Anda di halaman 1dari 5

Hipertensi

Written by Anindya Published in: Kesehatan Comments 2

Pdf

Print

Email

Penyakit ini menjadi momok bagi sebagian besar penduduk dunia termasuk
Indonesia. Hal ini karena secara statistik jumlah penderita yang terus meningkat
dari waktu ke waktu. Berbagai faktor yang berperan dalam hal ini salah satunya
adalah gaya hidup modern. Pemilihan makanan yang berlemak, kebiasaan aktifitas
yang tidak sehat, merokok, minum kopi serta gaya hidup sedetarian adalah
beberapa hal yang disinyalir sebagai faktor yang berperan terhadap hipertensi
ini.

Penyakit ini dapat menjadi akibat dari gaya hidup modern serta dapat juga
sebagai penyebab berbagai penyakit non infeksi. Hal ini berarti juga menjadi
indikator bergesernya dari penyakit infeksi menuju penyakit non infeksi, yang
terlihat dari urutan penyebab kematian di Indoensia.

Untuk lebih mengenal serta mengetahui penyakit ini, maka kami akan membahas
tentang hipertensi. Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan darah sistolik
lebih besar atau sama dengan 140 mmHg atau peningkatan tekanan darah
diastolik lebih besar atau sama dengan 90 mmHg.

Biasanya seseorang setelah datang ke pelayanan ke sekolah secara umum mereka


akan bercerita bahwa tensinya sekian.......sekian....... Maka dari referensi ini
hipertensi diklasifikasikan sebagai berikut:
Tabel . Klasifikasi tekanan darah
Klasifikasi
Darah

Tekanan Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik


(mmHg)
(mmHg)

Normal

<120

<80

Prehipertensi

120-139

80-89

Hipertensi stage I

140-159

90-99

Hipertensi stage II

>160

>100

Mekanisme yang terjadi dalam tubuh melibatkan empat sistem yang


mengendalikan tekanan darah yaitu baroreseptor, pengaturan volume cairan
tubuh, sistem renin-angiotensin, dan autoregulasi pembuluh darah. Adapun
penyebab hipertensi secara tepat belum diketahui, tetapi telah dipahami
bersama bahwa hipertensi merupakan kondisi yang multifaktorial.
Berbagai tanda dan gejala yang menyertai penyakit ini, meskipun banyak
yang tidak merasakan atau membiarkan karena dianggap hal biasa. Kejadian
hipertensi yang bertahap sering disebut silent killer. Hipertensi dapat muncul
setelah setahun atau ditemukan saat sudah terjadi komplikasi. Ketika terjadi
kenaikan tekanan darah yang berarti maka pasien dapat merasakan gejala seperti
sakit kepala, mengantuk, keletihan, sulit tidur, gemetar, mimisan atau penglihatan
yang kabur. Sedangkan pada pasien hipertensi maligna dapat ditemukan pasien
mengalami sakit kepala, kerusakan penglihatan, kejang bahkan bisa sampai koma
(Tymbi et al., 1998).
Peningkatan tekanan darah yang berkepanjangan akan merusak pembuluh
darah yang ada di sebagian besar tubuh. Pada beberapa organ seperti jantung,
ginjal, otak dan mata, akan mengalami kerusakan. Gagal jantung, infark miokard,
gagal ginjal, stroke, dan gangguan penglihatan adalah konsekuensi yang umum dari
hipertensi.

Faktor Risiko Hipertensi


Hipertensi primer tidak disebabkan oleh
Hipertensi ini disebabkan berbagai faktor yang
sekunder disebabkan oleh berbagai faktor primer
kerusakan ginjal, gangguan endokrin, penggunaan
kerusakan vaskuler dan lain-lain.

faktor tunggal dan khusus.


saling berkaitan. Hipertensi
yang diketahui yaitu seperti
obat tertentu, stres akut,

Hipertensi disebabkan oleh faktor-faktor yang dapat dimodifikasi serta


faktor yang tidak dapat dimodifikasi. Faktor yang tidak dapat dimodifikasi
antara lain faktor genetik, umur, jenis kelamin, dan etnis. Sedangkan faktor yang
dapat dimodifikasi meliputi stres, obesitas, dan nutrisi (Black, 1997).
1.

Faktor genetik
Adanya faktor genetik pada keluarga tertentu akan menyebabkan
keluarga tersebut mempunyai resiko menderita hipertensi. Individu dengan
orangtua hipertensi mempunyai resiko dua kali lebih besar untuk menderita

hipertensi daripada individu yang tidak mempunyai keluarga dengan riwayat


hipertensi.
2. Umur
Insidensi hipertensi meningkat seiring dengan pertambahan usia. Individu
yang berumur di atas 60 tahun, 50-60% mempunyai tekanan darah lebih
besar atau sama dengan 140/90 mmHg. Hal itu merupakan pengaruh
degenerasi yang terjadi pada orang yang bertambah usianya.
3. Jenis kelamin
Laki-laki mempunyai resiko lebih tinggi untuk menderita hipertensi lebih
awal. Laki-laki juga mempunyai resiko yang lebih besar terhadap morbiditas
dan mortalitas kardiovaskuler. Sedangkan di atas umur 50 tahun hipertensi
lebih banyak terjadi pada perempuan.
4. Etnis
Hipertensi lebih banyak terjadi pada orang berkulit hitam daripada yang
berkulit putih. Belum diketahui secara pasti penyebabnya, namun dalam orang
kulit hitam ditemukan kadar renin yang lebih rendah dan sensitifitas
terhadap vasopresin lebih besar.
5. Stres
Stres akan meningkatkan resistensi pembuluh darah perifer dan curah
jantung sehingga akan menstimulasi aktivitas saraf simpatetik. Adapun stres
ini dapat berhubungan dengan pekerjaan, kelas sosial, ekonomi, dan
karakteristik personal.
6. Obesitas
Penelitian epidemiologi menyebutkan adanya hubungan antara berat badan
dengan tekanan darah baik pada pasien hipertensi maupun normotensi. Pada
populasi yang tidak ada peningkatan berat badan seiring umur, tidak dijumpai
peningkatan tekanan darah sesuai peningkatan umur. Obesitas terutama pada
tubuh bagian atas dengan peningkatan jumlah lemak pada bagian perut.
7. Nutrisi
Sodium adalah penyebab penting dari hipertensi esensial, asupan garam
yang tinggi akan menyebabkan pengeluaran berlebihan dari hormon
natriouretik yang secara tidak langsung akan meningkatkan tekanan darah.

Asupan garam tinggi yang dapat menimbulkan perubahan tekanan darah


yang dapat terdeteksi adalah lebih dari 14 gram per hari atau jika dikonversi
kedalam takaran sendok makan adalah lebih dari dua sendok makan.
8. Merokok
Penelitian terakhir menyatakan bahwa merokok menjadi salah satu faktor
risiko hipertensi yang dapat dimodifikasi. Merokok merupakan faktor risiko
yang potensial untuk ditiadakan dalam upaya melawan arus peningkatan
hipertensi khususnya dan penyakit kardiovaskuler secara umum di Indonesia.

Penanganan Hipertensi
Tujuan penanganan pasien hipertensi adalah untuk mencegah morbiditas
dan mortalitas yang berkaitan dengan tingginya tekanan darah. Tekanan darah
diharapkan dapat dipertahankan di bawah 140/90 mmHg atau di bawah 130/90
mmHg untuk pasien yang mengalami diabetes dan gagal ginjal.
Penanganan hipertensi pada tahap awal dilakuan dengan modifikasi gaya
hidup meliputi penurunan berat badan, pembatasan asupan garam, olahraga,
pembatasan konsumsi alkohol, pembatasan konsumsi kopi, menggunakan teknik
relaksasi, tidak merokok, menggunakan suplemen potasium, kalsium, dan
magnesium.
Selain dengan modifikasi gaya hidup, pasien hipertensi juga ditangani
dengan pemberian obat anti hipertensi. Penggunaan obat anti hipertensi
memberikan keuntungan antara lain seperti yang disebutkan dalam sebuah
penelitian klinik yang dilakukan Whelton, penggunaan obat anti hipertensi ini
berhubungan dengan penurunan insidensi stroke rata-rata 35-40%, infark
miokard 20-25%, dan gagal jantung >50%.

Pemantauan (monitoring) dan tindak lanjut.


Pada dasarnya pemeriksaan tekanan darah dianjurkan untuk semua orang baik
yang menderita hipertensi maupun yang normal. Pemantauan tekanan darah pada
pasien dengan hipertensi yang mendapatkan pengobatan merupakan hal yang
penting berkaitan dengan keefektifan pengobatan yang dilakukan dan perubahan
tekanan darah yang mengindikasikan perlunya perubahan rencana pengobatan.
Perawatan lanjutan penting sehingga proses penyakit dapat dikaji dan ditangani
berdasarkan apa yang ditemukan pada saat dilakukan pengkajian dan
pemeriksaan.

Anda mungkin juga menyukai