Anda di halaman 1dari 6

UNSUR VANADIUM

YAFYET, NIM H31112270

PENDAHULUAN
Alam semesta ini kaya akan kadungan unsur-unsur kimia. Hingga saat ini, unsurunsur kimia berjumlah sekitar 114 unsur. Unsur-unsur tersebut dikelompokkan berdasarkan
kesamaan sifatnya ke dalam beberapa golongan, yaitu golongan A (golongan utama) dan
golongan B (golongan transisi). Selain itu, unsur-unsur kimia dapat dikelompokkan menjadi
unsur logam, nonlogam, semilogam, dan gas mulia
Beberapa unsur logam dan nonlogam, dalam bentuk unsur maupun senyawa, banyak
dimanfaatkan didalam kehidupan sehari-hari. Penggunaan beberapa unsur logam dan
nonlogam meningkat dengan berkembang pesatnya industri, baik sebagai alat, bahan dasar,
maupun sumber energi. Unsur transisi adalah unsur yang dapat menggunakan elektron pada
kulit terluar dan kulit pertama terluar untuk berikatan dengan unsur-unsur yang lain.
Unsur transisi periode keempat umumnya memiliki elektron valensi pada subkulit 3d
yang belum terisi penuh (kecuali unsur Seng (Zn) pada Golongan IIB). Hal ini menyebabkan
unsur transisi periode keempat memiliki beberapa sifat khas yang tidak dimiliki oleh unsurunsur golongan utama, seperti sifat magnetik, warna ion, aktivitas katalitik, serta kemampuan
membentuk senyawa kompleks. Unsur transisi periode keempat terdiri dari sepuluh unsur,
yaitu Skandium (Sc), Titanium (Ti), Vanadium (V), Kromium (Cr), Mangan (Mn), Besi (Fe),
Kobalt (Co), Nikel (Ni), Tembaga (Cu), dan Seng (Zn).
Dalam satu periode dari kiri (Sc) ke kanan (Zn), keelektronegatifan unsur hampir
sama, tidak meningkat maupun menurun secara signifikan. Selain itu, ukuran atom (jari-jari
unsur) serta energi ionisasi juga tidak mengalami perubahan signifikan. Oleh sebab itu, dapat
disimpulkan bahwa semua unsur transisi periode keempat memiliki sifat kimia dan sifat fisika
yang serupa. Hal ini berbeda dengan unsur utama yang mengalami perubahan sifat yang
sangat signifikan dalam satu periode.
Vanadium adalah

salah

satu unsur

kimia dalam tabel

periodik yang

memiliki

lambang V dan nomor atom 23. Salah satu senyawa yang mengandung vanadium antara lain
vanadium pentaoksida (V2O5). Vanadium digunakan dalam memproduksi logam tahan karat
dan peralatan yang digunakan dalam kecepatan tinggi. Vanadium juga digunakan untuk
menghasilkan magnet superkonduktif dengan medan magnet sebesar 175000 Gauss.

ISI

a)

Sejarah
Vanadium berasal dari kata vanadis, yaitu nama dewi kencantikan di Skandinavia, ada

mulanya ditemukan oleh N.G. Selfstrom di Swedia pada tahun 1830, bersama-sama dalam
bijih besi. Disebut demikian karena senyawanya kaya akan warna. Sesungguhny, unsur ini
telah dikenali oleh A.M. del Rio pada tahun 1801 yang ditemukan dalam bijih timbel yang
disebut dengan eritronium. Namum sayangnya, beliau sendiri membatalkan penemuannya ini.

b)

Sifat
Logam ini tampak bersinar cemerlang, cukup lunak sehingga mudah dibentuk seperti

pembuluh, mempunyai titik leleh 19150C dan titik didih 33500C, serta tahan terhadap korosi.
Vanadium dapat bersenyawa dengan karbon di dalam baja, membentuk senyawa V4C3 yang
berupa butiran-butiran halus terdispersi dan membuat baja menjadi lebih tahan lama dan
tahan sobekan walaupun pada temperatur tinggi, sehingga lebih baik daripada baja biasa.
Penambahan karbon kira-kira 10% mengakibatkan kenaikan titik leleh yang sangat mencolok
menjadi kira-kira 27000C. Dengan sifat seperti ini, produksi vanadium sebagian besar(~80%)
digunakan untuk logam aditif pada baja, khususnya untuk keperluan baja yang tahan
goncangan pada kecepatan tinggi. Selain itu logam vanadium juga dipakai sebagai logam
paduan dengan logam aluminium dengan komposisi kira-kira 10% berat.
Tabel beberapa data vanadium

Nilai potensial reduksi, E0, spesies vanadim dengan berbagai tingkat oksidasi dalam
suasana asam ditunjukkan oleh diagram Latimer berikut:

Dari nilai potensial reduksi tersebut dapat diketahui bahwa vanadium(V), VO2+,
merupakan oksidator yang baik dengan berubah menjadi vanadium(IV), VO2+, yang relatif
stabil, atau bahkan menjadi V3+ yang paling stabil. Perubahan tingkat oksidasi bertahap satu
elktron tersebut dapat dilakukan dalam larutan air dengan reduktor campuran Zn dan asam
hidroklorida. Karakteristik oksida vanadium dengan bentuk ionnya ditunjukkan dalam tabel
berikut:

Dengan rentang tingkat oksidasi yang panjang tersebut maka dapat dipahami bahwa
sifat basa dari oksidanya akan melemah dengan naiknya tingkat oksidasi. VO dan v2O3
bersifat basa sedangkan VO2 dan V2O5 bersifat amfoterrik dengan membentuk anion vanadat,
VO43-, atau kadang-kadang dirumuskan VO3- untuk vanadium(V), sedangkan untuk
vanadium(IV) bentuk anion vanadit tidak ditemui sebagai ion sederhana melainkan sangat
bervariasi.

c)

Kelimpahan di alam
Vanadium dalam kerak bumi diduga terdapat sekitar 136 ppm dan merupakan unsur

transisi terbanyak ke lima setelah besi, titanium, mangan dan zirkonium. Logam ini terdapat
bersama-sama dengan logam-logam lain dalam sekitar 60 macam mineral, dan oleh karena
itu logam vanadium sering merupkan hasil ikutan saja dari suatu proses pemisahan. Mineral
penting sebagai sumber logam vanadium adalah, patronit VS4, yang merupakan suatu
polisulfida. Oleh karena mudah bereaksi dengan oksigen, logam ini juga terdapat pada

berbagai

mineral

vandat

misalnya

vanadinat

yaitu

timbel(II)klorida

vanadat,

PbCl2.3Pb3(VO4)2, karnonit yaitu kalium uranil vanadat, K(UO2)(VO4)1,5H2O dan vanadinit


yaitu Pb3(VO4)2.Pb2(VO4)Cl atau Pb5(VO4)3Cl.
d)

Isolasi
Langkah pertama ekstraksi logam ini adalah mendapatkan vanadium dalam bentuk

oksidanya, V2O5, dari bijihnya melalui berbagai macam proses dan reaksi. Untuk itu biasanya
ditempuh prosedur umum dengan pemanggangan (roasting) bijih-bijih yang telah
diremukkan atau residu vanadium dengan garam NaCl atau N2CO3 pada temperatur kira-kira
8500C. Tahap ini akan mengahislkan natrium vanadat, Na3VO4, yang kemudian diluluhkan
dengan air, pengasaman dengan asam sulfat hingga pH= 2-3 akan mengahsilkan padatan
merah yang disebut roti-merah (red cake) yang merupakan suatu senyawa polivanadat, dan
pemanggangan langsung pada temperatur kira-kira 7000C akan menghasilkan padatan hitam
V2O5.
Langkah selanjutnya adalah proses reduksi terhadap V2O5 yang pada garis besarnya
dibedakan dalam dua perlakuan berdasarkan tujuannya. Jika logam vanadium yang diperoleh
dimaksudkan untuk keperluan zat aditif pada baja, maka reduksi dilakukan dalam tanur listrik
dengan penambahan bijih besi (Fe), silikon (Si) dan kapur, CaO. Hasilnya adalah
ferovanadium dengan kadar vanadium (35-95%) yang dapat dipisahkan dari ampas atau
kerak CaSiO3 menurut persamaan reaksi berikut:
2V2O5 + 5 Si + Fe + 5CaO

4 V + Fe + 5 CaSiO3

Produk ini dapat langsung dipakai sebagai zat aditif pada baja ferovanadium tanpa
pemurnian lebih lanjut. Jika yang diinginkan logam vanadium murni, maka reduksi terhadap
V2O5 dapat dilakukan dengan kalsium, dan lelehan logam vanadium yang terbentuk dapat
dipisahkan dari kerak CaO menurut persamaan reaksi:
V2O5(s) + 5Ca(s)

2V(l) + 5 CaO(s)

Jika bahan dasar yang digunakan mengandung vanadium(II)klorida, VCl2, maka logam
vanadium dengan kemurnian tinggi dapat diperoleh dengan elektrolisis leburan NaCl-LiClVCl2, atau dengan proses van Arkel-de Boer yaitu melewatkan uap garam vanadium klorida
yang sudah dimurnikan melalui kawat panas dalam keadaan vakum (tekanan rendah).

PENUTUP

Vanadium tampak bersinar cemerlang, cukup lunak sehingga mudah dibentuk seperti
pembuluh, mempunyai titik leleh 19150C dan titik didih 33500C, serta tahan terhadap korosi.
Vanadium dalam kerak bumi diduga terdapat sekitar 136 ppm dan merupakan unsur transisi
terbanyak ke lima setelah besi, titanium, mangan dan zirkonium. Logam ini terdapat
bersama-sama dengan logam-logam lain dalam sekitar 60 macam mineral, dan oleh karena
itu logam vanadium sering merupkan hasil ikutan saja dari suatu proses pemisahan. Mineral
penting sebagai sumber logam vanadium adalah, patronit VS4, yang merupakan suatu
polisulfida. Karena mudah bereaksi dengan oksigen, logam ini juga terdapat pada berbagai
mineral vandat misalnya vanadinat yaitu timbel(II)klorida vanadat, PbCl2.3Pb3(VO4)2,
karnonit

yaitu kalium

uranil

vanadat,

Pb3(VO4)2.Pb2(VO4)Cl atau Pb5(VO4)3Cl.

K(UO2)(VO4)1,5H2O dan

vanadinit

yaitu

DAFTAR PUSTAKA

Anonim., 2008, Vanadium, chemistry.org situs kimia Indonesia, diakses di http


http://www.chem-is-try.org/tabel_periodik/vanadium/ pada tanggal 29 Nopember
2014.
Sugiyarto, Kristian, H., Retno, D., dan Suyanti, 2010, Kimia Anorganik Logam, Graha Ilmu,
Yogyakarta.

Anda mungkin juga menyukai