KIMIA FISIK
TERMODINAMIKA
Disusun Oleh :
Dani Nugroho
(FOBO10015)
Didik Setiawan
(FOAO10002)
M.Alchair Z.
(FOBO10002)
(FOAO10006)
(FOBO10012)
(FOAO10004)
(FOAO10007)
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat
dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini
sebagai tugas kuliah kimia fisik sebagai salah satu syarat untuk mengikuti ujian
semester.
Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin.
Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak akan luput dari kesalahan dan
kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa mendatang agar
lebih baik dari sebelumnya.
Tak lupa kami ucapkan terimakasih kepada Dosen Pembimbing atas
bimbingan,dorongan, dan ilmu yang telah diberikan kepada kami sehingga kami dapat
menyusun dan menyelesaikan makalah ini sebagai tugas akhir semester mata kuliah
kimia fisik tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai dengan yang diharapkan. Kami
mengucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dari semua pihak yang terkait
dalam penyusunan makalah ini.
Pada dasarnya makalah ini kami sajikan khusus untuk membahas tentang Hukum
Terodinamika. Untuk lebih jelas simak pembahasan dalam makalah ini. Mudahmudahan makalah ini bias memberikan pengetahuan yang mendalam tentang
termodinamika kepada kita semua.
Makalah ini masih banyak memiliki kekurangan. Tak ada gading yang tak retak. Oleh
karena itu, kami mengharapkan kritik dan saran dari teman-teman untuk memperbaiki
makalah kami selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya kami ucapkan terimakasih.
Jambi, 22 Juni
2011
Tim Penyusun
DAFTAR ISI
KATA
PENGANTAR
DAFTAR
ISI
ii
BAB
PENDAHULUAN
I.1
Belakang
Latar
I.2
Masalah
Rumusan
...2
I.3
...2
Tujuan
...1
BAB II PEMBAHASAN
II.1
Sistem
Termodinamika
...3
II.2
Termodinamika
...7
II.3
II
Termodinamika
..12
II.4
III
Termodinamika
..14
..
......22
BAB I
PENDAHULUAN
I.1
Latar Belakang
3
I.2
Rumusan Masalah
2.
I.3
Tujuan
pengetahuan
kepada
pembaca
tentang
2.
Memberikan penjelasan tentang hal hal dasar yang sering dilupakan dalam
Thermodinamika.
3.
BAB II
PEMBAHASAN
II.1
Sistem Termodinamika
Termodinamika
Termodinamika adalah kajian tentang kalor (panas) yang berpindah. Dalam
termodinamika kamu akan banyak membahas tentang sistem dan lingkungan.
Kumpulan benda-benda yang sedang ditinjau disebut sistem, sedangkan semua yang
berada di sekeliling (di luar) sistem disebut lingkungan.
Sistem termodinamika adalah bagian dari jagat raya yang diperhitungkan. Sebuah
batasan yang nyata atau imajinasi memisahkan sistem dengan jagat raya, yang disebut
lingkungan. Klasifikasi sistem termodinamika berdasarkan pada sifat batas sistemlingkungan dan perpindahan materi, kalor dan entropi antara sistem dan lingkungan.
sistem terbuka: terjadi pertukaran energi (panas dan kerja) dan benda dengan
lingkungannya. Sebuah pembatas memperbolehkan pertukaran benda disebut
permeabel. Samudra merupakan contoh dari sistem terbuka.
Dalam kenyataan, sebuah sistem tidak dapat terisolasi sepenuhnya dari lingkungan,
karena pasti ada terjadi sedikit pencampuran, meskipun hanya penerimaan sedikit
penarikangravitasi. Dalam analisis sistem terisolasi, energi yang masuk ke sistem
sama dengan energi yang keluar dari sistem.
Keadaan Termodinamika
Ketika sistem dalam keadaan seimbang dalam kondisi yang ditentukan, ini disebut
dalam keadaan pasti (atau keadaan sistem). Untuk keadaan termodinamika tertentu,
banyak sifat dari sistem dispesifikasikan. Properti yang tidak tergantung dengan jalur
di mana sistem itu membentuk keadaan tersebut, disebut fungsi keadaan dari sistem.
Bagian selanjutnya dalam seksi ini hanya mempertimbangkan properti, yang
merupakan fungsi keadaan.
Jumlah properti minimal yang harus dispesifikasikan untuk menjelaskan keadaan dari
sistem tertentu ditentukan oleh Hukum fase Gibbs. Biasanya seseorang berhadapan
dengan properti sistem yang lebih besar, dari jumlah minimal tersebut. Pengembangan
hubungan antara properti dari keadaan yang berlainan dimungkinkan. Persamaan
keadaan adalah contoh dari hubungan tersebut.
Usaha Luar
Usaha luar dilakukan oleh sistem, jika kalor ditambahkan (dipanaskan) atau kalor
dikurangi (didinginkan) terhadap sistem. Jika kalor diterapkan kepada gas yang
menyebabkan perubahan volume gas, usaha luar akan dilakukan oleh gas tersebut.
Usaha yang dilakukan oleh gas ketika volume berubah dari volume awal V1 menjadi
volume akhir V2 pada tekanan pkonstan dinyatakan sebagai hasil kali tekanan dengan
perubahan volumenya.
W = pV= p(V2 V1)
Secara umum, usaha dapat dinyatakan sebagai integral tekanan terhadap perubahan
volume yang ditulis sebagai
Dimana U adalah perubahan energi dalam gas, n adalah jumlah mol gas, R adalah
konstanta umum gas (R = 8,31 J mol1 K1, dan T adalah perubahan suhu gas
(dalam kelvin).
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
8
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi
kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat
seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.
(http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika)
II.2
Termodinamika I
Jika kalor diberikan kepada sistem, volume dan suhu sistem akan bertambah (sistem
akan terlihat mengembang dan bertambah panas). Sebaliknya, jika kalor diambil dari
sistem, volume dan suhu sistem akan berkurang (sistem tampak mengerut dan terasa
lebih dingin). Prinsip ini merupakan hukum alam yang penting dan salah satu bentuk
dari hukum kekekalan energi.
Sistem yang mengalami perubahan volume akan melakukan usaha dan sistem yang
mengalami perubahan suhu akan mengalami perubahan energi dalam. Jadi, kalor yang
diberikan kepada sistem akan menyebabkan sistem melakukan usaha dan mengalami
perubahan energi dalam. Prinsip ini dikenal sebagai hukum kekekalan energi dalam
9
Proses Isokhorik
Jika gas melakukan proses termodinamika dalam volume yang konstan, gas dikatakan
melakukan proses isokhorik. Karena gas berada dalam volume konstan (V = 0), gas
tidak melakukan usaha (W = 0) dan kalor yang diberikan sama dengan perubahan
energi dalamnya. Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada volume
konstan QV.
10
QV = U
Proses Isobarik
Jika gas melakukan proses termodinamika dengan menjaga tekanan tetap konstan, gas
dikatakan melakukan proses isobarik. Karena gas berada dalam tekanan konstan, gas
melakukan usaha (W = pV). Kalor di sini dapat dinyatakan sebagai kalor gas pada
tekanan konstan Qp. Berdasarkan hukum I termodinamika, pada proses isobarik
berlaku :
Sebelumnya telah dituliskan bahwa perubahan energi dalam sama
dengan kalor yang diserap gas pada volume konstan
QV =U
Dari sini usaha gas dapat dinyatakan sebagai
W = Qp QV
Jadi, usaha yang dilakukan oleh gas (W) dapat dinyatakan sebagai selisih energi
(kalor) yang diserap gas pada tekanan konstan (Qp) dengan energi (kalor) yang
diserap gas pada volume konstan (QV).
Proses Adiabatik
Dalam proses adiabatik tidak ada kalor yang masuk (diserap) ataupun keluar
(dilepaskan) oleh sistem (Q = 0). Dengan demikian, usaha yang dilakukan gas sama
dengan perubahan energi dalamnya (W = U).
Jika suatu sistem berisi gas yang mula-mula mempunyai tekanan dan volume masingmasing p1 dan V1 mengalami proses adiabatik sehingga tekanan dan volume gas
berubah menjadip2 dan V2, usaha yang dilakukan gas dapat dinyatakan sebagai
Dimana adalah konstanta yang diperoleh perbandingan
kapasitas kalor molar gas pada tekanan dan volume konstan dan mempunyai nilai
yang lebih besar dari 1 ( > 1).
11
Proses adiabatik dapat digambarkan dalam grafik p V dengan bentuk kurva yang
mirip dengan grafik p V pada proses isotermik namun dengan kelengkungan yang
lebih curam.
Hukum pertama termodinamika adalah suatu pernyataan mengenai hukum universal
dari kekekalan energi dan mengidentifikasikan perpindahan panas sebagai suatu
bentuk perpindahan energi. Pernyataan paling umum dari hukum pertama
termodinamika ini berbunyi:
Kenaikan energi internal dari suatu sistem termodinamika sebanding dengan jumlah
energi panas yang ditambahkan ke dalam sistem dikurangi dengan kerja yang
dilakukan oleh sistem terhadap lingkungannya.
Pondasi hukum ini pertama kali diletakkan oleh James Prescott Joule yang melalui
eksperimen-eksperimennya berhasil menyimpulkan bahwa panas dan kerja saling
dapat dikonversikan. Pernyataan eksplisit pertama diberikan oleh Rudolf Clausius
pada 1850: "Terdapat suatu fungsi keadaan E, yang disebut 'energi', yang
diferensialnya sama dengan jumlah kerja yang dipertukarkan dengan lingkungannya
pada suatu proses adiabatik."
(http://www.cuacajateng.com/hukumpertamathermodinamika.html)
12
II.3
Termodinamika II
Bila ditinjau siklus Carnot, yakni siklus hipotesis yang terdiri dari empat proses
terbalikkan: pemuaian isotermal dengan penambahan kalor, pemuaian adiabatik,
pemampatan isotermal dengan pelepasan kalor dan pemampatan adiabatik; jika
integral sebuah kuantitas mengitari setiap lintasan tertutup adalah nol, maka kuantitas
tersebut yakni variabel keadaan, mempunyai sebuah nilai yang hanya merupakan ciri
dari keadaan sistem tersebut, tak peduli bagaimana keadaan tersebut dicapai. Variabel
keadaan dalam hal ini adalah entropi. Perubahan entropi hanya gayut keadaan awal
dan keadaan akhir dan tak gayut proses yang menghubungkan keadaan awal dan
keadaan akhir sistem tersebut.
Hukum kedua termodinamika dalam konsep entropi mengatakan, "Sebuah proses
alami yang bermula di dalam satu keadaan kesetimbangan dan berakhir di dalam satu
keadaan kesetimbangan lain akan bergerak di dalam arah yang menyebabkan entropi
dari sistem dan lingkungannya semakin besar".
Jika entropi diasosiasikan dengan kekacauan maka pernyataan hukum kedua
termodinamika di dalam proses-proses alami cenderung bertambah ekivalen dengan
menyatakan, kekacauan dari sistem dan lingkungan cenderung semakin besar.
Di dalam ekspansi bebas, molekul-molekul gas yang menempati keseluruhan ruang
kotak adalah lebih kacau dibandingkan bila molekul-molekul gas tersebut menempati
setengah ruang kotak. Jika dua benda yang memiliki temperatur berbeda T1 dan
T2 berinteraksi, sehingga mencapai temperatur yang serba sama T, maka dapat
dikatakan bahwa sistem tersebut menjadi lebih kacau, dalam arti, pernyataan "semua
molekul dalam sistem tersebut bersesuaian dengan temperatur T adalah lebih lemah
bila dibandingkan dengan pernyataan semua molekul di dalam benda A bersesuaian
dengan temperatur T1 dan benda B bersesuaian dengan temperatur T2".
Di dalam mekanika statistik, hubungan antara entropi dan parameter kekacauan
adalah, pers. (1):
S = k log w
13
II.4
Termodinamika III
14
)
c_(v
=
)
aT^3
Dimana a adalah karakteristik yang berbeda untuk setiap zat. Bila suatu zat sederhana
dipanaskan pada tekanan konstan, pertambahan entropi dinyatakan oleh :
ds=c_p(T
dT)
Bila persamaan tersebut di integrasikan di antara titik nol absolutdengan temperatur T
dimana
s
=0
hasilnya
adalah
:
s=_0^Tc_p(T dT)
KONSEKUENSI SELANJUTNYA DARI HUKUM TIGA TERMODINAMIKA
Konsekuensi dari hukum ketiga termodinamika dijabarkan di bawah ini.
Untuk suatu proses temperatur konstan dekat 0K,perubahan entropi dinyatakan oleh :
S=(s/p)_(T
)
dp
Karena S = 0 pada T = 0 dari hukumtermodinamika ketiga, persamaan menghasilkan
:
16
lim(T0)(V/T)_p =0
Tetapi (S/p)_T=- (V/T)_P dari persamaan Maxwell. Jadi persamaan menjadi :
lim(T0)(V/T)_p =0
lim(T0)(S/V)_T =0
lim(T0)(p/T)_V =0
Hasil diatas sesuai dengan kenyataan eksperimental. Sebagai contoh, buffington dan
Latimer menemukan bahwa koefisien ekspansi dari beberapa zat padat kristalin
mendekati nol.
Konsekuensi terakhir dari hukum ketiga termodinamika adalah tidak dapat
diperolehnya titik nol absolut. Ditinjau suatu bidang penelitian pada temperatur
rendah, kenyataan eksperimental menunjukan bahwa temperatur yang di peroleh oleh
tiap proses demagenetisasi adaibatik dari temperatur awalnya adalah setengah
temperatur awal proses bersangkutan. Jadi makin rendah temperatur yang dicapai,
makin kurang kemungkinannya untuk didinginkan lebih rendah. Dengan kata lain
diperlukan proses demagnetisasi adiabatik yag tak terbatas jumlahnya untuk mencapai
titik nol absolut.
SIKLUS RANKINE
PENGERTIAN SIKLUS RANKINE
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja.
Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air
sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik
yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan
Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan
di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu
bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari. Siklus Rankine kadangkadang dikenal sebagai suatu Daur Carnot praktis ketika suatu turbin efisien
digunakan, T diagram akan mulai untuk menyerupai Daur Carnot. Perbedaan yang
utama adalah bahwa suatu pompa digunakan untuk memberi tekanan cairan sebagai
penganti gas. Ini memerlukan sekitar 100 kali lebih sedikit energy dibanding yang
memampatkan suatu gas di dalam suatu penekan ( seperti di Daur Carnot). suatu
siklus thermodynamic mengkonversi panas ke dalam pekerjaan. Panas disediakan
secara eksternal bagi suatu pengulangan tertutup, yang pada umumnya menggunakan
air sebagai cairan. Siklus ini menghasilkan sekitar 80% dari semua tenaga listrik yang
digunakan.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan.
Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena
berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah
besar, dan murah.
Dalam siklus Rankine ideal, pompa dan turbin adalah isentropic, yang berarti pompa
dan turbin tidak menghasilkan entropi dan memaksimalkan output kerja. Dalam siklus
Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak
isentropic. Dengan kata lain, proses ini tidak bolak-balik dan entropi meningkat
selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan
17
mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan
dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi.
Titik-titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia
turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan
memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input dari
siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine.
Siklus Rankine dengan pemanasan ulang. Dalam siklus ini, dua turbin bekerja secara
bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler pada tekanan tinggi. Setelah uap
melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum
memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah. Manfaat yang bisa didapatkan
diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi yang bisa mengakibatkan
kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin. Siklus Rankine regenerative
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya
adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan
sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan
yang sama dan mengakibatkan pencampuran temperatur. Hal ini akan
mengefisiensikan pemanasan primer.
PROSES SIKLUS RANKINE
Siklus Rankine adalah suatu mesin kalori dengan uap air menggerakkan siklus. Cairan
Aktip yang umum adalah air. Siklus terdiri dari empat proses, setiap siklus mengubah
keadaan fluida (tekanan dan/atau wujud).
Proses 1: Fluida dipompa dari bertekanan rendah ke tekanan tinggi dalam bentuk cair.
Proses ini membutuhkan sedikit input energi.
Proses 2: Fluida cair bertekanan tinggi masuk ke boiler di mana fluida dipanaskan
hingga menjad uap pada tekanan konstan menjadi uap jenuh.
Proses 3: Uap jenuh bergerak menuju turbin, menghasilkan energi listrik. Hal ini
mengurangi temperatur dan tekanan uap, dan mungkin sedikit kondensasi juga terjadi.
Proses 4: Uap basah memasuki kondenser di mana uap diembunkan dalam tekanan
dan temperatur tetap hingga menjadi cairan jenuh.
Pekerjaan Keluaran siklus ( Turbin uap), W1 dan masukan pekerjaan kepada siklus
(Pompa),
W2
adalah:
W1
=
m
(h1-h2)
W2
=
m
(h4-h3)
di mana m adalah aliran massa siklus . Panas menyediakan kepada siklus ( ketel uap),
Q1
Dan
Panas
menolak
dari
siklus
(
pemadat),
Q2
adalah:
Q1
=
m
(h1-h4)
Q2
=
m
(h2-h3)
kerja
keluaran
siklus
adalah:
W = W1 W2
18
Turbine:
Energi
dalam
pada
tekanan
- Tekanan menurunkan Pboiler ke Pcondenser
Condensor:
-memadatkan
uap
-Tekananya
- Ciptakan ruang hampa atau tekanan
- Cairan keluar sebagai SATURATED LIQUID
Pompa
Tekanan
uap
- Konsumsi tenaga.
(
air
meningkat
uap
rendah
tinggi
air.
tetap.
Pcondenser
pada
Feedwater
dari
Pcondenser
bekerja
Pompa):
Pboiler
ke
Ketel
uap
- energi Masuk ke tekanan tinggi memberi air untuk
tekanan
konstat
pada
tekanan
tinggi,
Efisiensi yang yang digunakan untuk panas suatu Daur Rankine adalah:
(boiler)
uap air
Pboiler
(http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-termodinamika.html)
19
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan
Terdapat empat Hukum Dasar yang berlaku di dalam sistem termodinamika, yaitu:
Hukum Awal (Zeroth Law) Termodinamika
Hukum ini menyatakan bahwa dua sistem dalam keadaan setimbang dengan sistem
ketiga, maka ketiganya dalam saling setimbang satu dengan lainnya.
Hukum Pertama Termodinamika
Hukum ini terkait dengan kekekalan energi. Hukum ini menyatakan perubahan energi
dalam dari suatu sistem termodinamika tertutup sama dengan total dari jumlah energi
kalor yang disuplai ke dalam sistem dan kerja yang dilakukan terhadap sistem.
Hukum kedua Termodinamika
Hukum kedua termodinamika terkait dengan entropi. Hukum ini menyatakan bahwa
total entropi dari suatu sistem termodinamika terisolasi cenderung untuk meningkat
seiring dengan meningkatnya waktu, mendekati nilai maksimumnya.
Hukum ketiga Termodinamika
Hukum ketiga termodinamika terkait dengan temperatur nol absolut. Hukum ini
menyatakan bahwa pada saat suatu sistem mencapai temperatur nol absolut, semua
proses akan berhenti dan entropi sistem akan mendekati nilai minimum. Hukum ini
juga menyatakan bahwa entropi benda berstruktur kristal sempurna pada temperatur
nol absolut bernilai nol.
20
DAFTAR PUSTAKA
http://id.wikipedia.org/wiki/Termodinamika
http://www.cuacajateng.com/hukumpertamathermodinamika.html
http://www.forumsains.com/fisika-smu/bunyi-hukum-ke-2-thermodynamics/
http://adeputriprasetya.blogspot.com/2009/11/hukum-3-termodinamika.html
www.infofisioterapi.com/info/makalah-termodinamika.html
id.wikipedia.org/wiki/Hukum_termodinamik
www.bebas.vlsm.org/v12/sponsor/.../0285%20Fis-1-5b.html
21