UU
PP
PERMENKEU
BANTUAN
APBN/APBD
DIKELOLAH
BENDAHARA/PEMEG.KAS
WAJIB MELAK.PEMOTONGAN DAN
PEMUNGUTAN PAJAK PUSAT
PPh PASAL 4 AYAT (2), 21, 22, 23 DAN 26
PPN & PPnBM
Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan
Humas
BANTUAN
APBN/APBD
DIKELOLAH
MELALUI SUATU
KEGIATAN
LEMBAGA/SEKOLAH/
PELATIHAN NEGERI
YAYASAN/LEMBAGA/
KURSUS/PKBM
SWASTA
BADAN
Pasal 1 ayat (3) UU KUP
Badan adalah sekumpulan orang dan/atau modal yang
merupakan kesatuan baik yang melakukan usaha
maupun yang tidak melakukan usaha yang meliputi
perseroan terbatas, perseroan komanditer, perseroan
lainnya, badan usaha milik negara atau badan usaha
milik daerah dengan nama dan dalam bentuk apa pun,
firma, kongsi, koperasi, dana pensiun, persekutuan,
perkumpulan, yayasan, organisasi massa, organisasi
sosial politik, atau organisasi lainnya, lembaga dan
bentuk badan lainnya termasuk kontrak investasi
kolektif dan bentuk usaha tetap. .
LANDASAN HUKUM
Pasal 1 butir 2 UU KUP
Wajib Pajak adalah orang pribadi atau badan, meliputi pembayar pajak,
pemotong pajak, dan pemungut pajak,
yang mempunyai hak dan kewajiban perpajakan
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan.
Pasal 2 ayat (1) UU KUP
Setiap Wajib Pajak yang telah memenuhi persyaratan subjektif dan objektif
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan perpajakan
wajib mendaftarkan diri pada kantor Direktorat Jenderal Pajak
yang wilayah kerjanya meliputi tempat tinggal atau tempat kedudukan
Wajib Pajak dan kepadanya diberikan Nomor Pokok Wajib Pajak.
Persyaratan objektif adalah persyaratan bagi subjek pajak
yang menerima atau memperoleh penghasilan atau diwajibkan
untuk melakukan pemotongan/ pemungutan sesuai dengan
ketentuan Undang-Undang Pajak Penghasilan 1984 dan perubahannya.
UU PPh
Setiap Wajib Pajak Orang Pribadi yg
mempunyai penghasilan
diatas PTKP
Direktorat Penyuluhan
Humas
UU PPh
Setiap Wajib Pajak Badan yg
Pelayanan danmulai DIDIRIKAN
7
Bendahara
yang Mengelola APBN/APBD
Wajib
Mendaftarkan Diri
PPh Pasal 21
PPh Pasal 22
PPh Pasal 23
PPh Pasal 26
Bea Materai
PPh Pasal 21
PPh Pasal 23
PPh Pasal 26
Bea Materai
10
11
Menteri Keuangan."
BUNYI KEPUTUSAN MENTERI KEUANGAN NO.563/KMK.03/2003 TTG PENUNJUKAN
BENDAHARAWAN PEMERINTAH & KPKN UTK MEMUNGUT , MENYETOR & MELAPORKAN PPN
& PPnBM BESERTA TATA CARA PEMUNGUTAN, PENYETORAN DAN PELAPORANNYA
Pasal 2
(1) Bendaharawan Pemerintah dan Kantor Perbendaharaan dan Kas Negara
ditetapkan sebagai Pemungut
Pertambahan
Direktorat Pajak
Penyuluhan
Pelayanan dan Nilai.
Humas
12
PERLAKUAN PERPAJAKAN
ATAS PROGRAMPROGRAM-PROGRAM DIKSETARA
DEPARTEMEN PENDIDIKAN NASIONAL
BANTUAN/
SUBSIDI
DARI APBN
(Rp)
1.
2.
3.
4.
BUKAN OBJEK
PPh & PPN
Penjls. Pasal 4 ayat (3) UU PPh
Pasal 4 UU PPN
ORANG PRIBADI
ORGANISASI SOSIAL
LEMBAGA SWADAYA MASYARAKAT
LEMBAGA KURSUS
5. INSTANSI/LEMBAGA PEMERINTAH
13
PERLAKUAN PERPAJAKAN
ATAS PROGRAM-PROGRAM DIKSETARA
BANTUAN/
SUBSIDI DARI APBN
(Rp)
Milik Swasta
Kegiatan
Wajib Potong
PPh Pasal 21, PPh Pasal 23,
PPh Pasal 4 ayat (2)
Milik Negeri
Kegiatan
(beasiswa)
Belajar
Tidak Dipotong
PPh dan
tidak Dipungut PPN
15
Lembaga/Org./Badan/Sekolah
Milik Swasta
1.
2.
3.
4.
16
BUKAN PEGAWAI
TENAGA AHLI (PENGACARA, AKUNTAN, ARSITEK, DOKTER,
KONSULTAN, NOTARIS, PENILAI DAN AKTUARIS
PEMAIN MUSIK, PEMBAWA ACARA, PENYANYI, PELAWAK,
BINTANG FILM, BINTANG SINETRON, BINTANG IKLAN,
SUTRADARA, KRU FILM, FOTO MODEL, PERAGAWAN/TI,
PEMAIN DRAMA, PENARI, PEMAHAT, PELUKIS & SENIMAN
LAINNYA
OLAHRAGAWAN;
PENASEHAT, PENGAJAR, PELATIH, PENCERAMAH,
PENYULUH & MODERATOR
PENGARANG PENELITI, DAN PENERJEMAH;
AGEN IKLAN;
JIKA WP TDK
MEMILIKI NPWP
MAKA
TARIFNYA 20%
LEBIH TINGGI
PTKP*
* SYARATNYA BUKAN PEGAWAI
HARUS MEMILIKI NPWP & TDK
MENERIMA SUMBER PENGHASILAN
17
LAINNYA
LEMBAGA/ORG./BADAN/SEKOLAH
MILIK PEMERINTAH
1.
2.
Uang Transport kepada tenaga pengajar dipotong PPh Pasal 21 dengan tarif 15% final
bila yg menerima PNS/TNI/Polri atau tarif Pasal 17 yaitu 5% atau 6% (bagi penerima
yg tidak memiliki NPWP) x 50% x jumlah bruto, bila yg menerima bukan
PNS/TNI/Polri, sepanjang tidak bisa membuktikan bukti-bukti pengeluarannya
3.
Pengadaan konsumsi dan ATK + Bahan habis pakai, buku dan pengadaan barang
lainnya yang jumlah pembayarannya melebihi Rp 1 juta (tidak termasuk PPN-nya)
dipungut PPh Pasal 22 sebesar 1,5% atau 3% (bagi penjual barang yg tidak memiliki
NPWP) dari jumlah bruto, dan dipungut PPN juga sebesar 10% dari jumlah bruto
apabila pembayarannya (nilai kuitansi) diatas Rp 1 juta.
4.
Jasa catering dipotong PPh pasal 23 sebesar 2% atau 4% (bagi pemberi jasa yang
tidak memiliki NPWP) dari jumlah bruto pembayaran dan pengenaan pemotongan PPh
Pasal 23 ini tanpa batasan jumlah rupiahnya. Apabila pembayaran Rp 1 juta lebih,
maka dipungut PPN sebesar 10% dari dasar pengenaan pajak (nilai jasa tanpa PPN).
Direktorat
Penyuluhan
Pelayanan dan
Objek Pemotongan PPh Pasal
23 diatur
Permenkeu
No.244/PMK.03/2008
Humas
18
19
BIAYA PENGURANG
PENGHASILAN BRUTO
(BISA MENGURANGI PPh
YG TERUTANG BAGI
PERUSAHAAN)
Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan
Humas
20
SANKSI PERPAJAKAN
SANKSI
ADMINISTRASI
D
E
N
D
A
B
U
N
G
A
SANKSI
PIDANA
K
E
N
A
I
K
A
N
ALPA
SENGAJA
KURUNGAN
DAN
DENDA
PENJARA
DAN
DENDA
21
SANKSI ADMINISTRASI
DENDA
Ps. 7 UU KUP
Rp 100.000
SPT MASA PPh
Ps.21/22/23/26
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN
Rp500.000
SPT MASA PPN DAN
PPnBM
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN
Rp 100.000
SPT TAHUNAN PPh Ps. 21
TERLAMBAT/ TIDAK
DISAMPAIKAN
(Untuk Tahun Pajak 2007
BUNGA
KENAIKAN
50%
2%/BULAN
maks 24 BULAN
PEMBETULAN SENDIRI
SPT
100%
HASIL PEMERIKSAAN
(SKPKB)
100%
KARENA DITERBITKAN
SKPKBT
IZIN PENUNDAAN
PENYAMPAIAN SPT
200%
DITERBITKAN SKPKB
KARNA ALPA PERTAMA KALI
DARI
PAJAK
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
danYANG TIDAK/
Humas
KURANG DIBAYAR
22
SANKSI PIDANA
SENGAJA
ALPA
Ps. 39 UU KUP
Ps. 38 UU KUP
MENIMBULKAN KERUGIAN
PADA PENDAPATAN NEGARA
PENJARA PALING SINGKAT 6 BULAN DAN
KURUNGAN PALING SINGKAT 3 BLN ATAU PALING LAMA
PALING LAMA 6 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT
1 TAHUN DAN DENDA PALING SEDIKIT 1 KALI DARI
2 X DARI
Direktorat Penyuluhan Pelayanan
danJML PAJAK TERUTANG DAN PALING
PAJAK YG TERHUTANG ATAU 2 KALI DARI PAJAK TERHUTANG
BANYAK
4 KALI DARI JML PJK TERHUTANG
Humas
23
SANKSI PERPAJAKAN
BAGI PETUGAS PAJAK
(Pasal 36 A UU UP)
PETUGAS PAJAK
DALAM MENGHITUNG
ATAU MENETAPKAN PAJAK
24
500-200
SMS
0813 178 72525
( 0813 178 PAJAK )
Website:
humas@pajak.go.id
pengaduan@pajak.go.id
www.pajak.go.id
25
26
Rp1.320.000 = NIHIL
PILON, PELATIH (BUKAN PEGAWAI), MENERIMA HONORARIUM DARI SANGGAR DKI
SEBESAR Rp250.000,- YG HANYA DIBERIKAN SEKALI PADA BULAN AGUSTUS 2009.
PILON PUNYA NPWP. PPh PASAL 21 TERUTANG PADA BULAN AGUSTUS :
50% X PENGHASILAN SEBULAN X TARIF PASAL 17 =
50% X
Rp250.000
X
5%
= Rp6.250, POLIN, PENGAJAR (BUKAN PEGAWAI) MENERIMA HONORARIUM DARI PKBM KASIH
RP250.000,-/BULAN DARI AGUSTUS S.D DESEMBER 2009. POLIN PUNYA NPWP DAN
JUGA SEBAGAI PENGAJAR DI SEKOLAH LAIN.
PPh PASAL 21 TERUTANG SETIAP BULANNYA :
50% X PENGHASILAN SEBULAN X TARIF PASAL 17 =
50% X Rp250.000
X
5%
= Rp6.250,PPh PASAL21 MENJADI TERUTANG SEBESAR Rp6.250,- SETIAP BULANNYA
KARENA POLIN MENDAPATKAN PENGHASILAN LAIN DI LUAR PENGHASILAN DARI
Direktorat Penyuluhan Pelayanan dan
TK KASIH
Humas
27
DISETOR
DGN SSP KE :
- BANK PERSEPSI, ATAU
- KANTOR POS GIRO
PALING LAMBAT
TGL 10 BLN BERIKUTNYA
BILA JATUH PD
HARI LIBUR PENYETORAN
PADA HARI
Direktorat
Penyuluhan
Pelayanan dan
KERJA
BERIKUTNYA
Humas
28
DILAPORKAN
DGN SPT MASA PPh
PASAL 21 KE KPP/KP2KP
PLG LAMBAT TGL 20
BULAN TAKWIM
BERIKUTNYA
JIKA JATUH PD
HARI LIBUR
PD HARI KERJA
BERIKUTNYA
29
Lampiran II
Peraturan Direktur Jenderal Pajak
Nomor: PER-32/PJ/2009
Tanggal: 25 Mei 2009
P W P
Alamat
o.
1.
(3)
Jenis Penghasilan
Tarif
lebih
tinggi
20%
(Tidak
BerPWP)
Tarif
(2)
(3)
(4)
(5)
(6)
(1)
Perubahan
(2)
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
Jumlah
Terbilang :
., . 20 .
Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dipotong di atas merupakan Angsuran atas
Pajak Penghasilan yang terutang untuk tahun
pajak yang bersangkutan. Simpanlah bukti
pemotongan ini baik-baik untuk diperhitungkan
sebagai kredit pajak dalam Surat
Pemberitahuan (SPT) Tahunan PPh Orang
Pribadi.
Pemotong Pajak
P W P
a m a
(4)
(5)
F.1.1.33.01
(6)
30
Perubahan
PWP
Alamat
(3)
o.
Jenis Penghasilan
Tarif
(1)
1.
(2)
(3)
(4)
(5)
2.
Terbilang :
*) Lihat petunjuk pengisian
., . 20 . (4)
Pemotong Pajak (5)
PWP
ama
Perhatian :
1. Jumlah Pajak Penghasilan Pasal 21 yang
dipotong di atas bukan merupakan kredit
pajak dalam Surat Pemberitahuan (SPT)
Tahunan PPh Orang Pribadi.
2. Bukti Pemotongan ini dianggap sah
apabila diisi dengan lengkap dan benar.
......................................................... (6)
F.1.1.33.02
31
Departemen
Keuangan RI
Direktorat
Jenderal
Pajak
DAFTAR BUKTI
PEMOTONGAN
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 DAN/ATAU
PASAL 26 (TIDAK FINAL)
Masa Pajak
(Bulan/Tahun)
/ 2 0
Bukti Pemotongan
No
NPWP
(1)
(2)
(3)
Nomor
Tanggal
(4)
(5)
Jumlah Objek
PPh Pasal 21
dan/atau
Pasal 26
PPh Pasal 21
dan/atau
Pasal 26 yang
Dipotong
(6)
(7)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Perubahan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Jumlah
Halaman ke
dari
halaman
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
32
Departemen
Keuangan RI
Direktorat
Jenderal
Pajak
DAFTAR BUKTI
PEMOTONGAN
PAJAK PENGHASILAN
PASAL 21 DAN/ATAU
PASAL 26 (FINAL)
Bukti Pemotongan
No
NPWP
(1)
(2)
(3)
Nomor
Tanggal
(4)
(5)
Masa Pajak
(Bulan/Tahun)
Jumlah Objek
PPh Pasal 21
dan/atau
Pasal 26
PPh Pasal
21dan/atau
Pasal 26 yang
Dipotong
(6)
(7)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Perubahan
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Jumlah
Halaman ke
dari
halaman
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
33
Departemen
Keuangan RI
Direktorat
Jenderal
Pajak
SPT Masa
Pajak Penghasilan
Pasal 21 dan/atau Pasal 26
SPT Normal
SPT Pembetulan Ke-____
Tahun Kalender
20
Formulir
1721
(Bulan/Tahun)
Masa Pajak
2 0
Perubahan
NPWP
Nama WP
Alamat
No mo r
Telepo n
A lamat
Email
G o l o ng a n P e ne r i ma
P e ng ha s i l a n
J uml a h
P e ne r i ma
P e ng ha s i l a n
J uml ah
P e ng ha si l an B r ut o
( Rp)
Juml a h
P a j a k T er ut a ng
( Rp)
(2 )
(3)
(4 )
(5)
(1)
Pegaw ai Tetap
Distributor MLM
10
11
12
Tenaga Ahli
13
14
15
16
Peserta Kegiatan
17
18
19
20
Jumlah Bagian B
(Penjumlahan Angka 6 s.d. 19)
21
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang telah Disetor pada Masa Pajak Januari s.d. November
(Diisi hanya pada Masa Pajak Desemb er)
22
23
24
25
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor (angka 20 angka 24)
Tahun Kalender
10
11
12
26
27
28
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor pada SPT yang Dibetulkan
(merupakan pindahan dari Bagian B Angka 25 dari SPT yang Dibetulkan)
Dit.P2Humas
Direktorat Penyuluhan
Pelayanan dan
Humaske Masa Pajak
Kelebihan setor pada angka 25 atau angka 27 akan dikompensasikan
Tahun
PPh Pasal 21 dan/atau Pasal 26 yang Kurang (Lebih) Disetor karena pembetulan (angka 25 angka 26)
34
34
G o l o ng an P ener i ma
Peng hasi l an
Juml ah
P ener i ma
P eng hasi l a n
Juml ah
P eng hasi l an B r ut o
(R p)
Juml ah
P aj ak T er ut ang
(R p)
(2)
(3)
(4)
(5)
(1)
29
30
31
Jumlah B agian C
(P enjumlahan A ngka 29 s.d 30)
Bagian D Lampiran
a) Surat Setoran Pajak ____ lembar
f ) Formulir 1721 I
(Di sa mpa i k a n ha nya pa da M a sa
Pa j a k Desember)
g) Formulir 1721 II
i)
Perubahan
Dengan menyadari sepenuhnya akan segala akibatnya termasuk sanksi - sanksi sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berlaku, saya menyatakan bahw a apa yang telah saya beritahukan di atas beserta
lampiran-lampirannya adalah benar, lengkap dan jelas.
PEMOTONG PAJAK (PIMPINAN)
Nama
Melalui Pos
NPWP
Tanda Tangan
Tanggal (dd/mm/yyyy)
____/_____/____
Tanda Tangan
___/___/_____
Ata s pengha silan ya ng diba yarka n kepa da pegawa i dan bukan pegawa i ya ng tida k memiliki NPWP, dikena ka n Pemotonga n PPh Pa sal 21 dengan ta rif ya ng lebih tinggi
20% da ripa da tarif yang diterapka n da lam PPh Pa sal 21, sehingga jumlah PPh yang dipotong tarifnya
35
Direktorat
Jenderal
Pajak
A.
1721 - I
Tahun Kalender
2
DAFTAR PEGAWAI TETAP DAN PENERIMA PENSIUN ATAU THT/JHT YANG PENGHASILAN NETONYA
MELEBIHI PENGHASILAN TIDAK KENA PAJAK (PTKP)
No
NPWP
Penghasilan Bruto
(Rupiah)
PPh Pasal 21
dan/atau Pasal 26
Terutang
(Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
A1.
B.
C.
Dit.P2Humas
Direktorat Penyuluhan
Pelayanan dan
Humas
Jumlah (A1 + B)
36
36
1721 - II
Departemen
Keuangan RI
Direktorat
Jenderal
Pajak
A.
DAFT AR PERUBAHAN
PEGAWAI T ET AP
MASA PAJAK
(Bulan/Tahun )
No
NPWP
Penghasilan
Bruto
(Rupiah)
PPh Pasal 21
Dan/Atau Pasal
26 Terutang
(Rupiah)
(1)
(2)
(3)
(4)
(5)
1.
2.
3.
4.
5.
B.
No
NPWP
(1)
(2)
(3)
(TK, K,
K/I, PH,
HB)
Jum lah
Tanggungan
(4)
(5)
1.
2.
3.
4.
5.
C.
No
NPWP
Tanggal
Terdaftar
(1)
(2)
(3)
(4)
1.
2.
3.
4.
5.
halaman Penyuluhan
Dit.P2Humas
Direktorat
Pelayanan dan
JIKA FORMULIR INI TIDAK MENCUKUPI, DAPAT DIBUAT SENDIRI SESUAI DENGAN BENTUK INI
Humas
Halaman ke
dari
37
37
Direktorat
Jenderal
Pajak
DAFTAR PEGAWAI
TETAP/PENERIMA PENSIUN
BERKALA
1721 - T
MASA PAJAK
(Bulan/Tahun )
Status Karyawan
No
(1)
NPWP*
(2)
PH, HB)
Jum lah
Tanggungan
(4)
(5)
(TK, K, K/I,
(3)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.
23.
24.
25.
26.
27.
28.
29.
30.
Dit.P2Humas
Direktorat Penyuluhan
Pelayanan dan
Humas
* Untuk Pegawai yang tidak memiliki NPWP, maka kolom NPWP dikosongkan
38
38
NPWP
LEMBAR
(SSP)
NAMA WP
......
ALAMAT WP
......
NOP
......
ALAMAT OP
......
......
Jan
Feb
Mar
Apr
Mei
Masa Pajak
Jun
Jul
Ags
Sep
Okt
Nov
Tahun Pajak
Des
Beri tanda silang (x) pada kolom bulan, sesuai dengan pembayaran untuk masa yang berkenaan
Nomor Ketetapan
Perubahan
Jumlah Pembayaran
: ..
Diisi dengan rupiah penuh
Terbilang : .......
.......
.......
Wajib Pajak/Penyetor
..
Nama Jelas :
Tanggal ....
Nama Jelas :
..
" Terima kasih Telah Membayar Pajak - Pajak Untuk Pembangunan Bangsa "
Ruang Validasi Kantor Penerima Pembayaran
F.2.0.32.01
39
1.
Objek
Penyerahan Barang Kena Pajak
Kecuali :
a. Barang hasil pertambangan atau hasil
pengeboran , yang diambil langsung dan
sumbernya ;
b. Barang-barang kebutuhan pokok yang
sangat dibutuhkan oleh rakyat banyak ;
c. Makanan dan minuman yang disajikan
dihotel , restoran, rumah makan, wrung.
Dan sejenisnya ;
d. Uang , Emas batangan, dan surat-surat
berharga
Tarif
Dasar
Penghitungan
10%
Dasar Pengenaan
Pajak
Sifat
Batas waktu
penyetoran
Tgl 7
bln
berikutnya
(utk
bendahara)
Tgl 15 bln
berikutnya
(utk non
bendahara)
Batas waktu
pelaporan
Tgl 14
bln
berikutnya (utk
bendahara)
Tgl 20 bln
berikutnya (utk
non bendahara)
40
40
2.
Objek
Tarif
Dasar
Penghitungan
10%
Dasar Pengenaan
Pajak
Sifat
Batas waktu
penyetoran
Tgl 7
Glanjutan
Batas waktu
pelaporan
bln
berikutnya
Tgl 14
bln
berikutnya
Tgl 15 bln
berikutnya
(utk non
bendahara)
Tgl 20 bln
berikutnya (utk
non bendahara)
41
42
43
44
Glanjutan
a.
jasa yang diterima oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan
penangkapan ikan nasional yang meliputi :
1. Jasa persewaan kapal;
2. Jasa. kepelabuhanan meliputi jasa tunda,jasa pandu,jasa tambat, dan jasa labuh;
3. Jasa perawatan atau reparasi (docking) kapal;
b. Jasa yang diterima oleh Perusahaan Pelayaran Niaga Nasional atau perusahaan
penangkapan ikan nasional yang meliputi :
1. Jasa persewaan pesawat udara;
2. Jasa perawatan atau reparasi pesawat udara;
c. Jasa perawatan atau reparasi kereta api yang diterima oleh PT Kereta Api Indonesia;
d. Jasa yang diserahkan oleh kontraktor untuk pemborongan bangunan berupa rumah
sederhana, rumah sangat sederhana, rumah susun sederhana, pondok boro,
asrama mahasiswa dan pelajar serta perumahan lainnya, yang batasannya ditetapkan
oleh Menteri Keuangan setelah mendengar pertimbangan Menteri Pemukiman dan
Prasarana Wilayah dan pembangunan tempat yang sematasemata-mata untuk keperluan
ibadah;
e. Jasa persewaan rumah susun sederhana, rumah sederhana, dan rumah sangat
sederhana; dan,
f. Jasa yang diserahkan oleh Tentara Nasional Indonesia dalam rangka tersedianya data
batas dan photo udara wilayah Negara Republik Indonesia.
45
500-200
SMS
0813 178 72525
( 0813 178 PAJAK )
Website:
humas@pajak.go.id
pengaduan@pajak.go.id
www.pajak.go.id
46
47