau secara otomatis menggunakan sinyal pneumatic, sinyal listrik
dan sinyal hydrolik. Sinyal pneumatic, sinyal electric dan sinyal
hydrolic ini dapat diterapkan pada valve yang aksi buka-tutup
secara extreem maupun yang aksi buka tutupnya secara linier
(regulating) dengan rentang prosentase pergerakan buka tutupnya
dari 0 % hingga 100 %.
Pneumatic actuating control valve ini berdasarkan aksinya ada dua
jenis, yaitu: air to open (ATO) dan air to close (ATC). Pada Air to
open pada saat actuator diberi tekanan, maka katup akan
membuka, sedangkan pada air to close pada saat actuator diberi
tekanan maka katup menutup.

b
a
Gambar 28.
Simbol kontrol valve :
a. ATC control valve
b. ATO control valve

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

23

Baik air to open (ATO) maupun air to close (ATC) pada dasarnya
terdiri dari dua bagian, yaitu : bagian actuator dan bagian body,
walaupun kadang-kadang dilengkapi positioner untuk melinierkan
gerakan stem terhadap sinyal tekanan.

Gambar 29. Pneumatic control valve

Gambar

30.

Pneumatic control valve yang dilengkapi

positioner

Gambar 31. Bagian actuator suatu pneumatic control valve

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

24

Gambar 32. Bagian body suatu pneumatic control valve.

Kegiatan Belajar

2. : Perawatan, pembongkaran dan perbaikan

control valve
A. Tujuan pembelajaran 2.
Selesai mengikuti pelatiahan ini , diharapkan peserta diklat :
1. Dapat melakukan perawatan macam-macam kontrol valve sesuai
dengan standard opersional prosedur (SOP)
2. Dapat menentukan kerusakan (trouble shooting) suatu kontrol valve
berdasarkan gejala kerusakannya dengan tepat.
3. Dapat membongkar dan memperbaiki suatu kontrol valve

yang

rusak.

B. Materi Pelatihan 2.
1. Perawatan dan Pemeliharaan Kontrol Valve
Kontrol valve merupakan salah satu komponen sistem pengendalian
proses

di

industri

yang

memegang

peranan

penting

atau

menentukan kwalitas produk. Kontrol valve berhubungan langsung


Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

25

dengan fluida yang diaturnya serta paling sering melakukan


aksi/gerakan mekanik, sehingga kontrol valve merupakan bagian
dari sistem pengendalian yang paling rentan/mudah rusak secara
fisik.

Agar

kontrol

valve

memiliki

umur

yang

panjang

dan

performansi yang tetap baik, perlu dilakukan pemeriksaan dan


pemeliharaan yang cermat secara rutin/secara periodik.
Prosedur pemeriksaan rutin diberikan contoh dalam tabel 2.1
dibawah ini. Jangka waktu pemeriksaan rutin bervariasi tergantung
pada masing-masing produk. Jadi tabel tersebut hanya dapat
dipergunakan sebagai pedoman umum. Pedoman yang lebih
terperinci harus diambil dari buku petunjuk dari pabrik kontrol valve
yang bersangkutan.

Tabel 2.1. Prosedure pemeriksaan rutin


Waktu
Pemeriksaan
Obyek

Prosedur

Pemeriksaan

Tindakan

dan Setiap Setia


mingg p
u

bula

Setiap
keterangan
4
bulan

n
Kotoran

dan Di lap/dibersihkan

debu pada fisik dari kotoran dan


bagian luar
debu
Fisik bagian luar Di ampelas dan di

berkarat dan cat cat kembali


lecet
Stem valve kotor Dibersihkan

dan

sepet

diberi

Air supply,

pelumas
Setting kalibrasi,

signal preesure

pemberian

cairan

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

Kalau diafragm
actuator rusak
26

dan porsentase

pelumasan

bukaan katup

stemp

pada

atau rigid harus

sampai

diganti

penggantian
kebocoran

actuator giafragm
Penggantian

packing set

2. Komponen Lunak (soft Good) pada Control Valve


Control valve merupakan komponen dalam sistem pengendalian
yang secara fisik paling sibuk. Karena control valve harus selalu
travelling atau bergerak membuka dan menutup dalam rangka
mempertahankan kesetabilan proses agar selalu berada dalam
kondisi yang diinginkan.
Karena secara fisik paling sering bergerak, maka ada bagian control
valve yang pasti akan mudah/sering rusak atau aus. Bagian control
valve yang mudah atau sering rusak ini disebut soft goods.
Komponen yang tergolong soft good ini, antara lain adalah :
a. Packing set
b. Seat gasket
c. Bonnet gasket
d. Diafragma actuator
e. Disc
f. Dan lain lain.
Masa pakai soft goods sangatlah relatif, tergantung pada :
Tempat dimana control valve tersebut dipasang
Lingkugan akan mempengaruhi sifat fisik dari suatu material
Contohnya kita membeli dua buah ember plastik dengan spesifikasi yang
sama. Yang satu kita simpan di dalam rumah, yang satu kita simpan di
luar rumah, Silakan amati setelah sekian lama.

Jenis medium proses yang mengalir pada control valve


tersebut
Setiap material akan memiliki sifat tentang bagaimana material
tersebut berprilaku jika bertemu dengan material lain. Misalnya
karet bertemu dengan minyak tanah, akan berbeda jika karet
tersebut bertemu dengan air.
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

27

Tekanan kerja dari proses


Salah satu fungsi dari soft goods adalah untuk menahan tekanan
yang berada di dalam control valve agar tidak keluar dari dalam
control

valve,

disamping

fungsi

mekanis

lainnya

untuk

mengakomodasi pergerakan moving part pada control valve. Jadi


tekanan akan mempengaruhi masa pakai dari soft goods.
Temperatur kerja dari proses
Temperatur merupakan parameter sakti, mengapa sakti? Karena
pada titik tertentu, bukan hanya perubahan sifat fisik dari soft
goods, tapi mungkin juga akan mempengaruhi sifat kimia dari
material yang dipakai untuk soft goods. Sehingga, jika temperatur
kerjanya sudah di luar soft goods, maka akan mengakibatkan
keausan dini pada soft goods.
Kestabilan proses
Ketidakstabilan proses akan mengakibatkan control valve bergerak
lebih sering dalam rangka menjaga atau mengkompensasi ketidak
stabilan proses. Hal ini mengakibatkan moving part (misalnya stem)
bergesekan dengan soft goods (misalnya packing set) lebih sering
dan mempercepat keausan atau kinerja packing cepat menurun.
Jadi proses yang tidak stabil akan memberikan kontribusi terhadap
cepatnya masa pakai soft goods (packing set).

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

28

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

29

3. Troubleshooting
Banyak faktor yang menyebabkan control

valve tidak bekerja

dengan baik. Kemungkinan- kemungkinan besar

kerusakan

biasanya terjadi antara lain: kerusakan fisik, diapraghma stem


bocor, leak/bocor, passing dll.
- Kerusakan fisik dapat mengakibatkan control valve tidak bekerja
secara optimal. Hal ini penyebabnya adalah kotoran, debu dan
karatan atau iritasi akibat dari lingkungan yang lembab.
Akibatnya gerakan stem menjadi berat/sepet. Untuk solusinya

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

30

dapat

dilakukan

proses

steaming

atau

pembersihan

dan

pemerian pelumasan terutama pada stem.


- Kebocoran dipraghma stem termasuk kerusakan yang jarang
terjadi, karena biasanya diapraghma dirancang dari plat tertentu
atau bahan elastis lainya yang berkwalitas baik oleh pabriknya.
Kalaupun terjadi kerusakan biasanya terjadi pada control valve
yang sudah tua, yang telah lama dipakai, diapragmanya
teroksidasi oleh udara lembab yang akan mengakibatkan
diapraghma menjadi rigid/elastisitasnya berubah,sehingga kalau
diberi tekan akan retak-retak dan bocor. Adapun solusi untuk
permasalahan

seperti

ini

tidak

ada

jalan

lain

kecuali

diapraghmanya harus diganti dengan dengan diapraghma lain


-

yang ukuran dan spesifikasinya sama dengan yang aslinya.


Leak/bocor. Bagian yang sering terjadi leak adalah pada packing
gland atau pada valve stem packing. Untuk mengatasi leak pada
packing gland dapat dilakukan dengan jalan mengencangkan
gland nut, kemudian stem diberi pelumas, karena setelah gland
nut dikencangkan akan terjadi gesekan antara packing dengan

stem yang mengakibatkan stem sepet/susah bergerak.


- Passing terjadi karena beberapa hal,antara lain :
a. Efek condensasi/endapan partikel di sekitar katup , yang
mengakibatkan posisi disc tidak bisa rapat tehadap seat.
Sehingga masih ada celah untuk fluida mengalir/ menerobos.
b. Erosi/pengikisan pada bagian disc dan seat dari valve/katup,
sehingga membentuk celah antara disc dengan seatnya maka
fluida bisa tetap lewat walaupun katup pada posisi menutup.
Solusi untuk gejala passing ini dapat dilakukan dengan jalan
membongkar bagian badan valve, kemudian endapan
dibersihkan dan bagian disc serta bagian seatnya dislep.

4. Langkah-langkah Perbaikan Kontrol Valve


a. Tentukan indikasi awal kerusakan dari user/inspeksi
b. Lakukan pemeriksaan atau pengukuran

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

31

c. Pelajari buku manual/gambar cross section dari kontrol valve


tersebut
d. Lakukan pembongkaran/pelepasan bagian-bagian dari kontrol
valve dengan melihat panduan gambar cross section/buku
manual kontrol valve tersebut.
e. Lakukan pengamatan/pemeriksaan secara visual terhadap
bagian-bagian kontrol valve yang diperkirakan rusak.
f. Lakukan perbaikan atau penggantian bagian-bagian yang rusak
dengan yang baru atau yang masih baik.
g. Pasangkan kembali bagian-bagian kotrol valve tersebut secara
cermat dengan melihat panduan gambar cross section/buku
manual
h. Lakukan pengecekan terhadap kerja normal kontrol valve
tersebut dan lakukan kalibrasi ulang terhadap kontrol valve
tersebut.

5. Membongkar dan Mengganti Packing Set Pada Kontrol


Valve
Hubungkan aktuator ke air supply (sumber tekanan udara)dengan
melalui air regulator (pengatur tekanan udara), seperti terlihat pada
gambar 33. Di bawah ini.

Air Regulator

Air supply
Kontrol
valve

Kemudian naikan tekanan dari regulator yang menuju ke aktuator


secara pelan-pelan sampai posisi stem pada posisi 50 %. Posisi
stem 50 % ini tujuannya agar plug dari valve bisa longgar keluar
dari trim atau cage-nya
Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

32

Posisi stem 50
%

Lepaskan penghubung stem atau klem stem (stem connector or stem


clamp). Ukur dan catat jarak antara stem bagian atas dan stem bagian
bawah, untuk referensi saat pemasangan nanti.

Longgarkan dan lepaskan baut yang menghubungkan yoke ke


bonnet.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

33

Angkat aktuator dari body dengan menggunakan sling, jika


memang berat.

Buang tekanan udara pelan-pelan dari aktuator. Lepaskan selang


udara sementara yang tadi dipasang ke aktuator.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

34

Packing set terpasang di dalam rumahnya di dalam bonnet. Jadi,


untuk melepaskan semua packing set yang akan kita ganti, maka
kita harus melepaskan bonnet dari valve body.

Untuk membuka bonnet dari valve body, kendurkan dan lepaskan


mur (nut) pengunci antara bonnet dan valve body, seperti yang
ditandai anak panah merah pada gambar berikut ini:

Setelah itu, angkat bonnet ke arah atas, saat melakukan


pengangkatan, lakukan dengan hat-hati, jangan sampai valve plug
tergores. Bersihkan bagian inner part yang lainnya dan ganti jika
perlu

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

35

Angkat bonnet berserta valve plug ke area kerja yang lebih


leluasa, sehingga pekerjaan bisa dilakukan dengan lebih mudah
dan tentunya lebih aman.

Pegang bonnet dengan ragum seperti pada gambar di bawah ini,


siapkan tongkat besi kecil, bisa extension untuk kunci socket , atau
apapun yang bisa masuk ke dalam lobang bonnet dimana packing
set terpasang, sehingga jika tongkat besi tersebut kita pukul, maka
packing set akan keluar.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

36

Setelah terdorong, maka packing nut akan keluar lebih dulu dari
lobang bonnet bagian atas, amankan dan bersihkan packing nut
tersebut.

Setelah semua anggota packing set keluar, maka akan didapatkan


rententan packing set yang terdiri dari spacer, packing set, dan
packing nut, seperti pada gambar di bawah ini.

Bersihkan lobang bonnet dengan W*-40 atau merk apapun yang


sejenis, agar kotoran, karat dan benda asing bisa keluar dan
terbuang.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

37

Merupakan ide baik juga jika kita kikis sedikit permukaan dalam
bonnet dengan sedikit amplas, hati-hati jangan terlalu banyak,
nanti permukaannya malah jadi benjol, sehingga packing set tidak
mampu melakukan sealing saat control valve beroperasi.

Packing Set yang berwarna putih seperti gambar di bawah inilah


yang akan kita ganti. Silakan bandingkan packing set yang sudah
terpakai (sebelah kiri) dengan packing set baru.

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

38

PENUTUP

Alhamdulillah Modul pelatihan kontrol valve ini telah selessai dibuat,


penulis berharap modul ini dapat bermanfaat untuk penulis sendiri dan
para peserta diklat terutama dalam pengaplikasian ilmu Industrial Control
di dunia industri. Penulis sangat mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca. Syukron Jazakumullah .
Wassalamualaikum

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

39

DAFTAR PUSTAKA

http://eryhartoyo.wordpress.com/2012/08/14/jenis-jenis-valve/

www.google.com
http://omda2n.blogspot.com/
http://teknisiinstrument.wordpress.com/

Instrumentasi Industri SMKN 1 Cimahi

40

Anda mungkin juga menyukai