Pengertian :
Tujuan :
Mencegah infeksi pada luka
Mempercepat penyembuhan pada luka
1.
Persiapan alat
a.
2.
Pinset anatomis 1
Pinset chirurgis 1
Gunting debridemand
Kassa steril
Kom: 3 buah
Peralatan lain terdiri dari:
o Spuit 5 cc atau 10 cc
o Sarung tangan
o Gunting plester
o Plester atau perekat
o Desinfektan
o NaCl 0,9%
o Bengkok 2 buah, 1 buah berisi larutan desinfektant
o Verband
Obat luka sesuai kebutuhan
Persiapan pasien
3.
Persiapan perawat
B.
Tahap orientasi
1. Memberikan salam sebagai pendekatan therapeutic
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur tindakan pada klien/keluarga
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C.
Tahap kerja
1. Menjaga privacy
2. Mengatur posisi pasien sehingga luka dapat terlihat jelas
3. Membuka peralatan
4. Memakai sarung tangan
5. Membuka balutan dengan hati-hati, bila sulit basahi dengan NaCl 0,9
6. Membersihkan luka dengan menggunakan NaCl 0,9%
7. Melakukan debridemand bila terdapat jaringan nekrotik. (Bila ada bula
jangan dipecah, tapi dihisap dengan spuit steril setelah hari ke-3
8. Membersihkan luka dengan NaCl 0,9%
9. Mengeringkan luka dengan mengguanakan kassa steril
10.Memberikan obat topical sesuai order pada luka
11.Menutup luka dengan kassa steril, kemudian dipasang verband dan
diplester
12.Memasang verband dan plester
13. Merapikan pasien
D.
Tahap terminasi
1.
2.
E.
3.
4.
Mencuci tangan
5.
Dokumentasi
1.
2.
3.
4.
Paraf
Tidak ada terapi medis spesifik yang direkomendasikan untuk penggunaan rutin
yang pada pasien dengan stroke iskemik akut, kecuali aspirin.
Osmotik diuretik, terutama manitol, adalah salah satu agen yang secara luas
digunakan pada pengobatan edema serebri. Manitol bisa menurunkan tekanan
intrakranial dengan menurunkan semua isi air dan volume cairan serebro spinal
dan dengan menurunkan volume darah berhubungan dengan vasokonstriksi.
Manitol juga meningkatkan perfusi serebral dengan menurunkan viskositas atau
dengan mengubah reaksi sel darah merah. Sebagai agen pengusir radikal
bebas, manitol berperan sebagai pelindung melawan jejas biokimia.
Manitol dilaporkan bisa menurunkan edema serebri, ukuran infark dan defisit
neurologi pada beberapa contoh experimental dari stroke iskemik, walaupun
pertama kali diberikan dalam waktu 6 jam setelah onset stroke.
Edema serebri pada manusia diterapi dengan manitol yang diketahui bisa
menurunkan tekanan intrakranial beberapa penyakit dan diketahui bisa
menurunkan case falality pada edema serebri berhubungan dengan gagal
hepatik. Pada penelitian stroke arteri teritori serebri media, mordalitas terapi
yang mencakup osmothy pada awalnya efektif tetapi kontrol tekanan
intrakranial tetap dilakukan pada jumlah kecil pasien.
Komplikasi paling biasa dari terapi manitol ialah ketidakseimbangan cairan dan
elektrolit, edema kardiopulmonal dan rebound edema serebri. Manitol juga bisa
menyebabkan gagal ginjal pada dosis terapetik dan reaksi hipersensitivitas bisa
terjadi. Walaupun ada beberapa laporan yang tidak dapat membuktikan efek
yang menguntungkan dari manitol pada stroke iskemik/hemoragik. American
Heart Assosiation merekomendasikan penggunaan manitol secara luas
digunakan pada stroke akut di seluruh dunia. Hampir 70% dari dokter di Cina
menggunakan manitol atau gliserol secara rutin pada stroke akut dan manitol
digunakan secara rutin pada stroke akut pada beberapa negara Eropa 9
Teknik Pemberian
Cara pemberian : 25-30 cc glyserol dilarutkan dalam 200 cc air dan diminum
sekaligus atau dicicil asal habis dalam sampai 1 jam, tiga kali sehari, selama
10 hingga 15 menit. Catatan: gliserol adalah sama dengan glyserine.
Cara pemberian : Infus tetes, 30 tetes per menit sehingga habis dalam 5-6 jam.
Diberikan 500 cc setiap hari, selama 5 hari berturut-turut, kemudian pemberian
infus dihentikan selama 2 hari dan selanjutnya dapat diteruskan selama 5 hari
lagi secara berturut-turut.
Dengan pemberian glyserol per os tida dijumpai efek samping. Pemberian per
infus, adakalanya menimbulkan hemoglobinuria. Cara mengatasinya ialah
sebagai berikut: encerkan glyserol 10% itu dengan larutan garam fisiologik
melalui penampung yang menerima tetesan baik dari botol glyserol 10%
maupun dari botol larutan garam fisiologik tambahan. Perbaikan fungsi serebral
dapat disaksikan setelah pemberian infus glycerol pertama. Jika setelah
pemberian infus kelima sudah diperoleh perbaikan yang sempurna, maka
orangsakit tidak diberikan infus lagi. Dalam hal ini orangsakit dapat dipulangkan
setelah 5-7 hari rawatan rumah sakit. Jika perbaikan lebih lanjut masih
diharapkan, maka infus glycerol diteruskan sampai orangsakit menerima 10
kali. Menurut pengalaman pemberian infus lebih dari 10 kali tidak efektif, oleh
karena kalau dengan 10 kali infus glycerol tidak lagi didapati kemajuan,
pemberian-pemberian berikutnya hanya berarti penghamburan uang. 8
Dosis steroid yang diberikan adalah 8-10 mg IV, diikuti 4 mg/6 jam im untuk 10
hari. Tapperly off (penyusutan bertahap dosis sampai berhenti sama sekali)
dilakukan sekitar 7 hari.3
Terapi diuretik
Diuretik osmotik (Manitol 20%)
Hari ke
2 : 5 mg/4 jam IV
3 : 5 mg/6 jam IV
5 : 5 mg/12 jam im
6 : 5 mg/12 jam im
7 : 5 mg/24 jam im
Proses desak ruang tidak saja memenuhi rongga tengkorak yang merupakan
ruang tertutup, akan tetapi proses neoplastik sendiri dapat menimbulkan
perdarahan setempat. Lagi pula jaringan otak sendiri bereaksi dengan
menimbulkan edema yang berkembang karena penimbunan katabolit di sekitar
jaringan neoplastis atau pada penekanan pada vena, terjadilah slosis yang
cepat disusul dengan edema.7
Pasien dengan tumor otak, sering diberi deksametason 4 mg setiap 6 jam, atau
metilprednisolon dalam dosis yang sesuai. Steroid dalam hal ini bermanfaat
pada udem vasogenik yang berkaitan dengan tumor, primer atau metastase.
Kulit
Pemberian obat yang dilakukan pada kulit dengan tujuan mempertahankan
hidrasi, melindungi permukaan kulit, mengurangi iritasi kulit, atau mengatasi
infeksi. Obat ini dapat berupa krem, lotion, aerosol, dan sprey.
Peralatan
1.
2.
3.
Kasa steril
4.
Bengkok.
Langkah-langkah
1.
Cuci tangan
2.
3.
4.
5.
6.
Cuci tangan
b.
Mata
Pemberian obat dengan cara meneteskan atau mengoleskan obat pada mata.
Peralatan
1.
Bengkok.
2.
Kapas.
3.
Obat
4.
K/P pipet.
Langkah-langkah
1.
Cuci tangan.
2.
3.
4.
5.
Meneteskan obat tetes mata pada permukaan konjungtiva kelopak mata
bawah.
6.
7.
Apabila obat mata jenis salep, pegeng aplikator salep di atas pinggir
kelopak mata kemudian tekan salep sehingga obat keluar dan berikan obat
pada kelopak mata bawah.. Setelah selesai anjurkan pasie untuk melihat ke
bawah, secara bergantian dan berikan obat pada kelopak mata bagian atas dan
biarkan pasien untuk memejamkan mata dan mengerakkan kelopak mata.
8.
Membereskan alat.
9.
Cuci tangan.
c.
Telinga
Kapas bulat.
2.
Handuk.
3.
4.
5.
Bengkok.
Langkah-langkah
1.
Cuci tangan.
2.
3.
Membantu pasien dalam posisi tidur miring, telinga yang sakit mengerah
ke atas.
4.
5.
6.
7.
8.
Menetesi obat melalui sisi atau dinding telinga untuk mencegah terhalang
oleh gelembung udara, sesuai dosis yang ditentukan.
9.
d.
Hidung
Pemberian obat yang dilakukan dengan meneteskan obat pada hidung. Pada
umumnya dilakukan pada seseorang yang mengalami keradangan hidung
(rhinitis) atau naso pharing.
Peralatan
1.
Handuk
2.
Kapas/tisu.
3.
Bengkok.
4.
K/P pipet.
Langkah-langkah
1.
Cuci tangan.
2.
3.
Pasien diberi sikap berbaring tengadah dengan kepala lebih rendah dari
bahu.
a.
b.
c.
Berbaring dengan bantal di bawah bahu dan kepala tengadah ke
belakang.
4.
5.
Menetesi hidung :
a.
b.
Pasien dianjurkan untuk tengadah atau berbaring selama 5-10 menit
supaya obat tidak mengalir keluar.
6.
7.
8.
Cuci tangan.
9.