1. PENGERTIAN
Secara umum pengertian tambang bawah tanah adalah suatu sistim penambangan mineral
atau batubara dimana seluruh aktivitas penambangan tidak berhubungan langsung dengan
udara terbuka.
Catatan:
Waste adalah sisa-sisa penggalian pada tambang bawah tanah yang tidak bermanfaat
yang diperoleh pada saat underground development (persiapan penambangan bawah
tanah).
Barren rock adalah batuan yang tidak mengandung logam atau bagian dari bijih yang
mempunyai kadar bijih sangat kecil.
Mining recovery adalah perbandingan antara bijih yang dapat ditambang dengan bijih
yang ada didalam perhitungan eksplorasi, yang dinyatakan dalam persen
Losses adalah kehilangan bijih pada penambangan bawah tanah karena keterbatasan
atau kendala inheren pada metode yang diterapkan
Dilusi adalah bercampurnya barren rock dengan bijih hasil penambangan sehingga akan
menghasilkan kadar broken ore yang lebih kecil.
BAB I
PENDAHULUAN
Mengapa aplikasi tambang bawah tanah saat ini mulai menggeser aplikasi tambang
terbuka?
1. Kebutuhan logam meningkat (demand, kebutuhan), sedangkan jumlah cadangan dan
kadar logam yang dijumpai sudah mulai menurun (supply, pasokan).
Bila kebutuhan meningkat sedangkan pasokan menurun, maka menurut hukum
ekonomi maka harga akan meningkat, sehingga dimungkinkan untuk menambang
bijih dengan kadar yang lebih kecil.
Kadar bijih yang lebih kecil tersebut, saat ini tidak terdapat di permukaan (yang dapat
ditambang dengan tambang terbuka) tetapi terdapat terbenam jauh di bawah tanah
(yang hanya dapat ditambang dengan tambang bawah tanah).
2. Terjadi perkembangan teknologi dan masalah lingkungan, sehingga terjadi pergeseran
aplikasi dari tambang terbuka ke tambang bawah tanah.
Metode yang dahulu populer (misal stull stoping, square-set stoping, room and pillar,
cut-and-fill), sekarang mulai ditinggalkan
Kadar semakin kecil, sehingga diperlukan produksi besar-besaran (misal: block
caving, sublevel stoping)
Toleransi losses yang semakin tinggi untuk mengejar produktivitas (misal: block
caving, sublevel stoping, stope and pillar)
Cebakan bijih mempunyai karakteristik ore zone maupun country rock yang berbeda-beda,
bahkan didalam satu cebakan. Oleh sebab itu:
1. Suatu sistim tambang bawah tanah hanya cocok untuk cebakan tertentu saja, dan
menjadi tidak cocok untuk cebakan yang lain. Broken sulphide ore tidak cocok dengan
sistim shrinkage stoping (karena broken sulphide ore akan menggumpal bila ditumpuk
dalam waktu yang lama dalam stope sehingga akan menyulitkan dalam penarikan
broken ore tersebut), massive ore hanya cocok dengan sistim caving, cebakan tegaktipis hanya cocok dengan stull stoping.
2. Cebakan bijih tidak selalu dijumpai dalam karakter yang sama (baik geometri, mekanika
batuan, maupun kadarnya), sehingga sebuah cebakan bijih dapat ditambang dengan
dua atau lebih metode tambang bawah tanah (misal: cut and fill dan shrinkage, squareset stoping dan stull stoping)
3. Disukai sistim yang fleksibel, yaitu suatu metode tambang bawah tanah yang dengan
mudah dapat diubah menjadi tambang bawah tanah lain tanpa banyak melakukan
penyesuaian (misal: sublevel caving menjadi cut-and fill, cut-and fill menjadi shrinkage
stoping)
Strategi dalam pemilihan metode tambang bawah tanah ada tiga macam, yaitu
1. Overlying ground disangga pillar permanen dari bijih itu sendiri atau disebut dengan
natural support. Penambangan dilakukan diantara dua pillar, sehingga mining
recovery tidak sempurna sekitar 60%. Cara seperti ini disebut open stope methods.
2. Penambangan dilakukan tanpa atau dengan artificial support dan dilakukan filling
(waste rock, tailing). Dengan teknik pengisian ini, maka pillar dapat ditambang. Cara
seperti ini disebut supported stope methods.
3. Dibuat sebuah undercut dibawah cebakan bijih, sehingga cebakan bijih diatasnya
menjadi runtuh. Metode runtuhan ini tidak memerlukan penyanggan cebakan yang
terletak di atas stope. Cara seperti ini disebut caving methods.
Sebagaimana disebutkan didepan, bahwa cebakan bijih tidak mempunyai sifat yang
homogen malainkan heterogen, artinya pada suatu cebakan bijih selalu atau dimungkinkan
terjadi perubahan bentuk geometri, perubahan karakter mekanika batuan, dan perubahan
kadar. Oleh sebab itu, dimungkinkan sebuah cebakan bijih akan ditambang dengan dua
atau lebih metode yang berbeda. Berikut ini adalah metode penambangan di Tambang
Outokumpu Oy di Finlandia.
Mine
Open
Sublev
(produk utama)
Pit
Stoping
Vuonos
Cu
(X)
Vihanti
Zn,Cu
V
Pyhasalmi
Cu,Zn
V
V
Kemi
Cr
V
Kotalahti
Ni
(X)
V
Keretti
Cu
Hammaslahti
Cu
(X)
V
Hitura
Ni
V
Virtasalmi
Cu
(X)
V
Vammala
Ni,Cu
(X)
V
Keterangan:
V
= diterapkan saat ini
(X)
= diterapkan sebelumnya
Sublev
Caving
(X)
Shrinkage
Stoping
(X)
V
(X)
(X)
Room
Pillar
V
Cut and
Fill
V
V
(X)
Stope adalah penggalian di bawah tanah yang dibuat dengan memindahkan bijih
dari batuan di sekelilingnya.
Strike adalah arah utama horizontal dari endapan mineral.
Sublevel adalah system penggalian horizontal, yang biasanya digunakan hanya diantara
stoping area karena tuntutan produksi bijih.
Wall Rock adalah dinding-dinding yang diantaranya endapan bijih berada.
Waste adalah batuan yang mempunyai kadar rendah untuk ditambang secara ekonomis.
Winze adalah bukaan di dalam tanah yang mengarah ke bawah dari suatu level ke
level di bawahnya atau dari permukaan ke sautu level, dengan arah vertical maupun
miring.
BAB II
PEMILIHAN DAN SISTEM TAMBANG BAWAH TANAH
METODE PENAMBANGAN
KETERANGAN
Flat
Room-and-pillar
Flat
Longwall
Medium
Room-and-pillar
Medium
Inclined room-and-pillar
Medium
Step room-and-pillar
Medium
Longwall
Medium
Cut-and-fill
Medium
Square-set
Steep
Sublevel
Steep
Shrinkage
Steep
Cut-and-fill
Steep
Sublevel caving
Steep
Block caving
Steep
Longwall
Steep
Square-set
: 0 - 20
2. Medium dip : 20 - 50
3. Steep dip
: 50 - 90
10
3. Kedalaman Operasi
Rock failure menjadi lebih memngkinkan pada kedalaman yang besar. Pada deep mines
metode yang menggunakan pillar sebagai sistem penyanggaannya kadang kala menjadi
tidak layak.
4. Faktor waktu
Waktu akan mempengaruhi strength-stress ratio suatu exposed rock (misal pillar).
Semakin lama waktu suatu pillar berdiri (exposed), maka strength-stress ratio semakin
menurun.
5. Kadar cebakan
Sebagai pedoman maka cebakan berkadar rendah memerlukan metoda produksi besarbesaran yang sering mengabaikan persentase recovery. Di lain pihak, badan bijih kadar
tinggi memerlukan metode yang menjamin recovery tinggi.
6. Fasilitas lokal yang meliputi buruh dan material
Bila biaya buruh mahal, maka memerlukan metode yang mempunyai mekanisasi tinggi.
Ketersediaan timber dan material filling juga mempengaruhi penerapan metode yang
akan dipilih.
7. Modal yang tersedia
Biasanya semakin besar modal kerja awal, maka biaya operasi menjadi rendah.
Perusahaan dengan modal kecil memerlukan development yang murah, juga metode
yang cepat mendapatkan hasil.
8. Batas dengan badan bijih lain
Tingkat tegangan yang tinggi mungkin timbul pada pillar di permukaan kerja yang
berdekatan. Dalam kondisi seperti ini, mungkin diperlukan filling pada stope bekas
penambangan untuk mengurangi tegangan yang tinggi.
9. Strength dan karakteristik phisik bijih dan batuan dinding atau material yang berada di
atas bijih.
Hal ini akan mempengaruhi kompetensi, amblesan, kemudahan pemboran, karakteristik
breaking, cara handling yang cocok, cara ventilasi dan cara pemompaan.
Karakteristik-karakteristik tersebut termasuk :
a. tipe batuan
b. tipe dan penyebaran alterasi
c. weaknesses seperti perlapisan, schistocity, belahan mineral, patahan jointing, cavities
dan spasi maupun pada orientasi yang muncul
d. weaknesses sepanjang dinding cebakan
11
e. kecenderungan mineral berharga menghasilkan rich fines atau mud (misal emas)
f. kecenderungan broken ore untuk memadat atau menggumpal
g. kecenderungan broken ore teroksidasi dan terbakar (sulphide fires)
h. terjadinya swelling pada lantai
i. abrasiveness
j. terdapatnya air, porositas dan permeabilitas cebakan dan batuan disekitarnya
10. Biaya penambangan
Biaya metode penambangan antara lain berkaitan erat dengan nilai bijih yang akan
ditambang, periode modal kerja bisa diperoleh kembali, tipe keahlian buruh yang
tersedia.
BIAYA, $/ton
Open pit
1,50
Block caving
1,25
Sublevel stoping
2,50
3,00
Shrinkage stoping
3,00
Sublevel caving
3,75
Cut-and-fill
6,00
9,50
10,50
Keterangan :
- diambil dari rata-rata pada penambangan di Amerika Utara
- biaya open pit termasuk pengangkutan ke crusher
- biaya tambang bawah tanah meliputi biaya pada stope, seperti filling, peledakan dan
slushing, tidak termasuk transportasi ke permukaan
12
BIAYA, $/ton
Open pit
0,4 1,25
Block caving
14
2 10
28
Sublevel stoping
3 15
Shrinkage stoping
8 18
Cut-and-fill
2 20
10 - 22
Keterangan :
- sumber United States and Canadian mining journals
- data diambil dari penambangan di Amerika Utaraselama periode 1970 1976
- hanya menunjukkan direct cost, biaya indirect cost (overhead cost) sebesar 15 30 %
biaya direct cost.
Biaya penambangan akan sangat bervariasi tergantung kondisi spesifiknya. Tabel 2.3
memberikan gambaran biaya operasi (termasuk pengangkutan) berbagai metode untuk
tahun 1971.
11. Produktifitas
Produktifitas bisa dinyatakan dalam tons-per-manshift ratio, yaitu menyatakan
kemampuan setiap tenaga kerja menghasilkan broken ore (dalam ton) setiap gilir kerja.
12. Masalah lingkungan
Beberapa masalah lingkungan yang mungkin terjadi adalah amblesan (subsidence),
berkurangnya hutan lokal untuk penyanggaan, kualitas dump site dan lain-lain.
13
Metode
Tons-per-manshift ratio
Penambangan
Normal
Tinggi
Room-and-pillar
30-50
50-70
Sublevel caving
20-40
40-50
Block caving
15-40
40-50
Sublevel stoping
15-30
30-40
Cut-and-fill mining
15-20
30-40
Shrinkage stoping
5 - 10
10-15
Square-set mining
13
14