Modul 7-BDS
Modul 7-BDS
7
ANALISIS
DATA
SPASIAL
Pengantar
Sistem
Informasi
Geografis
(SIG)
merupakan
sistem
yang
memiliki
kemampuan
dalam
menjawab
baik
pertanyaan
spasial
maupun
pertanyaan
non
spasial
beserta
kombinasinya
(queries)
dalam
rangka
memberikan
solusi-solusi
atas
permasalahan
keruangan.
Artinya,sistem
ini
memang
sengaja
dirancang
untuk
mendukung
berbagai
analisis
terhadap
informasi
geografis
:
teknik-teknik
yang
digunakan
untuk
meneliti
dan
mengeksplorasi
data
dari
perspektif
keruangan,
untuk
datanya
sedemikian
rupa
hingga
dapat
meningkatkan
pemahaman
dan
wawasan.
Teknik-teknik
ini
berada
dalam
sebuah
payung
umum
yang
bernama
analisis
spasial.
Di
dalam
SIG,
segala
teknik
atau
pendekatan
perhitungan
matematis
yang
terkait
dengan
data
atau
layer
(tematik)
keruangan
dilakukan
dalam
fungsi
analisis
tersebut.
Dengan
fungsi
analisis
spasialnya
yang
mumpuni,
menjadikan
SIG
sebagai
perangkat
lunak
yang
terkenal
saat
ini.
Pengertian
Analisis
Spasial
Secara
umum,
analisis
spasial
adalah
suatu
teknik
atau
proses
yang
melibatkan
sejumlah
hitungan
dan
evaluasi
logika
(matematis)
yang
dilakukan
dalam
rangka
mencari
atau
menemukan
potensi
hubungan
atau
pola-pola
yang
(mungkin)
terdapat
di
antara
unsur-
unsur
geografis
(yang
terkandung
dalam
data
digital
dengan
batas-batas
wilayah
studi
tertentu.
Ringkasnya,
analisis
spasial
merupakan
:
Sekumpulan
teknik
yang
hasil-hasilnya
sangat
bergantung
pada
lokasi
objek
yang
bersangkutan
(yang
sedang
dianalisis)
Sekumpulan
teknik
yang
memerlukan
akses
baik
terhadap
lokasi
objek
maupun
atribut-atributnya
Detail
mengenai
teknik,
jenis
fungsi,
evaluasi,
logika
atau
operator
matematis
yang
digunakan
akan
bergantung
pada
jenis
atau
tipe
(query)
analisis
spasial
itu
sendiri.
Fungsi
Analisis
Spasial
Detail,
tipe,
implementasi
atau
jenis
actual
fungsi
analisis
spasial
dapat
dijumpai
di
banyak
teori
dan
perangkat
lunak
SIG,
pengolahan
citra
digital,
remote
sensing,
fotogrametri,
model
permukaan
digital
dan
CAD.
Query
Basis
Data
SIG
juga
menggunakan
query
terhadap
basis
data
bersama
dengan
fungsi
analisis
spasial
itu
sendiri
dalam
usaha
menjawab
berbagai
pertanyaan
spasial
dan
non
spasial.
Query
terhadap
basis
data
digunakan
untuk
memanggil
kembali
(retrieve)
data
atau
tabel
atribut
tanpa
mengubah
atau
mengedit
/update
data
yang
bersangkutan.
Adapun
mekanisme
query
ini
dapat
memiliki
bentuk
sebagai
berikut
:
Memilih
unsur
spasial
:
dengan
memilih
unsur
spasial,
maka
unsur
spasial
yang
bersangkutan
akan
aktif
atau
terpilih
Memilih
record
(entitas)
:
dengan
memilih
(satu
atau
lebih
secara
simultan)
record
atau
entitas
yang
terdapat
di
dalam
tabel
atribut,
maka
unsur-unsur
spasial
yang
bersangkutan
secara
otomatis
akan
terpilih
Memasukkan
data
value
:
dengan
memilih
satu
field
(tunggal)
tipe
string
yang
dimiliki
oleh
tabel
atributnya
dan
kemudian
mengetikkan
string
datavalue-nya
pada
kotak
dialog,
maka
unsur
spasial
yang
bersangkutan
akan
terpilih
(selected).
Ekivalen
dengan
sebagai
contoh
[Landuse]
=
Pemukiman.
Memasukkan
fungsi,
operator
logika
dan
matematis
:
dengan
memilih
salah
satu
field
(tunggal)
tipe
numerik
yang
dimiliki
oleh
tabel
atributnya
dan
kemudian
mengetikkan
bilangan
data
value-nya
pada
kotak
dialog,maka
unsurspasial
yang
bersangkuan
akan
terpilih
(selected).
Kombinasi
lebih
dari
satu
daa
value,
fungsi
dan
operator
logika
matematis
:
dengan
memilih
lebih
dari
satu
field,
kemudian
memasukkan
beberapa
data
value,
dan
melibatkan
fungsi
dan
operator
matematis
di
dalam
sebuah
kotak
dialog
Query
Builder,
maka
unsur
yang
bersangkutan
akan
terpilih.
Sebagai
contoh
,
[Landuse]=Hutan
OR
[Landuse]=Rawa
AND
[Luas>=50].
Select
by
theme
atau
select
by
feature
:
fungsi
ini
akan
mencari
atau
memilih
unsur-
unsur
spasial
yang
berada
di
dalam
radius
tertentu
dari
suatu
unsur
(ditentukan
atau
terpilih
sebelumnya
melalui
satu
mekanisme
query).
Jika
layer
vector
lain
yang
menjadi
targetnya,
maka
yang
bisa
terpilih
adalah
unsur-unsur
milik
tematik
lainnya.
Sebagai
contoh
adalah
mencari
lokasi
objek
wisata
yang
berada
di
dalam
radius
5
km
dari
sebuah
hotel.
Sebaliknya
jika
yang
menjadi
target
adalah
layer
yangsama
dengan
rematik
masukkan,
maka
yang
bisa
ditemukan
adalah
unsur-
unsur
spasial
sejenis.
Sebagai
contoh
adalah
mencari
lokasi-lokasi
minimarket
yang
berada
dalam
radius
1
km
dari
STTI
Itech
(ditentukan
atau
terpilih
sebelumnya
melalui
salah
satu
mekanisme
query.
Pengukuran
Berikut
adalah
beberapa
analisis
spasial
yang
melibatkan
fungsi
matematis
sederhana
di
seputar
bentuk
unsur
spasial
dengan
geometri
yang
juga
sederhana.
Jarak
:
fungsi
ini
dapat
digunakan
untuk
menentukan
jarak
antara
dua
titik
(atau
unsur
spasial
)
yang
dipilih
secara
interaktif
dengan
menggunakan
mouse
(atau
dipilih
melaui
query).
Luas
:
fungsi
ini
digunakan
untuk
menghitung
luas
(area)
unsur-unsur
spasial
baik
yang
bertipe
polygon
(vector)
maupun
raster
Centroid
:
fungsi
ini
digunakan
untuk
menghitung
koordinat
(x,y)
titik
pusat
milik
unsur-unsur
spasial
yang
bertipe
polygon
(vector)
Line
of
Sight
(LOF)
digunakan
untuk
mengetahui
apakah
dua
lokasi
yang
terdapat
di
atas
suatu
permukaan
digital
bisa
saling
terlihat
satu
sama
lainnya
Cut
&
Fill
:
fungsi
ini
digunakan
untuk
menghitung
volume
galian
atau
timbunan
dengan
cara
membandingkan
suatu
data
permukaan
lainnya
atau
dengan
permukaan
datar
dengan
asumsi
ketinggian
tertentu
sebagai
referensi.
Find
Distance
:
fungsi
analisis
ini
akan
menerima
masukan
sebuah
layer
vector
yang
berisi
unsur-unsur
spasial
tipe
titik,
garis
atau
polygon
untuk
menghasilkan
sebuah
layer
raster
(grid)
yang
piksel-pikselnya
berisi
nilai-nilai
(bertipe
bilangan
real)
jarak
(sebagai
pengganti
intensitas)
dari
semua
(atau
hanya
yang
terpilih
saja)
unsur
spasial
yang
terdapat
di
dalam
layer
masukan.
Kenampakkan
hasil
yang
siap
dikenakan
oleh
fungsi
analisis
spasial
reclassify
(sebagai
contoh
untuk
mendapatkan
buffer
jarak
500
meter
dari
unsur
spasial
terpilih,
maka
klasifikasikan
nilai
piksel
0
hingga
500
dengan
nilai
baru
500
dan
nilai
baru
0
untuk
nilai-nilai
piksel
di
atas
500)
dan
kemudian
divektorkan
hingga
hanya
didapatkan
jarak-jarak
yang
diperlukan
(terutama
Boolean
image)
ini
akan
mirip
buffer
dengan
pola
yang
akan
konsentris
ke
arah
luar
unsur
spasialnya.
Cost
&
Pathway
:
Cost
adalah
fungsi
yang
akan
menghasilkan
permukaan
raster
atau
grid
yang
setiap
pikselnya
menyatakan
besaran
biaya,
bobot,
kesulitan
relative,
atau
hambatan
perjalanan
dari
suatu
lokasi
awal
(source)
berdasarkan
masukan
lokasi
awalnya
dan
permukaan
biaya,
bobot,
kesulitan
relative
atau
hambatan
perjalanan
yang
bersangkutan.
Tampilan
hasil
dari
fungsi
ini
mirip
dengan
buffer
raster,
hasil
analisis
find
distance
atau
calculate
density
;
membentuk
pola
konsentris
untuk
nilai-nilai
piksel
yang
sama.
Pathway
adalah
fungsi
yang
akan
menghasilkan
rute
termurah
(biaya
terkecil
atau
berhambatan
relative
yang
terkecil)
yang
menghubungkan
antara
lokasi
awal
(source)
dengan
tujuan
(target).
Agar
dapat
bekerja,
fungsi
ini
menerima
masukan
berupa
lokasi
tujuan
(target)
dan
permukaan
(raster/grid)
yang
dihasilkan
oleh
fungsi
Cost.
Poligon
Convex-Hull
:
fungsi
ini
digunakan
untuk
membuat
sebuah
unsur
spasial
berisi
unsur-unsur
spasial
yang
bertipe
titik
(dua
atau
tiga
dimensi)
untuk
menghasilkan
sebuah
layer
raster
(grid)
yang
kenampakan
piksel-pikselnya
membentuk
unsur-unsur
spasial
area
atau
polygon,
setiap
area/polygon
dibentuk
oleh
piksel-piksel
yang
memiliki
warna
atau
intensitas
yang
sama
dengan
nomor
pengenal
(Id)
unsur
spasial
tipe
titik
yang
menjadi
masukannya.
Setiap
piksel
yang
terdapat
di
dalam
layer
yang
siap
divektorkan
ini
menyatakan
bahwa
setiap
objek
yang
terletakpada
lokasi
piksel
yang
bersangkutan
memiliki
sumber
yang
berlokasi
di
unsur
spasial
tipe
titik
yang
menjadi
masukannya.
Secarateknis,
sumber
terdekat
ini
ditentukan
oleh
jarak
Euclidean.
Jika
hasilnya
kemudian
divektorkan,
maka
dengan
bantuan
analisis
spasial
tambahan,
setiap
unsur
spasial
tipe
polygon
ini
bisa
memiliki
atribut
warisan
atau
properties
(sebagai
contoh
sdalah
ketinggian,
curah-hujan,
tekanan
udara,
dan
lain
sebagainya)
dari
sumbernya.
Dalam
beberapa
literatur,
fungsi
ini
sering
dituliskan
dengan
nama-nama
yang
berlainan
:
polygon
Thiessen,
Dirichlet,
Voronoi
atau
Proximal.
Calculate
Density
:
analisis
spasial
ini
mencoba
untuk
memodelkan
kenyataan
distribusi
populasi
yang
sebenarnya
(terjadi)
di
lapangan.
Oleh
sebab
itu,
sebagai
contoh
dengan
fungsi
ini,
sebuah
layer
yang
memiliki
unsur-unsur
spasial
tipe
titik
lokasi
perekaman
data
(penangkaran,
stasiun
pengamat,
TPS
dan
lainnya)
suatu
besaran
(misalnya
populasi)
dapat
dibuatkan
permukaan
(raster)
dimana
setiap
Modul
7
Basis
Data
Spasial
Spatial
Filtering
:
fungsi
yang
sering
diterapkan
pada
bidang
pengolahan
citra
digital
dan
permukaan
digital
ini
dilakukan
dengan
tujuan
untuk
meningkatkan
kualitas,
menyederhanakan
detail
spasial
yang
dianggap
terlalu
kompleks
atau
bahkan
mempertahankan
detail
spasial
tertentu
yang
terdapat
di
dalam
datanya
(format
raster/grid).
Contouring
fungsi
ini
digunakan
untuk
mentransformasikan
atau
Gradien/Slope
:
fungsi
ini
pada
umumnya
menerima
masukan
data
ketinggian
dalam
format
raster/grid/TIN
untuk
menghasilkan
layer
raster
baru
sebagai
wujud
dari
nilai-nilai
kemiringan(yang
siap
diklasifikasikankembali).
Steepest
path
:
fungsi
ini
digunakan
untuk
menghasilkan
path
(polyline)
yang
menyatakan
jalur
tercuram
ke
arah
bawah
dari
suatu
lokasi
yang
ditentukan
di
atas
model
permukaan
digital.
Analisis
spasial
ini
dapat
digunakan
untuk
memprediksi
aliran
run-off.
Analisis
ini
menghitung
(potensi)
arah-arah
yang
akan
ditempuh
oleh
bola
yang
akan
menggelinding
jika
dilepaskan
di
suatu
lokasi
di
atas
permukaan.
Bola
yang
menggelinding
ini
akan
terus
bergerak
menempuh
jalur
(path)
dengan
permukaan
tercuram,
turun
dari
bukit
hingga
akhirnya
mencapai
ke
sebuah
pit
atau
batas
model
permukaan
digitalnya.
Viewshed
:
fungsi
ini
akan
mengidentifikasi
unsur-unsur
spasial
(area)
mana
saja
yang
dapat
terlihat
secara
langsung
(tanpa
terhalang)
dari
suatu
ketinggian
di
lokasi
yang
posisinya
ditentukan
di
atas
permukaan
digital.
Watershed
(basin,
catchment
area
atau
contributing
aea)
:
fungsi
analisis
spasial
ini
akan
mengidentifikasi
area-area
di
mana
tempat
berkumpulnya
air
(batas
air
atau
drainase
yang
tekonsentrasi)
yang
berasal
dari
berbagai
sumber
(saluran).
Buffer
Buffer
adalah
analisis
spasial
yang
akan
menghasilkan
unsur-unsur
spasial
(di
dalam
layer
lain)
yang
bertipe
polygon.
Unsur-unsur
ini
merupakan
area
atau
buffer
yang
berjarak
(yang
ditentukan)
dari
unsur-unsur
spasial
yang
menjadi
masukannya
(ditentukan
atau
terpilih
sebelumnya
melalui
salah
satu
mekanisme
query).
Reclassify
(Klasifikasi)
Klasifikasi
pada
dasarnya
merupakn
pemetaan
suatu
besaran
yang
memiliki
interval-
interval
(domain)
tertentu
ke
dalam
interval-interval
yang
lain
berdasarkan
batas-batas
atau
kategori
yang
ditentukan.
Dalam
aplikasi
SIG,
sebagai
contoh
yang
biasanya
menjadi
objek
analisis
spasial.
Klasifikasi
ini
adalah
besaran
jarak
dari
objek
(produk
fungsi
analisis
Find
Distance
di
atas),
kemiringan
(gradient
permukaan
tanah)
dan
lain
sejenisnya.
Modul
7
Basis
Data
Spasial
Besaran
ini
bisa
dikodekan
atau
diklasifikasikan
kembali
hingga
menjadi
:
1)
0
-10%
datar,
2)
10-15%
agak
miring,
3)
15-30%
miring,
4)
30-45%
agak
curam,
5)
45-55%
curam
dan
6)
di
atas
55%
sangat
curam.
Pada
unsur-unsur
spasial,
khususnya
yang
bertipe
polygon,
kenampakkan
warna
dan
symbol
hasil
operasi
reclassify
tidak
cukup,
perlu
beberapa
hal
berikut
:
Reclassify
raster
:
fungsi
ini
akan
melakukan
pengklasifikasian
suatu
data
raster
(yang
pada
umumnya
berdomain
bilangan
real)
ke
dalam
data
raster
lainnya
(berdomain
bilangan
bulat
sederhana)
berdasarkan
batas-batas
kelas
yang
ditentukan
secara
interaktif
oleh
pengguna
Reclassify
vector
:
fungsi
ini
melakukan
klasifikasi
unsur-unsur
spasial
tipe
polygon
vector
berdasarkan
nilai-nilai
milik
salah
satu
field
terutama
yang
bertipe
bumerik
sebagaimana
hanya
Populasi
yang
terdapat
dalam
tabel
atributnya.
Pada
kasus
vector,
kesamaan
keanggotaan
sebuah
kelas
unsur-unsurnya
hanya
ditandai
oleh
kesamaan
warna
dan
simbolnya
(arsiran).
Sementara
itu,
batas-batasnya
unsurnya
tidak
berubah
sama
sekali.
Fungsi
Editing
Unsur-Unsur
Spasial
Beberapa
analisis
spasial
pada
umumnya
juga
difungsikan
sebagai
layanan
di
dalam
proses
editing
data
spasial
(terutama
yang
bertipe
polygon)
Union,
Merge
atau
Combine
:
fungsi
analiss
spasial
ini
pada
umumnya
digunakan
untuk
menggabungkan
agregasi
beberapa
unsur
spasial
yang
terdapat
di
dalam
sebuah
tematik
yang
dipilih
hingga
menjadi
sebuah
unsur
saja.
Delete,
Erase
atau
Cut
:
fungsi
analisis
spasial
ini
akan
menghapus
unsur
spasial
yang
terpilih.
Split
atau
Clip
:
fungsi
analisis
spasial
ini
akan
memisahkan
sebuah
unsur
menjadi
lebih
dari
satu
unsur
spasial
Substract
:
fungsi
analisis
spasial
ini
akan
secara
otomatis
menghapus
area
yang
overlap
di
antara
dua
unsur
spasial
tipe
poligon
Intersect
:
fungsi
analisis
spasial
ini
akan
menghasilkan
unsur
spasial
baru
yang
merupakan
irisan
dari
unsur-unsur
spasial
masukannya
Referensi
:
Materi
diambil
dari
buku
:
Prahasta,
Eddy.
2009.
Sistem
Informasi
Geografis
:
Konsep-Konsep
Dasar.
Bandung
:
Informatika.
Modul
7
Basis
Data
Spasial
10