PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bagi kebanyakan orang mungkin belum mengerti apa itu transdermal.
Transdermal adalah salah satu cara administrasi obat dengan bentuk sediaan
farmasi/obat berupa krim, gel atau patch (koyo) yang digunakan pada permukaan
kulit, namun mampu menghantarkan obat masuk ke dalam tubuh melalui kulit (trans
= lewat; dermal = kulit). Umumnya penggunaan transdermal adalah pada obat-obatan
hormon, misalnya estrogen. Yang paling umum ditemui mungkin koyo untuk
menghilangkan kecanduan rokok, atau menghilangkan nafsu makan (berfungsi
sebagai pelangsing). Bentuk transdermal menjadi pilihan terutama untuk obat-obat
yang apabila diberikan secara oral bisa memberi efek samping yang tidak diinginkan.
Misalnya efek penggumpalan darah akibat estrogen oral, atau iritasi lambung pada
obat-obat antiinflamasi non steroid dan aspirin/asetosal (Lucida, 2008).
Banyak sediaan utamanya pada kosmetik dan sediaan dermatologi yang
ditujukan untuk pemakaian melalui kulit karena berbagai alasan. Sediaan tersebut
misalnya lotio, salep, kirim, suspense, emulsi, dan lain-lain. Meskipun pada umumnya
dimaksudkan untuk pengobatan penyakit kulit dan kalaupun ditujukan agar obat
menembus permukaan kulit dihindari permeasi kie sirkulasisistemik tentu ada
beberapa pengecualian, akan tetapi jika obat telah berhasil menembus epidermis, akan
tetap ada kemungkinan obat tersebut menembus sirkulasi sistemik. Adanya obat yang
sampai ke sirkulasi sistemik dapat dibuktikan dengan pemeriksaan kadar obat dalam
darah atau dalam urin. Tetapi untungnya, biasanya kadar obat yang tidak sengaja
menembus sirkulasi sistemik berjumlah kecil sehingga efeknya tidak dirasakan oleh
pasien(Anonim, 2010).
Proses masuknya suatu zat dari luar kulit melintasi lapisan lapisan kulit
menuju posisi di bawah kulit hingga menembus pembuluh darah disebut absorbsi
perkutan. Absorbsi transdermal terjadi melalui proses difusi yang lambat yang
ditentukan oleh gradient konsentrasi obat darikonsentrasi tinggi (pada sediaan yang
diaplikasikan) menuju konsntrasi rendah di kulit. Obat dapat mempenetrasi kulit utuh
1|Page
melalui dinding folikel rambut, kelenjar minyak, atau kelenjar lemak. Dapat pula
melalui celah antar sel dari epidermis dan inilah cara yang paling dominan untuk
penetrasi obat melalui kulit dibandingkan penetrasi melalui folikel rambut,
kelenjar minyak, maupun kelenjar lemak. Hal ini terkait perbandingan luas
permukaan diantara keempatnya.Sebenarnya, kulit yang rusak pun (robek, iritasi,
pecah pecah, dll) dapat terpenetrasi oleh obat. Bahkan penetrasinya lebih banyak
dari pada kulit normal. Hal ini karena kulit rusak telah kehilangan sebagian lapisan
pelindungnya. Meski demikian, penetrasi melalui kulit yang rusak tidak dianjurkan
karena absorbs obat menjadi sulit untuk diprediksi (Anonim, 2010).
Senyawa peningkat penetrasi (penetration enhancers) lazim digunakan di
dalam sediaan transdermal dengan tujuan mempermudah transfer obat melewati kulit.
Rute pemberian obat secara transdermal merupakan suatu alternatif untuk
menghindari variabilitas ketersediaan hayati obat pada penggunaan per oral,
menghindari kontak langsung obat dengan mukosa lambung sehingga mengurangi
efek samping obat tertentu, juga untuk memperoleh konsentrasi obat terlokalisir pada
tempat kerjanya. Namun, kulit merupakan suatu barrier alami dengan lapisan terluar
(stratum corneum) tersusun atas jalinan kompak crystalline lipid lamellae sehingga
bersifat impermeable terhadap sebagian besar senyawa obat (Lucida, 2008).
B. Tujuan
Untuk mengetahui dan memahami mengetahui lebih dalam jenis jenis obat
yang digunakan pada kulit untuk pengobatan penyakit, sistem pemberian obat
transdermal.
2|Page
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Stratum Korneum, terdiri dari sel keratinosit yang bisa mengelupas dan
berganti.
3|Page
b. Dermis
Merupakan bagian yang paling penting di kulit yang sering dianggap
sebagai True Skin. Terdiri atas jaringan ikat yang menyokong epidermis
dan menghubungkannya dengan jaringan subkutis. Tebalnya bervariasi,
yang paling tebal pada telapak kaki sekitar 3 mm. Dermis terdiri dari dua
lapisan :
kontrol
bentuk
tubuh
dan
mechanical shock
absorber.
(Wasitaatmadja, 1997).
Reseptor yang cepat beradaptasi di kulit yaitu reseptor taktil (sentuh)
dikulit yang memberitahu mengenai perubahan tekanan pada permukaan
kulit. Karena reseptor ini cepat beradaptasi maka seseorang tidak
menyadari sedang memakai jam tangan, cincin dan sebagainya. Sewaktu
memakai sesuatu maka akan terbiasa karena adanya adaptasi cepat
reseptor tersebut. Sewaktu mencopotnya maka akan menyadarinya karena
adanya off response (Sherwood, 2001).
Mekanisme adaptasi untuk korpus atau badan Pacini (Pacinian
corpuscle) suatu reseptor kulit yang mendeteksi tekanan dan getaran
diketahui dari sifat-sifat fisiknya. Korpus Pacini adalah suatu ujung
reseptor khusus yang terdiri dari lapisan-lapisan konsentrik jaringan ikat
mirip kulit bawang yang membungkus ujung perifer suatu neuron aferen
(Sherwood, 2001).
Setiap neuron sensorik berespons terhadap informasi sensorik hanya
dalam daerah terbatas dipermukaan kulit sekitarnya, daerah ini dikenal
5|Page
2. Fisiologi Kulit
Kulit merupakan organ yang berfungsi sangat penting bagi tubuh diantaranya
adalah memungkinkan bertahan dalam berbagai kondisi lingkungan, sebagai
barier infeksi, mengontrol suhu tubuh (termoregulasi), sensasi, eskresi dan
metabolisme. Fungsi proteksi kulit adalah melindungi dari kehilangan cairan dari
elektrolit, trauma mekanik, ultraviolet dan sebagai
B. Fungsi Kulit
1. Dari Bagian Bagian Kulit
a. Lapisaan Epidermis terdiri dari :
terutama
lapisan
tanduk
berguna
untuk
menutupi
8|Page
d. Pengeluaran (ekskresi)
Kulit mengeluarkan zat-zat tertentu yaitu keringat dari kelenjarkelenjar keringat yang dikeluarkan melalui pori-pori keringat dengan
membawa garam, yodium dan zat kimia lainnya. Air yang dikeluarkan melalui
kulit tidak saja disalurkan melalui keringat tetapi juga melalui penguapan
air transepidermis sebagai pembentukan keringat yang tidak disadari.
e. Penyimpanan
Kulit dapat menyimpan lemak di dalam kelenjar lemak.
f. Penyerapan terbatas
Kulit dapat menyerap zat-zat tertentu, terutama zat-zat yang larut
dalam lemak dapat diserap ke dalam kulit. Hormon yang terdapat pada krim
muka dapat masuk melalui kulit dan mempengaruhi lapisan kulit pada
tingkatan yang sangat tipis. Penyerapan terjadi melalui muara kandung rambut
dan masuk ke dalam saluran kelenjar palit, merembes melalui dinding
pembuluh darah ke dalam peredaran darah kemudian ke berbagai organ tubuh
lainnya.
g. Penunjang penampilan
Fungsi yang terkait dengan kecantikan yaitu keadaan kulit yang
tampak halus, putih dan bersih akan dapat menunjang penampilan Fungsi lain
dari kulit yaitu kulit dapat mengekspresikan emosi seseorang seperti kulit
memerah, pucat maupun konstraksi otot penegak rambut.
C. Warna Kulit
Warna kulit sangat beragam, dari yang berwarna putih mulus, kuning, coklat,
kemerahan atau hitam. Setiap warna kulit mempunyai keunikan tersendiri yang jika
dirawat dengan baik dapat menampilkan karakter yang menarik. Warna kulit terutama
ditentukan oleh :
1. Oxyhemoglobin yang berwarna merah
2. Hemoglobin tereduksi yang berwarna merah kebiruan
9|Page
yang
berwarna
coklat,
serta
untuk
proses
ini
perlu
adanya
enzim tirosinase dan oksigen. Oksidasi tirosin menjadi melanin berlangsung lebih
lancar pada suhu yang lebih tinggi atau di bawah sinar ultra violet. Jumlah, tipe,
ukuran dan distribusi pigmen melanin ini akan menentukan variasi warna kulit
berbagai golongan ras atau bangsa di dunia. Proses pembentukan pigmen melanin
kulit terjadi pada butir-butirmelanosom yang dihasilkan oleh sel-sel melanosit yang
terdapat di antara sel-sel basal keratinosit di dalam lapisan benih.
D. Jenis Kulit
Upaya untuk perawatan kulit secara benar dapat dilakukan dengan terlebih
dahulu harus mengenal jenis-jenis kulit dan ciri atau sifat-sifatnya agar dapat
menentukan cara-cara perawatan yang tepat, memilih kosmetik yang sesuai,
menentukan warna untuk tata rias serta untuk menentukan tindakan koreksi baik
dalam perawatan maupun dalam tata rias. Kulit yang sehat memiliki ciri :
1. Kulit memiliki kelembaban cukup, sehingga terlihat basah atau berembun
2. Kulit senantiasa kenyal dan kencang
3. Menampilkan kecerahan warna kulit yang sesungguhnya
4. Kulit terlihat mulus, lembut dan bersih dari noda, jerawat atau jamur
5. Kulit terlihat segar dan bercahaya
6. Memiliki sedikit kerutan sesuai usia.
10 | P a g e
Faktor genetis : anak dari orang tua yang memiliki jenis kulit berminyak,
cenderung akan memiliki kulit berminyak pula.
bebas minyak, karena minyak pada kulit tetap diperlukan sebagai alat
pelindung alami dari sengatan sinar matahari, bahanbahan kimia yang
terkandung dalam kosmetika maupun terhadap polusi. Yang perlu
dilakukan adalah menjaga agar kadar sebum tetap seimbang dan kulit tetap
dalam keadaan bersih agar bakteri penyebab jerawat dapat terhambat.
Memiliki jenis kulit berminyak, memiliki kelebihan yaitu membantu
menjaga kelembaban lapisan dermis hingga memper-lambat timbulnya
keriput.
Ciri-ciri kulit berminyak yaitu : minyak di daerah T tampak berlebihan,
tekstur kulit tebal dengan pori-pori besar hingga mudah menyerap kotoran,
mudah berjerawat, tampilan wajah berkilat, riasan wajah seringkali tidak
dapat melekat dengan baik dan cepat luntur serta tidak mudah timbul
kerutan.
3. Kulit Kering
Kulit kering memiliki karakteristik yang cukup merepotkan bagi pemiliknya,
karena pada umumnya kulit kering menimbulkan efek yang tidak segar pada kulit,
dan kulitpun cenderung terlihat berkeriput. Kulit kering memiliki kadar minyak
12 | P a g e
atau
sebum
yang
sangat
rendah
dan
cenderung
sensitif,
sehingga
serius.
Warna
kemerahan
pada
kulit
sensitif
Dalam
pemeriksaan
alergi,
biasanya
pasien
akan
diberi
saraf berada sangat dekat dengan permukaan kulit sehingga kulit mudah terlihat
kemerahan. Faktor-faktor yang dapat menjadi allergen bagi kulit sensitif antara
lain : makanan yang pedas dan berbumbu tajam, kafein, nikotin dan minuman
beralkohol, niasin atau vitamin B3, kandungan parfum dan pewarna dalam
kosmetika, sinar ultraviolet dan gangguan stres. Kulit sensitif berbeda dengan
kulit reaktif. Meski timbul bercak kemerahan atau gatal-gatal akibat penggunaan
kosmetika tertentu, belum tentu menjadi gejala atau tanda kulit sensitif.
Kemungkinan bercak kemerahan tadi hanya menandakan iritasi ringan, yang akan
hilang sendiri. Kulit reaktif seperti ini dapat menjadi sensitif jika iritasi kemudian
meluas dan sukar sembuh. Untuk membedakannya perlu dilakukan tes alergiimunologi oleh dokter kulit.
5. Kulit Kombinasi atau Kulit Campuran
Faktor genetis menyebabkan kulit kombinasi banyak ditemukan di Asia.
Banyak wanita timur terutama di daerah tropis yang memiliki kulit kombinasi :
kering-berminyak atau normal-berminyak. Pada kondisi tertentu kadang dijumpai
kulit sensitif-berminyak. Kulit kombinasi terjadi jika kadar minyak di wajah tidak
merata. Pada bagian tertentu kelenjar keringat sangat aktif sedangkan daerah lain
tidak, karena itu perawatan kulit kombinasi memerlukan perhatian khusus. Area
kulit berminyak dirawat dengan perawatan untuk kulit berminyak dan di area kulit
kering atau normal dirawat sesuai dengan jenis kulit tersebut. Kulit kombinasi
atau kulit campuran memiliki ciri-ciri sebagai berikut : kulit di daerah T
berminyak sedangkan di daerah lain tergolong normal atau justru kering atau juga
sebaliknya. Di samping itu tekstur kulit sesuai jenisnya yakni di area kulit
berminyak akan terjadi penebalan dan di area normal atau kering akan lebih tipis.
b. Intercellular
Jalur transport ini juga masih dipengaruhi oleh intercellular lipid. Jalur
ini lebih mudah dibandingkan jalur transcellular.
2. Jalur Trans Appendageal
Rute ini berperan penting pada beberapa senyawa polar dan molekul ion yang
tidak bisa berpenetrasi melalui stratum corneum. Rute ini dapat menghasilkan
difusi yang lebih cepat segera setelah penggunaan. Pada rute ini obat terpenetrasi
melalui folikel rambut atau kelenjar keringat.
16 | P a g e
BAB III
PEMBAHASAN
Teknologi
sekarang
telah
dikembangkan
yang
dianggap
membantu dalam tingkat terkendali pengiriman obat yang sulit untuk mengelola. Ini
artikel yang menekankan sebagian besar teknologi yang terlibat dalam permeasi lebih
baik melalui kulit ke dalam Sistem Pengiriman Obat yang efektif (Bharadwaj, 2011).
Baru-baru ini TDDS telah menjadi salah satu yang paling topik untuk
penelitian yang inovatif untuk administrasi dari mereka obat yang mencoba untuk
penggunaan dengan rute transdermal. Perangkat transdermal pertama (patch) telah
disetujui oleh DA pada tahun 1981. Lebih dari 30 produk yang dapat digunakan
transdermal telah disetujui untuk dijual di Amerika Serikat, dan lebih dari 10 API
telah diambil untuk persetujuan untuk penggunaan global. Untuk TDDS efektif, obat
harus mampu menembus membran kulit sehingga obat yang dengan mudah dapat
mencapai ke situs target. Transdermal Sistem Pengiriman mencakup semua calon obat
topikal yang terkelola, dimaksudkan untuk memfasilitasi penyerapan obat ke dalam
sirkulasi sistemik. Dikendalikan dan terus menerus pemberian obat melalui kulit ke
sirkulasi
darah
mengembangkan
dapat
dicapai
untuk
oleh
sistem
ini. Berbagai
mengontrol
yang
berbeda
pelepasan
diamati
kombinasi
obat
dalam
telah
yang
perumusan
povidone (PVT): Etil selulosa (EC) bentuk yang berkelanjutan tingkat obat dapat
dicapai ketika diambil dalam rasio 1:05 sedangkan PVT: Eudragit formulasi kurang
efisien selama masa studi pelepasan terkontrol. Transdermal patch sekarang telah
menjadi teknologi yang besar untuk mengendalikan obesitas dengan mengurangi berat
17 | P a g e
badan akses. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan patch penurunan berat
badan alami yang mengandung bahan seperti gaurana, yerba mate, piruvat seng,
minyak biji rami, lesitin, l-karnitin, dll pada kulit itu adalah untuk mungkin untuk
mengurangi lemak tubuh. Karena memiliki keuntungan dari yang non invasif,
pengiriman ini harus memenuhi beberapa parameter seperti potensi tinggi,
permeabilitas yang lebih baik melalui kulit dan iritasi non untuk lebih
baikkepatuhan. Pada saat ini, beberapa kemajuan telah dibuat untuk perbaikan dalam
teknologi untuk mengontrol tingkat obat selama pengiriman, dan / atau menargetkan
pengirimanobat untuk jaringan. TDDS memiliki atribut yang sangat signifikan dan
meningkatkan utilitas seperti:
permukaan
kulit.
Contoh
pengembangannya
adalah
Scopolamine-releasing
18 | P a g e
1. Obat yang dihantarakan melalui TDD tidak mengalami first pass effect karena dia
tidak melewati portal hepatic sehingga dapat menghindari problem rendahnya
bioavailabilitas.
2. TDD dapat memberikan kadar obat yang terkontrol dan stabil sehingga dapat
mengurangi kebutuhan pengulangan konsumsi obat. Hal ini dapat ditimbulkan
akibat pelepasan obat dari sediaan yang dikontrol baik dengan sistem reservoir,
maupun sistem matriks (untuk penjelasan selangkapnya silakan bacabaca buku
terkait TDD).
3. TDD memberikan profil Cp relatif mirip dengan profil Cp intra vascular (landai)
tanpa menimbulkan rasa sakit dan tidak nyaman seperti dalam pemberian obat
secara intra vascular yang invasive. Landainya profil Cp pada TDD disebabkan
oleh panjangnya jarak tempuh obat dari sediaan menuju sirkulasi sistemik dan
adanya fasefase yang berbeda. Sehingga perlu diperhatikan onset dan KEMnya.
4. Jika ternyata terjadi side effect yang tidak diinginkan (adverse effect), maka
pemakaian dapat dihentikan dengan mudah. Bayangkan jika hal ini terjadai pada
pemberian p.o maupun pemberian secara invasive.
5. Bisa diberikan dalam waktu yang panjang tanpa diganti asalkan patch tidak
terlepas dari kulit. Keenam, tidak ada risiko interaksi dengan cairan lambung. Hal
ini penting mengingat banyak obat dapat terdegradasi oleh cairan lambung
maupun dapat mengiritasi lambung.
6. TDD sangat cocok untuk obat dengan waktu paro eliminasi pendek, therapeutics
window sempit, serta absorbsi rendah.
C. Sediaan Trasndermal
Sediaan transdermal merupakan sediaan obat yang digunakan melalui kulit
dengan tujuan untuk mencapai sirkulasi sistemik
2. Memiliki ukuran yang kecil, direpresentasikan dengan BM yang rendah (di bawah
500 Da). Ukuran obat yang terlalu besar akan menyulitkan dalam menembus
berbagai lapisan kulit tersebut kecuali jika digunakan TDD aktif.
3. Harus obat yang poten dalam artian dosis terapinya kecil. Bayangkan jika obat
dengan dosis besar seperit Amoxicillin (dosis sekali minum 500 mg) dihantarkan
dengan TDD. Mau berapa besar patch yang akan digunakan? Mau ditempel di
bagian tubuh mana patch sebesar itu?
4. Memiliki titik lebur yang rendah. Titik lebur ini terkait erat dengan BM. Semakin
besar BM, semakin tinggi pula titik leburnya.
5. Tidak menimbulkan reaksi yang tidak diinginkan pada kulit seperti iritasi dan
sensitisasi. Khusus aspek ini, reaksinya sangat individual. Sangat boleh jadi suatu
obat aman bagi individu A tetapi menimbulkan reaksi alergi yang demikian
mengganggu pada individu B.
6. Hal lain yang perlu diperhatikan sebelum memutuskan suatu obat akan
dihantarkan melalui TDD adalah bentuk kristalnya terutama untuk obatobat yang
memiliki beberapa bentuk kristal. Tidak ada patokan yang pasti bentu kristal
seperti apa yang cocok untuk dihantarkan melalui TDD. Hal ini terkait
permeabilitas yang berbedabeda pada tiap bentuk kristal yang berbeda sehingga
permeabilitasnya tidak dapat diprediksi.
Gambaran skema epidermis kulit. Struktur stratum corneum ditunjukkan pada gambar
sebelah kiri.
Transdermal patch atau plester transdermal atau plester kulit adalah plester
adesif yang mengandung obat yang ditempatkan pada kulit untuk menghantarkan
dosis pelepasan obat berdasarkan waktu melalui kulit dan ke dalam aliran darah.
Plester transdermal digunakan untuk menghantarkan sediaan farmasi dengan variasi
luas. Pertama kali tersedia secara komersil dan disetujui oleh FDA (Food and Drug
Administration) Amerika Serikat pada Desember 1979, yaitu scopolamine untuk
mabuk kendaraan. Plester kulit yang paling dikenal saat ini adalah plester nikotin
yang melepaskan nikotin untuk membantu menghentikan kebiasaan merokok. Plester
kulit lain yang didaftarkan adalah estrogen untuk menopause dan mencegah
osteoporosis pasca menopause, nitrogliserin untuk angina, dan lidokain untuk
menghilangkan rasa sakit akibat ruam saraf (herpes zoster). Perkembangan terbaru
memperluas penggunaannya untuk menghantarkan hormone, antidepresan dan bahkan
pembunuh rasa sakit. Beberapa sediaan farmasi harus dikombinasikan dengan
senyawa lain seperti alcohol untuk meningkatkan kemampuannya dalam berpenetrasi
ke dalam kulit agar dapat digunakan dalam bentuk plester transdermal. Molekul
insulin dan banyak sediaan farmasi lain yang terlalu besar untuk dihantarkan melalui
kulit.
22 | P a g e
23 | P a g e
Transdermal
Drug
Delivery
System
dan
25 | P a g e
b. Kimia
c. Biokimia
26 | P a g e
BAB IV
PENUTUP
A. Kesimpulan
Sediaan transdermal merupakan sediaan obat yang digunakan melalui kulit
dengan tujuan untuk mencapai sirkulasi sistemik
27 | P a g e
DAFTAR PUSTAKA
28 | P a g e