PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Berkembang biak merupakan salah satu ciri makhluk hidup. Makhluk
hidup berkembang biak untuk menghasilkan keturunan atau sebagai usaha
untuk melestarikan jenisnya. Perkembangan sains dan teknologi berpengaruh
pada cara manusia untuk menghasilkan keturunan, ada dua cara manusia
melangsungkan dan memperoleh keturunannya. Pertama, dilakukan melalui
hubungan seksual (coitus). Kedua, dapat dilakukan dengan cara memanfaatkan
teknologi reproduksi buatan (Bachtiar 2009).
Namun pada kondisi tertentu pembuahan alami ini terkadang sulit
terwujud dikarenakan adanya salah satu pasangan yang mengalami infertilitas
sehingga tidak dapat menghasilkan keturunan. Sebagai solusinya yaitu dengan
memanfaatkan
teknologi
reproduksi
buatan.
Teknologi
ini
memberi
kesempatan kepada pasangan suami istri yang memiliki masalah dengan proses
reproduksi untuk memiliki keturunan yang tetap berasal dari benih mereka.
Teknologi reproduksi buatan mencakup fertilisasi yang melibatkan manipulasi
gamet (sperma, ovum) atau embrio diluar tubuh serta pemindahan gamet atau
embrio ke dalam tubuh manusia. Teknik fertilisasi in vitro dan ibu pengganti
(Surrogate Mother) termasuk dalam teknologi reproduksi buatan ini (Anonim
2013).
Kasus Surrogate Mother marak pada dekade terakhir yaitu sejak
ditemukannya metode pembuahan di luar cara alamiah yang dikenal dengan
fertilisasi in vitro. Di beberapa negara maju, praktek surrogate mother
dilegalkan oleh pemerintah setempat, salah satunya adalah India. Di Eropa dan
Amerika menyewa rahim sudah dilakukan sejak lama. Pada era Globalisasi
sekarang ini orang-orang di Eropa Amerika menyewa rahim wanita di Afrika,
India dan China (Jamdin 2011).
Berdasarkan fenomena dan etik tidaknya penyewaan rahim, penulis akan
mencoba untuk membahasnya dalam makalah ini dengan judul Penyewaan
Rahim dengan Teknik Fertilisasi In Vitro.
B. Rumusan Masalah
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Sewa rahim sering disebut surrogate mother (Ibu pengganti), yaitu
seorang wanita yang mengadakan perjanjian dengan pasangan suami istri
dimana wanita tersebut bersedia mengandung benih dari pasangan suami istri
sperma suami yang telah diproses sebelumnya dan dipilih yang terbaik
kualitasnya.
c. Fertilisasi Sel Telur
Sel sperma motil yang telah diperoleh dari metode swim-up
dimasukkan ke dalam cawan petri yang telah berisi sel telur, kemudian
disimpan di dalam inkubator. Swim Up adalah Metode pemisahan yang
digunakan
untuk
mendapatkan
sel
sperma
motil
dengan
cara
BAB III
PENUTUP
Simpulan
1. Sewa rahim (Ibu pengganti), yaitu seorang wanita yang mengadakan perjanjian
dengan dan bersedia mengandung benih dari pasangan suami istri infertil
dengan imbalan tertentu.
2. Tahap pelaksanaan sewa rahim meliputi proses fertilisasi in vitro dan transfer
embrio. Fertilisasi in vitro terdiri dari induksi ovulasi, pengambilan sel telur,
dan fertilisasi sel telur dan transfer embrio.
3. Praktik penyewaan rahim memberikan manfaat bagi kedua belah pihak yaitu
pasangan suami istri bisa mendapatkan keturunan dan ibu pengganti
mendapatkan imbalan. Sedangkan kendala yang dihadapi yaitu membutuhkan
biaya yang mahal dan banyak negara yang melarang praktik penyewaan rahim.
4. Pandangan bioetika dari segi deontologi tidak etis dan dilarang sedangkan dari
segi teleologi diperbolehkan.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. 2013. Tinjauan Umum tentang Surrogate Mother. On line at
http://sarjanakesehatan.blogspot.com/2013/05/sewa-rahim-surogatemother.html [diakses tanggal 12 Juni 2014].
Bachtiar B. 2009. Surrogate Mother. On line at
http://wwwbayblogercombachtiar.blogspot.com/2009/12/surrogatemother.html [diakses tanggal 12 Juni 2014].
Jamdin S. 2011. Sewa Rahim. On line at
http://biologiilmu.blogspot.com/2011/03/sewa-rahim.html [diakses tanggal
12 Juni 2014].
Widianti T, SH Bintari & RS Iswari. 2013. Dasar-Dasar Bioteknologi. Semarang:
Jurusan Biologi FMIPA UNNES.