Kajian Teknis Pengolahan Nilam PDF
Kajian Teknis Pengolahan Nilam PDF
MANAJEMEN PRODUKSI
PENGOLAHAN MINYAK NILAM
DI BEBERAPA SENTRA NILAM JAWA BARAT
Oleh
Dr.H.Roni Kastaman, Ir.MT.
KATA PENGANTAR
Padjadjaran
melalui
Lembaga
Pengabdian
kepada
Masyarakat diminta oleh Dinas Koperasi & UKM Propinsi Jawa Barat
untuk melakukan kegiatan penelitian kaji tindak (Action Research)
pada beberapa sentra produksi minyak nilam sebagai salah satu
komoditas unggulan di Jawa Barat.
Komoditas
nilam
(Pogostemon
cablin)
sebagaimana
telah
yang
diberikan
kepada
peneliti
dalam
rangka
stakeholder
yang
terlibat
langsung
dalam
bidang
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
LATAR BELAKANG
II
OBSERVASI LAPANGAN
IV
12
15
17
REKOMENDASI UMUM
18
I. LATAR BELAKANG
Hampir sekitar 90 % pasokan minyak nilam dunia (+ 1.500 ton)
adalah berasal dari Indonesia terutama dari daerah Propinsi Aceh.
Namun dengan memburuknya situasi keamanan di Propinsi Aceh pada
akhir-akhir ini, pasokan minyak nilam Indonesia juga ikut berkurang.
Sehingga situasi ini membuka peluang bagi daerah-daerah lain di
Indonesia untuk mengembangkan usaha komoditas ini. Minyak nilam
mempunyai prospek usaha yang cerah mengingat komoditas ini di
Amerika dan Eropah bisa mencapai harga USD 50/Kg yang terutama
dimanfaatkan sebagai bahan baku industri pembuatan minyak wangi
(sebagai pengikat bau atau fixative parfum) dan kosmetik. Namun
minyak nilam juga bisa dimanfaatkan untuk bahan anti-septik, antijamur, anti-jerawat, obat eksim dan kulit pecah-pecah, serta berbagai
jenis kegunaan lainnya sesuai kebiasaan masyarakat di negara
pemakai.
Di Jawa Barat, tanaman nilam telah dikembangkan di beberapa
daerah seperti Kabupaten Garut, Tasikmalaya, Bandung, Kabupaten
Kuningan dan Kabupaten Majalengka, baik oleh swasta maupun
melalui dukungan Dinas terkait (misalnya : Dinas Koperasi & UKM dan
Dinas Perindag) dengan pertumbuhan yang cukup memuaskan. Oleh
karenanya budidaya tanaman nilam ini perlu diupayakan dengan
dukungan teknologi pengolahan (destilasi) yang lebih efisien dan
berkualitas agar mempunyai daya saing dan lebih efisien dan
berkualitas
agar
mempunyai
daya
saing
dan
lebih
ekonomis
visual
pada
areal
budidaya
dan
unit
instalasi
kemudian
di
kecamatan
Cilawu
(perbatasan
Bandung)
dan
kecamatan
Argapura
(Kabupaten
Majalengka),
penyulingan
minyak
nilam
yang
akan
digunakan
oleh
destilasi,
dengan
demikian
harus
dimodifikasi
sistem
pendinginan
untuk
kondensasi
uap
minyak
perlu
hasil
laboratorium
pengujian
kimia
sample
Universitas
daun
dan
Padjadjaran,
minyak
dapat
nilam
di
disampaikan
tidak
mengindikasikan
berlangsung
bahwa
dengan
telah
terjadi
baik.
Hal
ini
ketidakcocokan
juga
sistem
kesesuaian lahannya
(baik
dari
sisi
iklim, tanah,
10
tanaman
tidak
memenuhi
standar
kualitas,
yang
Varietas
tanaman
tidak
unggul
atau
telah
terjadi
Daya
dukung
ekologi/lahan
yang
tidak
sesuai
dengan
kebutuhan tanaman
Kesalahanan
proses
produksi
pasca
panen,
yang salah
terlarut
Kebersihan
seluruh
sistem
peralatan
yang
digunakan,
11
lokasi
percontohan
intensif.
Dengan
tanaman
yang
dan
demikian
mampu
pengamatan
diharapkan
beradaptasi
pertumbuhan
akan
secara
terjadi
varietas
baik
dengan
dengan
penyetelan
ulang
mesin
dan
bila
memungkinkan
12
proses
awal
budidaya
dilakukan
dengan
menguji
coba
awalnya
unit
destilasi
yang
ada
di
lokasi
pabrik
menggunakan cara destilasi daun basah, akan tetapi pada uji coba
awal ada kelemahan pada sistem pemanasan sehingga pada akhirnya
unit destilasi dimodifikasi kembali untuk penanganan bahan baku daun
kering. Elemen pemanas yang digunakan saat ini adalah batu bara
atau minyak tanah (dengan menggunakan kompor pemanas khusus
sebagaimana terlihat pada gambar).
13
Tangki Destilasi
Set Up Destilasi
14
Hasil uji coba pada unit destilasi yang ada menunjukkan tingkat
persentase pachouli alkohol (PA) yang dihasilkan telah memenuhi
syarat minimal standar produksi nilam dimana PA yang diperoleh
sekitar 34% (standar yang syaratkan harus lebih besar dari 30%).
Rendemen minyak hasil destilasi dengan unit destilasi yang ada saat
ini baru mencapai 2,6% dari berat kering daun yang diproses.
Kinerja yang ada saat ini masih dapat ditingkatkan antara lain
dengan memperbaiki sistem pemanasan dan cara pemotongan daun
dan ranting yang akan didestilasi.
3.3. Observasi Lapangan di Kabupaten Garut
a. Aspek Budidaya
Sentra nilam di Kabupaten Garut pada saat ini baru dalam tahap
awal pengembangan, yaitu di sekitar daerah Pakenjeng, Malangbong
dan Cilawu. Fokus utama pada daerah tersebut adalah pengembangan
bibit
dan
budidaya
setempat.
Salah
varietas
seorang
unggul
agar
sesuai
yang
merupakan
untuk
kondisi
pionir
dalam
yang
dikelola
oleh
Pa
Djadja
saat
ini
dapat
15
Areal Pembibitan
Pengepakan Bibit
Pemilahan Bibit
16
b. Unit Destilasi
Untuk
sentra
nilam
di
kabupaten
Garut
saat
ini
belum
dan
Tasikmalaya.
Unit
destilasi
yang
digunakan
adalah
17
tanah,
topografi,
ketinggian
tempat
dan
zona
18
stek
dilakukan
pada
pagi
hari
kebutuha
satu
hektar
diperlukan
antara
pupuk
kandang
atau
kompos
secara
merata.
diberi
atap
daunkelapa,
alang-alang
dan
sore
hari.
Untuk
merangsang
pertumbuhan
19
segar
layu
atau
bahkan
mati,
penyulaman
tumbuh
dibersihkan.
Waktu
dilakukan
harus
sebelum
popok
non
organik
(buatan).
Pupuk
nilam
20
cm.
Setiap
kali
pembumbunan
akan
berbentuk
kemudian
diadaptasikan
secara
intensif
untuk
5.
21
Arang briket
Kompos
22
Daun Nilam
Minyak Nilam
Limbah
Bahan kompos
23
No
Parameter
2
Warna
Berat Jenis, 25 0C
Indeks Bias, 25 0C
Putaran optik
Kelarutan dalam
Alkohol 90 %
Bilangan Asam
Bilangan ester
Patchouli Alkohol
(%, GC)
Nilam Aceh
Var.
Cisaroni
3
Kuning
Nilam Aceh
Var. Bengkulu
0,9401
1,5033
- 47 0
1: 9
4,11
8,27
25,31
7
Kuning
0,9329
1,5053
- 48 0
1: 7,5
5
Kuning agak
muda
0,9645
1,5061
- 46 0
1: 7,5
Minyak
Nilam
Var.
8
Kuning
0,9455
1,5066
- 49 0
1: 6
0,9546
1,5031
- 48 0
1: 7
0,9446
1,5023
- 44 0
1: 8,5
4,21
7,27
24.87
4,53
6,35
24,52
4,42
6,22
23,24
4,01
6,00
26,33
4,51
6,27
20,28
4
Kuning
Nilam Aceh
Var. Lokal
Sandar Mutu
9
Kuning MudaCoklat Tua
0,943 0,983
1,506 1,516
(-470) - (-660)
Larut jernih
1:1-10
Max 5,0
Max 10,0
24