Laporan Esterifikasi
Laporan Esterifikasi
PEMBIMBING
Tanggal Praktikum
: 31 Oktober 2014
:I
Nama
: 1. Ambrianto Ghenatya
Kelas
131424003
131424004
131424005
: 2A - TKPB
ESTERIFIKASI
Pembuatan n-Butil Asetat
I.
Tujuan Percobaan
Membuat n-butil asetat dan etil asetat melalui esterifikasi.
Mengerti bahwa esterifikasi dipengaruhi oleh faktor-faktor antara lain, struktur
molekul, suhu, konsentrasi.
Mengidentifikasi produk ester melalui pengukuran titik didih, indeks bias, berat
jenis, bau dan warna.
II.
Landasan Teori
Ester diturunkan dari asam karboksilat. Sebuah asam karboksilat mengandung
gugus -COOH, dan pada sebuah ester hidrogen di gugus ini digantikan oleh sebuah
gugus hidrokarbon dari beberapa jenis. Disini kita hanya akan melihat kasus-kasus
dimana hydrogen pada gugus -COOH digantikan oleh sebuah gugus alkil, meskipun
tidak jauh beda jika diganti dengan sebuah gugus aril (yang berdasarkan pada sebuah
cincin benzen).
Proses esterifikasi adalah suatu reaksi reversible antara suatu asam karboksilat
dengan suatu alkohol. Produk esterifikasi disebut ester yang mempunyai sifat yang khas
yaitu baunya yang harum. Sehingga pada umumnya digunakan sebagai pengharum
(essence) sintetis. Reaksi esterifikasi merupakan reaksi reversible yang sangat lambat.
Tetapi bila menggunakan katalis asam sulfat atau asam klorida, kesetimbangan reaksi
akan tercapai dalam beberapa jam. Persamaan untuk reaksi antara sebuah asam
RCOOH dengan sebuah alkohol ROH (dimana R dan R bisa sama atau berbeda)
adalah sebagai berikut:
Kesetimbangan dapat tercapai setelah direfluks selama beberapa jam atau hari.
Bila ditambahkan katalis berupa asam sulfat atau asam klorida, maka kesetimbangan
dapat dicapai setelah beberapa jam.
Sesuai dengan hukum aksi massa, kesetimbangan dapat bergeser ke arah
pembentukkan ester dengan adanya kelebihan salah satu pereaksi. Reaksi esterifikasi ini
akan memberi hasil yang lebih baik untuk alcohol primer dan cukup baik untuk alcohol
sekunder, tetapi untuk alcohol tersier tidak memberikan hasil yang baik.
Laju esteerifikasi sesuai dengan konsentrasi ester dan kompleks alkohol :
d[RCOOR] / dt = k [RCOOH] [ROH2+]
dengan terbentuknya air dalam reaksi ini menyebabkan lambatnya laju esterifikasi,
sehingga ketimbangan antara alkohol dengan kompleks air ditunjukkan dengan
persamaan sebagai berikut :
ROH2+ + H2O H3O+ + ROH
Berdasarkan reaksi kesetimbangan diatas, maka konstanta kesetimbangan
dinyatakan dengan persamaan sebagai berikut :
K = [H3O+] [ROH] / [ ROH2+] [H2O]
Laju esterifikasi suatu asam karboksilat bergantung terutama pada halang-an
sterik dalam alkohol dan asam karboksilatnya. Dengan bertambahnya halangan sterik di
dalam zat antara, laju pembentukan ester akan menurun. Dengan demikian rendemen
ester akan berkurang. Jika suatu ester yang meruah (bulky) harus dibuat, maka lebih
baik digunakan rute sintetis yang lain. Contoh adalah reaksi antara alkohol dengan
anhidrida asam atau klorida asam yang lebih reaktif daripada asam karboksilat dan yang
bereaksi dengan alkohol secara irreversible.
Butil asetat merupakan senyawa yang diperoleh dari proses esterifikasi asam
asetat danbutanol, melalui proses batch maupun kontinyu. Butil asetat merupakan
solvent dengan
secara
cepat
III. Percobaan
3.1 Alat dan Bahan
1. Peralatan Refluks
1. n-Butil Alkohol 46 mL
2. Peralatan Ekstraksi
3. Peralatan Distilasi
RANGKAIAN ALAT
Proses Refluks
Keterangan :
4
5
3
1. Penangasa Parafin
2. Labu Leher 4
3. Pengaduk Jangkar
2
4. Motor Pengaduk
5. Termometer
8
1
6. Kondensor
7. Tabung CaCl2
8. Selang
9. Statif
Proses Ekstraksi
Proses Distilasi
46 mL butanol
1 mL H2S04 pekat
60 ml asam asetat
glacial
Pencampuran
Refluks 1 jam 15
menit
Na2CO3 1M 25 ml
Pemisahan
Lapisan bawah
(air dan
NaHCO3)
Natrium Sulfat
Anhydrous
Lapisan bawah
Pencucian
Penyaringan
Distilat
Distilasi
No.
Bahan
Volume
Indeks
bias
Masssa
molekul
(gr/mol)
Rumus
molekul
Titik
Titik
didih
leleh
( 0C )
(0C )
1.
n-Butil Alkohol
46 mL
1,3993
74,12
C4H9OH
117,7
-89,9
2.
60 mL
1,3715
60
CH3COOH
118
16,63
3.
1 mL
98,08
H2SO4
315-338
10,4
4.
Natrium bikarbonat
25 mL
84,007
NaHCO3
50
5 gram
142,04
Na2SO4
1429
884
1,394
116,16
CH3COOC4H9
126
-73,5
Natrium Sulfat
5.
anhydrous
6.
n-Butil Asetat
Proses Refluks
Waktu
(menit)
Media
Suhu
Reaktor
Labu leher
4
26oC
10
Labu leher
4
75oC
Pengamatan warna
Bening
Pengamatan
bau
Butil Alkohol
Sedikit seperti
pisang
Bening
20
30
40
Labu leher
4
Labu leher
4
Labu leher
4
79oC
Bening
79oC
Bening
76oC
Bening
Sedikit seperti
pisang
Sedikit seperti
pisang
Pisang
50
Labu leher
4
Pisang
Menyengat
78oC
Bening
60
70
75
Labu leher
4
Labu leher
4
Labu leher
4
80oC
Bening
80oC
Bening
76oC
Bening
Pisang
Menyengat
Pisang
Menyengat
Pisang
Menyengat
Proses Ekstraksi
No.
Perlakuan
Volume
Volume
Larutan sisa
Hasil Pengamatan
Penambahan
Aquades
Terbentuk dua
250 mL
lapisan
antara
butil
asetat
291 mL
Penambahan
Aquades
Penambahan Larutan
jenuh Natrium
107 mL
(bawah).
25 mL +
50 mL
77 mL
Bikarbonat dan
Aquades
Natrium Sulfat
anhydrat
Proses Distilasi
Suhu
Volume
Waktu
Penangas
Reaktor
Distilat
Residu
50oC
27 oC
48 mL
10
95oC
35 oC
48 mL
20
95oC
48 oC
48 mL
20
48 mL
93 C
49 C
= 46 ml
=
= 0,503 mol
= 60 ml
=
=
= 1,408 mol
Stoikiometri :
C4H9OH + CH3COOH
H2SO4
CH3COOC4H9 +
H2O
Mula-mula : 0,503
1,408
Reaksi
: 0,503
0,503
0,503
0,503
Sisa
0,905
0,503
0,503
x 100%
x 100%
=
= 72,29 %
: 1,394
Percobaan
: 1,3767
V.
Pembahasan
Senyawa n butil asetat merupakan ester yang berbau pisang dan berwarna
bening kekuningan. Senyawa ester ini didapatkan dengan mereaksikan butanol dengan
asam asetat agar menghasilkan ester n-butil asetat.
Dalam reaksi ini butanol merupakan senyawa pembatas yang akan habis bereaksi
sementara itu asam asetat akan bersisa. Dalam percobaan ini H2SO4 pekat sebanyak 1
mL digunakan sebagai katalis untuk menurunkan energi aktivasi sehingga akan
membuat kesetimbangan reaksi lebih cepat terjadi.
Reaksi esterifikasi ini merupakan reaksi reversible. Suhu reaksi diatur pada 93oC,
di bawah suhu didih ester n-butil asetat (126oC) untuk menghindari terjadinya
penguapan ester yang terbentuk.
Dalam prosesnya reaksi esterifikasi terbagi atas 3 tahap yaitu :
1. Reaksi Proses pada Refluks
`
95oC, meskipun suhu yang diset dibawah titik didih air, namun karena kandungan
airnya sangat sedikit, maka air akan menguap.
Dari proses esterifikasi tersebut didapatkan ester sebanyak 48 mL, dengan tidak
adanya yang tertampung dalam distilat (butil asetat nya telah murni) dengan indeks bias
yang terukur yaitu 1,3767 sedangkan indeks bias menurut literature sebesar 1,394.
Larutan ester n-butil asetat tersebut mempunyai massa jenis sebesar 0,88 gram/mL
sehingga didapatkan 42,24 gram massa n-butilasetat, sedangkan menurut perhitungan
stoikiometri didapat n-butilasetat yang terbentuk seharusnya sebesar 58,428 gram, maka
yield yang diperoleh adalah 72,29%.
Bila dianalisis, yield yang hanya 72,29% dikarenakan beberapa faktor seperti
waktu refluks yang dipercepat yang awalnya sekitar 3 jam menjadi 1 jam 15 menit
menyebabkan belum semua butil alkohol bereaksi dengan asam asetat, suhu reaktor
yang tidak berada pada suhu optimum reaksi, pada saat ekstraksi kemungkinan ada butil
asetat yang menguap dan lain sebagainya.
VI. Kesimpulan
1. N-Butil asetat dapat dihasilkan dari proses esterifikasi dengan mereaksikan butanol
dengan asam asetat.
2. Katalis yang digunakan adalah H2SO4 pekat.
3. Banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses esterifikasi, antara lain :
a. Suhu Reaksi
b. Pengadukan yang konstan
c. Konsentrasi reaktan
d. Katalis yang digunakan
e. Struktur molekul.
4. Warna produk yang dihasilkan adalah bening, berbau aroma pisang, dan yield yang
dihasilkan adalah 72,29% dengan indeks bias yaitu 1,3767.
Nancy
Siti.
2010.
Esterifikasi.
http://matekim.blogspot.com/2010/05/