Anda di halaman 1dari 11

PREPARAT NUKLEUS DENGAN METODE PEWARNAAN NITRAT

PADA IKAN GUPPY (Poecilia reticulata)


(Laporan Praktikum Genetika Ikan)

Oleh
Dede Nur Abdul Halim
1214111015
Kelompok 3

PROGRAM STUDI BUDIDAYA PERAIRAN


FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS LAMPUNG
2014

I.

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit pada ikan didefinisikan sebagai sesuatu yang dapat mengganggu proses
kehidupan ikan, sehingga pertumbuhan menjadi tidak normal. Secara umum
penyakit dibedakan menjadi 2 kelompok yaitu penyakit infeksi dan non infeksi.
Penyakit infeksi disebabkan oleh organisme hidup seperti parasit, jamur, bakteri,
dan virus dan penyakit non infeksi disebabkan oleh faktor non hidup seperti
pakan, lingkungan, keturunan dan penanganan. Pada bab ini akan dibahas tentang
penyakit organisme yang disebabkan oleh bakteri.
Penyakit yang disebabkan oleh bakteri merupakan penyakit yang paling umum
dijumpai pada usaha budidaya ikan. Bakteri merupakan jasad renik yang
diperkirakan dua puluh kali lebih kecil dari sel-sel jamur, protozoa atau sel
daging ikan. Biasa terdapat di udara, dalam tanah maupun dalam air dan benda
padat lainnya. Sebagian besar bakteri sebenarnya tidak menyebabkan penyakit.
Namun bakteri mempunyai kemampuan memperbanyak diri sangat cepat,
sehingga apabila bakteri tersebut berada dalam bagian tubuh hewan. Bakteri ini
bermacam-macam jenisnya. Yang menyerang manusia, berbeda dengan
jenis yang menyerang ikan dan tumbuh-tumbuhan. Tetapi ada pula jenis-jenis
yang dapat menyerang manusia dan hewan sekaligus. Ikan yang terserang oleh
bakteri dapat memperlihatkan gejala yang berbeda-beda. Jika bakterinya
menyerang kerusakan-kerusakan pada kulit yang terlihat seperti kena api (luka
bakar), seperti kudis/borok yang membusuk.
B. Tujuan Praktikum
Adapun tujuan dari praktikum kali ini adalah sebagai berikut :
1.
2.
3.

Dapat mengetahui jenis-jenis bakteri yang menyerang penyakit pada ikan


Dapat mengidentifikasi bakteri dengan metode-metode pewarnaan gram, uji
oksidatif, uji katalase, dan uji fermentatif.
Dapat mengetahiu bakteri yang menyerang ikan sampel bersifat patogen atatu
tidak.

II.

TIJAUAN PUSTAKA

Neukleolus

Nukleolus adalah salah satu organel yang paling penting dari sel eukariotik.
Fungsi yang berbeda dilakukan oleh Nukleolus tercantum dalam artikel ini.
Penelitian lebih lanjut pada fungsi dan struktur Nukleolus akan mengungkapkan
beberapa rincian yang berguna tentang organel sel. Rantai RNA dan DNA adalah
komponen struktural nukleolus. Ini terdiri dari komponen granular dan urat saraf.
Komponen urat saraf dikategorikan menjadi urat saraf pusat dan komponen urat
saraf padat. Tipe organisasi struktural nukleolus ditemukan dalam sel-sel
eukariotik. Nukleolus vakuola hanya ditemukan dalam sel tanaman. Nukleolus
yang terdapat dalam bentuk tunas ragi lebih besar dibandingkan pada sel lain. Ini
mencakup hampir setengah inti; nukleolus yang ada dalam matriks inti tidak
dikelilingi oleh semacam membran. Komponen utama dari sel ini organel adalah
asam ribonukleat (RNA), asam deoksiribonukleat (DNA) dan protein (Rosydah,
S. E. 1995).

Pembagian Nukleolus

Anak inti (Nukleolus) atau nukleolus dapat di temukan dalam nukleus. Jumlah
nukleolus bergantung pada spesies dan jumlah kromoson. nukleolus tersusun atas
fosfoprotein, ortofosfat, DNA, dan berbagai jenis enzin. Nukleolus akan
menghilang pada fase profase, yakni tahap awal pembelahan. Pada akhir
pembelahan, nukleus akan tampak kembali. Nukleus berfungsi dalam proses
sintetis RNA (Mukti, Ahmad Taufiq, Rustidja 2001).

Fungsi Nukleolus

Fungsi nukleolus menurut penelitian adalah sebagai tempat pembuatan protein


yang akan digunakan untuk membuat ribosom dan juga sebagai tempat
mengadakan sintesis RNA. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian tentang jumlah
nukleolus pada sel-sel tertentu yang mendapatkan bahwa pada sel-sel yang sedang
aktif membuat protein maka nukleolus akan tampak lebih besar. Dalam
menjalankan fungsinya ini nukleolus dikontrol oleh bagian kromosom yang
mengandung gen tertentu yang dinamakan nucleolar organizer (Irmawan, 2009).
Fungsi nukleolus mempunyai hubungan dengan sintesis protein . Adalah jelas
bahwa fungsi primer nukleolus adalah sebagian besar tRNA yang terdapat pada

subunit kecil dan besar pada ribosom dan penumpukan rRNA dengan protein
ribosom
untuk
membentuk
partikel-partikel
preribosom.
Nukleolus berfungsi sebagai tempat sintesis nukleoplasma dan RNA ribosom
(rRNA). Jadi fungsi inti sel selain mengatur seluruh kegiatan sel juga sebagai
pembawa faktor keturunan. Jadi fungsi nukleolus adalah membentuk RNA
ribosom dengan bantuan pusat organisasi inti. RNA ribosom dibentuk untuk
pembentukan macam-macam molekul protein. Sel-sel yang lebih aktif membuat
protein, seperti neuron dan sel kanker, memiliki banyak nukleolus yang besarbesar (Dnyaasagar, V. R. 1986).

Bentuk stuktur Nukleolus

Pada sel eukariotik, struktur dan isi inti adalah kepentingan mendasar pemahaman
tentang reproduksi sel. Inti berisi materi herediter dari sel yang dirakit menjadi
kromosom. Selain itu, inti biasanya berisi satu atau lebih nukleolus menonjol
(badan padat yang merupakan tempat sintesis ribosom). Inti ini dikelilingi oleh
membran nukleus yang terdiri dari membran ganda yang berkesinambungan
dengan retikulum endoplasma. Transportasi molekul antara inti dan sitoplasma
dicapai melalui serangkaian pori-pori inti dilapisi dengan protein yang
memfasilitasi bagian dari molekul dari dan ke dalam inti. Protein memberikan
ukuran tertentu selektivitas dalam bagian dari molekul melintasi membran nuklir
(De Robertis 1981).
Bahan inti terdiri dari asam deoksiribonukleat (DNA) diatur dalam untaian
panjang. Untai DNA terdiri dari nukleotida terikat satu sama lain melalui ikatan
kovalen. Molekul DNA yang sangat panjang relatif terhadap sel, memang,
panjang kromosom mungkin ratusan kali diameter selnya. Namun, dalam
kromosom, DNA terkondensasi dan dikemas dengan protein ke dalam tubuh
teratur. Massa bahan DNA dan protein yang terkait dengan kromatin nya. Untuk
membentuk kromatin, molekul DNA adalah merebak di sekitar gumpalan protein
yang disebut histon. Unit yang terbentuk dengan cara ini adalah nukleosom.
Jutaan nukleosom dihubungkan dengan membentang pendek protein histon seperti
manik-manik pada tali. Konfigurasi nukleosom dalam kumparan menyebabkan
melingkar tambahan DNA dan pembentukan akhir dari kromosom (Becker, W.N.
1986).

Isi Nukleolus

Keberadaan nukleolus sangat jelas pada sel-sel yang aktif dimana ukurannya
akan tampak lebih besar, misal pada oocyt, neuron, sel-sel sekresi jumlahnya
dapat 1, 2 atau 4. Dalam nukleolus terdapat 3-5% RNA dan protein dalam bentuk
phospoprotein. Penampakan nukleolus mengalami perubahan selama siklus sel.
Pada saat mendekati mitosis, nukleolus mulai menurun ukurannya dan kemudian
lenyap pada saat pemadatan kromosom (Phillips 1968).

III.

METODE PRAKTIKUM

1.1 Waktu dan Tempat


Awal praktikum dilaksanakan pada Kamis, 29 Mei 2014 di Laboratorium
Perikanan Fakultas Pertanian Universitas Lampung.
1.2 Alat dan Bahan
Peralatan dan bahan-bahan yang dibutuhkan dalam praktikum ini adalah ikan
guppy, peralatan bedah, cawan petri, pipet tetes, ginsa ungu, asam asetat 50%,
alkohol, aquadest, kaca preparat, dan mikroskop.
1.3 Cara Kerja
Adapun cara kerja pada praktikum pembuatan preparat nukleolus sebagai berikut :
1. Potong sirip ikan 5 x 5 mm
2. Kemudian ditempelkan pada tisu
3. Fiksasi ke dalam larutan carnoy sebanyak 2 kali, masing-masing 30 menit
4. Kemudian disimpan kedalam refrigerator suhu 40C
5. Sisa larutan dibuang, lalu letakkan pada tisu
6. Masukkan jaringan ke dalam gelas objek, ditambahkan 3-4 tetes asam asetat
50%
7. Cacah jaringan hingga terbentuk lalu sedot suspense
8. Teteskan pada gelas objek hangat
9. Sedot kembali setelah terbentuk ring diameter 1,5 cm
10. Kemudian preparat diwarnai
11. Sebarkan kepermukaan gelas objek dengan tusuk gigi
12. Bilas dengan air bersih lalu tiriskan sampai kering
13. Amati di bawah mikroskop.

IV.

HASIL DAN PEMBAHSAN

4.1 Tabel Hasil

Keterangan
Terlihat inti sel (nukleus)
di dalam sel

Terlihat banyak terdapat


sel-sel

Terlihat banyak terdapat


sel-sel

Terlihat terdapat beberapa


sel

Foto

4.2 Pembahasan

Dari praktikum yang telah dilakukan didapatkan hasil berupa gambar nucleus
pada dua spesies yang berbeda yaitu gambar nucleus Ikan Guppy Nukleus
merupakan inti sel. Gambar nucleus diatas tampak begitu jelas, pada praktikum
ini dapat terlihat tidak begitu jelas, tetapi jika dilihat langsung di mikroskop dapat
terlihat jelas yaitu terdapat titik-titik hitam pada nucleus yaitu NOR yang
merupakan daerah khusus pada kromosom yang menyebabkan formasi nucleolus
pada interfase dan yang tampak kekuningan pada nucleus yaitu kromosom (De
Robertis, 1981).
gambar nucleus dari spesies Ikan Guppy diatas menunjukkan jumlah NOR yang
berbeda pada masing-masiing spesies, hal ini membuktikan terjadinya variasi
nucleus pada setiap sepesies yang diamati dan menyatakan bahwa setiap spesies
memiliki jumlah dan bentuk nucleus yang berbeda-beda yang merupakan
karakteristik dari setiap spesies (Becker, 1986).
Fungsi nukleus dan nukleolus Nukleolus merupakan tempat berlangsungnya
transkripsi gen yang dari proses tersebut didapatkan molekul rRNA. rRNA adalah
salah satu jenis RNA yang merupakan materi penyusun ribosom. Molekul rRNA
yang baru terbentuk segera dikemas bersama protein ribosom untuk dikeluarkan
dari inti sel. Transkripsi molekul rRNA di dalam nucleolus menjamin
terbentuknya molekul ribosom yang ada di dalam sitoplasma. Untuk kebutuhan
tersebut, maka di dalam anak inti terdapat sejumlah potongan-potongan DNA
(rDNA) yang ditranskripsi menjadi rRNA secara berulang-ulang dan berjalan
sangat cepat dengan bantuan enzim RNA polymerase I. Potongan-potongan DNA
tersebut dinamakan nucleolar organizer (Anonimus. 2005).

Nucleus dibawah mikroskop pada praktikum ini dapat terlihat dengan adanya dua
tahap yaitu: pembuatan preparat dan pewarnaan.
Tahap yang pertama yaitu pembuatan preparat. Pembuatan preparat dimulai
dengan mengambil jaringan yang telah difiksasi dengan menggunakan pinset dan
disentuhkan pada kertas tisu untuk menghilangkan larutan fiksatif. Kemudian
jaringan tersebut diletakkan di atas gelas obyek cekung dan ditambahkan 3-4 tetes
asam asetat 50%. Setelah itu jaringan digerak-gerakkan dengan menggunakan
pisau bedah secara hati-hati hingga terbentuk suspensi sel. Selanjutnya gelas
obyek yang akan digunakan sebagai preparat sebelumya direndam di dalam
alkohol 70% minimal selama 2 jam. Kemudian suspensi sel yang terbentuk
diambil dengan menggunakan pipet tetes lalu diteteskan di ats gelas obyek yang
ditempatkan di atas hot plate dengan suhu 4550 oC, dan dihisap kembali dengan
cepat setelah terbentuk lingkaran (Dnyaasagar, 1986).
Tahap yang kedua yaitu pewarnaan preparat. Pewarnaan dilakukan dengan
meneteskan sebanyak 2 tetes larutan A dan 1 tetes larutan B di atas preparat lalu
dicampur dan disebarkan ke seluruh permukaan gelas preparat dengan
menggunakan tusuk gigi. Kemudian preparat ditempatkan dalam Box staining
dengan suhu 40-45 oC selama 20 menit atau sampai warna berubah menjadi

kuning kecoklatan. Kemudian preparat dibilas menggunakan akuades lalu


dibiarkan kering udara lalu diamati dibawah mikroskop (Phillips, 1986)
Pewarnaan yang digunakan dalam metode ini adalah pewarnaan nitrat yang
berfungsi untuk mewarnai komponen-komponen protein pada nucleolus(Tave,
1993).
Dari semua kegiatan yang dilakukan pada praktikum ini semua praktikan berhasil
menemukan nukleus pada preparat buatannya, tetapi ada juga kelompok yang
hanya menemukan gambar nukleus pada salah satu ikan saja. Misalnya hanya
menemukan pada ikan guppy atau hanya menemukan pada ikan sumatra. Pada
microskop dapat terlihat jelas, tetapi ketika difoto hasilnya tidak begitu jelas. Hal
ini dikarenakan kualitas kamera yang tidak bagus atau kurangnya keahlian
praktikan mengambil gambar.
Kegagalan praktikum dipengaruhi banyak faktor, faktor utama penyebabnya
adalah kesalahan prosedur kerja praktikan. Kesalahan-kesalahan yang terjadi
diantaranya adalah terlalu cepat atau terlalu lama pada saat meneteskan suspensi
sel pada kaca preparat di atas hot plate. Terlalu cepat akan mengakibatkan
preparat yang terbentuk terlalu tipis sehingga sel sulit untuk diamati, sedangkan
terlalu cepat dapat menyebabkan preparat terlalu tebal sehingga sel yang akan
diamati bertumpuk dan sulit diamati (Wilson, 1961).

V.

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Dari Praktikum Preparasi Nukleus yang telah dilaksanakan dapat diambil sebuah
kesimpulan sebagai berikut :
1. Nucleus pada praktikum ini dapat terlihat dengan adanya dua tahap yaitu:
pembuatan preparat dan pewarnaan.
2.
3.

4.

Pengamatan nukleus dapat dilakukan dengan metode pewarnaan perak nitrat


yang berfungsi untuk mewarnai komponen-komponen protein pada nucleus.
Setiap sepsies memiliki karakteristik nucleus yang berbeda-berbeda yang
dapat dibuktikan dengan jumlah NOR atau daerah khusus pada kromosom
yang menyebabkan formasi nucleolus pada interfase yang berbeda pada Ikan
Guppy dan Ikan Sumatera.
Gambar hasil praktikum tidak begitu jelas, namun jika dilihat langsung di
mikroskop dapat terlihat jelas yaitu terdapat titik-titik hitam pada nucleus
yaitu NOR yang merupakan daerah khusus pada kromosom yang
menyebabkan formasi nucleolus pada interfase dan yang tampak kekuningan
pada nucleus yaitu kromosom.

5.2 Saran
Praktikum ini sebaiknya dilakukan dengan lebih mengontrol kerja para
praktikan, karena bukan tidak mungkin para praktikan bekerja tidak sesuai dengan
prosedur yang ada, sehingga hal ini dapat menimbulkan permasalahan dalam
menentukan hasil praktikum terutama dalam analisis data. Selain itu dalam
praktikum juga di sesuaikan dengan waktu yang ada, jadi jangan sampai
praktikum yang di lakukan terhambat oleh waktu yang tersedia.

DAFTAR PUSTAKA

Anonimus. 2005. Balai Budidaya Air


Tawar (BBAT) Sukabumi
Becker, W.N. 1986. The World of Cell. The Benjamin Comming Publishers. Co.
Inc. California. Carman, O., Oshiro, T. and Takhasima, F. 1992. Variation
in The Maksimum Number of Nucleoli in Diploid and Triploid Common
Carp. Nippon Suisan Gakkaishi., 58. 2303-2309.
De Robertis E. D. P. and E. M. F. De Robertis. 1981. Essential of Cell and
Molecular Biology. Saunders College Publisher. Holt Saunders. Japan.
395p.
Dnyaasagar, V. R. 1986. Cytology and Genetics. Departement of Botany Naypur
University. Tata Mc. Graw-Hill Publishers. Co. Limited. New Delhi. 404p.
Phillips, R. B., Zajicek, K. D., Ihsen, P. E. and Johnson, O. 1986. Application of
Silver Staining o The Identification of Triploid Fish Cell. Aquaculture, 54,
313-319p.
Mukti, Ahmad Taufiq, Rustidja ,
Sutiman Bambang Sumitro dan Mohammad Sasmito Djati. 2001.
Poliploidisasi Ikan Mas (Cyprinus carpio L.). Biosain, Volume. 1 No. 1

Rosydah, S. E. 1995. Jumlah Nukleolus dan Kromosom Ikan Nila Merah


(Oreochromis niloticus), Ikan Mujair (Oreochromis mosambius), Gurame
(Osphronemus gouramy) dan Ikan Lele (Clarias sp.). Skripsi Jurusan
Budidaya Perairan FPIK IPB.
Tave D, 1993. Genetics for Fish Hatchery Managers. Avi. Publ. Co. Inc. Wesport
Connecticut. 267304.
Wilson, G. B. and J. H. Morrison. 1961. Cytology. Reinhold Publisher corp.
Chapman
and
Hall,
Ltd.
London
297p.

Anda mungkin juga menyukai