OPTIMALISASI Yusuf
OPTIMALISASI Yusuf
1. Pendahuluan
Dalam upaya untuk mendukung optimalisasi pengelolaan
aset/ barang milik daerah dapat dilihat dari aspek pasar dan aspek
investasi.
Aspek pasar dilakukan untuk mengetahui pemanfaatan aset,
Lanjutan
Untuk melancarkan proses optimalisasi selain kondisi pasar dan mekanisme
investasi, yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan aset/barang milik daerah
anatara lain sebagai berikut :
on aset (ROA) yang tinggi dan optimal untuk mendukung operasional pemerintah.
Inventarisasi dan penilaian seluruh aset dan ditindaklanjuti dengan legalitas hukum
yang jelas.
Menggali dan mengkaji potensi dan lokasi aset-aset yang dapat dikerjasamakan
dengan pihak investor sebagai sumber pendapatan daerah agar dalam jangka
panjang keuangan daerah tidak bergantung pada pajak, retribusi, maupun dana
perimbangan.
Mendukung peningkatan kemampuan manajemen dan bisnis institusi yang menguasai
dan mengelola aset daerah dalam upaya mengoptimalkan manfaat dan potensi yang
ada
Meningkatkan profesionalisme sumber daya manusia dalam bidang manajemen
properti/ penilaian properti dan keuangan daerah.
Lanjutan
Ada tiga faktor yang perlu diperhatikan
dalam optimalisasi aset/barang milik daerah,
2. Fungsi Aset
3. Sistem dan prosedur pengelolaan aset
Lanjutan
1.
Nilai Aset
Untuk menilai harga wajar sebagaimana dimaksud, ada teori dan
ahli yang menyatakan apakah nilai tersebut wajar atau tidak. Secara
oleh
instansi
yang
berwenang
yaitu
Departemen
Keuangan RI.
Untuk mengukur apakah sebuah nilai itu wajar atau tidak, dikenal
tiga pendekatan penilaian :
Lanjutan
2.
Fungsi Aset
Setiap aset/barang yang dibeli atau diadakan pasti mempunyai
tujuan-tujuan akan difungsikan untuk apa. Apabila dalam suatu
Lanjutan
3.
yang
terkait
juga
banyak.
Peraturan
pengelolaan
ase/barang milik daerah yang saling berkaitan satu sama lain secara
teknis telah diatur dalam Peraturan Menteri Dalam Negri Nomor 17
Tahun 2007 yang diberi nama Pedoman Teknis pengelolaan Barang
Milik Daerah. Namun, peraturan tersebut juga terkait dengan
peraturan lainnya, seperti : peraturan penilaian, peraturan tentang
prosedur anggaran, peraturan tentang pengadaan barang/jasa.
Dengan banyaknya batasan, sistem dan prosedur dalam rangka
optimalisasi pengelolaan aset/barang milik daerah harus dapat
terpenuhi semua aspek yang terkait.
Optimalisasi
Untuk
melakukan
optimalisasi
aset
harus
dilakukan
invebtarisasi,
serta
memudahkan
aset/barang
yang
dapat
pemahaman
dikerjasamakan
dalam
atau
memilih
kriteria
aset/barang
untuk
Sewa
2.
3.
Bangun guna serah (build operate transfer) dan bangun serah guna (build
transfer operate).
1. Sewa
Menurut Kamus Bahasa Indonesia, arti sewa adalah pemakaian sesuatu
dengan membayar uang. Sementara itu, menurut peraturan Menteri Dalam Negri
Nomor 17 Tahun 2007, sewa adalah pemanfaatan barang milik daerah oleh
pihak lain dalam jangka waktu tertentu dengan menerima imbalan uang tunai.
Terkait dengan aset/barang milik daerah, maka penyewa harus membayarkan
sejumlah nilai uang kepada pemilik. Pengukuran nilai uang tersebut perlu
dilakukan agar memeperoleh nilai wajar.
Ada yang mengatakan bahwa nilai wajar untuk tanah itu adalah sesuai
dengan Nilai Jual Objek Pajak yang ditetapkan oleh Kantor Pelayanan Pajak
Bumi dan Bangunan, tetapi ada juga yang mengatakan nilai wajar untuk tanah itu
adalah nilai yang berlaku di pasaran umum setempat, dan banyak yang
menganggap nilai wajar itu sangat subjektif. Untuk mengukur nilai wajar, peran
Lanjutan
Nilai Jual Objek Pajak (NJOP) adalah indikator dalam
pengenaan Pajak Properti. Pada umumnya didasarkan pada
nilai pasar properti yang bersangkutan. Penilaian NJOP tanah
dilakukan
dengan
cara
massal
dengan
terlebih
dahulu
Pembuat
Akta
Tanah
(PPAT),
notaris
dan
daerah, misalnya aset hotel bagi pemerintah daerah yang mempunyai hotel dll
Lanjutan
Cara kerja sama pemanfaatan menurut Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 17
Tahun 2007 meliputi tahap-tahap sebagai berikut :
1.
2.
Membayar kontribusi tetap ke kas umum daerah setiap tahun selama jangka waktu
pengoperasian yang telah ditetapkan sesuai prosedur yang berlaku.
3.
Selama jangka waktu pengoperasian, mitra kerja sama pemanfaatan dilarang menjaminkan
atau menggadaikan barang milik daerah yang menjadi objek kerja sama pemanfaatan
maksimal 30 tahun
4.
Nilai tanah dan/atau bangunan sebagai objek kerja sama ditetapkan sesuai NJOP dan/atau
harga pasaran umum sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku.
5.
Lanjutan
Proses bangun serah guna harus dilakukan dengan
pertimbangan minimal 3 (tiga) krteria, antara lain fungsi awal
aset atau sarana dan prasarana yang akan dimanfaatkan dalam
tersebut
terpenuhi,
proses
selanjutnya
dapat
Sekian
Terima Kasih