Osteomielitis
Osteomielitis
OSTEOMYELITIS
Disusun oleh :
1; EKA PUJIASTUTI
2120101709
2; ELISA WULANDARI
2120101710
2120101711
KELAS : IIA
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb
Pertama tama marilah kita panjatkan puji syukur atas kehadiran Tuhan yang
Maha Esa yang telah melimpahkan rahmat serta hidayah-Nya kepada kita sehingga
dapat terselesaikan makalah ini.
Kami juga mengucapkan banyak terimakasih kepada :
1; Ibu Linda, S.Kep,.Ners selaku dosen mata kuliah KMB
2; Anggota kelompok 5 yang telah berkerjasama untuk menyelesaikan
makalah ini
3; Sumber sumber dalam pembuatan makalah ini
Kami beraharap semoga makalah ini dapat bermanfaat sebagai sarana belajar.
Saran dan kritik yang dapat membangun demi kesempurnaan makalah ini sangat kami
harapkan dari semua pembaca.
Demikian yang dapat kami sampaikan dan kami ucapkan terima kasih.
Yogyakarta,
DAFTAR ISI
-2-
Maret 2012
Halaman
Kata Pengantar.............................................................................................
ii
Daftar Isi.....................................................................................................
iii
A. Latar Belakang...................................................................
B. Tujuan Pembahasan............................................................
C. Rumusan Masalah..............................................................
A. Definisi...............................................................................
B. Epidemilogi........................................................................
C. Etiologi...............................................................................
D. Patofisiologi.......................................................................
E. Manifestasi Klinik..............................................................
F. Pemeriksaan Penunjang......................................................
G. Penatalaksanaan Medis......................................................
10
H. Komlikasi...........................................................................
13
15
A. Kesimpulan........................................................................
15
B. Saran...................................................................................
15
Daftar Pustaka..............................................................................................
16
-3-
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan
bertanggung jawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem utama sistem
muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot
rangka, tendo, ligamen, bursa, dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan
struktur-struktur ini. Beragamnya jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat
menimbulkan berbagai macam gangguan. Beberapa gangguan tersebut timbul primer
pada sistem itu sendiri, sedangkan gangguan yang berasal dari bagian lain tubuh
tetapi menimbulkan efek pada sistem muskuloskeletal. Tanda utama gangguan sistem
muskuloskeletal adalah nyeri dan rasa tidak nyaman , yang dapat bervariasi dari
tingkat yang paling ringan sampai yang sangat berat (Price, Wilson, 2005).
Osteomielitis adalah merupakan suatu bentuk proses inflamasi pada tulang
dan struktur-struktur disekitarnya akibat infeksi dari kuman-kuman piogenik. Infeksi
muskuloskeletal merupakan penyakit yang umum terjadi dapat melibatkan seluruh
struktur dari sistem muskuloskeletal dan dapat berkembang menjadi penyakit yang
berbahaya
bahkan
membahayakan
jiwa.Osteomielitis
masih
merupakan
permasalahan di negara kita karena tingkat higienis yang masih rendah, pemahaman
mengenai penatalaksanaan yang belum baik,diagnosis yang sering terlambat
sehingga biasanya berakhir dengan osteomielitis kronos, dan fasilitas diagnostik
yang belum memadai dipuskesmas. Dalam dua puluh tahun terakhir ini telah banyak
dikembangkan tentang bagaimana cara menatalaksana penyakit ini dengan tepat.
Seringkali usaha ini berupa suatu tim yang terdiri dari ahli bedah ortopedi, ahli bedah
plastik, ahli penyakit infeksi, ahli penyakit dalam, ahli nutrisi, dan ahli fisioterapi
yang berkolaborasi untuk menghasilkan perawatan multidisiplin yang optimal bagi
penderita. Infeksi dalam suatu sistem muskuloskeletal dapat berkembang melalui dua
cara, baik melalui peredaran darah maupun akibat kontak dengan lingkungan luar
tubuh. Referat ini berusaha merangkum mengenai patogenesis, diagnosis, dan
tatalaksana dari infeksi muskuloskeletal tersebut.
B. RUMUSAN MASALAH
;
;
;
;
;
;
;
;
C.TUJUAN PEMBAHASAN
;
BAB II
PEMBAHASAN
A; DEFINISI
Osteomielitis adalah proses inflamasi akut atau kronik pada tulang dan
struktur sekundernya karena infeksi oleh bakteri piogenik.
lebih sulit di sembuhkan dari pada infeksi jaringan lunak, karena terbatasnya
asupan darah, respons jaringan terhadap inflamasi, tingginya tekanan jaringan
dan pembentukan involukrum (Pembentukan tulang baru disekeliling jaringan
tulang mati). Osteomielitis dapat menjadi masalah kronis yang akan
mempengaruhi kualitas hidup atau mengakibatkan kehilangan ekstremitas.
Infeksi disebabkan oleh penyebaran hematogen (melalui darah) dari fukos
infeksi di tempat lain ( misalnya : tonsil yang terinfeksi, lepuh, gigi terinfeksi,
infeksi saluran nafas ). Osteomielitis akibat penyebaran hematogen biasanya
terjadi di tempat di mana terdapat trauma atau di mana terdapat resistensi
rendah, kemungkinan akibat trauma subklinis (tak jelas).
Infeksi dapat berhubungan dengan penyebaran infeksi jaringan lunak
(misalnya : ulkus dekubitus yang terinfeksi atau ulkus vaskuler) atau
kontaminasi langsung tulang ( misalnya : fraktur terbuka, cedera traumatic
seperti luka tembak, pembedahan tulang).
Pasien yang beresiko tinggi mengalami Osteomielitis adalah mereka yang
nutrisinya buruk, lansia, kegemukan, atau penderita diabetes mellitus. Selain itu,
pasien yang menderita artitis rheumatoid, telah di rawat lama di rumah sakit,
mendapat terapi kortikosteroid jangka panjang, menjalani pembedahan sendi
sebelum operasi sekarang, atau sedang mengalami sepsis rentan, begitu pula
yang
menjalani
pembedahan
ortopedi
lama,
mengalami
infeksi
luka
mengeluarkan pus, mengalami nefrosis insisi margial atau dehidrasi luka, atau
memerlukan evakuasi hematoma pascaoperasi.
B; EPIDEMIOLOGI
Tulang, yang biasanya terlindung dengan baik dari infeksi, bisa mengalami
infeksi melalui 3 cara:
1. Aliran darah
Aliran darah bisa membawa suatu infeksi dari bagian tubuh yang
lain ke tulang. Infeksi biasanya terjadi di ujung tulang tungkai dan lengan
(pada anak-anak) dan di tulang belakang (pada dewasa).
Orang yang menjalani dialisa ginjal dan penyalahgunaaan obat suntik ilegal,
rentan terhadap infeksi tulang belakang (osteomielitis vertebral). Infeksi
juga bisa terjadi jika sepotong logam telah ditempelkan pada tulang, seperti
yang terjadi pada perbaikan panggul atau patah tulang lainnya.
2; Penyebaran langsung
Organisme bisa memasuki tulang secara langsung melalui patah
tulang terbuka, selama pembedahan tulang atau dari benda yang tercemar
yang menembus tulang.Infeksi ada sendi buatan, biasanya didapat selama
pembedahan dan bisa menyebar ke tulang di dekatnya.
3. Infeksi dari jaringan lunak di dekatnya.
Infeksi pada jaringan lunak di sekitar tulang bisa menyebar ke tulang
setelah beberapa hari atau minggu. Infeksi jaringan lunak bisa timbul di
daerah yang mengalami kerusakan karena cedera, terapi penyinaran atau
kanker, atau ulkus di kulit yang disebabkan oleh jeleknya pasokan darah
atau diabetes (kencing manis). Suatu infeksi pada sinus, rahang atau gigi,
bisa menyebar ke tulang tengkorak.
Penyebaran osteomielitis dapat terjadi:
1; Penyebaran kearah korteks, membentuk abses sub periosteal dan
selulitis pada jaringan sekitarnya.
2; Penyebaran menembus periosteum membentuk abses jaringan lunak
3; Penyebaran kearah medulla .
4; Penyebaran ke persendian , terutama bila lempeng pertumbuhannya
intraartikuler misalnya sendi panggul pada anak-anak.
D; PATOFISIOLOGI
SKEMA PATHOLOGY
Faktor presdiposisi
Usia, virulensi kuman, Riwayat trauma, nutrisi dan
luka infeksi
osteomielitis
Gangguan
thermoregu
Proses inflamasi
fagositosis
Hypertermi, pembengkakan,
gangguan
9
Kerusakan fungsi,
pembentukan
pus, dan
Iskemia
tekanan
dan
Tirah baring lama Peningkatan
Pertumbuhan
integritas
demam
kerusakan
integritas
jaringan
Gangguan
citra
Kelemahan
jaringan
nekrosis
tulang
tulang
dan diri
penekanan
tokal
Nafsu
makan
Pembentukan
abses
tulang
baru,
kulit
Penyebaran
infeksi
Pembentukan
pus
Resiko
kedan
organ
penting
kekrosis
penyebaran
Ketidakseimbanga
n
Nutrisi kurang dari
kebutuhan
Kemampuan
tonus otot
menurun
Nyeri
Deformitas bau
dari adanya
E; MANIFESTASI KLINIK
10
2;
3;
4;
5;
Sel darah putih meningkat sampai 30.000 L gr/dl disertai peningkatan laju
endapan darah.
Pemeriksaan titer antibodi anti staphylococcus
Pemeriksaan kultur darah untuk menentukan bakteri (50% positif) dan
diikuti dengan uji sensitivitas.
Pemeriksaan feses
Pemeriksaan feses untuk kultur dilakukan apabila terdapat kecurigaan
infeksi oleh bakteri Salmonella.
Pemeriksaan Biopsi tulang.
Pemeriksaan Radiologi
a; Foto polos
Pada osteomielitis awal, tidak ditemukan kelainan pada pemeriksaan
radiograf. Setelah 7-10 hari, dapat ditemukan adanya area osteopeni,
yang mengawali destruksi cancellous bone. Seiring berkembangnya
infeksi, reaksi periosteal akan tampak, dan area destruksi pada korteks
tulang tampak lebih jelas. Osteomielitis kronik diidentifikasi dengan
adanya detruksi tulang yang masif dan adanya involukrum, yang
membungkus fokus sklerotik dari tulang yang nekrotik yaitu
sequestrum. Infeksi jaringan lunak biasanya tidak dapat dilihat pada
radiograf kecuali apabila terdapat oedem. Pengecualian lainnya
adalah apabila terdapat infeksi yang menghasilkan udara yang
menyebabkan terjadinya gas gangrene. Udara pada jaringan lumak
ini dapat dilihat sebagai area radiolusen, analog dengan udara usus
pada foto abdomen.
b; Ultrasound
Berguna untuk mengidentifikasi efusi sendi dan menguntungkan untuk
mengevaluasi pasien pediatrik dengan suspek infeksi sendi panggul.
c; Radionuklir
11
d;
CT Scan
CT scan dengan potongan koronal dan sagital berguna untuk
mengidentifikasi sequestra pada osteomielitis kronik. Sequestra akan
tampak lebih radiodense dibanding involukrum disekelilingnya.
Biasanya terlihat dalam 24 jam setelah pemberian antibiotika. Jika
tidak ditemukan perbaikan, maka diperlukan intervensi bedah.
G; PENATALAKSANAAN MEDIS
12
13
14
jaringan
nekrotik,
mengeluarkan
nanah,
dan
H; KOMPLIKASI
KLASIFIKASI
1; OSTEOMYELITIS AKUT
Dua kategori primer dari osteomyelitis akut yaitu osteomyelitis hematogen dan
osteomyelitis direct/ eksogen.
15
2. OSTEOMYELITIS SUBAKUT
Dibandingkan dengan oseomyelitis hematogenous akut, osteomyelitis subakut
memiliki onset yang lebih mendadak dan kurang memiliki gejala yang jelas,
sehingga membuat diagnosis menjadi sulit. Osteomyelitis subakut ini cukup
sering ditemukan. Jones et al melaporkan bahwa 35% pasien mereka dengan
infeksi tulang memiliki osteomyelitis subakut.
3.
OSTEOMYELITIS KRONIK
Osteomyelitis akut yang tidak diterapi secara adekuat, akan berkembang menjadi
osteomyelitis kronik. Osteomyelitis subakut dan kronik biasanya terjadi pada
dewasa. Umumnya, infeksi tulang ini merupakan sekunder dari luka terbuka,
sangat sering berupa luka terbuka pada tulang dan sekitar jaringan lunak
BAB III
PENUTUP
16
KESIMPULAN
Definisi
Osteomielitis adalah infeksi tulang, lebih sulitdi sembuhkan dari pada infeksi
jaringan lunak, karena terbatasnya asupan darah, respons jaringan terhadap
inflamasi, tingginya tekanan jaringan dan pembentukan involukrum (Pembentukan
tulang baru disekeliling jaringan tulang mati).
Penyebaran osteomielitis dapat terjadi:
1; Penyebaran kearah korteks, membentuk abses sub periosteal dan selulitis
DAFTAR PUSTAKA
Brunner, Suddarth, (2001) Buku Ajar Keperawatan-Medikal Bedah, Edisi 8 Volume 3,
EGC : Jakarta
Doenges, Marilynn E, dkk, (2000), Penerapan Proses Keperawatan dan Diagnosa
Keperawatan, EGC ; Jakarta.
Muttagin,Arif.2008 Asuhan Keerawatan Klien Gangguan Muskuloskeletal.Jakarta:EGC
17
18
19