Anda di halaman 1dari 19

Myocarditis

Pengertian
Peradangan pada otot jantung atau miokardium.
Pada umumnya disebabkan oleh penyakitpenyakit infeksi, tetapi dapat sebagai akibat
reaksi alergi terhadap obat-obatan dan efek toxin
bahan-bahan kimia dan radiasi (FKUI, 1999).
Peradangan dinding otot jantung yang
disebabkan oleh infeksi atau penyebab lain
sampai yang tidak diketahui (idiopatik) (Dorland,
2002).

Inflamasi fokal atau menyebar dari otot


jantung (miokardium) (Doenges, 1999).
Kesimpulan
Myocarditis adalah peradangan/inflamasi otot
jantung oleh berbagai penyebab terutama
agen-agen infeksi.

Etiologi
Miokarditis dapat disebabkan oleh infeksi, reaksi alergi
dan reaksi toksik.
a. Infeksi
Infeksi bacterial: streptokokus, stafilokokus,
meningokokus, hemofilus, salmonelosis.
Infeksi spiroketa: sifilis, leptosirosis
Infeksi jamur: aspergitosis, kandidiasis, kriptokokis.
Infeksi virus: coxsackie b virus, arbovirus, hepatitis,
cytomegalo virus, influenza, mumps, poliomyelitis,
rabies, varicella, dan HIV.
Infeksi rickettsia: rocky mountain spotted fever, scrub
typhus.

b. Reaksi alergi
Antibiotic: amfoterisin B, penicillin, kloramfenikol,
streptomisin,
Sulfonamid: sulfadiostin, sulfasoksazol
Anti konvulsan: fenitoin, karbamazepin,
Anti tuberculosis: isoniazid, paraminosasilat
Anti inflamasi: indometazin, fenibutazol
Diuretic: asetazoiamid, klortalidon, spirolonakton,
hidroklorotiazid.
c. Reaksi toksik karena bahan-bahan tertentu seperti:
Bahan-bahan kimia: arsenic, timah
Anti neoplastik: interferon alfa, interleukin-2, siklofosfamid
Bias ular, laba-laba, kalajengking
Lain-lain: radiasi kokain

Patofisiologi
Kerusakan miokard oleh kuman-kuman
infeksius dapat melalui tiga mekanisme dasar :
1. Invasi langsung ke miokard.
2. Proses immunologis terhadap miokard.
3. Mengeluarkan toksin yang merusak
miokardium.

Manifestasi Klinis
Manifestasi klinis miokarditis sangat bervariasi
dari yang tanpa keluhan sampai bentuk berat
berupa payah jantung kongestif yang fatal.
Sebagian besar keluhan pasien tidak khas,
mungkin didapatkan rasa lemah, berdebar-debar,
sesak nafas, dan rasa tidak enak di dada.
Jantung biasanya membesar, terutama bila sudah
terjadi jantung kongestif.
Tekanan vena jugularis meningkat dan pada
auskultasi didapatkan bunyi jantung pertama
yang melemah, kadang-kadang ditemukan
aritmia dan irama derap ventricular atau atrial
serta sistolik di apeks.

Pathway

Komplikasi Myocarditis

Dapat terjadi:
Kardiomiopati
Payah jantung kongestif
Efusi pericardial
AV block total
Trombi kardiak

Pemeriksaan penunjang
a.
b.
c.
d.
e.

Laboratorium
Elektrokardiografi
Foto Dada
Ekokardiografi
Biopsy endomiokardial

Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Nama, Alamat, Umur, Pekerjaan, Agama, Suku
bangsa, Penanggung jawab.
Riwayat keperawatan/kesehatan
a. Keluhan utama
b. Riwayat kesehatan sekarang
c. Riwayat kesehatan masa lalu
d. Riwayat kesehatan keluarga

Pola Fungsi Kesehatan


a. pola persepsi dan pemeliharaan kesehatan
b. pola aktifitas dan latihan
c. Pola nutrisi dan metabolisme
d. Pola eliminasi
e. Pola tidur dan istirahat
f. Pola kognitif dan perceptual
g. Pola toleransi dan koping stress
h. Pola seksual reproduksi
i. Pola hubungan dan peran
j. Pola nilai dan keyakinan

Pemeriksaan Fisik

Berat badan
Mata :
Leher :
Paru :
Jantung :
Denyut nadi
Tekanan darah
Suara jantung

Bising jantung
Abdomen
ekstrimitas

Fokus Pengkajian Miokarditis

B1 (breathing)
B2 (blood)
B3 (Brain)
B4 (bladder)
B5 (bowel)
B6 (bone)

Diagnosa Keperawatan Miokarditis


Diagnosa keperawatan yang muncul pada pasien
dengan
myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
Nyeri berhubungan dengan inflamasi
miokardium, efek-efek sistemik dari infeksi,
iskemia jaringan.
Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan
pengembangan paru tidak optimal.
Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan
dengan penrunan cardiac output.
Intoleransi aktivitas berhubungan dengan
inflamasi dan degenerasi sel-sel otot miokard,
penurunan curah jantung.

Dx I : Nyeri berhubungan dengan inflamasi miokardium, efekefek sistemik dari infeksi, iskemia jaringan miokardium.

Tujuan : Nyeri hilang atau terkontrol.


Kriteria Hasil :1. Nyeri berkurang atau hilang
2. Klien tampak tenang.
Intervensi :
1. Kolaborasi pemberian obat-obatan sesuai indikasi (agen
nonsteroid : aspirin, indocin ; antipiretik ; steroid).
R/ Dapat menghilangkan nyeri, menurunkan respons inflamasi,
menurunkan demam ; steroid diberikan untuk gejala yang lebih
berat.
2. Kolaborasi pemberian oksigen suplemen sesuai indikasi.
R/ Memaksimalkan ketersediaan oksigen untuk menurunkan
beban kerja jantung

Dx II : Intoleransi aktivitas berhubungan dengan inflamasi dan degenerasi selsel otot miokard, penurunan curah jantung.
Tujuan : Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.
Kriteria hasil
:
Perilaku menampakan kemampuan untuk memenuhi
kebutuhan diri.
Pasien mengungkapkan mampu untuk melakukan beberapa
aktivitas tanpa dibantu.
Koordinasi otot, tulang dan anggota gerak lainya baik.
Intervensi :
1. Bantu pasien dalam program latihan progresif bertahap sesegera mungkin
untuk turun dari tempat tidur, mencatat respons tanda vital dan toleransi
pasien pada peningkatan aktivitas.
R/ Saat inflamasi/kondisi dasar teratasi, pasien mungkin mampu melakukan
aktivitas yang diinginkan, kecuali kerusakan miokard permanen/terjadi
komplikasi.
2. Kaji respons pasien terhadap aktivitas. Perhatikan adanya perubahan dan
keluhan kelemahan, keletiahan, dan dispnea berkenaan dengan aktivitas.
R/ Miokarditis menyebabkan inflamasi dan kemungkinan kerusakan fungsi
sel-sel miokardial.

Dx III : Gangguan perfusi jaringan perifer berhubungan dengan penrunan cardiac output.
Tujuan : Gangguan perfusi jaringan teratasi dalam waktu 3x24 jam.
Kriteria Hasil
:
RR 30-60 x/mnt
Nadi 120-140 x/mnt.
Suhu 36,5-37 C
Sianosis (-)
Ekstremitas hangat
Intervensi :
1. Beri oksigen sesuai kebutuhan
R/ Membantu meningkatkan cardiac output
2. Observasi frekuensi dan bunyi jantung
R/ Frekuensi dan bunyi jantung yang normal mengindikasikan aliran darah lancar
yang berarti perfusi jaringan kembali normal.
3. Observasi adanya sianosis.
R/ Adanya sianosis atau kebiruan menunjukkan adanya gangguan perfusi jaringan.
4. Observasi TTV.
R/ Memantau perkembangan kondisi pasien
5. Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian therapy.
R/ Meningkatkan cardiac output

Dx IV : Ketidak efektifan pola nafas berhubungan dengan pengembangan paru


tidak optimal.
Tujuan : Dalam waktu 3 x 24 jam tidak terjadi perubahan pola napas.
Kriteria hasil :
Klien tidak sesak napas.
RR dalam batas normal 16-20 kali/ menit
Respons batuk berkurang.
Intervensi :
1. Auskultasi bunyi napas (krakles)
R/ Indikasi edema paru, sekunder akibat dekompensasi jantung.
2. Kaji adanya edema
R/ Curiga gagal kongesti/ kelebihan volume cairan
3. Ukur intake dan output.
R/ Penurunan curah jantung mengakibatkan gangguan perfusi ginjal, retensi
natrium/ air dan penurunan pengeluaran urine.
4. Timbang berat badan.
R/ Perubahan tiba- tiba dari berat badan menunjukkan gangguan
keseimbangan cairan.

Evaluasi
Evaluasi yang diharapkan pada pasien dengan
myocarditis (Doenges, 1999) adalah :
1. Nyeri hilang atau terkontrol
2. Mengidentifikasi perilaku untuk menurunkan
beban kerja jantung.
3. Perfusi jaringan perifer kembali normal
4. Pasien memiliki cukup energi untuk beraktivitas.

Anda mungkin juga menyukai