Mengingat
Mendengar
Petunjuk
M E M U T U S K AN :
Menetapkan
Pertama
Kedua
Ketiga
Keempat
H. Himawan Soetanto.
LAMPIRAN I KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR : 169 TAHUN 1996
TENTANG
PETUNJUK PENYELENGGARAAN KORPS PELATIH
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Umum
a. Pendidikan Pembina Pramuka sebagai pendidkan bagi anggota dewasa, bersifat
dinamis dan harus merupakan proses belajar yang aktif dan meningkat, serta
berlangsung tersu menerus sepanjang hayat.
b.
c.
d.
e.
2.
Tata Urut
Petunjuk Penyelenggaraan ini disusun dengan tata urut sebagai berikut :
a. Pendahuluan
b. Maksud, tujuan dan fungsi
c. Struktur organisasi
d. Keanggotaan
e. Surat Hak Latih dan Surat Pengangkatan
f. Kesejahteraan
g. Penutup
3.
Pengertian
a. Korps Pelatih adalah ikatan persaudaraan dan wadah pembinaan para Pelatih
Pembina Pramuka yang berpangkalan di Lembaga Pendidikan Kader Gerakan
Pramuka.
b.
Pelatih Pembina Pramuka atau disingkat Pelatih adalah seorang Pembina Pramuka
Mahir yang telah lulus kursus Pelatih dan diangkat oleh Kwartir Cabangnya.
c.
Pembina Pramuka Mahir disingkat Pembina Mahir adalah anggota dewasa Gerakan
Pramuka yang telah lulus Kursus Pembina Pramuka Mahir, dengan sukarela dan aktif
menjalankan tugas dan kewajibannya di satuan Pramuka.
d.
e.
f.
Surat Pengangkatan Pelatih disingkat SPL adalah surat keputusan Kwartir Cabang
tentang pengangkatan pelatih.
Surat Hak Latih disingkat SHL adalah tanda kewenangan melatih yang dikeluarkan
oleh Kwartir Cabang berdasarkan SPL.
g.
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
4.
Tujuan pembentukan Korps Pelatih adalah untuk meningkatkan jiwa korsa dan
kesejahteraan Pelatih guna mendorong para Pelatih menjaga nama baik dan
kehormatannya sebagai anggota Gerakan Pramuka, meningkatkan pengetahuan,
kemampuan, kecakapan dan wawasannya secara terus menerus, agar dapat
melaksanakan pengabdiannya secara ikhlas sebagai nara sumber, sehingga dapat
meningkatkan citra dan mutu Gerakan Pramuka.
5.
Fungsi
Fungsi Korps Pelatih adalah :
a. Kelengkapan Lemdika dalam melaksanakan tugasnya meningkatkan kader Gerakan
Pramuka.
b.
c.
Penyebar hasil pengolahan informasi, data dan bahan/materi pendidikan dan pelatihan.
d.
e.
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
6.
Kedudukan
Korps Pelatih berkedudukan di Lemdika.
7.
Pengorganisasian
Semua Pelatih tergabung dalam Korps Pelatih yang memiliki Pengurus dan mekanisme
kerja sebagai berikut :
a.
b.
c.
d.
e.
f.
8.
Hubungan keluar dari Korps Pelatih dalam rangka pelaksanaan teknis pendidikan
dilakukan oleh Lemdika.
Masa Bakti
Masa bakti anggota Pengurus Korps Pelatih untuk semua tingkat kwartir disesuaikan
dengan masa bakti kwartirnya, dan setiap pertengahan masa bakti kwartir, setengah
jumlah anggota pengurus itu diganti dengan anggota pengurus baru.
BAB IV
KEANGGOTAAN
9.
Keanggotaan
a. Semua Pelatih secara otomatis menjadi anggota Korps Pelatih, yang tergabung di
Lemdika di tempat masing-masing.
b.
10.
Syarat-syarat Keanggotaan
Anggota Korps Pelatih adalah mereka yang memenuhi syarat :
a. Pembina Mahir yang telah lulus Kursus Pelatih dan aktif membina Satuan Pramuka.
b.
11.
Semua Pelatih yang aktif di suatu wilayah Kwartir Cabang dan masih mendapatkan
SHL dari Kwartir Cabang merupakan anggota Korps Pelatih di Lemdika di tingkat
Cabang itu.
Telah diangkat oleh Kwartir Cabangnya sebagai Pelatih dengan Surat Keputusan.
1) Meninggal dunia
2) Usul Pengurus Korps Pelatih
3) Permintaan sendiri
BAB V
SURAT PENGANGKATAN DAN SURAT HAK LATIH
12.
13.
Surat Hak Latih sekaligus berfungsi sebagai tanda anggota Korps Pelatih.
c.
d.
SHL dinyataan tidak berlaku lagi dengan Surat Keputusan Kwartir Cabang tentang
pencabutan surat pengangkatan Pelatih.
e.
Masa laku SHL adalah 3 tahun dan setiap tahun diadakan peninjauan kembali. Apabila
yang bersangkutan masih aktif, maka pada SHL diberikan pernyataan perpanjangan
yang ditandatangani oleh Ketua Kwartir dan diberi cap Kwartir berdasarkan surat dari
Kalemdika.
BAB VI
KESEJAHTERAAN
14.
Kesejahteraan
Untuk menarik minat, memberi motivasi agar para Pelatih tetap bersedia membaktikan
dirinya sebagai Pelatih perlu adanya upaya mewujudkan kesejahteraan dengan :
a. Memberi
kepuasan
kerja,
kesempatan
mengembangkan
potensi
dan
mengaktualisasikan pengetahuan, pengalaman dan penerapan teknologi baru.
b.
c.
d.
BAB VII
PENUTUP
15.
Penutup
a. Penjelasan Petunjuk Penyelenggaraan Korps Pelatih terlampir merupakan bagian yang
tidak terpisahkan dari Petunjuk Penyelenggaraan ini.
b.
Hal-hal lain yang belum diatur dalam petunjuk penyelenggaraan ini, akan diatur lebih
lanjut oleh Kwartir Cabang Nasional Gerakan Pramuka.
H. Himawan Soetanto.
Disalin sesuai aslinya
Kwartir Cabang Kota Semarang
Sekretaris,
TTD
Gunawan Surendro
NTA. 113300098
LAMPIRAN II KEPUTUSAN
KWARTIR NASIONAL GERAKAN PRAMUKA
NOMOR 169 TAHUN 1996
STRUKTUR ORGANISASI KORPS PELATIH
NASIONAL
LEMDIKANAS
KORPS PELATIH
Tingkat Nasional
LEMDIKADA
KORPS PELATIH
Tingkat Daerah
LEMDIKACAB
KORPS PELATIH
Tingkat Cabang
DAERAH
CABANG
RANTING
GUGUS DEPAN
Garis Pengendalian
Garis Konsultasi
Garis Pembinaan
H. Himawan Soetanto.
BAB I
PENDAHULUAN
1.
Umum
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. Cukup jelas
e. Cukup jelas
2.
Tata Urut
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
d. Cukup jelas
e. Cukup jelas
f. Cukup jelas
g. Cukup jelas
3.
Pengertian
a. Cukup jelas
b. Yang dimaksud dengan Kursus Pelatih di sini ialah KPD dan/atau KPL.
c. Yang dimaksud dengan Kursus Pembina Pramuka Mahir ialah keseluruhan kursus
Pembina Mahir, baik tingkat Dasar maupun tingkat Lanjutan termasuk Masa
Pengembangan dan Pemantapannya.
d. Cukup jelas
e. Cukup jelas
f. Cukup jelas
g. Cukup jelas
BAB II
MAKSUD, TUJUAN DAN FUNGSI
4.
b.
5.
Yang dimaksud Ikhlas ialah pengamalan dari motto Ikhlas Bakti Bina Bangsa Ber
Budi Bawa Laksana maksudnya secara ikhlas membaktikan dirinya membina bangsa
dengan melimpahkan (ber berasal dari kata luber artinya meluap) pengalaman dan
pengetahuan/ilmunya kepada orang lain.
Fungsi
a. Yang dimaksud kelengkapan Lemdika yakni wadah tenaga Pelatih yang melaksanakan
tugas pendidikan dan pelatihan non formal dan informal guna melengkapi pendidikan
dan latihan formal yang dilakukan oleh Lemdika.
b. Yang dimaksud perangkat kerja adalah sumber tenaga Pelatih yang siap
menyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sewaktu-waktu diperlukan.
c. Cukup jelas
d. Cukup jelas
e. Cukup jelas
BAB III
STRUKTUR ORGANISASI
6.
Kedudukan
Cukup jelas
7.
Pengorganisasian
a. 1) Cukup jelas
2) Jumlah seksi dan pembagian tugas diatur oleh Kalemdika yang bersangkutan
3) Yang dimaksud dengan golongan kemahiran yakni Mahir Siaga, Mahir
Penggalang, Mahir Penegak dan Mahir Pandega.
b.
1)
2)
3)
4)
5)
c.
d.
e.
f.
8.
Jika Ketua dijabat oleh seorang pria, maka wakilnya diusahakan seorang wanita
begitu pula sebaliknya.
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
Cukup jelas
BAB IV
KEANGGOTAAN
9.
Keanggotaan
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
10.
Syarat-syarat Keanggotaan
a. Yang dimaksud satuan Pramuka ialah :
1) Gugus depan Pramuka
2) Perindukan Siaga
3) Pasukan Penggalang
4) Ambalan Penegak dan/atau
5) Racana Pandega
6) Satuan Karya Pramuka dengan kridanya.
b.
11.
Cukup jelas
BAB V
SURAT PENGANGKATAN DAN SURAT HAK LATIH
12.
Surat Pengangkatan
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas
c. Cukup jelas
13.
Cukup jelas
Cukup jelas
BAB VI
KESEJAHTERAAN
14.
Kesejahteraan
Pelatih pada dasarnya tidak menuntut kesejahteraan sesuai dengan semboyan pelatih yaitu
ikhlas bakti bina bangsa ber budi bawa laksana, tetapi kwartir dan pengurus Korps
Pelatih harus memikirkan kesejahteraan bagi para anggotanya.
a.
b.
Kwartir perlu memikirkan karier bagi Pelatih yang telah menunjukkan kecakapan dan
prestasinya (dengan menyusun tingkatan Pelatih, yaitu Purwa, Madya dan Utama) dan
memikirkan adanya tanda penghargaan bagi pelatih yang telah menunjukkan prestasi
dan kesetiaannya terhadap tugas dengan mengeluarkan tanda penghargaan khusus bagi
Pelatih.
BAB VII
PENUTUP
15.
Penutup
a. Cukup jelas
b. Cukup jelas