Anda di halaman 1dari 33

Matakuliah

Tahun
Versi

: S0362/Konstruksi Bangunan dan CAD II


: 2006
:

Pertemuan 12
Gambar pembesian penulangan

Learning Outcomes
Pada akhir pertemuan ini, diharapkan mahasiswa
akan mampu :

Mahasiswa dapat menjelaskan gambar


konstruksi bangunan yang terbuat dari
beton

Outline Materi

Materi 1 : Pembengkokan baja tulangan


Materi 2 :Panjang lewatan atau
penyaluran
Materi 3 :Panjang kait / begkokan
Materi 4 :Kolom dan balok

TEKNIK GAMBAR KERJA


PEMBESIAN BANGUNAN TINGGI

TEBAL PENUTUP BETON


Tebal penutup beton minimum harus
diambil sesuai dengan Tabel.1.
Tebal penutup beton harus sesuai
dengan gambar perencanaan. Apabila
tidak terdapat dalam perencanaan, tebal
penutup beton dapat diambil sesuai
Tabel.1, dengan persetujuan dan
perenca-naan yang bersangkutan.
4

Tabel.1. Tebal Penutup


beton Minimum
Didalam Tabel.1.
disamping, yang diartikan
dengan didalam adalah
bidang luar beton
terlindung dari pengaruhpengaruh cuaca (hujan,
terik matahari langsung
dan lain-lain) dan tidak
berhubungan dengan air.

TABEL PENUTUP BETON


MINIMUM (CM)

BAGIAN
KONSTRUKSI

Pelat dan selaput

Dinding dan
Keping
Balok
Kolom

Didalam

Diluar

Tidak Terlihat

1.5

1.5

2.5

2.5

2.5

3.5

Yang diartikan diluar adalah bidang bila


bidang luar beton mengalami pengaruhpengaruh cuaca (hujan, terik matahari
langsung, dan lain-lain) dan berhubungan
dengan air.
Sedangkan yang diartikan tidak terlihat
adalah bila bidang luar beton setelah
beton selesai dicor tidak dapat
diperkirakan lagi.
6

B. Pada konstruksi-konstruksi dan / atau


bagian-bagian konstruksi beton pracetak,
tebal penutup beton dapat diambil
kurang daripada yang ditentukan seperti
pada ayat (a) dengan minimum 1 asal
ketepatan cetakan dan cara pengecoran
dapat menjamin tebal penutup beton
tersebut dan cara perawatan beton
adalah sedemi-kian rupa sehingga dapat
dibatasi retak-retak akibat susut.
7

C. Dalam segala hal, tebal penutup beton tidak


boleh kurang dari yang ditentukan berikut ini :
pada batang polos
:d
pada batang yang diprofilkan
: dp
pada berkas tulangan
: de
dimana d adalah diameter batang polos, dp
adalah diameter pengenal batang yang
diprofilkan menurut Pasal 3.7 ayat (4) dan de
adalah diameter ekivalen berkas tulangan
menurut pasal 3.7 ayat (6).
8

D. Tebal penutup beton yang ditentu-kan dalam ayat (a)


sampai dengan (c) harus ditambah dengan mini-mum
1 cm apabila permukaan beton tersebut terletak di
dalam lingkungan yang korosif, seperti bila:

berhubungan dengan air laut

mendapat pengaruh sulfat alkali dari tanah atau air


tanah

berhubungan dengan uap atau gas-gas korosif.

Dalam hal ini, maka sebelum perencanaan dimulai


tebal penutup beton tersebut harus ditetapkan dahulu
oleh perencana berdasar-kan studi mengenai sifatsifat korosif dari lingkungan itu dengan juga
berkonsultasi dengan pemberi tugas.
9

Dalam hal ini, maka sebelum perencanaan


dimulai tebal penutup beton tersebut harus
ditetapkan dahulu oleh perencana
berdasar-kan studi mengenai sifat-sifat
korosif dari lingkungan itu dengan juga
berkonsultasi dengan pemberi tugas.

10

. PENGERJAAN DAN
PEMASANGAN TULANGAN

A. Pekerjaan pemotongan dan


pembengkokan
1. Detail pekerjaan dan pemasangan harus
disiapkan sebagai gambar kerja yang
harus dibuat oleh Kontraktor sebelum
pelaksanaan pekerjaan dan disetujui
oleh Direksi Lapangan.

11

2. Kait harus diberikan pada setiap pengakhiran


tulangan polos.
Kait pada besi ulir hanya dibutuhkan apabila
memenuhi keadaan sebagai berikut :
Tulangan utama yang terletak pada setiap
sudut kolom dan balok yang tidak terlindung
Sengkang
Pada perletakan di atas dua tumpuan
Pada akhir tulangan atas dari balok kantilever
dan pelat
12

Kolom

13

B. Pembengkokan Tulangan
Batang tulangan tidak boleh dibengkok
atau diluruskan dengan cara yang
merusak tulangan itu.
Batang tulangan yang diprofilkan setelah
dibengkokan diluruskan kembali tidak
boleh dibengkok lagi dalam jarak 60 cm
dari bengkokan sebelumnya.
14

3.

4.

5.

Batang tulangan yang tertanam sebagian di dalam


beton tidak boleh dibengkok atau diluruskan di
lapangan, kecuali apabila ditentukan di dalam gambargambar rencana atau disetujui oleh perencana.
Membengkok dan meluruskan batang tulangan harus
dilakukan dalam keadaan dingin, kecuali apabila
pemasangan diusulkan oleh perencana.
Apabila pemanasan diijinkan, batang tulangan dari
baja lunak polos diprofilkan dapat dipanaskan sampai
kelihatan merah padam tetapi tidak boleh mencapai
temperatur yang melebihi 350C

15

6. Apabila batang tulangan dari baja lunak yang


mengalami pengerjaan dingin dalam
pelaksanaannya ternyata mengalami
pemanasan diatas 100C yang bukan saat
dilas,
maka dalam perhitungan-perhitungan sebagai
kekuatan baja harus diambil kekuatan baja
tersebut yang tidak mengalami pekerjaan
dingin.
7. Batang tulangan dari baja keras tidak boleh
dipanaskan, kecuali diijinkan oleh perencana.
16

Batang tulangan yang dibengkok dengan


pemanasan tidak boleh didinginkan
melalui penyiraman dengan air.
Menyepuh batang tulangan dengan seng
tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
(delapan) kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan

17

8. Batang tulangan yang dibengkok dengan


pemanasan tidak boleh didinginkan
melalui penyiraman dengan air.
9. Menyepuh batang tulangan dengan seng
tidak boleh dilakukan dalam jarak 8
(delapan) kali diameter (diameter
pengenal) batang dari setiap bagian dari
bengkokan

18

Tabel.2. Toleransi

KETERANGAN

DIAMETER
NOMINAL
(MM)

TOLERANSI
(MM)

Sengkang,
Variabel
batang pengikat
dan spiral

Batang
tulangan selain
yang diprofilkan

(Besi polos)
28
(Besi ulir)
25

15

(Besi polos)
32
(Besi ulir)
29

20

Panjang Total
sesudah
pemotongan

20
19

c.
1.

2.

Panjang lewatan dan panjang penyaluran


Bila diperlukan tempat penyam-bungan tulangan
dimana tidak diperlihatkan pada gambar. Pemilihan
tempat sambungan harus dikonsultasikan kepada
pengawas ahli.
Panjang lewatan dan panjang penyaluran harus sesuai
dengan harga yang tercantum pada Tabel.3.
Catatan : Bilamana panjang lewatan
diperlukan untuk batang tulangan dengan diameter
batang yang berbeda, harus didasarkan dari diameter
yang lebih kecil.
Bagian bengkokan dari tulangan pokok (tulangan
memanjang), tidak termasuk dalam panjang lewatan.
20

3. Sambungan
lewatan hanya
dapat dipakai pada
batang tulangan
dengan diameter
30 cm.

d1 d2 : Panjang LA
didasarkan
atas diameter tulangan yang lebih kecil
a>2.5 d : digunakan d dari
diameter yang besar

21

Tabel.3. Panjang Penyaluran


Kekuatan Beton
Tulangan

Tulangan

Karakteristik

Tulangan Bawah
Panjang Lewatan

28 hari (kg/cm2)

Umum

Balok Anak

Pelat Lantai dan Atap

L1

L2

LA

225 K 350

40d dengan

40d dengan

150d dengan

35d dengan

bengkokan

bengkokan

bengkokan

bengkokan

Polos
225 K 350

Tulangan

Panjang Penyaluran

225 K 225

Ulir
150 K 225

40d dengan

45d dengan

bengkokan

bengkokan

35d atau 25d

25d dengan

10d dan lebih besar

45d atau 35d

dgn bengkokan

bengkokan

dari 150d

dgn bengkokan

40d atau 32d

45d atau 35d

dgn bengkokan

dgn bengkokan

22

Catatan :
Bila tidak ada ketentuan lain, panjang lewatan
dari tulangan harus disesuaikan dengan
Tabel.3.
Metode penyambungan selain sambungan
lewatan harus disesuai-kan dengan spesifikasi
proyek.
Panjang penyaluran L harus sama dengan
harga L seperti dalam Tabel.3. ditambah 5d.
Panjang penyaluran dan panjang lewatan
untuk jaring-jaring.
23

PANJANG PENYALURAN

24

PANJANG LEWATAN

25

Tabel.4. Bentuk Kait pada Akhir Tulangan

26

Tabel.5. Bentuk Lengkung pada Tengah Batang


Tulangan (Bengkokan)

27

Pemasangan Tulangan

Pada setiap pertemuan tulangan harus diikat


dengan kawat baja dengan diameter 0,90 mm.
Untuk menjaga jarak antara tulangan, digunakan
penopang tulangan (cakar ayam).
Jarak bersih antara tulangan harus lebih besar dari
4/3 kali ukuran agregat kasar, dan dalam segala hal
tidak boleh lebih kecil dari harga berikut :
- 2,5 cm : pada pelat
- 3,0 cm : pada balok dan kolom bersengkang
- 5,0 cm : pada dinding dan kolom berlilit spiral

28

Jarak maksimum antara batang-batang


tulangan p.k.p (poros ke poros) ditetapkan
sebagai berikut :
a. Pada pelat lantai, pada bagian momen
maksimum, jarak p.k.p antara tulangan tidak
boleh lebih dari 20 cm atau 2 kali tebal pelat.
b. Pada balok-balok, pada bagian momen
maksimum, jarak p.k.p antara batang tulangan
tidak boleh lebih dari 15 cm; jarak p.k.p antara
batang-batang tulangan samping pada balok
yang lebih tinggi dari 90 cm, tidak boleh lebih
besar dari lebar badan-badan balok atau 30
cm.
29

c. Pada bagian, jarak p.k.p antara tulangan


vertikal tidak boleh lebih besar dari 3 kali
tebal dinding atau 40 cm dan jarak p.k.p
antara batang-batang horisontal tidak
boleh lebih besar dari 1,5 kali tebal
dinding atau 40 cm.

30

d. Panjang bengkokan
akhir

31

32

Penampang Ujung

Penampang Tengah

33

Anda mungkin juga menyukai