Anda di halaman 1dari 31

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
I.

PENDAHULUAN
I.1 Latar Belakang
I.2 Tujuan

II.

PROSES PRODUKSI
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
2.1.2 Bahan
2.2. Diagram Alir
2.3. Cara Kerja ( Uraian Proses )

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil yang dicapai (uji organoleptik)
3.2 Analisa Usaha ( RAB, R/C. BEP)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
V. DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1.

Latar Belakang
Dodol waluh merupakan produk semi basah yang terbuat dari waluh atau
labu kuning. Buah waluh adalah buah yang mempunyai warna orange dan
berkulit luar yang keras. Dodol waluh berbentuk seperti bubur manis,
mempunyai tekstur kenyal dan padat. Dodol waluh mempunyai kandungan
banyak gula sehingga gampang hangus dalam pembuatannya.

Tetapi kandungan airnya tidak terlalu tinggi dan tidak terlalu rendah
sekitar 10 40 %, sehingga bisa bertahan agak lama tanpa menggunakan bahan
pengawet. Proses pembuatan dodol waluh menerapkan proses pengentalan
sehingga membutuhkan waktu yang cukup lama dan ketlatenan tinggi dalam
pembuatannya.

Sementara ini, buah waluh hanya dimanfaatkan untuk kelengkapan sayur


(lodeh) dan kolak. Komoditas buah waluh juga tidak terlalu banyak di Indonesia
sehingga sulit untuk didapat. Hal ini menyebabkan harga penjualan dodol waluh
cukup mahal. Tetapi bagi masyarakat yang menyukai dodol, harga tidaklah
menjadi masalah. Saat ini dodol waluh belum banyak ditemui dipasaran. Oleh
karena itu merupakan peluang yang bagus untuk menciptakan lapangan bagi
wirausahawan baru.

1.2

Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui cara pembuatan dodol waluh
Meningkatkan nilai ekonomis komoditas buah waluh
Menganekaragamkan berbagai jenis produk dari buah waluh
Untuk memenuhi kebutuhan konsumen
Menambah daya simpan dari buah waluh

1.2.2. Tujuan Khusus


Sebagai persyaratan untuk mengikuti Uji Kompetensi Sekolah di SMK
Negeri 1 Trenggalek
Sebagai persyaratan untuk mencapai kelulusan
Agar siswa lebih terampil dan kreatif dalam bidang pengolahan hasil
pertanian.

BAB II
PROSES PRODUKSI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
No
Jenis
1
Pemarut Kelapa
2
Pisau
3
Baskom
4
Dandang
5
Blender
6
Wajan
7
Pengaduk
8
Saringan
9
Timbangan
10
Gelas Ukur
11
Loyang
12
Kain Lap
13
Kain Saring
14
Solet
15
Panci Kecil
16
Sendok
17
Mangkok Kecil
18
Kompor
19
Sealer
20
Gunting
2.1.2 Bahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12

Jenis
Tepung Ketan
Gula Pasir
Gula Merah
Kelapa
Minyak Goreng
Waluh
Mika
Kertas Karton & Krep
Bahan Bakar
Plastik
Air
Label

Jumlah
1
1
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
2
1
1
1
Jumlah
170 gr
400 gr
270 gr
600 gr
20 ml
1000 gr
10 buah
1 lembar
0,5 tabung
4m
600 ml
10 lembar

Spesifikasi
Electrik, 200 watt
Stainlees
Plastik
Aluminium, diameter 30 cm
Electrik 350 watt
Stainlees
Kayu
Aluminium, diameter 30 cm
Kapasitas 500 gr
Plastik, Kapasitas 1
Ukuran 31 x 23 x 4 cm
Bersih
Kain Putih, bersih
Plastik
Stainlees, Kapasitas 2
Stainlees
Plastik
Mata Dua
Elektrik
Stainlees
Spesifikasi
Putih
Putih
Tidak Kotor
Tua, Parut
Baru, Bersih
Tua, Segar
Plastik
Kertas
Gas
Ukuran 5 cm
Bening, Bersih
Stiker

Tepung
KetanAlir
2.2 Diagram
Penyaringan

Waluh

Sortasi
DIAGRAM
ALIR DODOL

Gula+santa
n
Perebusan

Pencucian

Penyaringan

Pemotongan

Perebusan hingga
kental

Pengukusan

Penghancura
n
Pencampura
n
Pemasakan
Minyak
kelapa
Pendinginan

(Pemotongan,
penimbangan)
Pengemasan

Dod
ol

2.3 Cara Kerja (Uraian Proses)


1. Sortasi (Pembersihan)
Untuk memisahkan buah waluh dari biji, kulit dan kotoran lainnya. Waluh yang
baik digunakan adalah waluh segar, matang optimal, tidak cacat fisik (memar,
retak, pecah, terbuka kulitnya)
2. Penimbangan
Menimbang bahan-bahan sesuai dengan kebutuhan / formula
3. Pencucian
Untuk membersihkan buah waluh dari kotoran yang menempel. Sebaiknya
pencucian dilakukan pada air yang mengalir agar buah waluh lebih bersih
4. Pemotongan
Untuk mempermudah penghancuran selain itu agar buah waluh matang secara
merata. Kira-kira dengan ukuran 5 cm
5. Pengukusan
Untuk memperlunak bahan (buah waluh) agar mudah dihancurkan. Pengukusan
dilakukan didalam dandang dan hanya menunggu waluh sampai empuk saja

6. Penghancuran
Untuk menghaluskan bahan agar mudah dicampur dengan bahan

lainnya

(penghancuran dilakukan dengan menggunakan blender sampai waluh menjadi


bubur waluh)
7. Pencampuran
Untuk mencampur semua bahan bahan yang meliputi :
o Tepung Ketan

Setelah
itu

dilakukan penyaringan agar dodol yang dihasilkan

tidak terasa tepung mentah


Dilaku

o Gula dan santan kan


Lalu
dilakukan

perebusan (untuk melarutkan santan dan gula)

Penyaringan (untuk menghilangkan kontaminan / bahan yang

tidak dibutuhkan)

Kemudia
n

direbus hingga kental (dilakukan untuk

mempercepat proses pemasakan)


8. Pemasakan
Untuk mematangkan dodol waluh agar lebih matang sempurna menyerupai
jenang. Pemasakan dilakukan dengan menggunakan api sedang agar tidak terjadi
kegosongan pada dodol. Selain itu dodol juga harus diaduk terus menerus agar
tidak menimbulkan kerak dan gumpalan pada dodol.
Jika dodol sudah setengah matang, kemudian tambahkan minyak goreng
agar tidak terjadi kelengketan pada dodol. Tetapi minyak yang ditambahkan
jangan terlalu banyak karena bisa menyebabkan dodol akan lebih lembek.
9. Pendinginan
Agar dodol lebih kenyal dan tidak terjadi penguapan bila dikemas. Pendinginan
sebaiknya dilakukan selama 12 jam untuk memperoleh dodol yang benarbenar dingin dan lebih kenyal.

10. Pemotongan, Penimbangan


Untuk menyeragamkan ukurandan untuk mempermudah pengemasan. Berat
penimbangan yaitu 15 gr per biji agar ukuran dodol sama dan seragam
11. Pengemasan dan Pelabelan
Agar dodol lebih awet dan selain itu untuk mempercantik tampilan dodol agar
konsumen tertarik. Pengemasan dilakukan dengan cara mengemas dodol dengan
plastik dan kemudian dikemas lagi dengan kertas karton dan kertas krep. Setelah
itu dilakukan pelabelan dengan rapi.

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1. Hasil Yang Dicapai (Uji Organoleptik)


Kriteria dodol yang baik adalah :
Warna

: Kuning Kecoklatan

Rasa

: Manis

Aroma

: Khas dodol waluh

Tekstur

: Kenyal dan Padat,

Sedangkan

Dodol yang dihasilkan mempunyai kriteria :


Warna

: Coklat

Rasa

: Manis

Aroma

: Khas dodol waluh

Tekstur

: Sedikit lembek tetapi tidak lengket

Pembahasan :
Dalam pembuatan dodol waluh titik kritis terjadi pada pengadukan dan besar
kecilnya api yang digunakan. Karena jika tidak diaduk terus menerus dodol akan
gosong. Hal ini akan mempengaruhi warna, rasa dan aroma dodol yang dihasilkan.
Besar kecilnya api juga harus diperhatikan karena akan mempengaruhi tingkat
kematangan dodol. Jika api yang digunakan terlalu kecil, maka pemasakan dodol akan
semakin lama dan dodol tidak akan cepat matang. Dan sebaliknya jika api yang
digunakan terlalu besar, maka pemasakan dodol semakin cepat tetapi dodol yang
dihasilkan tidak matang sempurna. Jadi kita harus menggunakan api yang sedang dalam
pemasakan modal. Tetapi alangkah baiknya jika kita memperhatikan tingkat besaran api
dengan perkembangan dodol didalam wajan. Karena tingkat besaran api dan
pengadukan merupakan proses satu kesatuan dalam pembuatan dodol.

Dalam hasil praktek, dodol yang dihasilkan berwarna coklat dan sedikit lembek
tetapi tidak lengket. Hal ini disebabkan pada proses pengadukan dan tingkat besaran api
kurang diperhatikan. Selain itu penambahan minyak terlalu banyak sehingga
menyebabkan dodol menjadi sedikit lembek tetapi tidak lengket.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan dodol waluh hal hal yang harus diperhatikan adalah sebagai
berikut :
1. Buah waluh yang digunakan ialah buah waluh yang tua optimal dan berwarna
orange
2. Pada saat pemasakan, api pada kompor jangan terlalu besar agar tidak terjadi
gosong pada dodol
3. Adonan dodol harus diaduk terus menerus agar tidak berkerak dan gosong
4. Loyang yang akan dipakai untuk pencetakan dan pendinginan harus diolesi
minyak terlebih dahulu agar tidak lengket

3.2 Saran

- Sebaiknya pada pembuatan dodol, alat pengaduk menggunakan alat yang


otomatis/mesin agar lebih mudah dan menghasilkan dodol yang lebih sempurna.
- Sebaiknya pada proses pemotongan menggunakan alat semi otomatis / agar
ukurannya seragam / sama dan produk tidak sering terjamah oleh tangan karena
akan menyebabkan kontaminan akan mudah masuk pada produk
- Sebaiknya kemasan yang digunakan ialah kemasan yang transparan tetapi
menarik agar konsumen bisa langsung melihat dodol secara nyata.

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.gizi.net/cg.bin/berita/fullnews.cg
2. http://www.google.co.id
dodol.wikipediaBahasaIndonesia.ensikopledia
3. http://www.google.co.id
4. Triyono, A.dkk.2002. Teknologi Pembuatan Dodol Nangka dan Labu Kuning.
Badan Pemberdayaan Masyarakat Propinsi DKI Jakarta
5. Kumpulan kumpulan laporan

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
III.

PENDAHULUAN
III.1

Latar Belakang

(Memuat alasan teknik / keterlaksanaan, ekonomis, kebutuhan pasar dan


aspek sosial)
III.2

Tujuan

(Memuat tujuan umum dan khusus)


IV.

PROSES PRODUKSI
2.1. Alat dan Bahan
2.1.1 Alat (jenis, jumlah, spesifikasi)
2.1.2 Bahan (jenis, jumlah, spesifikasi)
2.2. Diagram Alir
2.3. Cara Kerja ( Uraian Proses )

III. HASIL DAN PEMBAHASAN


3.1 Hasil yang dicapai (uji organoleptik)
3.2 Analisa Usaha ( RAB, R/C. BEP)
IV. KESIMPULAN DAN SARAN
V.

DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Susu kedelai merupakan produk olahan pertanian yang berbahan dasar
kedelai, gula, dan air. Kedelai adalah sejenis tanaman kacang-kacangan dan polong
polongan yang mengandung protein, lemak, karbohidrat, dan yang lain adalah air.
Tetapi kedelai tidak bisa secara langsung dikonsumsi harus memerlukan proses
pengolahan terlebih dahulu. Misalnya diolah menjadi susu kedelai, tahu, tempe, dll.

Susu kedelai mempunyai kandungan gizi lebih baik dari pada susu sapi biasa.
Menurut para peneliti, susu kedelai sangat dianjurkan untuk dianjurkan susu formula
untuk bayi diatas 4 bulan.

Proses pembuatan susu kedelai cukup mudah tetapi membutuhkan ketelitian


dan kebersihan yang cukup tinggi karena semua alat yang digunakan harus dalam
keadaan steril. Karena produk cair mudah terkontaminasi oleh mikroorganisme.
Bahan bakunya pun mudah didapat dan harganya juga murah sehingga harga
penjualan susu kedelai relatif murah. Banyak masyarakat Indonesia menyukai susu
kedelai karena sebagai pengganti susu sapi selain itu susu kedelai juga mempunyai
protein tinggi. Dengan adanya olahan susu kedelai ini, maka masyarakat bisa
menciptakan lapangan kerja baru bagi mereka yang masih menganggur.

1.2

Tujuan
1.2.1 Tujuan umum
Untuk mengetahui cara pembuatan susu kedelai
Meningkatkan nilai ekonomis komoditas kacang kedelai
Untuk meningkatkan nilai gizi masyarakat
Menganekaragamkan olahan dari kacang kedelai

1.2.2. Tujuan Khusus

Sebagai persyaratan untuk mengikuti Uji Kompetensi Sekolah di SMK


Negeri 1 Trenggalek
Sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai kelulusan
Agar siswa kreatif dan terampil dalam bidang pengolahan hasil
pertanian

BAB II
PROSES PRODUKSI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
No
1
2
3
4
5
6

Jenis
Kompor
Blender
Panci Besar
Panci Kecil
Timbangan
Kain Saring

Jumlah
1
1
1
1
1
1

Spesifikasi
Mata Dua
Electrik 350 watt
Stainless, Kapasitas 5
Stainless, Kapasitas 5
Kapasitas 500 gr
Kain Putih, bersih

7
8
9
10
11
12
13
14
15

Baskom
Irus
Gelas Ukur
Sendok
Nyiru
Kain Lap
Mangkok Kecil
Loyang Plastik
Coreng

1
1
1
1
1
1
2
1
1

Plastik
Stainless
Plastik, kapasitas 1
Stainless
Bambu
Bersih
Plastik
Ukuran 31x23x4 cm
Plastik

2.1.2 Bahan
No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Jenis
Kedelai
Soda Kue
Air
Gula pasir
Garam
Esenco
Bahan Bakar
Gelas cup
Sedotan
Label

Jumlah
1000 gr
6 gr
11 liter
1 : 10 filtrat
2 gr
Secukupnya
0.5 tabung
40 cup
40 biji
40 lembar

Spesifikasi
Tua, bersih
Bubuk Putih
Jernih, bersih
Putih
Putih
Tidak kadaluarsa
Gas
Plastik
Plastik
Stiker

Kedelai

2.2 Diagram Alir


Benda
asing

Sortasi

Timbang 1000
gr
Cuci

Tiriskan

Rendam Dalam air 3


selama 8 jam

Soda Kue

Tiriskan dan Kupas


Kulit
Rebus hingga mendidih selama 15
menit

Air panas
11
4

Blender

Rebus hingga mendidih selama 5 menit


diaduk
Saring dan
Pres
Gula+Gara
m

Peras
a

Sari Kedelai

Pasteurisasi, selama 20 menit


sambil daduk
Kemas

Susu
Kedelai

Ampa
s

2.3 Cara Kerja (Uraian Proses)


1. Sortasi (Pembersihan)
Untuk membersihkan/memisahkan biji kedelai dari kotoran dan benda asing.
Kedelai yang baik adalah kedelai yang sudah cukup tua, tidak berjamur dan
tidak berbau minyak tanah.
2. Timbang 100 gr
Untuk menimbang bahan bahan agar sesuai dengan kebutuhan. Kedelai
ditimbang sesuai formula yaitu 1000 gr
3. Cuci
Membersihkan biji kedelai dari kotoran yang menempel. Sebaiknya dilakukan
pada air mengalir agar kotoran ikut mengalir dengan air
4. Tiriskan
Agar air cucian dari biji kedelai berkurang dan tidak menambah volume air saat
peredaman, Kedelai ditiriskan diatas saringan aluminium agar airnya berkurang
5. Peredaman
Untuk mempermudah saat pengupasan kulit. Penambahan soda kue

untuk

menghilangkan bau langu


6. Pengupasan Kulit
Untuk mengilangkan kulit biji kedelai agar memperoleh sari kedelai yang
berkualitas baik.
7. Perebusan hingga mendidih

Untuk memperlunak biji kedelai dan menghilangkan bau langu. Selain itu agar
biji kedelai bebas anti tripsip.

8. Penghancuran (blender)
Untuk memperoleh bubur kedelai. Sebaiknya penggilingan menggunakan air
panas untuk menginaktifkan enzim lipoksigenaso yang menyebabkan rasa
langu pada sari kedelai. Air untuk penggilingan yaitu 11 liter. Penggilingan
dilakukan dengan menggunakan blender.
9. Perebusan
Perebusan bubur kedelai dengan ditambahkan sisa air penggilingan. Bubur
kedelai direbus sampai mendidih sambil diaduk. Aduk agar tidak meluap dan
mengumpal
10. Penyaringan dan Pengepresan
Untuk memisahkan sari kedelai dari ampas kedelai.
Pengepresan

untuk mendapatkan sari kedelai yang maksimal dan bersih

(bebas dari ampas). Penyaringan dan pengepresan dilakukan dengan


menggunakan saring dan saringan aluminium.
11. Sari Kedelai
Sari kedelai hasil penyaringan dan pengepresan kemudian ditambahkan gula
dan garam untuk menambah rasa manis dan gurih pada susu kedelai.
12. Pasteurisasi
Untuk membunuh bakteri patogen yang dapat merusak produk dan
menyebabkan

penyakit.

Kemudian

menganekaragmkan susu kedelai

ditambahkan

perasa

untuk

13. Pengemasan
Untuk mempermudah pemasaran dan agar menarik konsumen. Sebaiknya
pengemasan dilakukan pada saat masih panas agar Mo yang tidak diinginkan
tidak amsuk pada susu kedelai. Lalu dilakukan pelabelan dengan rapi dan
setelah itu susu kedelai siap untuk dipasarkan.

BAB II
HASIL DAN PEMBAHASAN

Pembahasan :
Dalam pembuatan susu kedelai titik kritis terjadi pada saat pemasakan
(perbusan). Pada saat perebusan susu kedelai harus diaduk terus agar tidak terjadi
penggumpalan dan pengendapan. Hal ini menyebabkan susu kedelai akan cepat rusak/
busuk. Selain itu, semua alat yang digunakan harus dalam keadaan steril karena produk
cair lebih cepat terkontaminasi oleh Mikroorganisme.

Dalam hasil praktek susu kedelai yang dihasilkan tidak terlalu manis. Hal ini
disebabkan kurangnya penambahan gula pasir atau pada saat penimbangan gula pasir
yang ditimbang kurang / tidak sesuai formula. Oleh sebab itu, penimbangan bahan
bahan juga harus diperhatikan karena akan mempengaruhi hasil produk akhir.

BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN

4.1 Kesimpulan
Dalam pembuatan susu kedelai ada beberapa hal yang harus diperhatikan,
yaitu :
1. Gunakan air yang benar-benar bersih karena bisa mempengaruhi hasil dari susu
kedelai
2. Pada saat penggilingan, sebaiknya menggunakan air panas untuk menghilangkan
rasa dan bau langu pada bubur kedelai
3. Pada saat perbusan sari kedelai harus diaduk terus agar tidak menggumpal

4.2. Saran
-

Sebaiknya pada proses penggilingan menggunakan mesin penggiling yang lebih


besar kapasitasnya agar mengurangi sedikit waktu yang diperlukan

Sebaiknya menggunakan penyaring dan pengepres yang otomatis agar tidak


menyebabkan tangan kepanasan. Selain itu untuk mengurangi Mo yang masuk
kedalam produk

Sebaiknya menggunakan kemasan yang lebih menarik. Misalnya gelas cup atau
botol agar lebih awet dan aman

BAB V
DAFTAR PUSTAKA

1. http://www.google.co.id
2. Susu Kedelai.wikipedia Bahasa Indonesia-Ensiklopedia
3. www.dechare.com
4. Kumpulan-kumpulan laporan

DAFTAR ISI

Halaman Judul
Lembar Pengesahan
Daftar Isi
VI.

PENDAHULUAN
VI.1

Latar Belakang

(Memuat alasan teknik / keterlaksanaan, ekonomis, kebutuhan pasar dan


aspek sosial)
VI.2

Tujuan

(Memuat tujuan umum dan khusus)


VII.

PROSES PRODUKSI

2.1. Alat dan Bahan


2.1.1 Alat (jenis, jumlah, spesifikasi)
2.1.2 Bahan (jenis, jumlah, spesifikasi)
2.2. Diagram Alir
2.3. Cara Kerja ( Uraian Proses )
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Hasil yang dicapai (uji organoleptik)
3.2 Analisa Usaha ( RAB, R/C. BEP)

IV. KESIMPULAN DAN SARAN


V. DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Donat adalah makanan yang digoreng terbuat dari adonan tepung terigu,
gula, telur dan mentega.Donat yang paling umum berbentuk
dengan lubang ditengahnya . Donat mempunyai kandungan
, protein

yang tinggi.

Karena

seperti telur , metega


kuning

dalam pengolahannya

dan minyak. Pada umunya

cincin

/ bundar

gizi, kar bohidrat

menggunakan

bahan

donat mempunyai warna

kecelakaan , rasaa yang gurih , manis dan empuk. Namun saat ini

bisa diubah rasa dan kenampakannnya menjadi beraneka ragam warna.


Proses pembuatan donat tidak
yang cukup lama dalam
ketlatenan
Donat

agar donat

banyak

sulit , tetapi membutuhkan waktu

proses fermentasi. Selain itu juga membutuhkan


yang dihasilkan sesuai

dipasarkan

di toko

kue

dengan

maupun

keinginan konsumen.
di pasar

tradisional

sehingga mudah dijangkau oleh masyarakat. Banyak masyarakat


donat,

mulai

dari orang

dewasa

hingga anak - anak mungkin

menyukai
karena

bentuknya yang unik dan kenampakannnya yang menarik. Selain itu rasanya
yang gurih

, manis

dan harganyrelatif

murah sehingga

jajanan yang baik untuk santapan diberbagai acara.

donat merupakan

1.2.1 Tujuan umum


Untuk mengetahui cara pembuatan donat
Meningkatkan nilai jual dan menambah daya simpan suatu produk
Memenuhi kebutuhan konsumen
Menganekaragamkan berbagai jenis produk olahan dari donat

1.2.2. Tujuan Khusus


Sebagai persayaratan

untuk mengikuti uji kompetensi sekoah di

SMK Negeri 1 Trenggalek


Sebagai salah satu persyaratan untuk mencapai kelulusan
Agar siswa kreatif dan terampil dalam bidang pengolahan hasil
pertanian

BAB II
PROSES PRODUKSI
2.1 Alat dan Bahan
2.1.1 Alat
No
1
2
3
4
5
6
7

Jenis
Mixer
L. Profing
Kompor
Baskom
Loyang
Mangkok Kecil
Sendok

Timbangan

Jumlah
1
1
1
1
2
3
1
1

Spesifikasi
Elektrik 1110 watt
Aluminium
Mata dua
Plastik
Ukuran 31x23x4 cm
Plastik
Stainless

Solet

Plastik

10

Saringan plastik

Plastik

11

Panci besar

Stainless , kapsitas 5

12

Wajan

Stailess

13

Serok

Stailess

14

Suthil

Stailess

15

Kain Lap

Bersih

Kapasitas 500 gr

2.1.2 Bahan
No
1
2
3
4
5
6

Jenis
Tepung cakra
Tepung segitiga biru
Margarine
Ragi Instan
Susu bubuk
Garam

Jumlah
800 gr
200 gr
250 gr
15 gr
35 gr
12.5 gr

Spesifikasi
Protein tinggi
Protein sedang
Kuning
Instan
Full cream
Bersih , beryodium

7
8
9
10
11.
12.
13.
14.
15.

Telur
Pelembut
Air
Coklat mesis
Gula Pasir
Bahan bakar
Plastik Pengemas
Minyak Goreng
Label

2 butir ( 150 gr
4 gr
400 gr
300 gr
110 gr
0.5 tabung
Tepung48 biji
Secukupnya
48 lembar

Segar , tidak busuk


Bagus
Air bersih ( air es )
Batang kecil, tidak tengik
Baru , bersih
Gas
Plastik
Putih
Sticker
Benda
asing

Sortasi

Timbang 1000
gr
Cuci

Tiriskan

Rendam Dalam air 3


selama 8 jam

Soda Kue

2.2 Diagram Alir

Tiriskan dan Kupas


Kulit
Rebus hingga mendidih selama 15
menit

Air panas
11
4

Blender

Rebus hingga mendidih selama 5 menit


diaduk
Saring dan
Pres
Gula+Gara
m

Peras
a

Sari Kedelai

Pasteurisasi, selama 20 menit


sambil daduk
Kemas

Susu
Kedelai

Ampa
s

Anda mungkin juga menyukai