Anda di halaman 1dari 2

HASIL UJI IMPACT

1. Ada perbedaan terhadap hasil dari masing-masing benda uji yang sejenis, yakni analisa
patahan dari hasil uji impact. Dari hasil yang di dapat, material brittle menunjukkan struktur
dengan permukaan berbutir dan mengkilat. Sedangkan material ductile menunjukkan
struktur yang cenderung berserabut dan berwarna lebih gelap daripada brittle material. Hal
ini dipengaruhi oleh adanya notch, suhu, dan strain rate
2. Diketahui : W=13,17 kg
L=0,45 m
Menghitung A (mm2):
-

Kondisi setimbang : Patahan 1 p=10 & l=2 A=20


Patahan 2 p=10 & l=1 A=10
Rata-rata A = 15 mm2
Kondisi non setimbang : patahan 1 p=10,5 & l=3 A = 31,5
Patahan 2 p=10,5 &l=4 A = 36,75
Menghitung Impact strength

- Kondisi setimbang :
IS = WL (COS -COS)/A
= 13,17 . 0,45 (COS 27 COS 129)/15
= 5,9265 (0,891 + 0,629)/15
= 0,6
- Kondisi tak setimbang
IS = WL (COS -COS)/A
= 13,17 . 0,45 (COS 37 COS 129)/36,75
= 5,9265 (0,799 + 0,629)/36,75
= 0,23
- Netral
IS = WL (COS -COS)/A
= 13,17 . 0,45 (COS 14 COS 129)/A
= 5,9265 (0,97 + 0,629)/A

3. Sumber-sumber yang mengakibatkan terjadinya perbedaan perhitungan secara teoritis dan


yang terjadi pada percobaan :

a. Notch.

Notch pada material akan menyebabkan terjadinya konsentrasi tegangan pada daerah
yang lancip sehingga material lebih mudah patah.
Selain itu, notch juga akan menimbulkan triaxial stress. Triaxial stress ini sangat
berbahaya karena dengan adanya triaxial stress, maka tidak akan terjadi deformasi
plastis dan menyebabkan material menjadi getas.
b. Temperatur
Hubungan antara besarnya Impact Strength dengan temperatur spesimen dapat dilihat.
Jika temperatur spesimen semakin tinggi maka Impact Strength juga akan semakin
tinggi dan jika temperatur spesimen semakin rendah maka Impact Strength juga akan
semakin rendah. Demikian juga halnya, hubungan antara Ultimate Tensile Strength
dengan Impact Strength sangat erat dan berkaitan satu sama lain. Jika Ultimate
Tensile Strength semakin tinggi maka Impact Strength akan semakin rendah.

c. Strain rate
Jika pembebanan diberikan pada strain rate yang biasa-biasa saja, maka material
akan sempat mengalami deformasi plastis, karena atom akan bergerak menuju ke
batas butir kemudian terjadi patahan. Namun pada uji impak, strain rate yang
diberikan sangat tinggi sehingga atom tidak sempat bergerak, apalagi terjadi
deformasi plastis, sehingga material akan mengalami patah transgranular,
patahnya ditengah-tengah atom, bukan di batas butir.

4. Gambar foto
5. Korelasi antara Impact Strength dengan proses heat treatment yang sebelumnya dialami
oleh setiap spesimen sangat berhubungan erat. Karena proses heat treatment dapat
merubah struktur mikro spesimen tersebut, dimana struktur mikro yang nantinya sangat
menentukan sifat mekanik dari spesimen. Sifat mekanik yang mempengaruhi impact strength
antara lain ketahanan, ketangguhan, kekerasan, dll. Jangan ditulis dlu yg nomr 5 ini

Anda mungkin juga menyukai