Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
KONTRASEPSI
KONTRASEPSI ORAL
KONTRASEPSI
ORAL
Farmakologi Kontrasepsi Steroid
Komponen Estrogen Pada Kontrasepsi Oral Kombinasi
Estradiol :
estrogen alamiah paling poten
estrogen utama ovarium.
Kendala utama
kompleks menjadi tidak aktif ketika diberikan per-oral.
penambahan ethynil posisi 17,
estradiol aktif bila per-oral.
mestranol.
Paling Penting :
perubahan efek hormonal utama dari androgen
menjadi obat progesteron.
Mekanisme Kerja:
Pil kombinasi:
isi estrogen dan progestin,
setiap hari 3 - 4 minggu.
Pil kombinasi mencegah ovulasi :
cara menginhibisi sekresi gonadotropin
efeknya : hipotalamus dan hipofise.
Progesteron secara primer :
supresi sekresi luteinizing hormone (LH) (dan dengan demikian akan
mencegah ovulasi),
Estrogen supresi sekresi follicle-stimulating hormone (FSH)
(maka dengan demikian akan mencegah terjadinya folikel dominan).
estrogen secara signifikan membantu efektifitas kontrasepsi.
Jika pertumbuhan folikel dan perkembangannya tidak cukup di-inhibisi,
maka progesteron mencegah surge-like release dari LH
Estrogen 2 tujuan.
1.
menyebabkan stabilitas endometrium, sehingga perdarahan yang irreguler
dan yang tidak diinginkan dapat diminimalisir;
2.
Estrogen akan dibutuhkan untuk mempotensiasi kerja progesterone.
memungkinkan pengurangan dosis progteron didalam pil.
Estrogen meningkatkan kadar reseptor progesteron intraseluler.
Kadar farmakologik minimal estrogen dibutuhkan untuk mempertahankan efektifitas pil
kombinasi.
1.
1.
2.
Efektifitas
Kegagalan kontrasepsi dapat terjadi.
methode effectivenes and use effectivenes.
Risiko Kanker
Kanker Endometrial
Kontrasepsi oral : akan melindungi.
Penggunaan min. 12 bulan menurunkan risiko 50%,
protektif terbesar > 3 tahun.
Proteksi persisten pemakaian 20 tahun atau lebih setelah
penghentian
Risiko tertinggi : nullipara dan paritas sedikit.
Proteksi ini sebanding untuk ketiga macam gambaran patologi
anatomi dari kanker endometrium, yaitu adenokarsinoma,
adenoakantoma, serta kanker adenoskuamos.
Kanker Ovarium
Proteksi kanker ovarium, yang paling lethal
satu dari sekian banyak keuntungan penggunaan kontrasepsi
oral.
Kanker ini terdeteksi sangat terlambat dan mempunyai
prognosis yang sangat buruk, maka pengaruh proteksi
ini sangat bermakna.
Kanker Serviks
Penelitian mengindikasikan :
risiko displasia dan karsinoma in situ pada serviks uteri meningkat
kontrasepsi oral > 1 tahun.
Kanker servikal invasif dapat meningkat 5 tahun,
mencapai 2x setelah 10 tahun.
Namun : wanita dan umur pertama kali koitus adalah
merupakan faktor risiko yang paling penting untuk
terjadinya neoplasia serviks.
Faktorlainnya: human papillomavirus,
barier kontrasepsi, merokok.
Penelitian dari Centers for Disease Contro and Prevention (CDC) : tidak
ada kenaikkan kanker servikal invasif pada pengguna kontrasepsi
oral, dan nampaknya kenaikkan karsinoma in situ karena
peningkatan deteksi penyakit (karena pengguna kontrasepsi oral
lebih sering melakukan pemeriksaan Pap's smear).
Kanker Payudara
Masalah-masalah Klinis:
Perdarahan Lucut
Oleh karena itu, pada awal pemberian kontrasepsi oral pasien membutuhkan
pengertian yang sepenuhnya tentang perdarahan lucut.
Amenorrhea
Dengan pil yang dosis rendah, estrogen tidak akan cukup pada beberapa wanita
untuk menstimulasi pertumbuhan endometrium. Efek progestasional
mendominasi pada suatu tingkat dimana menyebabkan endometrium atropik,
sehingga kurang cukupnya jaringan yang akan menyebabkan perdarahan
withdrawal.
Macam-Macam IUD:
IUD Un-medicated
Lippes Loop dibuat dari plastik (polyethylene) yang diperkaya dengan barium
sulfat, sampai sekarang tetap digunakan di seluruh dunia (kecuali di
Amerika).
Copper IUD:
TCu-380A alat yang berbentuk T dengan polyethylene frame yang
mempunyai luas tembaga permukaannya bila diulur adalah 380mm2
Mekanisme Kerja:
Kerja kontrasepsi dari semua IUD terutama di kavum uterus. Ovulasi tidak
terpengaruh, serta IUD bukan suatu abortifisient. Sekarang telah diyakini
bahwa mekanisme kerja IUD adalah menghasilkan lingkungan intra-uterin
sebagai suatu spermisidal.
IUD non-medicated tergantung pada kontrasepsi pada reaksi umum uterus
terhadap benda asing. Dipercaya bahwa reaksi ini, yaitu respon inflamasi
steril dapat menghasilkan trauma jaringan dalam tingkatan ringan tetapi
cukup untuk spermisidal. Sangat sedikit, jika ada, sperma yang dapat
mencapai ovum didalam tuba falopii. Pembelahan yang normal, ova yang
terfertilisasi tidak dapat terjadi dengan adanya tubal flushing pada wanita
dengan IUD yang berbeda dengan non-users, yang mengindikasikan bahwa
kegagalan sperma untuk mencapai ovum, sehingga fertilisasi tidak akan
terjadi. Pada wanita yang menggunakan copper IUD, pemeriksaan hormonal
dari human chorionicgonadotropin (hCG) tidak membuktikan adanya
fertilisasi. Hal ini konsisten dengan fakta bahwa copper IUD akan melindungi
baik terhadap kehamilan intrauterin dan kehamilan ektopik.
Efektifitas:
TCu-380A disetujui untuk digunakan di Amerika selama 10
tahun. Meskipun demikian, TCu-380A telah ditunjukkan dapat
mempertahankan efektifitasnya paling sedikit 12 tahun
pemakaian. TCu-200 disetujui untuk 4 tahun dan Nova T
untuk 5 tahun. IUD Levonorgestrel dapat digunakan paling
sedikit 7 tahun dan mungkin bisa 10 tahun. IUD
levonorgestrel akan melepaskan 15-20 ug levonorgestrel per
hari adalah se-efektif new copper IUD.
IUD nonmedicated tidak akan pernah diganti. Deposisi garam
kalsium pada IUD dapat menghasilkan satu struktur yang
iritatif terhadap endometrium. Jika perdarahan bertambah
setelah pemasangan IUD nonmedicated, maka dapat diganti
yang lain.
Efek Samping:
Dengan penapisan pasien yang efektif serta teknik insersi yang baik,
maka IUD copper maupun yang medicated tidak akan berhubungan
dengan peningkatan risiko infertilitas setelah pelepasan IUD.
Keluhankeluhan yang paling sering bertanggungjawab terhadap
penghentian pemakaian IUD adalah meningkatnya perdarahan
uterus dan meningkatnya nyeri menstruasi. Dalam 1 tahun, 5 15
% wanita akan menghentikan penggunaan IUD karena masalah ini.
Infeksi:
IUD berhubungan dengan kejadian infeksi bakterial, dimana
sekarang dipercaya disebabkan kontaminasi kavum uteri pada saat
insersi. Penelitian klasik Mishell's mengindikasikan bahwa, uterus
secara rutin terkontaminasi oleh bakteri saat insersi. Infeksi terjadi
3-4 bulan setelah insersi dipercaya disebabkan karena penyakit PHS
yang memang sudah ada, dan bukan akibat langsung dari IUD
Keuntungan:
Implan adalah aman, mempunyai efektifitas tinggi, metode
kontrasepsi yang kontinus yang memerlukan sedikit usaha
pemakainnya, tidak seperti kontrasepsi long-acting injektion, maka
implant dapat segera reversibel. Oleh karena merupakan metode
progestin-only, maka dapat digunakan pada wanita yang mempunyai
kontraindikasi untuk penggunaaan estrogen. Sustained-release dosis
rendah progestin dapat mencegah dosis tinggi awal pelepasan
seperti pada injeksi atau lonjakan harian seperti pada kontrasepsi
oral. Implant adalah pilihan yang baik untuk ibu menyusui dan
dapat segera diinsersikan setelah post-partum. Tidak ada pengaruh
terhadap kualitas maupun kuantitas ASI, serta pertumbuhan bayi.
Keuntungan lain metode implant adalah dapat memungkinkan
wanita merencanakan kehamilan secara tepat; kembali ke masa
subur setelah pelepasan segera; berbeda dengan injeksi DepoProvera 6 18 bulan terjadi penundaan ovulasi.
Kerugian:
Terdapat beberapa kerugian yang berhubungan dengan penggunaan sistem
implant. Implan menyebabkan disrupsi pola perdarahan, khususnya selama
tahun pertama pemakaian, dan beberapa wanita atau pasangannya dengan
adanya perubahan ini merasakan sulit untuk menerima. Estrogen endogen
mendekati normal, dan tidak seperti kontrasepsi oral estrogen-progetin,
dimana progetin tidak secara reguler withdrawn yang memungkinkan
endometrial menebal. Akibatnya, endometrium akan melepas pada interval
yang unpredictable.
Implan harus diinsersikan dan diangkat dalam satu prosedur operasi yang
dilakukan oleh petugas yang terlatih. Wanita tidak dapat untuk memulai atau
menghentikan metode ini tanpa bantuan dari seorang klinisi.
Implan tidak memberikan proteksi terhadap PHS seperti herpes, human
papillomavirus, HIV, gonorrhea, atau chlamydia Meskipun pengguna mungkin
kurang menyukai pemakaian metode kedua karena efektifitasnya kontrasepsi
yang tinggi, maka pengguna dalam risiko terjadinya PHS harus mengenakan
kondom sebagai metode kedua untuk preventif infeksi.