Oleh
Wahono Sumaryono
Mengetahui,
Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Pancaasila
FARMAKOGNOSI FITOKIMIA
SUATU TINJAUAN KOMPREHENSIF
I.
PENDAHULUAN
FITOKIMIA adalah suatu ilmu yang mempelajari kimia tumbuhan yang
berkaitan dengan aneka ragam senyawa organik yang dibentuk, ditimbun atau
digunakan lebih lanjut sesuai fungsinya oleh tubuhan yang bersangkutan. Hal itu
berkaitan dengan struktur kimia, biosintesis, perubahan serta metabolism berbagai
senyawa,
berkat
pemanfaatan
pemurnian dan identifikasi. Sampai dengan tahun 1985 saja telah berhasil
diidentifikasi senyawa golongan metabolit sekunder yang terdiri lebih dari 7000
senyawa golongan alkaloida, 1000 senyawa golongan flavonoida, 4650 senyawa
golongan terpenoida, 100 senyawa golongan glukosinolat dan masih banyak lagi
metabolit sekunder lain yang
khasiatnya sebagai
menjadi objek
telahan farmasi
dikarenakan
Jumlah senyawa tersebut terus bertambah, karena tiap tahunnya dari hasil
penelitian fitokimia secara keseluruhan di dunia internasional lebih dari 1000
senyawa berhasil dielusidasi struktur kimianya.
Ada
kemajuan
teknologi
di
bidang
KROMATOGRAFI
dan
(10-6 g), bahkan sampai nanogram (10-9), merupakan dukungan yang sangat berarti
bagi kemajuan fitokimia. Hal tersebut cukup beralasan karena dalam banyak kasus
fitokimiawi seringkali penyelesaian masalah ataupun jawaban-jawaban terhadap
fenomena biologis dalam dunia tumbuhan ; misalkan masalah regulasi zat pengatur
tumbuh, interaksi tumbuhan dengan insekta, interaksi antara tumbuhan dengan
mikroba penyebab penyakit bagi tumbuhan yang bersangkutan, dan lain
sebagainya, memerlukan dukungan alat-alat analisis kimia
yang canggih.
dan
teknologi
kultivasi
spesies
tanaman
obat
yang
akan
II.
PENERAPAN
a.
Fisiologi Tumbuhan
Secara singkat dapat dikatakan bahwa sumbangan fitokimia kepada
Disamping itu, auxin juga diduga mempunyai peranan bagian dalam hal gugurnya
daun dan bunga, serta dalam hal pembelahan sel.
Gibberellins terdiri dari banyka anggota senyawa yang mempunyai
kemiripan dengan senyawa triterpenoid tetra siklis. Gibberellins ditemukan pada
tanaman tinggi, dimana biji yang belum masak dari tanaman yang bersangkutan
merupakan sumber yang baik untuk mengidentifikasi keberadaan geny tersebut.
Senyawa anggota Gibberellin kesemuanya merupakan asam karboksilat, oleh
karena itu juga serign disebut sebagai asam giberelat (gibberellic acid = GA).
Untuk membedakan satu dengan lainnya maka masing-masing anggota Gibberellin
diberi nomor
penelitian terdapat di berbagai bagian tanaman, seperti pada kuncup, akar, daun,
bagian-bagian bunga, biji, dan sebagainya. Secara umum dapat dikatakan bahwa
bagian vegetatif dari tanaman menunjukkan aktivitas GA yang lebih rendah
dibanding bagian tanaman yang reproduktif. Biji yang belum masak biasanya kaya
akan GA (10 100 mg per g basah) dan merupakan sumber GA yang potensial
untuk diisolasi dan diidentifikasi. Efek fisiologi dari Gibberellin adalah lebih kepada
pemanjangan sel (cell elongatin) daripada pembelahan sel (cell division).
Cytokinin diketemukan sebagai hasil kerja ekstensif dengan obyek kultur
jaringan tanaman oleh Skoog pada periode 1945-1955. Senyawa-senyawa dalam
kelompok cytokinin berupa turunan purine. Secara fisiologis, cytokinin diidentifiaksi
oleh Skoog sebagai senyawa yang memacu pembelahan sel dalam kultur kalus
yang tumbuh dalam media yang mengandung bahan nutisi organik dan anorganik,
serta faktor pertumbuhan termasuk penambahan auxin dari luar (exogenous auxin).
Secara umum, cytokinin berperan dalam memacu pembelahan dan diferensiasi sel,
serta memperpanjang proses penuaan sel.
b.
Patologi tumbuhan
Dalam bidang patologi tumbuhan, analisa fitokimia diperlukan untuk
menentukan ciri atau sifat kimia dari senyawa-senyawa, baik yang disintesis oleh
mikroba yang menyerang suatu tanaman maupun yang disintesis oleh tanaman
yang bersangkutan sebagai jawaban terhadap serangn mikroba terasebut.
Senyawa kimia yang disintesis oleh mikroba pad waktu mikroba tersebut
menyerang suatu tanaman disebut sebagai FITOTOKSIN, sedangkan senyawa
kimia yang disintesis oleh tanaman sebagai jawaban terhadap serangan mikroba
tersebut dinamakan FITOALEKSIN.
Beberapa contoh senyawa dari fitotoksin yang paling dikenal ialah senyawa
LIKOMARASMIN dan ASAM FUSARAT ; yakni suatu turunan asam amino yang
menyebabkan layu pada tanaman tomat. Selain kedua senyawa tersebut, fitotoksin
lain
yang
telah
diidentifikasi
berupa
senyawa
glikopeptida,
naftokuinon,
WIERON dari Vicia faba, FENOL ; misalkan senyawa ORSINOL dari Orchis
militaris, dan jenis-jenis senyawa lainnya. Beberapa contoh Fitoaleksin yagn
dihsilkan berbagai spesies tanaman dipaparkan pada table 1 berikut :
Tabel 1 : Beberapa contoh Fitoaleksin dari Berbagai Spesies Tanaman
c.
Ekologi tumbuhan
Dalam ekologi tumbuhan, peristiwa yang menarik para peneliti adalah
interaksi antara tanaman yang satu dengan tanaman lain, dan antar tanaman
dengan hewan. Pada kedua macam interaksi tersebut, peranan metabolit sekunder
yang disintesis oleh masing-masing tanaman cukup penting untuk mempertahankan
eksistensi individu tanaman yang bersangkutan.
Didalam interaksi antara tanaman yang satu dengan tanaman yang lain
dikenal
suatu
peristiwa
yang
dinamakan
ALELOPATI
(allelopathy)
yaitu
penyebaran metabolit sekunder dengan cara ekskresi melalui daun atau akar
disekitar tempat tumbuh tanaman yang bersangkutan dengan tujuan meniadakan
tanaman pesaingnya dalam hal memperebutkan makanan. Sebagai contoh dari
peristiwa
tersebut
adalah
diekskresikannya
senyawa
5-Glucosyl
-1,4,5-
trihidroksinapthalen (bentuk inaktif) dari daun tanaman dan akar Julgans regia
yang secara umum dikenal dengan nama walnut (sejenis kenari) disekitar tempat
tumbuhnya. Oleh mikroba tanah, senyawa tersebut dihidrolisa dan dioksidasi
menjadi HIDROKHINON (JUGLON), yang mana bersifat toksik bagi rumputrumputan yang tumbuh disekitarnya (lihat gambar 1)
dari
repellant
misalnya
GLIKOSIDASIANOGEN,
KUINON,
dan
d.
Paleobotani
Pada perkembengannya lebih lanjut, fitokimia juga digunakan untuk
ditujukan untuk mencari aktivitas biologis missal sebagai obat, bahna obat,
korigensia, zat pewarna, insektisida, dan lain-lainnya.
Pemanfaatan senyawa-senyawa dalam tumbuhan yang berkhasiat obat
sangat memacu perkembangan ilmu farmakognosi maupun perkembangan industry
obat-obatan. Karena itu tidaklah mengherankan bahwa seiring dengan kemajuan di
bidang kimia organic sintesis, tanaman obat masih merupakan sumber dari 25%
obat0obatan yang diresepkan. Adapun contoh-contoh dari beberapa senyawa asal
tumbuhan yang digunakan salam obat moern dapat dipaparkan papa table berikut :
Tabek 2 : Contoh senyawa berkhasiat obat dari berbagai spesies tanaman yang
digunakan dalam formulasi obat modern
hidupnya
yakni
fotosintesis,
kemudian
dilanjutkan
dengan
metabolism primer dan metabolism sekunder. Disamping itu perlu juga dipahami
perbedaan fungsi dan karakteristika antara metabolism primer dengan metabolism
sekunder dari sudut pandang ekosistem. Pada diktat ini focus bahasan diarrahkan
pada metabolir primer dengan proses terkaitnya.
Metabolit primer didefinisikan sebagai senyawa yang disintesis oleh makhluk
hidup (dalam hal ini tanaman) untuk memenuhi kebutuhan dasarnya, yakni tumbuh
dan berkembang. Mengacu kepada fungsinya untuk tumbuh dan berkembang
makan metabolism primer memiliki karakteristika yang bersifat universal, uniform,
konservatif, dan mutlak. Karakteristika universal dimaksudkan bahwa metabolism
primer dilaksanakan oleh semua makhluk hidup tanpa kecuali. Karakteristika
uniform dimaksudkan bahwa pola metabolismenya seragam atau identik untuk
semua spesies. Namun karakteristika konservatid dimaksudkan bahwa metabolism
primer dilaksanakan oleh individu (tanaman) yang bersangkutan untuk memelihara
tetap berlangsungnya proses-proses dasar untuk kehidupannya. Sedangkan
karakteristika mutlak dimaksudkan untuk menegaskan bahwa metabolism primer
haris dilaksanakan oleh individu yang bersangkutan agar tetap hidup.
1. FOTOSINTESIS
Fotosintesis
adalah
suatu
proses
konversi
karbondioksida
menjadi
karbohidrat melalui bantuan cahaya bagi organism yang mempunyai khlorofil (lihat
skema 1) :
Skema 1 : CO2 (CHO)n
Meskipun fotosintesis itu merupakan proses bertahap (multisteps), yang
mana kompleksitasnya belum secara keseluruhan dapat di elusidasi, namun
kerangkan mekanismenya dapat didekati melalui senyawa kimia yang diperlukan
maupun dihasilkan serta penerapan prinsip-prinsip biokimiawi. Pertama-tama sudah
dapat dilihat bahwa CO2 mempunyai derajad oksidasi lebih tinggi (tidak mempunyai
atom H) dibandingkan karbohidrat. Oleh karena itu untuk mengubah CO2 menjadi
(CH2O)n perlu penambahan hydrogen atau dengan kata lain, bahwa prose situ
harus ada reduksi CO2 dimana [H] merupakan reduktornya. (lihat skema 2) :
Skema 2 : CO2 + [H] (CH2)n
Tinjauan lebih jauh lagi daripada skema 2 dapat dilakukan, karena selama
ini diketahui bahwa dalam proses reduksi yang demikian memerlukan penambahan
electron (lihat skema 3)
Skema 3 : CO + e- + (+H+) (CH2)n
Atas dasar itu, proses tersebut harus merupakan suatu system oksidasi
reduksi (redox system) biologis yang mampu menyediaak electron untuk reduksi.
Dari berbagai penelitian disebutkan bahwa Eo (potensial redox) dari system redox
tersebut jauh lebih negative dari -0,4 Volt yang merupakan harga Eo dari system
CO2/(CH2O)n. oleh karena itu, reduksi tersebut memungkinkan terjadinya aliran
electron secara eksergonik dan menu=imbulkan adanya gradian elektrokimiawi.
Dari uraian tersebut dapat dikemukakan beberapa argumentasi sebagai berikut :
yang pertama bahwa proses fotosintesis dapat dideskripsikan sebagai suatu reaksi
yang digambarkan dalam skema 4 berikut ini :
Oleh karena itu fotosintesis dapat terjadi pada fasa yang ada cahaya maupun pada
fasa gelap (tanpa cahaya). Pada fasa cahaya, fotosintesis melibatkan proses untuk
menghasilkan kekuatan oereduksi dan ATP, sedangkan pada fasa gelap melibatkan
penggunaan kekuatan pereduksi dan ATP untuk mengkonversi CO2 menjadi
karbohidrat,\.
2. BIOSINTESIS KARBOHIDRAT
2.1 Daur Calvin
Penelitian yagn dilakukan oleh Calvin (Melvin Calvin) menghasilkan penjelasan alur
reaksi dari CO2 manjadi 3-PGA (3-Phospho Glyceric Acid = 3-asam fosfogliserat).
Atas karyanya yaitu Calvin mendapat hadiah Nobel pada tahun 1961.
Adapun skema reaksinya adalah sebagai berikut :
Keterangan :
Reaksi 1
Reaksi 2
Reaksi 3
Reaksi 4
Reaksi 5
Reaksi 6
: Hidrolisis fosfat dari C-1 pada fruktosa-bis P membentuk fruktosa-6P (F-6-P) dikatalisis oleh Fruktosa 1,6-bisfosfat fosfatase.
Reaksi 7
Reaksi 8
Reaksi 9
Reaksi 10
: Pemindahan dua karbon teratas sedoheptulosa-7-P menjadi 3PGald membentuk Ribosa-5-P dan Xilulosa-5-P, dikatalisis lagi oleh
transketolase.
Reaksi 11
Reaksi 12
Reaksi 13
Polisakharida adalah suatu ikatan polimer yang sebagian golongan terdiri dari 70100 unit monosakharida, sedangkan kebanyakna golongan terdiri dari 1000-10.000
disebut
hetero-polisakharida,
contohnya
adalah
senyawa
Lemak jarang disimpan di daun, batang atau akar, tetapi sebagian besar disimpan
di biji dan daging buah (missal alpokat, zaitun). Dibandingkan dengan karbohidrat,
lemak lebih banyak engandung karbon dan hydrogen dan lebih esdikit oksigen. Bila
melakukan respirasi, akan lebih banyak O2 digunakan tiap satuan bobot, sehingga
lebih n=banyak ATP yang terbentuk. Hal itu memungkinkan bahwa lebih banyak
energy yang disimpan dalam bentuk lemak daripada karbohidrat.
Lemak yang disimpan dlaam biji dan buah tidak diangkut dari daun, melainkan
disintesis in-situ (di biji dan di buah itu sendiri) dari sukrosa atau gula lainnya yang
didistribusikan sebagai hasil fotosintesis. Baik asam leak maupun lemak
mempunyai lelarutan ayng kurang dalam air sehingga tidak dapat diangkut lewat
floem atau xylem.
terbentuk oleh reduksi dihidroaseton fosfat yang dihasilkan pada glikolisis dengan
jalur reaksi sebagai berikut :
Adapun unit asam lemak dibentuk oleh kondensasi berganda dari unit setelah
asetat di asetil CoA, sebagian besar reaksi sintesis asam lemak terjadi hanya di
kloroplas daun, proplastid biji, dan akar. Asam lemak yang disintesis di organ-organ
tersebut terutama asam palmitata dan asam oleat. Asetil Co A yang digunakan
untuk membentuk lemak di kloroplas sering dihasilkan oleh piruvat dehidrogenase.
Asam lemak primer yang terbentuk melalui jalur asetat-malonat adalah asam
palmitat. Proses metabolismenya digambarkan sebagai berikut :
c. Fitokimia
B. Senyawa aktif yang telah dielusidasi struktur kimianya digunakan
sebagai model senyawa (Led Compound dalam kimiawi obat
sintesis.
Struktur Kimia
Tanaman
yang Familia
memproduksi
Isoflavon
Kieviton
Lablab niger
Fabaceae
Macrobtilum
atropurpureum
Phaseolus aureus
Phaseolus vulgaris
Norseskiterpen
Rhisitin
Solanum tuberosum
Solanaceae
Nicotiana tabacum
Lycopersicon ese
Dihydrophenanthren
Orchimol
Orchis militaris
Orchidaceae
Phenylpropanoid
Asam
Orthosiphonaristatus
Lamiaceae
rosmarinat
Celeus blumei
Anchusa officinalis
PERBEDAAN
antara
Metabolit
Primer
dengan
Metabolit
Sekunder