Pak Moeadi
Pak Moeadi
KATA PENGANTAR
Buku ini merupakan pedoman pembelajaran mahasiswa yang mengambil mata
Kuliah Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3), oleh karena itu wajib dimilikinya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) adalah program nasional yang dipakai
sebagai acuan penyelenggara perusahaan dalam mengelola industrinya.
Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) termasuk program pembangunan
ketenagakerjaan yang diandalkan agar berperan dalam mewujudkan produktivitas
kerja optimal.
Slogan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) setiap tahunnya terpasang di
halaman kawasan industri memperlihatkan betapa pentingnya menyadarkan
masyarakat mampu membudayakannya dalam setiap aktivitas kerja.
Semoga buku ini memberikan manfaat bagi mereka pemerhati Keselamatan
dan Kesehatan Kerja (K3) dimanapun berada.
Malang,
Juli 2006
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..........................................................................................
DAFTAR ISI........................................................................................................ ii
BAB 1
BAB 2
BAB 3
10
BAB 4
16
BAB 5
PSIKOLOGI KERJA........................................................................
20
BAB 6
26
BAB 7
HYGIENE PERUSAHAAN.............................................................
32
BAB 8
TOKSIKOLOGI INDUSTRI............................................................
39
BAB 9
ERGONOMI....................................................................................
43
BAB 10
47
BAB 11PENYEBAB KECELAKAAN KERJA..................................................
51
BAB 12
PENANGGULANGAN KEBAKARAN..........................................
55
BAB 13
GIZI KERJA.....................................................................................
59
PUSTAKA ACUAN
ii I
BAB
1.
K3
dalam
kehidupan
bermasyarakat
berarti
bahwa
kesehatan
kerja
diselenggarakan
untuk
mewujudkan
BAB 2
UNDANG-UNDANG TERKAIT DENGAN K3
Pentingnya mempelajari undang-undang adalah memberikan kekuatan hukum,
peraturan-peraturan kepala bermasyarakat untuk dipatuhi dan dilaksanakan terkait
dengan tugas-tugas kerja.
Setiap warga negara berhak mematuhi hukum yang berlaku dan setiap pelanggaran
dikenakan sangsi sesuai dengan penjelasan dalam undang-undang.
1.
bahwa,
kesehatan
kerja
diselenggarakan
untuk
mewujudkan
10
produktivitas.
hubungan
industrial
sebagai
bagian
dari
pembangunan
11
12
fungsi
menciptakan
kemitraan
yang
mengembangkan
usaha
13
BAB 3
SISTEM MANAJEMEN K3
Dalam kegiatan industri segala kendala kerja harus disingkirkan, pengelola industri
menghendaki produktivitas dicapai secara maksimal. Sistem manajemen K3 (SMK3)
hakekatnya mengungkap kelemahan operasional dalam pekerjaan yang memungkinkan
terjadi kecelakaan kerja.
Manajemen
perusahaan
membuat
kebijakan
menetapkan
sasaran
melalui
Asas Manajemen K3
Dalam dunia usaha pertimbangan ekonomi menjadi pertimbangan yang selektif
dalam mengelola perusahaan. Produktivitas menjadi sasaran utama (target
oriented), namun dipertimbangkan juga masalah K3 yang mencakup biaya
kecelakaan dan biaya pencegahan juga dipertimbangkan.
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor sistem produksi yang sering terlibat
dalam kecelakaan kerja, oleh sebab itu sub sistem perangkat lunak seperti
14
profesionalitas
tenaga
kerja,
kebijakan
dan
persyaratan
kerja
harus
dipertimbangkan. Hal yang sama sub sistem perangkat kerja seperti sumber
produksi dan proses produksi serta mutu produksi dan proses produksi serta mutu
produksi harus berjalan sinergis.
Secara umum kecelakaan kerja diartikan kejadian yang tidak dapat diduga,
tetap juga bisa diramalkan akibat perbuatan dan kondisi yang tidak memenuhi
persyaratan dapat mengakibatkan kecelakaan kerja.
Perbuatan bahaya (an safe act) harus mendapat perhatian serius dari
manajemen K3, beberapa indikator yang dapat ditampilkan atas perbuatan
berbahaya
antar
lain
Pertama,
kekurangan
pengetahuan
dalam
kerja
15
16
yang mungkin timbul oleh proses produksi sehingga menurunkan derajat kesehatan;
kesejahteraan dan produktivitas kerja dan penyerasian di antara tenaga kerja dan
pekerjaannya dengan tujuan kegairahan dan efisiensi kerja serta dampak
promosional dalam meningkatkan derajat kesehatan tenaga kerja.
Sistem manajemen K3 berdasarkan Permen Naker No. Per 05/Men/1996
mengemban tugas : membentuk struktur organisasi K3, perencanaan dan
pengenterapan fungsi K3 di perusahaan.
Penerapan sistem manajemen K3 mencakup komitmen dan kebijakan,
perencanaan SMK3, penerapan SMK3, pengukuran dan evaluasi, peninjauan ulang
dan peningkatan manajemen.
Manajemen K3 merupakan ilmu perilaku yang mencakup aspek sosial dan
aspek eksak dalam pengambilan keputusan.
KEBIJAKAN MANAJEMEN
KECELAKAAN KERJA
KERUGIAN MATERI
Akar Permasalahan
Gejala
Kejadian
17
Ketiga, manajemen administrasi, prinsip dasar tata tertib dan tata kerja, faktor
penting manajemen selaku penguasa tunggal, titik tumpuan organisasi yang teratur.
Keempat, manajemen ilmiah prinsip dasar hasil penelitian dan kemampuan
interprestasi, faktor terpenting dalam perusahaan mutu produksi dan penambahan
nilai titik tumpuan pola keputusan manajerial.
Kelima, manajemen sasaran, prinsip dasar pembinaan sumber daya manusia,
faktor terpenting prestasi karyawan, dan titik tumpuan sasaran pembinaan.
Kelima teori manajemen tersebut manusia atau karyawan selalu terlibat dalam
pemikiran, namun dicarikan teori manajemen mana yang paling cocok dalam
ukuran K3.
Dalam perusahaan adalah dua substansi yang saling berhubungan kuat dalam
melaksanakan pekerjaan rutin yaitu manajemen perusahaan dalam hal tertentu
disebut manajer, mereka bertanggung jawab sepenuhnya mengelola unit kerja.
Secara struktural telah diatur pembagian tugas dan kewenangan (delegation of
authority), semua tata tertib dan norma-norma kerja diatur oleh manajemen.
Berikutnya adalah komunitas karyawan, adalah sekumpulan tenaga kerja yang
berfungsi sebagai tenaga kerja (Operation on the job). Komunitas karyawan
diharapkan orang-orang yang profesional di bidangnya.
Kedua substansi (manajerial dan komunitas karyawan) harus komunikatif,
keduanya tidak ada peluang untuk saling menjatuhkan, keduanya saling sinergis.
Pemahaman bi partite adalah meletakkan dasar hubungan simbiosis, keduanya
memiliki persamaan persepsi dalam memajukan perusahaan dan meningkatkan
produktivitas kerja.
Pemahaman tri partite adalah langkah hubungan simbiosis, keduanya memiliki
persamaan persepsi dalam memajukan perusahaan dan meningkatkan produktivitas
kerja.
Pemahaman tri partite adalah langkah hubungan simbiosis antara dinas terkait
yang membidangi masalah tenaga kerja dan manajemen perusahaan serta observasi
fisik kegiatan tenaga kerja oleh dinas terkait setelah otonomi daerah diberlakukan
kewenangan dinas tenaga kerja diberikan otoritas pengawasan ke daerah industri di
wilayahnya masing-masing. Dinas tenaga kerja (pengawas keselamatan dan
18
19
BAB 4
PERLINDUNGAN TENAGA KERJA
Pembangunan sektor ketenagakerjaan adalah salah satu bagian dari pembangunan
nasional, diarahkan pada peningkatan martabat dan kemampuan manusia serta
menanamkan kepercayaan diri sendiri dalam rangka mewujudkan masyarakat sejahtera
dan menanamkan jiwa spiritual.
Peran serta tenaga kerja semakin meningkat, oleh sebab itu kepada tenaga kerja
perlu diberikan perlindungan hukum, pemeliharaan kesehatan dan peningkatan
kesejahteraannya sehingga dapat meningkatkan produktivitas kerjanya.
Bentuk perlindungan hukum dan lain sebagainya diselenggarakan dalam program
jaminan sosial tenaga kerja dan program pelayanan kesehatan.
1.
20
Pemeriksaan Kesehatan
21
pemeriksaan
kesehatan ini bisa cepat diketahui apakah penyakit yang diderita itu merupakan
penyakit akibat kerja atau bukan.
Program pemeriksaan kesehatan tenaga kerja atau pemantauan biologic
berusaha mengukur parameter yang berhubungan langsung dengan pengaruh
kesehatan berbagai bahan yang menyebabkan gangguan kesehatan. Pemantauan
biologic merupakan cara terbaik untuk menduga resiko kesehatan bagi tenaga kerja
yang terpapar.
Terutama proses produksi yang menggunakan bahan-bahan toksik tinggi
seperti bahan berbahaya beracun (B3) yang bisa mengancam kesehatan berdampak
akut. Maka pemeriksaan kesehatan dampak pemaparan harus diperiksa secara teliti
(biologic health monitoring) juga melakukan pengukuran kadar bahan terpakai
(dosis internal measurement).
Dasar keputusan Menteri Tenaga Kerja No : KEP. 64A/MEN/1992 tanggal 15
Februari 1992 sebagai dasar pedoman diagnosis dan penilaian cacat karena
kecelakaan dan penyakit kerja. Keputusan ini memberikan pertimbangan bahwa
pengaruh aneka industri yang menyebabkan peningkatan penyakit maupun
kecelakaan kerja, di sini pentingnya pemeliharaan kesehatan kerja.
Dengan demikian tim medis sesuai dengan spesialisasi keahliannya diberikan
wewenang melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
Beberapa bidang penyakit yang terus-menerus dilakukan pemeriksaan
kaitannya dengan pekerjaan antara lain : Pertama, bidang penyakit mata, banyak
penyebab sehingga mengganggu normalitas penglihatan, diantara pengaruh cahaya,
debu dan berkurangnya daya akomodasi.
22
23
BAB 5
PSIKOLOGI KERJA
Dewasa ini, semua industri merekrut tenaga kerja sesuai kebutuhan dalam
menetapkan pekerjaan sesuai dengan kapasitasnya dalam rangka mengisi lowongan
jabatan.
Industri sadar dalam pentingnya menetapkan pekerjaan sesuai dengan latar
belakang personal, baik latar belakang pendidikan, bakat dan sikap.
Proses pengembangan kecakapan dipenuhi melalui program pelatihan program ini
diharapkan memperoleh nilai tambah pengetahuan, keterampilan dan mempertinggi
daya kerja, mengembangkan cara berfikir kritis dan inovatif.
1.
24
kecakapan
kerja
dilaksanakan
dengan
berbagai
cara
25
harus
menawarkan
produk-produk
unggulan
yang
memiliki
26
27
Lingkungan kerja yang tenang, aman dan manusiawi merupakan faktor yang
sangat berperan dalam terciptanya kegairahan kerja.
Untuk menciptakan lingkungan kerja yang sehat, diperlukan perencanaan
sebagaimana terpenuhinya keseimbangan dinamis yang diungkapkan di muka.
3.
kerja
(rolling),
keadaan
standar.
Kemudian
faktor
sosial
yang
28
menggambarkan interaksi sosial atasan dan bawahan dan terakhir faktor finansial
berupa besarnya gaji dan jaminan sosial.
Faktor pendorong untuk mencapai taraf penghidupan adalah kepuasan yang
mempengaruhi mental spiritual, berbagai kebutuhan primer seperti kebutuhan
sandang, pangan dan papan (basic needs). Kedua, kebutuhan perasaan aman baik
rasa lahir dan rasa batin (safety needs). Ketiga, kebutuhan saling menghargai, saling
rasa memiliki (social needs). Keempat, kebutuhan akan harga diri (esteem needs).
Dan kelima, kebutuhan akan hak mengungkapkan pendapat, ide berfikir untuk
perbaikan (self actualization needs). Disamping itu manajemen terus menerus
melakukan upaya perbaikan melalui Pembentukan Panitia Keselamatan Kesehatan
Kerja (P2K3), sebagai kegiatan panitia tetap ikut berpartisipasi menciptakan
kondisi yang harmonis dan secara aktif menyebarkan informasi tentang budaya K3.
Tenaga kerja berprestasi adalah indikator utama suksesnya perusahaan,
berbekal pengetahuan dan pengalaman yang dimilikinya tenaga kerja yang
bersangkutan memegang predikat : better safety on the job.
29
BAB 6
KESEHATAN DAN DAYA KERJA OPTIMAL
Berbagai kemungkinan gangguan kesehatan kerja serta upaya penanggulangannya
merupakan masalah realita yang harus dikerjakan seiring kemajuan dan perkembangan
industri.
Kondisi lingkungan kerja sering disebut-sebut sebagai faktor penyebab daya
kerja kurang optimal dan akan berpengaruh pula pada gangguan kesehatan atau terkena
penyakit yang disebabkan pekerjaan.
Keadaan semacam ini menjadikan masalah tersendiri dari kebijakan
manajemen dalam sistem perlindungan kerja yang meliputi tindakan-tindakan
pencegahan salah satu diantaranya tersedianya jaminan sosial tenaga kerja dan
memperbaiki kondisi lingkungan kerja.
1.
30
Kadang-kadang terjadi beban kerja dari ketiga aspek aktivitas terakumulasi secara
terpadu kelak mempunyai penilaian tersendiri.
Dalam melaksanakan pekerjaan di perusahaan terlihat juga beban yang
terakumulasi atau sebagian dari beberapa aspek tertentu ditambah dengan beban
tambahan (extra loads) akibat lingkungan kerja.
Terdapat lima faktor penyebab tambahan yaitu faktor fisik yang meliputi
penerangan cahaya, suhu ruang, kebisingan dan radiasi, faktor kimia adalah
pengaruh zat kimia seperti gas, uap, debu dan cairan proses kimia paparan zat kimia
(chemical hazards) sangat membahayakan kesehatan. Berikutnya faktor fisiologis
yang memperhatikan sikap perilaku pekerja terhadap pekerjaannya dan konstruksi
mesin yang memerlukan tindakan adaptasi bagi pekerjanya, kemudian faktor
biologi seperti terkena virus binatang, gigitan ular dan sengatan lebah, dan terakhir
faktor mental psikologis faktor ini menggambarkan suasana kerja dan iklim
interaksi sesama maupun interaksi karyawan / pekerja dengan atasannya.
Kapasitas kerja lebih menyangkut keterampilan dan kemauan bekerja,
kesegaran fisik, motivasi dan sebagainya. Kesegaran fisik akan mencerminkan
produktivitas kerja seseorang. Demikian pula keadaan gizi terutama pekerja teknik
sebagai penentu derajat produktivitas kerja.
Lingkungan
kerja
juga
mempengaruhi
produktivitas
kerja,
misalnya
31
kinerja seseorang, kelembaban udara, kecepatan aliran udara dalam ruang kerja
berpengaruh terhadap tubuh manusia.
Mekanisme pertukaran panas antara tubuh dengan lingkungan sekitarnya perlu
dianalisis misalnya radiasi, konduksi, evaporasi. Suatu saat akan terjadi
aklimatisasi, suatu proses adaptasi fisiologis terhadap lingkungan kerja yang
ditandai dengan pengeluaran keringat yang meningkat.
Radiasi di tempat kerja mempengaruhi fisik tenaga kerja, seperti radio
elektromagnetik (micro waves), radiasi panas, sinar infra merah, sinar ultraviolet,
radiasi radio aktif. Cara pengukuran di tempat kerja melalui beberapa cara sesuai
dengan kapasitasnya masing-masing.
Gelombang mikro mempunyai pengaruh kepada tenaga kerja yang bekerja di
daerah sumber radiasi terutama gangguan faali tubuh sampai tahapan akhir sumber
radiasi mempengaruhi sistem peredaran terutama syaraf terkecil.
Sinar lazer termasuk emisi energi tinggi ( pengelasan, pelapisan ) dana operasi
bidang kedokteran, efek utama sinar lazer terhadap manusia adalah mata dan kulit,
kerusakan mata terutama pada retina dan menimbulkan kebutaan.
Sinar infra merah terdapat pada tanur tuang., sinar inframerah, menyebabkan
katarak, dan sinar ultraviolet dihasilkan atas proses pengelasan, sinar matahari,
maka gunakan kaca mata khusus.
Sinar radio aktif memiliki sinar alpha, daya tembus radio aktif menyebabkan
penyakit akur-kronis tergantung nilai pemaparan. Sinar alpha, sinar beta dan sinar
gama dimiliki oleh sinar radio aktif, komulatif sinar-sinar tersebut mengakibatkan
kelainan sistemik dan menyebabkan pada kematian.
Kasus bau-bauan termasuk pencemaran udara, mekanisme penciuman
tergantung perubahan-perubahan cuaca lokasi kerja dan faktor dari luar. Dalam
keadaan bekerja bisa dibedakan antara penyesuaian atau adaptasi lingkungan dan
kelelahan penciuman, adaptasi akan menjadi kurang pekanya setelah di rangsang
bau-bauan terus menerus, sedang kelelahan penciuman apabila sudah tidak mampu
mencium kadar bau tersebut dan mengganggu kesehatan. Salah satu cara praktis
adalah bantuan air conditioning dan memakai masker khusus.
Beban kerja lain dalam kaitannya tempat kerja yaitu pengaruh debu. Dalam
tinjauan toksikologi industri bahan-bahan penyakit akibat kerja antara lain debu,
32
dalam lingkungan kerja pasti terdapat debu yang aneka ragam asalnya, dianggap
berbahaya adalah debu kapas, debu semen, debu berkadar besi, debu asbes.
Debu yang mengganggu kenikmatan kerja adalah debu yang tidak fibrosis
kepada paru, namun atas penghirupan masih mempunyai reaksi potensial misalnya
mengganggu penglihatan, hidung dan tenggorok. Debu kapas (byssinosis), debu
logam seng, mangan (berryliosis), debu timah kategori berbahaya. Mengingat sudah
masuk kategori berbahaya, maka penanganan baik preventive maupun curative
diperlukan diagnosa medis spesialis.
Penyakit paru akibat kerja adalah penyakit yang disebabkan oleh pemaparan di
lingkungan kerja dari debu, gas dan asap. Kelainan yang terjadi bisa akut dan
kronis yang berkepanjangan. Keluhan penyakit berupa batuk, sesak napas dan nyeri
dada.
Membina lingkungan kerja adalah tanggung jawab manajemen, pendekatan
melalui pengendalian secara mekanik teknis seperti substitusi, isolasi, ventilasi dan
segregsi, berikutnya pengendalian secara administrasi yaitu pemeriksaan kesehatan,
rotasi dan fasilitas sanitasi serta kegiatan penyuluhan dan pelatihan serta seminar
internal.
Udara dalam ruang kerja sangat perlu diperhatikan, karena dalam ruang kerja
sangat banyak kontaminasi udara tercemar antara lain gas dan mikroba.
Diusahakan kualitas udara dalam rang dan sekitarnya dalam kondisi sehat dan
kenyamanan, diatasi melalui ventilasi. Sekarang melalui teknologi sejak udara
antara lain super plasma ionizer atau virus doctor, mikro plasma ion. Dengan
program indoor air quality diharapkan ruang kerja memperbaiki kondisi sirkulasi
udara. Tujuan utama adalah mempertahankan suhu tubuh normal sekitar 37o C.
Mengontrol suhu iklim kerja menggunakan indek suhu bola basah (ISBB) yang
merupakan parameter iklim kerja, suhu tubuh dipertahankan menetap yaitu akibat
kesetimbangan panas tubuh metabolisme dan pertukaran panas diantara tubuh
dengan lingkungan.
Pertukaran panas antara lain karena konduksi, radiasi dan evaporasi.
2.
33
34
Gangguan paru akibat pemaparan faktor risiko di tempat kerja antara lain
berupa : debu, gas, uap dan asap. Penyakit paru dapat berupa kelainan kronik dan
kelainan akut, diagnosis melalui anamnesis yaitu tentang riwayat pekerjaan
termasuk zat pemaparan. Keluhan penyakit seperti batuk, nafas, nyeri dada, mengi.
Gangguan akibat radiasi, akibat pemaparan radiasi di tepat kerja misalnya proses
pengelasan, pengobatan, pemeriksaan sinar lazer, akibat pemaparan laboratorium
tentang patologi anatomi, hemoglobin dan penyakit lain akibat kerja. Gangguan
syaraf (neurology), disebabkan gangguan metabolisme, infeksi dan traumatic
sehingga kelainan system syaraf bisa kelainan motorik, kelainan sensibilitas. Susah
juga bila terjadi gangguan syaraf motorik bisa menjadikan kelumpuhan.
Gangguan kulit, akibat pekerjaan dan lingkungan kerja yang berupa faktor
resiko fisik, kimia, mekanik dan psikologik. Diagnosis meliputi : anamnesis
(keluhan, riwayat pekerjaan), hasil pemeriksaan dokter, secara patogenesis
gangguan kulit karena iritasi yaitu proses merusak kulit dan alergik terjadi
dermatitis akibat mekanisme hipersensitivitas dan dermatomikosis disebabkan oleh
jamur, perubahan warna kulit hipo atau hiperpigmentasi, tumor ganas kulit.
Tumor ganas kulit disebabkan oleh zat bersifat karsinogen seperti sinar
ultraviolet, radiasi ionisasi, sinar x, sinar beta.
Oleh sebab itu pekerjaan pengelasan, pekerjaan penempaan dan pekerja pada
tanur pengecoran logam harus mendapatkan proteksi.
35
BAB 7
HIGINIE PERUSAHAAN
Tujuan utama higinie perusahaan adalah melindungi pekerja dan masyarakat sekitar
perusahaan dari pengaruh bahaya yang timbul. Kegiatannya adalah melakukan
pengukuran setiap akses produksi agar mengetahui bahaya-bahaya (polutan) yang
timbul baik secara kualitatif maupun kuantitatif, serta berusaha melakukan perbaikan
dan pencegahan, cara kerja higinie perusahaan adalah masalah teknik.
Pertama-tama yang harus diketahui tentang keberadaan dan peran higinie
perusahaan adalah mengenal keberadaan perusahaan dan macam produksinya,
kemudian bahan baku apa yang diolahnya, bagaimana pula proses kerja dari unit
kerjanya, bahan-bahan penolong macam apa yang digunakan, berikutnya macam limbah
yang dihasilkan apakah limbah padat, cair dan bau.
Khususnya pemeriksaan terhadap tenaga kerja, secara rutin dilakukan pemeriksaan
kesehatan, monitoring daya kerja, menerima keluhan dari pekerja apa yang dirasakan
selama bekerja.
1.
37
Pencemaran zat cair didesain fasilitas pengelola air limbah industri (waste
water treatment plant), selepas ini dimonitor terus sampai pada batas toleransi yang
ditetapkan. Pencemaran udara sangat mengganggu pernafasan, karena itu setiap
industri harus mematuhi NAB yang ditetapkan, pengujian emisi dilakukan setiap
saat. Desain perlengkapan (safety treatment) dipasang pembersih debut (dust
collector), dan dilepas ke udara bebas.
Pencemaran tanah akibat limbah cair, sampah padat. Pengolahan yang
beraktifitas pengeboran minyak, pembuangan limbah harus dipetakan diluar area
pertanian subur.
Proses pembakaran harus di tempat yang disediakan jauh dari komunitas penduduk,
dan pemusnahan racun dari endapan harus ditanam dalam area tertentu.
Mengingat pertumbuhan industri berada di wilayah kerja tertentu maka perlu
ada keputusan pemerintah daerah yang mengikat. Peraturan pemerintah daerah
yang mengikat. Peraturan dituangkan dalam Keputusan Gubernur Daerah Tingkat
Satu Jawa Timur Nomor 129 Tahun 1996 tentang Baku Mutu Udara Ambien dan
Emisi Sumber tidak bergerak berlaku di Propinsi Daerah Tingkat Satu Jawa Timur.
Pedoman tentang baku emisi yang dinyatakan dalam NAB diharapkan industri
harus mematuhi dengan penuh tanggung jawab.
Industri berwawasan produktivitas ramah lingkungan (green productivity)
merupakan program yang terpadu, peraturan mengenai lingkungan mendorong
industri mengurangi emisi dengan memasang instalasi peralatan pengurangan
polusi gas dan pengolahan air limbah.
Integrasi pengendalian pencemaran meliputi berbagai basis seperti sumber
produksi, proses produksi, peran informasi, pemulihan memantau kualitas
lingkungan.
Evaluasi masing-masing basis dilakukan menurut karakter masing-masing
substansi, misalnya proses produksi bahan baku apa yang diolah, proses produksi
apakah menggunakan bahan kimia serta limbah yang dihasilkan apakah
membahayakan bagi karyawan. Selanjutnya evaluasi lingkungan dilakukan melalui
pengukuran, statistik pengukuran menjadi andalan untuk dianalisis.
Industri yang maju harus berorientasi pada occupational health and safety atau
Hiperkes dan keselamatan kerja. Hiperkes lebih berorientasi pada upaya agar
38
tenaga kerja sehat dan produksi, dan keselamatan kerja lebih ditekankan pada aspek
teknis
dalam
melaksanakan
pekerjaan
berpedoman
pada
undang-undang
39
40
2.
Penyakit paru dan saluran pernafasan yang disebabkan oleh debu logam.
3.
4.
5.
Alveolitis allergika disebabkan faktor dari luar akibat penghirupan debu organik.
6.
7.
8.
9.
10. Penyakit yang disebabkan oleh mangan atau persenyawaannya yang beracun.
41
11. Penyakit yang disebabkan oleh arsen atau persenyawaannya yang beracun.
12. Penyakit yang disebabkan oleh raksa atau persenyawaannya yang beracun.
13. Penyakit yang disebabkan oleh timbal atau persenyawaannya yang beracun.
14. Penyakit yang disebabkan oleh flour dan persenyawaannya yang beracun.
15. Penyakit yang disebabkan oleh karbon disulfida.
16. Penyakit yang disebabkan oleh derivate hologen persenyawaan hidrokarbon alifatik
atau aromatik yang beracun.
17. Penyakit yang disebabkan oleh benzena atau homolognya yang beracun.
18. Penyakit yang disebabkan oleh derivate hidro dan amina dari benzena atau
homolognya yang beracun.
19. Penyakit yang disebabkan oleh nitrogliserin atau ester asam nitrat.
20. Penyakit yang disebabkan oleh alkohol, glisol dan keton.
21. Penyakit yang disebabkan oleh gas atau uap penyebab asfiksia dan beracun seperti
karbon monoksida, hidrogesianida, hidrogen sulfida, atau derivatnya yang beracun,
amoniak seng, braso dan nikel.
22. Kelainan pendengaran yang disebabkan oleh kebisingan.
23. Penyakit yang disebabkan oleh getaran mekanik (kelainan otot, urat, tulang
persendian, pembuluh darah tepi atau syarat tepi).
24. Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan dalam udara yang bertekanan lebih.
25. Penyakit yang disebabkan oleh radiasi elektromagnetik dan radiasi yang mengion.
26. Penyakit kulit ( dermatosis ) yang disebabkan oleh penyebab fisik, kimiawi atau
biologik.
27. Kanker kulit epitelioma primer yang disebabkan oleh teripic, bitumen, minyak
mineral antrasena atau persenyawaan, produsen atau residu dari zat tersebut.
28. Kanker paru atau mesotelioma yang disebabkan oleh asbes.
29. Penyakit infeksi yang disebabkan oleh virus, bakteri atau parasit yang didapat
dalam suatu pekerjaan yang memiliki resiko kontaminasi khusus.
30. Penyakit yang disebabkan oleh suhu tinggi atau rendah atau panas radiasi.
31. Penyakit yang disebabkan oleh kimia lainnya termasuk bahan otot.
Keterangan :
42
BAB 8
TOKSOLOGI INDUSTRI
Di zaman industrialisasi penggunaan bahan-bahan kimia hampir menempati proses
industri, sehingga diperlukan pemikiran pengaruhnya terhadap gangguan kesehatan,
terutama bahan-bahan kimia dinilai cukup tinggi (chemical hazards). Oleh sebab itu
kalangan medical di bidang kesehatan kerja menaruh perhatian sangat besar terhadap
pemaparannya.
Nilai ambang batas sebagai alat indikator berfungsinya pengukuran kualitas baik
dalam masa penggudangan (storage system), maupun dalam proses-proses berikutnya
(continuity process).
Toksikologi adalah ilmu tentang racun dan cara kerja racun dan terhadap gangguan
kesehatan saat melakukan tugas dalam kerja. Toksikologi industri lebih mengkhususkan
pengaruh toksis bahan-bahan baik metal dan metalloid yang masuk ke dalam tubuh baik
dalam wujud padat, cair dan gas.
1.
toksikologi
industri
menjadi
sangat
penting
terutama
43
situasi
yang
ideal
aspek
kesehatan
dan
keselamatan
kerja
44
deteksi yang cermat kaitannya dengan kesehatan kerja secara periodik harus
terukur. Betapa pentingnya nilai ambang batas yang berfungsi sebagai patokan
melindungi tenaga kerja beraktivitas dan proteksi dalam lingkungan kerja. Nilai
ambang batas bahan setidaknya bisa dipakai standar apakah seseorang masih
mampu secara tetap 8 jam perhari atau 40 jam setiap minggu, dengan persyaratan
tidak mengakibatkan gangguan kesehatan atau berpenyakit akibat kerja.
Mengetahui secara tepat nilai ambang batas sangat penting apakah toksik
berpengaruh terhadap daya kesehatan dana bereaksi secara faali oleh bahan dengan
kadar tertentu. Nilai Ambang Batas (NAB) atau Threshold Limit Value (TLV)
adalah
kadar
tertentu
suatu
bahan
sehingga
seseorang
masih
sanggup
menghadapinya secara kurun tertentu dengan tidak ada tanda penyakit kronis.
Nilai ambang batas dapat dipakai pedoman untuk perencanaan dinyatakan
aman (no exposure level), disamping itu nilai ambang batas sebagai standardisasi
perbandingan. Terdapat ukuran yang lain yaitu kadar tertinggi diperkenankan
(KTD) atau maximum allowable concertration (MAC) adalah dimensi di atas NAB
kadar ini kadang-kadang dipergunakan untuk kepentingan proses produksi tertentu.
Jenis gangguan kesehatan atau penyakit akibat hubungan kerja dari bahan
tertentu dengan gradasi KDT mengakibatkan penyakit akut.
Efek Akut
Perubahan Faali
Dosis
NAB
Perubahan Perilaku (efek kronis)
Biokimia tubuh
Beban faali
Gejala Tertentu
Grade
45
Keterangan :
(1) -
Non Toxic
(2) -
(3) -
Moderately
toxic,
mendapatkan
perhatian
khusus
secara
medis
(5) -
2.
3.
4.
5.
6.
7.
Senyawa organik (as bestos, hidrogen flourida, hidrogen sulfide, amonia, asam
sulfat, pestisida).
8.
9.
Kebisingan.
46
BAB 9
ERGONOMI
Ergonomi adalah aktualisasi ilmu biologis tentang faal manusia terhadap efisiensi
kerja, bersama ilmu teknik dan teknologi melakukan optimalisasi penyesuaian kerja
diukur dari nilai produktivitas.
Sikap badan (biomekanika) dan gerakan Faalli kontinu (kinetika) merupakan
rangkaian ergonomi.
Keuntungan desain ergonomi adalah faktor kenyamanan dan efisiensi kerja,
pekerjaan lebih cepat, mengurangi resiko kecelakaan, faktor kecelakaan ditekan secara
alamiah.
Obyek utama ergonomi adalah upaya memperdayakan otot dan tulang dalam
ukuran tubuh seseorang sehingga menentukan kemampuan fisiknya. Ergonomi
mempunyai peranan penting industrialisasi, dengan peran desain ergonomi mengurangi
beban kerja.
1.
47
Di sini pentingnya perlengkapan kerja yang sudah diuji dan didesain secara
ergonomis, disamping memperhatikan dampak toksik karena pengaruh proses
produksi. Debu, gas, asap dan bau adalah produk sampingan, namun harus
diproteksi secara benar dan aman agar supaya kesehatan kerja tidak terganggu.
Program ergonomi meliputi penemuan problematik, pembuktian hasil observasi
(trial and errors), gerakan fisik dan sikap badan yang berpengaruh secara
sensomotoris.
Gerakan dan aktivitas kerja diperhitungkan : denyut jantung, tekanan darah,
suhu tubuh konsumsi oksigen dan produk berkeringat. Dalam beraktivitas kerja
tentu ada yang sangat dominan. Desain ergonomis, menggambarkan fungsi yang
harus dilaksanakan terhadap syarat kerja manusia, apakah kelak menjadi ruang
lingkup kerja manusia. Apabila desain ergonomic teruji efektivitasnya maka
dipastikan tuntutan jabatan dapat dipenuhi.
Konsumsi oksigen menjadi prioritas utama, begitu besar pengaruh efek
fisiologis membutuhkan oksigen relatif banyak. Referensi Stevenson 1987,
menyebutkan kebutuhan satu liter oksigen menghasilkan 4,8 kilo kalori energi.
Energi total merupakan andalan yang diperlukan, terutama pekerjaan manual.
Rekomendasi National Institute of Occupation Safety and Health memberikan nilai
pentingnya peranan ergonomic dalam beraktivitas kerja (action limit) khususnya
manual handlings. Contoh mengangkat beban 5 kg sampai 15 kg tidak diperlukan
khusus, mengangkat beban 15 sampai 25 kg diperlukan metode mengangkat,
mengangkat 25 kg sampai 35 kg diperlukan rancang bangun dan angkat di atas 35
kg harus dibantu peralatan mekanik.
Safety engineering merupakan desain teknologi ditekankan pada indifikasi
hazards yang berdampak pada gangguan kesehatan kerja. Difinitif safety
engineering diartikan sebagai strategi pengendalian kecelakaan, penggunaan
proteksi, penerapan norma kerja yang akhirnya untuk perlindungan keselamatan.
Safety desain meliputi product penelitian dikembangkan dalam development
process. Bila ternyata memberikan bukti andalan diaplikasikan dalam factory
activity.
48
2.
49
Kelelahan mental
2.
Kelelahan visual
3.
4.
5.
50
BAB 10
PENCEMARAN LINGKUNGAN
Undang-Undang
Republik
Indonesia
Nomor
23
tahun
1997.
untuk
51
digunakan, mengurangi
pemaparan
bahan-bahan yang
52
2.
teknologi
melahirkan
akumulasi
bahan
pencemar
dan
53
54
BAB 11
PENYEBAB KECELAKAAN KERJA
hal
yang
disebutkan
diatas
bisa
menyebabkan
kurang
Apabila sudah diterima sebagai tenaga kerja masih diperlukan masa pelatihan
dan bimbingan kerja masa pelatihan diperlukan untuk memenuhi tiga aspek, yaitu
aspek pengetahuan, aspek keterampilan dan aspek dedikatif.
Bimbingan diarahkan pada profesionalitas kerja, keyakinan bahwa program
keselamatan dan kesehatan kerja adalah kepentingan bersama, Referensi
Internasional Labour Organization (ILO) dalam accident preventif pengarahan
menetapkan manajemen menuntut partisipasi dan kerjasama semua pihak agar terus
mempertahankan kondisi kerja yang aman (safe working conditions).
Kebiasaan berperilaku kerja yang baik dan mengikuti prosedur akan dapat
menjamin produktivitas kerja optimal. Disisi lain tenaga kerja mempelajari
berbagai perkembangan teknologi untuk mampu berinteraktif secara fisiologis.
2.
56
Sistem pencatatan kecelakaan kerja merujuk nota ILO adalah pertama angka
kekerapan kelemahan (accident frequeny rate), kedua angka kejadian kecelakaan
(accident incidence rate) dan ketiga angka keparahan (severe rate).
Ketiga pencatatan kecelakaan tersebut diformalisikan dalam rumus :
Accident Frequency Rate (FR) sebagai berikut :
FR
Disamping itu ada juga laporan angka sakit (Morbility Rate) angka sakit
tersebut mencakup penyakit umum dan penyakit akibat kerja untuk suatu penyakit.
IR
Kemudian dilaporkan juga angka kematian (mortalitiy rate) angka kematian ini
meliputi : angka kematian awal dari semua sebab penyakit (crude death rate).
CD
57
SD
58
BAB 12
PENANGGULANGAN KEBAKARAN
Disetiap perusahaan diharuskan terpasang unit instalasi pemadam kebakaran untuk
mengantisipasi bahaya kebakaran dan lingkungan kerja, telah dapat dibayangkan
apabila kobaran api membara dengan ganasnya dapat dibayangkan apapapun yang
berada didekatnya pasti dilalapnya, akibat dari peristiwa kebakaran musnahlah harta
benda yang dimiliki kecuali hanya puing-puing beserta abu yang tersisa dapat akibatnya
dengan penyelesaian dan kesedihan sebagai dan bencana yang tidak boleh diremehkan.
Melawan kebakaran merupakan perlombaan antara kecelakaan dan kecekatan
dalam menguasai alat pemadam kebakaran terhadap waktu. Petugas di katakan menang
apabila mengusai kebakaran api dalam waktu sesingkat-singkatnya, dan sebaliknya akan
mengalami gagal total bila lembar memanfaatkan waktu sehingga api lebih menguasai
kerakusannya.
Bahaya kebakaran adalah suatu bahaya yang tidak diinginkan akibat ditimbulkan
adanya kontak nyala api yang tidak terkendali sehingga melalap barang-barang
sekitarnya.
Disetiap lokasi tertulis DILARANG MEROKOK adalah peringatan serius,
termasuk tindakan preventif awal bentuk pencegahan agar tidak terjadi kebakaran. Bila
terjadi proses pembakaran tindakan awal adalah menentukan titik api, karena tindakan
awal ini strategis memenuhi tepat sasaran. Peristiwa ini termasuk, represif, mengingat
kebenaran api tindakan termasuk proses kebakaran merata di ikuti dengan bunyi
peledakan yang berbahaya karena terdapat proses pertambahan tekanan yang amat
cepat akibat reaksi exothermic yang cukup besar.
1.
59
60
tersebut perlu memperhatikan arah pengaruh angin, warna asap kebakaran, lokasi
tempat kebakaran.
Klasifikasi kebakaran Indonesia mirip dengan klasifikasi di Amerika Serikat
yaitu national fire protection association yaitu kelas A yang terbakar bahan bakar
padat yang meninggalkan orang atau abu, kelas B adalah bahan bakar cair atau
yang sejenis, kelas C kebakaran akibat instalasi listrik hubungan pendek, dan kelas
D kebenaran logam. Masalah kebakaran terangkat isu karena hubungan pendek atau
konsleting pentingnya instalasi listrik harus teruji melalui biro instalatur yang
andalan sesuai dengan standar yang ditetapkan Lembaga Masalah Kelistrikan
(LMK-PLN) kontraktor instalatur listrik harus memiliki sertifikat dan tergabung
dalam Asosiasi Kontrakstor Listrik Indonesia (AKLI-PLN).
2.
61
62
BAB 13
GIZI KERJA
Berdasarkan referensi bidang kesehatan disepakati bahwa masukan gizi merupakan
salah satu penentu dalam menentukan kualitas
manusia. Kualitas
manusia
63
Masalah anemia gizi terutama kekurangan zat besi adalah gambaran turunnya
produktivitas kerja, secara konkrit dapat disimpulkan peranan status gizi secara
langsung mempengaruhi kesehatan dan kualitas kerja.
Sajian makanan diberikan saat masa istirahat dapat membantu memperbaiki
produktivitas kerja dan meniadakan kelelahan, makan pagi adalah sangat baik
berpengaruh membangun energi untuk bekerja. Jika nilai gizi terpenuhi tidak
diperlukan menambah frekuensi makan, makanan dengan gizi baik berpengaruh
mengurangi zat-zat racun. Dalam rangka promosi nutrisi kesehatan ilmu gizi sangat
berperan bagi tenaga kerja bisa sebagai model fenomena sosial budaya bagi
masyarakat bahwa makanan dengan pola tersebut memang sesuai dengan
kebutuhan kesehatan.
Energi dibutuhkan oleh setiap karyawan untuk mempertahankan daya kerja.
Kalori merupakan standar untuk mengukur nilai energi yang terkandung dalam
bahan makanan, diharapkan jangan sampai menderita kekurangan kalori protein
(protein energy mal nutrition).
Suatu gejala bila seseorang atau komunitas orang bekerja kurang semangat,
cepat lesu,
64
Makanan
Kurang
Gizi
Bergizi
Bergizi
Makanan
Olahraga
Tidak Teratur
Kebersihan Olahraga Tidak
Teratur
Jasmani
Rohani
Makan
Minum
Insidental
Gangguan Kesehatan
Pemahaman Nutrisi
Istilah gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk
memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Kesehatan dan daya kerja
sangat erat hubungannya dengan tingkat gizi seseorang.
Di dalam tubuh selalu terjadi kegiatan sel baik untuk membangun tenaga
(metabolisme). Perjalanan makanan sampai perubahan menjadi gizi melalui tiga
fase : pencernaan, penyerapan dan fase metabolisme.
Fungsi dan sumber nutrisi yang diperlukan setiap orang sebagai makanan
harian dengan komposisi karbohidrat 2%, lemak 15%, protein 20%, vitamin 1%,
mineral 5%, dan air 57%.
Tubuh memerlukan enam jenis zat gizi utama yaitu : karbohidrat sebagai
pembangkit dan sumber energi, lemak berfungsi sebagai cadangan makanan dan
pelindung terhadap cuaca, protein fungsinya pembangun jaringan sel, vitamin
sebagai pengendali pusat kesehatan dan pertumbuhan organ tubuh, mineral
berfungsi sebagai penyusunan pembentukan darah, air sebagai alat transportasi dan
menjaga suhu badan.
65
Pembawa makanan ke seluruh organ tubuh melalui darah, oleh sebab itu darah
harus baik fungsinya (tekanan darah, kadar kolesterol) harus dijaga betul tentang
keamanan makanan (food safety), upaya pencegahan pencemaran makanan harus
terdeteksi sedini mungkin, kerusakan makan oleh pengaruh zat kimia, perlakuan
fisik, di samping faktor penyimpanan.
Mundurnya kesehatan bisa diakibatkan makanan yang mempunyai nilai gizi
kurang (under nutrition). Kesehatan yang buruk menyebabkan penurunan daya
tahan tubuh dan perubahan perilaku.
Pemahaman nutrisi erat hubungannya dengan pengelolaan dan pelayanan
makanan, kemajuan dalam bidang jasa boga dewasa ini dinilai cukup baik, selaras
bertambahnya perkembangan teknologi dan industri tata boga sehingga masyarakat
sangat menaruh perhatian di bidang ini. Dengan demikian jasa boga memiliki
ketetapan khusus dalam mengatur kegiatan penyelenggaraan menu makanan yang
akan disajikan.
Selanjutnya manajemen menetapkan beberapa ketentuan yang menyangkut :
pembelian bahan makanan, penyimpanan bahan makanan, persiapan untuk
pemasakan, distribusi makanan. Berbagai ketentuan yang ditetapkan tersebut
manajemen menempatkan ahli gizi yang fungsinya mengawasi, mengelola menu
makanan untuk siap dihidangkan.
Yang tidak kalah pentingnya adalah faktor kebersihan, sanitasi di lingkungan
pekerjaan tersebut. Faktor kebersihan meliputi peralatan dapur, penataan meja,
pengaturan ventilasi dan pencahayaan serta pencucian tangan.
Penerapan sanitasi dalam penyelenggaraan makanan diperhitungkan akibat
menurunnya resiko penularan penyakit atau gangguan kesehatan yang ditularkan
melalui makanan. Sanitasi pada hakekatnya adalah usaha pencegahan penyakit dan
pengawasan terhadap faktor lingkungan yang merupakan mata rantai berhubungan
penyebaran penyakit.
Fasilitas sanitasi meliputi penyediaan air bersih, tempat cuci tangan,
pembuangan air limbah dan sampah.
3.
Olahraga Teratur
66
67
sehari semalam daya tahan seseorang mulai menurun (masa endurance), sebelum
masa endurance sebaiknya sudah berolahraga lagi.
Hal-hal yang perlu diperhatikan saat berolahraga, periksa betul denyut jantung,
bila mendadak naik atau mendadak turun dari ukuran normal maka kurangi takaran
latihan. Bila waktu latihan terjadi rasa nyeri di dada, merasa pusing keluar keringat
dingin, rasa mual menunjukkan latihan terlalu keras, sebaiknya kurangi latihan.
Diperingatkan jika pada awal latihan ternyata nafas merasa sesak berarti masa
pemanasan (warm up) kurang cukup.
Yang benar waktu berlatih berolahraga lambung dalam keadaan kosong, dua
jam sebelum latihan olahraga sebaiknya sudah selesai makan. Setelah selesai
latihan istirahat selama kurang lebih setengah jam boleh makan agak ringan, minum
bisa dilakukan sebelum atau sesudah latihan badan menjadi panas dan berkeringat,
jangan dihalangi penguapan keringat, usahakan peredaran darah cepat kembali
normal.
Setiap akan menjalankan latihan olahraga jangan lupa pemanasan dan cooling
down atau masa pendinginan dengan melakukan latihan olahraga yang teratur dan
terukur sangat menguntungkan bagi kesehatan terutama kesegaran jasmani.
Keuntungan bagi kesehatan terutama kesegaran jasmani. Keuntungan itu antara lain
: jantung menjadi lebih kuat karena otot-otot jantung bekerja dengan lancar,
menjadikan tekanan darah tetap normal, menjaga kadar lemak mengurangi serangan
jantung, berat badan cenderung stabil, kelenturan otot terpelihara dengan baik,
elastisitas tulang lebih baik, lebih tahan terhadap pengaruh stress.
68
PUSTAKA ACUAN
American conference of governmental hygienist (1993). Threshold Limit Value and
Biological Exposure Indices for 1993-1994. Cincinnati, Ohio.
Fuad Amsyari (1996). Membangun Lingkungan Sehat. Airlangga University Press.
Haryoto Kusnoputranto (1995). Toksikologi Lingkungan. Universitas Indonesia.
Fakultas Kesehatan Masyarakat .
Haryuti dan Siswanto (1990). Kebisingan. Balai Hiperkes dan Keselamatan Kerja Jawa
Timur. Departemen Tenaga Kerja.
Lembaga Informasi dan Publikasi Indonesia (1995). Petunjuk Pelaksanaan Peraturan
dan Perundangan di Bidang Ketenagakerjaan, Membudayakan Keselamatan dan
Kesehatan Kerja.
Nico. S. Kalangie (1994). Kebudayaan dan Kesehatan. Pengembangan Pelayanan
Kesehatan Primer melalui Pendekatan Sosial Budaya.Universitas Indonesia.
Purdon, P.W (1980). Environmental Health. New York. Academic Press.
69