Oleh :
KELOMPOK 5
Nama
NIM
Stephani Rehulina
J1E110027
Marisa Juliani
J1E111004
Aulia Rizali
J1E111020
J1E111069
J1E111071
Irvan Ipandi
J1E111202
Rismaya Amini
J1E111215
J1E111217
J1E112016
A. Hadi Azhari
J1E112029
J1E112042
Hj. Annisa
J1E112068
Nasrullah
J1E112205
A. Penyakit Genetika
Penyakit genetika adalah sebuah kondisi yang disebabkan oleh
kelainan oleh satu atau lebih gen yang menyebabkan sebuah kondisi yang
mencakup berbagai tingkat dalam rangkaian proses penerjemahan
informasi (ekspresi gen) genetik dari suatu organisme (Ishak, 2010).
Kelainan dan Penyakit genetik merupakan penyimpangan dari sifat umum
atau sifat rata rata manusia, serta merupakan penyakit yang muncul
karena tidak berfungsinya faktor faktor genetik yang mengatur struktur
dan fungsi fisiologi tubuh manusia (Elvita et al., 2008).
Berdasarkan sifat alelnya maka kelainan dan penyakit genetik
dapat digolongkan sebagai berikut :
1. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel dominan
autosomal
2. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan faktor alel resesif
autosomal
3. Kelainan dan penyakit genetik yang disebabkan alel tertaut dengan
kromosom seks / kelamin
4. Kelainan dan penyakit geetik yang disebabkan oleh pengaruh aberasi
kromosom
(Elvita et al., 2008).
B. Macam-macam Penyakit Genetik
Penyakit von Willebrand (vWD)
Penyakit von Willebrand (vWD) adalah kelainan yang diwariskan
secara otosomal dengan gejala perdarahan, disebabkan mutasi gen faktor
von Willebrand (vWF) sehingga terjadi defisiensi atau disfungsi vWF. vWD
merupakan penyakit yang diwariskan melalui mekanisme genetik multipel.
(Sindunata & Probohoesodo, 2006).
Pewarisan Alel Resesif Autosomal
1. Anemia sel sabit
Penyakit anemia sel sabit disebabkan oleh substitusi suatu asam
amino tunggal dalam protein hemoglobin berisi sel sel darah merah.
Ketika kandungan oksigen darah individu yang diserang, dalam keadaan
rendah (misalnya pada saat berada ditempat yang tinggi atau pada wktu
mengalami ketegangan fisik), hemoglobin sel sabit akan mengubah
bentuk sel-sel darah merah menjadi bentuk sabit. Individu yang menderita
2
banyak
lendir
yang
mempengaruhi
pankreas,
saluran
merupakan
suatu
penyakit
keturunan
yang
(lonjong)
dan
polycythemic
(banyak),
bercampur
baur
Trisomi dapat terjadi pada kromosom nomor 13, 14 atau 15. Ciri-ciri
penderita kepala kecil, mata kecil, sumbing celah langit-langit, tuli,
polidaktili, mempunyai kelainan otak, jantung, ginjal dan usus serta
pertumbuhan mentalnya terbelakang. Biasanya penderita meninggal pada
usia kurang dari 1 tahun.
7. Sindrom Cri du chat
Anak yan dilahirkan dengan delesi pada kromosom nomor 5 ini
mempunyai mental terbelakang, memiliki kepala yang kecil dengan
penampakan wajah yang tidak biasa, dan memiliki tangisan yang
suaranya seperti suara kucing. Penderita biasanya meninggal ketika
masih bayi atau anak-anak.
(Elvita et al., 2008).
C. Cara mengidentifikasi penyakit genetik
Berbagai pengamatan bersifat konsisten dengan gagasan bahwa
suatu penyakit disebabkan oleh, setidaknya sebagian, oleh pewarisan gen
mutan. Ketika peristiwa dari suatu penyakit berhubungan berbagai
pengamatan tersebut, para ahli genetika akan menjadi sangat yakin
bahwa penyakit tersebut memiliki basis genetik. Beberapa bentuk
pengamatan yang dapat mengarahkan bahwa suatu penyakit berasal dari
faktor genetik adalah diantaranya sebagai berikut. Ketika seseorang
menunjukkan suatu penyakit, gangguan ini lebih mungkin terjadi karena
berhubungan dengan genetik daripada dengan yang ditemui dalam
populasi umum. Misalnya, seseorang dengan cystic fibrosis lebih mungkin
memiliki hubungan genetik dengan penyakit ini daripada terpilih secara
acak dari populasi umum (Brooker, 2009).
Suatu penyakit tidak menyebar pada individu yang berada pada
situasi lingkungan yang sama. Gangguan yang diturunkan tidak menyebar
dari orang ke orang. Penyakit yang menggunakan jalur genetik hanya
dapat dipindahkan dari orang tua pada keturunannya selama reproduksi
seksual. Populasi-populasi yang berbeda memiliki frekuensi yang berbeda
dari suatu penyakit. Dengan adanya faktor-faktor evolusioner, frekuensi
dari penurunan sifat basanya beragam pada populasi yang berbeda.
Misalnya, frekuensi penyakit anemia sel bulan sabit pada orang Afrika dan
Asia tertentu adalah yang tertinggi dan relatif rendah pada belahan dunia
lain (Brooker, 2009).
Suatu penyakit hanya berkembang pada kelompok umur tertentu.
Banyak gangguan genetik menunjukkan waktu onset yang khas saat
penyakit tersebut nampak. Efek dari beberapa gen mutan bermula selama
8
10
11
12
selesai,
kemudian
dilakukan
processing
dengan
Hasil
dari
proses
dilasi
dan
erosi
diidentifikasi
kembali
13
tahap
sebelumnya,
dilakukan
noise
removal
dengan
cara
14
menghilangkan area yang memiliki luasan lebih kecil dari piksel yang
diinginkan.
4) Erosi
Untuk mempertajam citra sel darah yang berbentuk sabit maka
perlu dilakukan erosi, yaitu pengurangan jumlah piksel di area terluar
suatu citra sel darah. Pada gambar 4. merupakan hasil citra sel darah
yang sudah dilakukan proses noise removal dan erosi.
c. Processing
Pada tahap ini citra sel darah yang telah melalui tahap
preprocessing akan diolah kembali. Pada tahapan ini digunakan 2 jenis
metode, yaitu metode Freeman Chain Code dan Region Properties.
1) Metode Freeman Chain Code
Algoritma Kode Freeman Chain Code pertama kali diperkenalkan
oleh Freeman pada tahun 1974. Tujuan dari algoritma ini adalah untuk
merepresentasikan kontur suatu objek [4]. Algoritma Freeman Chain Code
digunakan untuk merepresentasikan piksel-piksel tepi suatu objek yang
saling terhubung dengan ukuran dan arah tertentu. Freeman Chain Code
direpresentasikan dengan 4 arah atau 8 arah mata angin, pada setiap
arah mata angin tersebut memiliki nilai yang berbeda-beda. Arah dari
suatu mata angin dikodekan dengan menggunakan skema penomoran
15
16
17
DAFTAR PUSTAKA
Brooker, R.J. 2009. Genetic Analysis and Principles. McGraw-Hill
Companies, Inc. New York.
Elvita, A., F. Widianto, H. Widiawati, Maimanah, M. Pradini, R.P. Sari, S.
Sumarlin, U. Saura, W. Yurisa & Y. Susantri. 2008. Genetika Dasar.
Faculty of Medicine, University of Riau, Riau.
Ishak. 2010. Gene Mutations, Genetic Disease and Pharmacogenetic
Genes Disorder. International Journal of Research in Ayurveda &
Pharmacy. 1: 273-286.
Noer S. H. M. 1999. Ilmu Penyakit Dalam jilid II. FKUI. Jakarta.
Riyanti, E., R. R. Oewen, E. R. Haroen, A. M. Maskoen, & M. H. Satari.
2013. Metoda Pemeriksaan Polymerase Chain Reaction Restriction
Fragment Length Polymorphism pada Deteksi Genotip
Polimorfisme C-509T Gen Transforming Growth Factor Beta 1
Penderita Thalassemia Beta Mayor. Bagian Kedokteran Gigi Anak
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Padjadjaran..
Robbins dan Cotran. 2008. Dasar patologis penyakit. Buku kedokteran
EGC, Jakarta.
Sindunata, R. & M.Y.Probohoesodo. 2006. Faktor Patogenesis dan
Diagnosis Penyakit von Willebrand. Indonesian Journal of Clinical
Pathology and Medical Laboratory. 13: 23-30.
Tamam, M., S. Hadisaputro, Sutaryo, I. Setianingsih, R. Astuti, & A.
Soemantri. 2010. Hubungan antara Tipe Mutasi Gen Globin dan
Manifestasi Klinis Penderita Talasemia. Jurnal Kedokteran
Brawijaya. 26.
18