Anda di halaman 1dari 5

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Keramik memiliki karakteristik yang memungkinkannya
digunakan untuk berbagai aplikasi. Keramik memiliki sifat
kapasitas panas yang baik , konduktivitas panas yang rendah.,
tahan korosi, sifat listriknya dapat isolator, semikonduktor,
konduktor bahkan superkonduktor, dapat memiliki sifat
magnetik dan non-magnetik, keras dan kuat, namun rapuh.
Pada prinsipnya keramik terbagi atas keramik
tradisional dan keramik halus. Keramik tradisional yaitu
keramik yang dibuat dengan menggunakan bahan alam,
seperti kuarsa, kaolin, dll. Yang termasuk keramik ini
adalah: barang pecah belah (dinnerware), keperluan rumah
tangga (tile, bricks), dan untuk industri (refractory).
Sementara Fine ceramics (keramik modern atau biasa
disebut keramik teknik, advanced ceramic, engineering
ceramic, techical ceramic) adalah keramik yang dibuat
dengan menggunakan oksida-oksida logam atau logam,
seperti: oksida logam (Al2O3, ZrO2, MgO,dll).
Penggunaannya:
elemen
pemanas,
semikonduktor,
komponen turbin, dan pada bidang medis.
1.2 Rumusan Masalah
Adapan rumusan masalah untuk pratikum kali ini antara lain :
a. Bagaimana cara pembuatan keramik tradisional?
b. Bagaimana cara menentukan harga kekeran keramik?
1.3 Tujuan
a. Mengetahui cara pembuatan keramik tradisional?
b. Mengetahui cara menentukan harga kekerasan keramik

BAB 3
METODOLOGI
3.1 Alat dan Bahan yang Dipergunakan
Untuk pratikum kali ini dibutuhkan peralatan dan bahan
sebagai berikut :
a. Semen
b. Pasir
c. Air
d. Keramik genteng
e. Keramik kaca
f. Keramik batu bata
g. Cetakan
h. Kertas amplas
i. Furnace
j. Meteran
3.2 Cara Kerja
Dalam percobaan kali ini ada tiga tahap percobaan yang harus
dilakukan yaitu :
3.2.1 Tahap Pembuatan Keramik
Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :
a. 8 jenis campuran semen dan pasir masing masing
dibuat dengan komposisi semen : pasir sebesar 1:1;
1:2; 1:3; 1:4
b. Campuran semen dan pasir tersebut ditambahkan
dengan air dengan kondisi yang kental. Kemudian
diaduk hingga rata
c. Campuran dimasukkan dalam cetakan yang telah
disediakan.
d. Campuran dijemur selama 24 jam. Kondisi
lingkungan diusahakan agar benar benar kering.
Campuran dikeluarkan dari cetakan jika telah kering.
e. Sampel tersebut dipanaskan dalam furnace dengan
temperatur 200oC dan 400oC selama 5 jam.

f.

3.2.2

3.2.3

Jika pemanasan telah selesai, dibiarkan dingin secara


alami. Kemudian sampel dikeluarkan dari dalam
furnace.
g. Seluruh permukaan dihaluskan sampel dengan
menggosokkan pada kertas ampelas.
Pengujian Kekerasan dengan Metode Gores
Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :
a. Sampel pertama digores dengan genteng, kaca, batu
bata. Sampel yang tergores mempunyai sifat lebih
lunak dibanding yang lainnya. Hasil urutan yang
diperoleh dicatat.
b. Hal yang sama dilakukan untuk sampel kedua, ketiga
dan keempat.
c. Nilai kekerasan hasil eksperimen diurutkan dari sifat
yang kurang keras sampai yang terkeras
Pengujian Kekerasan dengan Metode Pantulan
Langkah-langkah pengerjaannya adalah sebagai berikut :
a. Statip pengukuran kekerasan disiapkan.
b. Bola dijatuhkan diatas permukaan sampel 1. Tinggi
pantulan diukur. dilakukan sebanyak 5 kali
percobaan. Pengukuran yang sama untuk sampel 2, 3
dan 4 dilanjutkan.
c. Semua data dimasukkan pada tabel
d. Perhitungan statistik dilakukan pada seluruh data
(rata-rata, standar deviasi, range, error)
e. Analisa data dilakukan pada hasil pengukuran diatas
dengan menghubungkan nilai tinggi pantulan dengan
nilai kekerasan sampel dan komposisi campuran awal
bahan keramik tersebut

Anda mungkin juga menyukai