(7111412004)
(7111412020)
(7111412029)
(7111412031)
(7111412040)
(7111412052)
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
atas rahmat dan karuniannya kami dapat menyelesaikan makalah dengan tepat
waktu. Berikut ini kami menyusun sebuah makalah yang membahas tentang
KETIMPANGAN
PEMBANGUNAN
EKONOMI
DAERAH
(JAWA
TENGAH) yang menurut kami dapat memberikan manfaat besar bagi kita untuk
mempelajari makalah ini.
Makalah ini di dalamnya membahas tentang ketimpangan pembangunan
ekonomi di jawa tengah dan cara mengatasinya.
Melalui kata pengantar ini kami terlebih dahulu memohon maaf
dan permakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang
kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca semua, kami mohon
maaf yang sebesar-besarnya.
Dengan ini kami mengucapkan terima kasih dan semoga allah SWT
memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Penulis
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
pembangunan
daerah
yang
merupakan
bagian
dari
pembangunan nasional.
Guna meningkatkan pembangunan nasional harus didukung
dengan pembangunan daerah yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu
dalam rangka mewujudkan keserasian dan keseimbangan Pembangunan
Nasional. Pembangunan pada hakekatnya merupakan upaya terencana dan
terprogram yang dilakukan secara terus menerus untuk menciptakan
masyarakat yang lebih baik. Pembangunan dapat dilakukan melalui
pendekatan wilayah (pembangunan wilayah) atau pendekatan sektoral
(pembangunan daerah). Pembangunan daerah lebih menekankan pada
pendekatan daerah secara administrasi dan pendekatan sektoral, yang
diarahkan
untuk
pertumbuhan
lebih
antar
yangpelaksanaannya
mengembangkan
daerah,
disesuaikan
antar
dan
menserasikan
perkotaan,
dengan
prioritas
laju
antar perdesaan
daerah
serta
2. Rumusan Masalah
3. Tujuan
1. Memberikan
pengertian
tentang
apa
yang
dimaksud
dengan
1
2
BAB II
LANDASAN TEORI
oleh factor ekonomi, tetapi juga oleh factor social budaya sehingga akibatnya
ketimpangan pembangunan antar wilayah cenderung meningkat karena
pertumbuhan ekonomi cenderung lebih cepat di daerah dengan kondisinya
lebih baik, sedangkan daerah yang terbelakang tidak banyak mengalami
kemajuan. Keadaan yang berbeda terjadi di Negara yang sudah maju dimana
kondisi daerah umumnya sudah dalam kondisi yang lebih baik dari segi
prasarana dan sarana serta kualitas sumber daya manusia.
6
1.
2.
BAB III
PEMBAHASAN
3.
kondisi
dan
demografis
struktur
meliputi
perbedaan
tingkat
kependudukan,
perbedaan
tingkat
peningkatan
penyediaan
lapangan
kerja
dan
tingkat
pendapatan masyarakat.
5. Alokasi dana pembangunan antar wilayah
Alokasi dana ini bisa berasal dari pemerintah maupun swasta. Pada
sistem pemerintahan otonomi maka dana pemerintah akan lebih
banyak dialokasikan ke daerah sehingga ketimpangan pembangunan
antar wilayah akan cenderung lebih rendah. Untuk investasi swasta
akan
cenderung
lebih
banyak
di
daerah
perkotaan
0 < Vw < 1
Dimana :
yi
fi
cakupan
analisis
menjadi
lebih
luas.
Kedua,
dengan
Kabupaten/Kota
2009
2010
2011
Kab. Cilacap
85.147
93.076
102.483
Kab. Banyumas
9.190
10.336
11.495
Kab. Purbalingga
5.162
5.770
6.522
Kab. Banjarnegara
6.024
6.701
7.446
Kab. Kebumen
5.855
6.484
7.208
Kab. Purworejo
5.850
6.647
7.143
Kab. Wonosobo
3.584
3.927
4.323
Kab. Magelang
7.151
8.022
8.771
Kab. Boyolali
7.143
8.102
9.028
Kab. Klaten
10.369
11.272
12.187
Kab. Sukoharjo
8.921
9.912
11.005
Kab. Wonogiri
5.734
6.734
7.174
Kab. Karanganyar
8.378
9.224
10.288
Kab. Sragen
5.871
6.695
7.580
Kab. Grobogan
5.765
6.500
7.141
Kab. Blora
3.994
4.472
4.869
Kab. Rembang
4.454
4.970
5.440
Kab. Pati
8.387
9.386
10.456
Kab. Kudus
28.947
31.463
33.830
Kab. Jepara
8.206
9.118
10.120
Kab. Demak
5.334
5.933
6.517
Kab. Semarang
10.069
11.072
12.335
Kab. Temanggung
4.503
5.069
5.604
Kab. Kendal
9.556
10.779
12.123
Kab. Batang
4.685
5.269
5.865
Kab. Pekalongan
6.436
7.321
8.033
Kab. Pemalang
7.171
7.961
8.860
Kab. Tegal
7.129
7.936
8.798
Kab. Brebes
12.533
14.630
16.427
Kota Magelang
1.863
2.105
2.323
Kota Surakarta
8.881
9.941
10.993
Kota Salatiga
1.661
1.849
2.032
Kota Semarang
38.465
43.398
48.461
Kota Pekalongan
3.477
3.804
1.091
Kota Tegal
2.388
2.635
2.847
tertinggal
di
sekitarnya
dalam
suatu
sistem
wilayah
Meningkatkan keberpihakan pemerintah untuk mengembangkan wilayahwilayah tertinggal dan terpencil sehingga wilayah-wilayah tersebut dapat
tumbuh dan berkembang secara lebih cepat dan dapat mengejar
ketertinggalan
pembangunannya
dengan
daerah
lain.
Pendekatan
service
obligation (USO)
dan
3.5.4
3.5.5
maupun
dalam
melayani
kebutuhan
warga
kotanya.
3.5.7
3.5.8
3.5.9
3.6 Sektor-Sektor
Unggulan
yang
menunjang
pembangunan
dan
BAB IV
PENUTUP
4.1. Kesimpulan
Guna meningkatkan pembangunan nasional harus didukung dengan
pembangunan daerah yang dilaksanakan secara serasi dan terpadu dalam rangka
mewujudkan
keserasian
dan
keseimbangan
Pembangunan
Nasional.
dalam
hubungan
antar
daerah
yang
menyebabkan
konflik
berkepanjangan.
Untuk menguranggi ketimpangan tersebut perlu diperhatikan nasib daerahdaerah yang secara absolut memang miskin sumber daya alam dan sumber daya
lainnya (tenaga kerja yang trampil, teknologi, modal/investasi) agar dareah miskin
ini bisa menjadi setara dengan daerah daerah lainnya.