MakalahFiqihTentan EdySantoso15291
MakalahFiqihTentan EdySantoso15291
I. PENDAHULUAN Apabila kita perhatikan kehidupan masyarakat Indonesia yang agraris. Praktik pemberian
imbalan atAs jasa seseorang yang telah menggarap tanah orang lain masih banyak dilaksanakan pemberian
imbalan ada yang cenderung pada praktek muzara’ah dan ada yang cenderung pada praktik
mukhabarah. Hal tersebut banyak dilaksanakan oleh para petani yang tidak memiliki lahan pertanian hanya
sebagai petani penggarap. Muzara’ah dan mukhabarah ada Hadits yang melarang seperti yang
diriwayatkan oleh (H.R Bukhari) dan ada yang membolehkan seperti yang diriwayatkan oleh (H.R Muslim).
Berdasarkan pada dua Hadits tersebut mudah – mudahan kedua belah pihak tidak ada yang dirugikan
oleh salah satu pihak, baik itu pemilik tanah maupun penggarap tanah II. MUZARA’AH DAN
MUKHABARAH A. Pengertian Muzara’ah dan Mukhabarah Muzara’ah ialah mengerjakan
tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua, sepertiga atau
seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung pemilik tanah Mukhabarah ialah
mengerjakan tanah (orang lain) seperti sawah atau ladang dengan imbalan sebagian hasilnya (seperdua,
sepertiga atau seperempat). Sedangkan biaya pengerjaan dan benihnya ditanggung orang yang mengerjakan.
Munculnya pengertian muzara’ah dan mukhabarah dengan ta’rif yang berbeda tersebut karena
adanya ulama yang membedakan antara arti muzara’ah dan mukhabarah, yaitu Imam Rafi’I
berdasar dhahir nash Imam Syafi’i. Sedangkan ulama yang menyamakan ta’rif
muzara’ah dan mukhabarah diantaranya Nawawi, Qadhi Abu Thayyib, Imam Jauhari, Al Bandaniji.
Mengartikan sama dengan memberi ketetntuan: usaha mengerjakan tanah (orang lain) yang hasilnya dibagi.
B. Dasar Hukum Muzara’ah Dan Mukhabaroh
Page 1
Page 2