TINJAUAN PUSTAKA
2.1.
Vertikal Drain
Laju konsolidasi yang rendah pada lempung jenuh dengan permeabilitas
rendah dapat dinaikkan dengan menggunakan drainase vertikal (vertical drain) yang
memperpendek lintasan pengaliran dalam lempung. Kemudian konsolidasi yang
diperhitungkan akibat pengaliran horizontal radial yang menyebabkan disipasi
kelebihan tekanan air pori yang lebih cepat, sedangkan pengaliran vertikal
sangat kecil pengaruhnya. Dalam teori, besar penurunan konsolidasi akhir adalah
sama, hanya laju penurunannya yang berbeda-beda.
sedalam lebih dari 5 meter. Pasir harus dapat dialiri air secara efisien tanpa
membawa partikelpartikel tanah yang halus. Drainase cetakan juga banyak
digunakan dan biasanya lebih murah daripada drainase urugan untuk suatu daerah
tertentu.
Salah
satu
jenis
drainase
cetakan
adalah
drainase
prapaket
(prepackage drain) yang terdiri dari sebuah selubung filter, biasanya dibuat dari
polypropylene, yang diisi pasir dengan diameter 65 mm. Jenis ini sangat fleksibel
dan biasanya tidak terpengaruh oleh adanya gerakangerakan tanah lateral. Jenis
lain drainase cetakan adalah drainase pita (band drain), yang terdiri dari inti plastik
datar dengan saluran drainase yang dikelilingi oleh lapisan filter, yang mana
lapisan tersebut harus memiliki kekuatan untuk mencegah jangan sampai terselip
ke dalam saluran. Fungsi utama dari lapisan itu adalah untuk mencegah
penyumbatan partikelpartikel tanah halus pada saluran di dalam inti. Ukuran
band drain ini adalah 100 mm kali 5 mm dan diameter ekivalennya biasanya
diasumsikan sebagai keliling dibagi . Drainase cetakan dipasang dengan cara
menyelipkan drainase cetakan ke dalam lubang bor atau dengan menempatkannya
di dalam sebuah paksi (mandrel) atau selubung (casing) yang kemudian dipancang
ke dalam tanah atau digetarkan di tanah.
Karena tujuannya adalah untuk mengurangi panjang lintasan pengaliran,
maka jarak antara drainase merupakan hal yang terpenting. Drainase tersebut
biasanya diberi jarak dengan pola bujur sangkar atau segitiga. Jarak antara drainase
tersebut harus lebih kecil daripada tebal lapisan lempung dan tidak ada gunanya
menggunakan vertikal drain dalam lapisan lempung yang relatif tipis. Untuk
mendapatkan desain yang baik, koefisien konsolidasi horizontal dan vertikal (Ch
dan Cv) yang akurat sangat penting untuk diketahui. Biasanya rasio Ch/Cv terletak
antara
dan
menghasilkan
nilai
tekanan
air
pori
berlebih.
Pengalaman menunjukkan bahwa vertikal drain tidak baik untuk tanah yang
memiliki rasio kompresi sekunder yang tinggi, seperti lempung yang sangat
plastis dan gambut
(peat); karena laju konsolidasi sekunder tidak dapat dikontrol oleh drainase
vertikal.
Pola segitiga
Gambar 2.2 Blok-blok silindris
1u
u
Cv
Ch
t
r rr
2
(2.1)
u
2
y
f(Tv)
(2.2)
dan
Ur
f(Tr)
Tv
Cvt
2
H
Tr
Ch t
2
4R
dan
(2.4)
(2.5)
(kecil) jarak antara drainase, semakin cepat proses konsolidasi yang terjadi akibat
pengaliran radial.
Penyelesaian
untuk
pengaliran
radial,
menurut
Barron,
diberikan pada Gambar 2.3, hubungan Ur/Tr tergantung pada rasio n = R/rd di mana
R adalah jari-jari blok silinder ekivalen dan rd adalah jari-jari drainase tersebut.
Selain itu dapat juga diperlihatkan bahwa :
(1 U) = (1 Uv)(1 Ur)
Carillo (1942)
(2.6)
2.2.
prefabricated
vertikal
drain
tersebut
maka
penampang
menjadi berbentuk
dari
lingkaran
d 2( p l
)
2( p l
d
)
Konsolidasi
Konsolidasi adalah suatu proses pengecilan volume secara perlahanlahan
pada tanah jenuh sempurna dengan permeabilitas rendah akibat pengaliran sebagian
air pori. Proses tersebut berlangsung terusmenerus sampai kelebihan tekanan
air pori yang disebabkan oleh kenaikan tegangan total benarbenar hilang. Jangka
waktu
terjadinya konsolidasi tergantung pada bagaimana cepatnya tekanan air pori yang
berlebih akibat beban yang bekerja dapat dihilangkan. Karena itu koefisien
permeabilitas merupakan faktor penting di samping penentuan berapa jauh jarak air
pori yang harus dikeluarkan dari pori-pori yang ukurannya bertambah kecil untuk
dapat
Kasus
adalah konsolidasi satu dimensi, di mana kondisi regangan lateral nol mutlak ada.
2.3.1.
Terzaghi
Konsolidasi
1-D
1 e0
(2.7)
H0
dimana :
e1 = angka pori pada akhir pengujian = w1Gs (diasumsikan Sr = 100%)
e0 = angka pori pada awal pengujian
e1
H 1 H s H 1
1
Hs
Hs
dimana :
Hs
Ms
AG s
(2.8)
terjadi
setelah tekanan air pori hilang seluruhnya. Pemampatan yang terjadi di sini
disebabkan oleh penyesuaian yang bersifat plastis dari butir-butir tanah.
(2.9)
Cv u
t
y 2
dimana :
u
berlebihan t
y
= waktu peninjauan
= kedalaman peninjauan
u
t
2
u
2
y
WY ,T
4 1
2 ( 2 m1) 2 / 4 Tv
Exp
sin (2m 1)Y
2
m0 (2m 1)
2
1
2
2
m0 (2m 1)
Exp 2 ( 2 m+1)2 / 4 Tv
Sp
'
)
Cc H
'
log( 0
1 e0
dimana : 0
(2.10)
'o
= tegangan vertikal efektif awal
= tebal lapisan
e0
2 1u
u
u
Cr
r
rr
t
(2.11)
dimana : Cr
radial r
Dengan menganggap adanya efek smear zone dan diselesaikan dengan cara
equal-strain consolidation (Baron, 1948) maka penyelesaian persamaan
konsolidasi radial sebagai berikut :
u av u e
1
8Tr
u av
Ur 1
1e
(2.12)
( 8Tr
/m)
u1
dimana :
2
3 S
n
n
m 2
2 ln
n S S
4
4n
r
S s
rw
d
n e
dw
k r 2n
2
k s
n
ln S
(2.12a)
C rt
d e2
(2.12b)
Tr
Efek smear zone adalah berkurangnya nilai koefisien untuk tanah lempung
di dekat vertikal drain atau diameter vertikal drain yang digunakan diperkecil, hal
ini disebabkan proses peremasan (remoulding) selama pemasangan vertikal
drain dengan menggunakan paksi.
2.3.3.
Konsolidasi
Waktu
tegangan
di atas
permukaan
tanah
dapat
dihitung
dengan
z)dx.dy v .dx.dy
V
Jadi :
(v
z
(2.13)
atau :
v z
V
(2.14)
dx.dy.dz
v z k.i k
u
h
z
(2.15)
z
V
t
Vv
(Vs eVs )
V s
Vs
(2.16)
dan
Vs
dx.dy.d
z
1 e0
(2.17)
1 e0
dx.dy.dz
1 e0
(2.18)
2.4.
Tv
0
10
0,008
20
0,031
30
0,071
35
0,096
40
0,126
45
0,159
50
0,197
55
0,238
60
0,278
65
0,342
70
0,403
75
0,478
80
0,567
85
0,684
90
0,848
95
1,127
100
Penurunan (Settlement)
Semua tanah yang mengalami tegangan akan mengalami regangan di dalam
Metode penurunan seperti ini sebagian besar tidak dapat mengembalikan tanah pada
keadaan semula apabila tegangan ditiadakan karena terjadi pengurangan angka pori
yang permanen. Regangan pada tanah berbutir kasar dan tanah berbutir halus yang
kering atau jenuh sebagian akan terjadi sesudah bekerjanya tegangan. Bekerjanya
tegangan terhadap tanah yang berbutir halus yang jenuh akan menghasilkan
tegangan yang bergantung pada waktu. Penurunan yang dihasilkan akan bergantung
juga pada waktu dan disebut penurunan konsolidasi.
Secara umum, penurunan (settlement) pada tanah yang disebabkan oleh
pembebanan dapat dibagi dalam dua kelompok besar, yaitu :
1.
2.
tekanan air pori akan naik secara mendadak. Pada tanah berpasir yang tembus air
(permeable), air dapat mengalir dengan cepat sehingga pengaliran air pori ke luar
sabagai akibat dari kenaikan tekanan air pori dapat selesai dengan cepat. Keluarnya
air dari dalam pori selalu disertai dengan berkurangnya volume tanah; berkurangnya
volume tanah tersebut dapat menyebabkan penurunan lapisan tanah itu. Karena air
pori di dalam tanah berpasir dapat mengalir ke luar dengan cepat, maka penurunan
segera dan penurunan konsolidasi terjadi bersamaan.
kurva hubungan
antara deformasi dan log waktu (t) adalah merupakan garis lurus. Indeks
pemampatan sekunder (secondary compression index) dapat didefinisikan sebagai :
log t 2 log
t1
e
log(t 2 / t1 )
(2.19)
(2.20)
di mana : c = c/(1+ep)
ep = angka pori pada akhir konsolidasi primer
H = tebal lapisan lempung.
Penurunan yang diakibatkan oleh konsolidasi sekunder sangat penting untuk
semua jenis tanah organik dan tanah anorganik yang sangat mampu mampat
(compressible). Untuk lempung anorganik yang terlalu terkonsolidasi, indeks
pemampatan sekunder adalah sangat kecil sehingga dapat diabaikan.
Perbandingan pemampatan sekunder terhadap pemampatan primer untuk
suatu lapisan tanah dengan ketebalan tertentu adalah tergantung pada perbandingan
antara penambahan tegangan () dengan tegangan efektif awal (). Apabila
/ kecil, perbandingan pemampatan sekunder dan primer adalah besar.
2.5.
i 1
i 1
(2.21)
C vi
permeabilitas tanah (k) yang bisa diperoleh dari pengujian laboratorium seperti :
falling-heat test, constan-heat test, dan pengujian lapangan. Umumnya tanah
lempung mempunyai koefisien permeabilitas yang relaitif kecil dibanding dengan
tanah pasir, sehingga proses konsolidasi pada tanah lempung relatif lebih lama
dibanding pada tanah pasir.
Untuk mempercepat proses konsolidasi, dibuat suatu konstruksi vertikal
drain,
yang
Menurut D. Russell, C.C Hird, dan I.C Pyrah, 1999 proses pengekivalenan
tersebut dapat dilakukan dengan beberapa cara, yaitu:
-
Jarak antara vertikal drain pada kondisi plane strain dapat diubah
(perubahan geometri), dengan permeabilitas yang dibuat tetap pada kondisi
axisymetris dan plane strain (kax = kpl).
Permeabilitas
pada
kondisi
plane
strain
dapat
diubah
kondisi axisymetris menjadi plane strain dengan cara menyamakan debit air yang
masuk ke kondisi axisymetris sama dengan ke kondisi plane strain. Pengekivalenan
koefisien permeabilitas (k) dilakukan dengan rumusan sebagai berikut:
2B
k ax
R
k ax
3
k pl ln ln(S )
S
k
4
dimana :
(2.22)
2.7.
re
r
,S s
rw
rw
Timbunan Bertahap
Timbunan
pada
lapisan
tanah
berfungsi
sebagai preloading
yang
mempercepat proses konsolidasi. Dengan terdisipasinya air pori pada lapisan tanah
tersebut maka akan meningkatkan kuat geser tanahnya sehingga lapisan tanah
tersebut dapat memikul beban yang besar. Jika timbunan pada lapisan tanah dengan
ketinggian tertentu memiliki beban yang tidak dapat dipikul oleh lapisan tanah
tersebut maka penimbunan dilakukan dengan cara bertahap sehingga tidak terjadi
keruntuhan pada lapisan tanah. Umumnya timbunan yang dilakukan bertahap adalah
timbunan di atas tanah lunak.
2.8.
konsolidasi
dengan
menggunakan
teori
konsolidasi
Biot.
Program
ini
Step 2 :
Step 3 :
Step 4 :
meter. Step 5 :
pertama.
Step 6 :
Step 7 :
lunak.
Step 8 :