Anda di halaman 1dari 2

WIRAHAYU TRI BESTARI

105120201111021
TUGAS UAS
JURNALISME MEDIA / B.IK.5

Warak Ngendhog Kesenian Asli Semarang


Indonesia memiliki berbagai macam suku dan budaya yang tersebar di setiap
provinsinya. Budaya-budaya tersebut bisa berupa kesenian, adat-istiadat, kuliner, pakaian
tradisional, dan lain sebagainya. Dimana budaya disetiap provinsi tentunya memiliki ciri khas
tersendiri yang dapat mereka banggakan. Salah satu bentuk budaya tersebut yang akan
dibahas dalam artikel ini adalah kesenian khas Kota Semarang, yakni Warak Ngendhog.
Warak Ngendhog merupakan mainan khas Kota Semarang yang hanya muncul setiap
bulan Syaban, yakni bulan sebelum Ramadhan pada perayaan tradisi Dugderan. Dugderan
sendiri ialah acara dimana para pedagang menggelar dagangannya seperti celengan. Warak
adalah binatang imajiner yang merupakan gabungan beberapa binatang yang merupakan
simbol persatuan dari 3 golongan di Semarang, yakni naga (bagian kepala) mewakili etnis
Cina, buraq (bagian badan mewakili etnis Arab, dan kambing (bagian kaki) mewakili etnis
Jawa. Tubuhnya diberi kertas berwarna-warni dan pada kakinya diberi roda agar dapat ditarik.
Warak Ngendhog sudah menjadi ikon simbol/ciri khas dari Kota Semarang. Dimana
setiap tahunnya menjelang bulan Ramadhan akan diadakan festival dugderan yang mana
puncaknnya adalah acara Warak Ngendhog ini. Festival ini diselenggarakan tepat sehari
sebelum Ramadhan. Warak yang diarak untuk festival tentunya berbeda dengan warak
mainan yang dijual. Ukurannya lebih besar, rata-rata sebesar sapi bahkan ada yang lebih dan
dandanannya pun lebih meriah baik dari segi warna maupun bentuknya. Dalam festival ini,
setiap kecamatan menampilkan satu Warak Ngendhog dan setiap tahun akan dipilih
kecamatan dengan Warak terbaik menurut penilaian juri.
Kesenian Warak Ngendhog ini memiliki ciri khas yang sama dengan kebudayaan lain,
yakni tidak ada yang mengetahui siapa pembuatnya dan kapan dimulai pembuatannya.
Semenjak adanya tradisi/festival Dugderan di Semarang, mulailah para pedagang menjajakan

celengan/mainan unik ini. Warak Ngendhog pada asalnya hanya berupa mainan anak-anak
yang berwujud menyerupai hewan. Warak Ngendhog yang asli terbuat dari gabus tanaman
mangrove dan bentuk sudutnya lurus. Bentuk sudut yang lurus dipercaya memiliki filosofi
bahwa orang Semarang adalah orang yang terbuka serta berbicara apa adanya. Tak ada
perbeddaan antara ungkapan hati dengan ungkapan lisan. Selain itu, filosofi lain dari mainan
ini adalah sebagai pemersatu umat walau berasal dari etni dan agama manapun, yang
disimbolkan dengan gabungan hewan-hewan dalam Warak Ngendhog ini.
Kata Warak sendiri berasal dari kata Waraa yang artinya mengendalikan diri dari
hawa nafsu. Hal ini dimaksudkan saat Ramadhan mereka akan menyucikan diri dengan
mengendalikan hawa nafsu yakni dengan cara berpuasa. Sedangkan Ngendhog (bertelur)
merupakan simbol dari pahal atau buah dari pengendalian tersebut. Secara harfiah, Warak
Ngendhog berarti siapa saja yang menjaga kesucian di Bulan Ramadhan, kelak di akhir bulan
akan mendapatkan pahala di hari lebaran. c

Anda mungkin juga menyukai